NAMA :
1. WA SARIDA
2. MARLINA TEHUAYO
3. NYAI PATTIIHA
4. FITRI DEWI PARAMITA
C. Prosedur:
1. Ibu menempatkan bayi di dekat payudaranya.
2. Tangan ibu menyangga bahu bayi pada dasar
leher. Tidak boleh ada tekanan dari lengan atau
tangan ibu atau dari bantal terhadap bagian belakang
kepala bayi karena bayi harus mampu
menegadahkan kepalanya.
3. Tubuh bayi di rotasikan ke arah ibu. Posisi ini terdiri
dari posisi perut ibu menyentuh perut bayi atau posisi
dada bayi menempel pada payudara ibu atau posisi
dada bayi menempel dada ibu.
4. Kemudian ibu mengerakkan bayi ke payudara ibu,
posisi hidung bayi sejajar dengan putting ibu.
5. Payudara ibu jangan di tonjolkan menuju bayi karena
hal ini dapat mengubah posisi duktus dan
menghalangi aliran alami ASI.
6. Memulai memberikan makan dengan mendekatkan
“hidung bayi ke putting susu ibu” dapat membantu
bayi mengenali payudara ibumelalui sensasi bau
yang sudah terbentuk dan menyejajarkan mulut bayi
pada payudara ibu ketika kepala bayi menengadah.
7. Ibu memindahkan bayi bayi menjauh 2,5 sampai 7,5
cm dari putting susu ibu.
8. Setelah ibu memindahkan bayi kembali mendekat ke
payudara, bayi akan menganga, membuka mulutnya
dengan sangat lebar dan saaat bayi menengadahkan
kepala, jika bayi gagal membuka mulut, ibu harus
mengulangi gerakan ini.
9. Pertimbangkan melakukan sesi tambahan
menggendong bayi dengan kulit bayi menyentuh kulit
ibu untuk memperbaiki pengaturan motorik bayi untuk
bayi yang gagal membuka mulutdengan lebar atau
menyusu.
10. Ibu tidak boleh mendorong putting ke dalam mulut
bayi; tindakan ini tidak dapat menghasilkan posisi
putting yang optimal atau kompresi yang tepat dan
dapat menyebabkan tidak melekatnya payudara dan
putting susu pada mulut bayi saat bayi menyusu.