Anda di halaman 1dari 33

HASIL PENGKAJIAN

I. Gambaran RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2 merupakan cabang dari RS PKU

Muhammadiyah Jogjakarta didirikan pada tanggal 15 Februari 2009. Berdirinya rumah

sakit ini merupakan pengembangan dari RS PKU Unit 1 Muhammadiyah Yogyakarta di

jalan KH Ahmad Dahlan. Visi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah menjadi

rumah sakit islam yang berlandaskankan Al-Quran dan Sunnah Rasul, dan sebagai

rujukan terpercaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah dengan

kualitas pelayanan kesehatan yang islami, profesional, cepat, nyaman dan bermutu setara

dengan kualitas pelayanan rumah sakit terkemuka di Indonesia dan Asia.

Misi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II adalah:

1. Menyelenggarakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan menggunakan


pendekatan metode pemberian asuhan keperawatan professional.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkesinambungan bagi semua staf
keperawatan.
3. Mengupayakan pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung pelayanan
keperawatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan yang didasari nilai-nilai Islam sebagai
bentuk da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar.

II. Gambaran Umum Ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2

Ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah Unit 2 Yogyakarta merupakan unit rawat

inap Medikal Bedah, Anak, dan Kebidanan. Ruang perawatan terdiri dari 2 ruang VIP

didalamnya terdapat 1 kamar mandi dalam, 1 tempat tidur pasien, 1 tempat tidur

penunggu, 1 meja kabinet, 1 AC, 1 TV, 1 kulkas, 1 lemari, 1 wastafel dan 1 meja.

Terdapat 2 kelas 1 yang didalamnya berisi 1 tempat tidur, 1 kamar mandi dalam, 1 AC, 1

lemari, 1 meja kabinet, dan 1 kursi panjang . Kelas II terdapat 2 ruangan yang
didalamnya berisi 2 tempat tidur pasien, 1 kamar mandi dalam, 1 AC, dan 2 meja kabinet.

Kelas III terdapat 5 ruang yang terdiri dari 5 tempat tidur, 5 meja kabinet, 1 AC, dan 1

kamar mandi dalam.

Dalam usaha mengembangkan pelayanannya Ruang Firdaus mempunyai

karakteristik manajemen sebagai berikut:

1. Falsafah

Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta unit II berkeyakinan:

Keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional dan amaliah ibadah,

diberikan dengan memandang pasien sebagai makhluk yang holistik, tanpa

membedakan suku, kepercayaan, agama, status sosial, dan ekonomi.

2. Tujuan

Tujuan Manajemen Keperawatan adalah:

Mewujudkan pelayanan keperawatan yang diselenggarakan secara

professional, menggunakan teknologi sesuai perkembangan dan dapat memenuhi

tuntutan kebutuhan masyarakat.

3. Motto

AMANAH ( Antusias, Mutu, Aman, Nyaman, Akurat, Handal).

Falsafah, Tujuan dan Motto Ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah unit 2

sama dengan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ruang Firdaus belum

mempunyai visi dan misi ruangan tersendiri, masih menjadi satu misi dan visi rumah

sakit.
STRUKTUR ORGANISASI RUANG FIRDAUS
DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 2

Manajer Pelayanan Medik dan Keperawatan


Arif Riyanto, S.Kep Ns

Supervisor Firdaus
Eny Hernani, S.Kep, Ns

Perawat Primer A Perawat Primer B Perawat Primer C


1. Brilian Ayuningtyas, 1. Uzil fathuljannah 1. Anif Nazar
S.Kep. NS AMD.Kep Astuti, AMD.Kep
2. Ninuk Setyawati, 2. Lusi anindia M 2. Sutarni
AMD.Kep AMD.Kep Isnaeni,AMD.Kep

Perawat Asosiate Perawat Asosiate Perawat Asosiate


1. Sri wahyuni eka 1. Fathoni arif 1. Anita dwi astuti
AMD.kep AMD.kep AMD.kep
2. Mawanti catur reni 2. Atikah Apriliana
AMD.kep AMD, Kep
3. Nungki fajarwati
AMD.kep

Pramu Husada
1. Nani Arifiati
2. Ita Purwati
HASIL

A. Unsur Input

1. Row Input

a. Pasien

Konsep :

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit 2 merupakan rumah sakit


tipe C dan menjadi rumah sakit rujukan yang menerima rujukan dari
puskesmas, dokter yang berasal dari daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Ruang Firdaus merupakan ruangan yang dikhususkan untuk pasien medikal
bedah, anak,bayi dan kebidanan.
Kajian :
Pasien yang dirawat di ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta unit 2 adalah pasien dewasa dan anak kelas I, II, III, dan VIP.
dengan berbagai macam penyakit

2. Instrumental Input

a. Man/ Perawat

1) Kuantitas
Di Ruang Firdaus terdapat 15 perawat. Menurut kebijakan dari RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, penghitungan kebutuhan
perawat menggunakan penghitungan dari Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (d/h Depertemen Kesehatan Republik Indonesia).

Konsep teori:
Kebutuhan tenaga keperawatan ditetapkan berdasarkan karakteristik
klien, model penugasan dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk
mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Kesesuaian tenaga keperawatan
yang mencakup jumlah, jenis dan kualifikasi dengan kebutuhan pelayanan
diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang efektif dan
efisien (DepKes, 2002). Ada beberapa kriteria jumlah perawat yang
dibutuhkan untuk dinas pagi, sore, dan malam yaitu:
Tabel.1. Kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan untuk dinas pagi, sore,
malam
Klasifikasi pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,17 0,27 0,25 0,10 0,36 0,30 0,20

Untuk menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dapat


menggunakan rumus :
a) Menurut perhitungan Gilies adalah sbb:

AxBxC F
= =H
(C − D) x E G

Keterangan :
A = Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = Rata-rata jumlah pasien /hari
C = Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

4,23 𝑗𝑎𝑚 𝑥 10 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 365


𝑥=
(365 − 74)𝑥 6,6 𝑗𝑎𝑚

Jadi kebutuhan perawat di ruang Firdaus menurut Gillies = 8 orang perawat.


Analisa:
Berdasarkan perhitungan menurut Gillies, jumlah perawat yang dibutuhkan
sebanyak 8 orang. Mengingat jumlah SDM yang bertugas di Ruang firdaus
sebanyak 15 orang perawat (termasuk pekarya). Maka, dengan BOR 69%
jumlah perawat untuk ruang firdaus mengalami kelebihan perawat 7 orang.
b) Kebutuhan Tenaga Perawat menurut Direktorat Pelayanan Keperawatan
Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001)

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi)


untuk Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day) dengan rumus:

Jumlah hari minggu dalam setahun (53) + cuti (12) + hari besar (10) x jumlah
perawat tersedia

Jumlah hari kerja efektif

53 + 12 + 10 x 15
= 4 Orang
365 – (53 + 12 + 10)

Jam efektif di ruang Firdaus adalah, sbb:

1 pasien x 3 jam : 3 jam


6 pasien x 5 jam : 30 jam
3 pasien x 7 jam : 21 jam +
54 jam
Kebutuhan perawat :

Rata − rata jumlah jam efektif perawat


Jam kerja efektif per shift (7)

54

7
= 7,7
 8 orang

Jadi kebutuhan perawat menurut Teori Depkes adalah :


= 8 orang + 4 orang
= 12 orang

Berdasarkan perhitungan menurut Depkes jumlah perawat yang


dibutuhkan sebanyak 12 orang. Mengingat jumlah SDM yang bertugas di
Ruang firdaus sebanyak 15 orang perawat (termasuk pekarya). Maka, dengan
BOR 69% jumlah perawat untuk Ruang firdaus mengalami kelebihan SDM
sebanyak 3 orang.
c) Menurut perhitungan Douglas adalah sebagai berikut :
Jam efektif di ruang Firdaus adalah, sbb:
1 pasien x 3 jam : 3 jam
6 pasien x 5 jam : 30 jam
3 pasien x 7 jam : 21 jam +
54 jam
Jadi, Rata-rata jam efektif di ruang Firdaus adalah 54/21= 2,57 jam.
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan di Ruang Firdaus menurut Douglas
sesuai dengan klasifikasi derajat ketergantungan pasien, adalah sebagai
berikut :
Minimal care : 1 orang
Intermediate care : 6 orang
Total care : 3 orang
Jumlah kebutuhan perawat ialah :
i. Shift pagi
Minimal care : 1 pasien x 0.17 = 0.17
Intermediet care : 6 pasien x 0.27 = 1.62
Total care : 3 pasien x 0.36 = 1.08
Jumlah  2.87 = 3 Perawat
ii. Shift Sore
Minimal care : 1 pasien x 0.14 = 0.14
Intermediet care : 6 pasien x 0.15 = 0.9
Total care : 3 pasien x 0.30  0.9
Jumlah  1.94 = 2 Perawat
iii. Shift Malam
Minimal care : 1 pasien x 0.07 = 0.07
Intermediet care : 6 pasien x 0.10 = 0.6
Total care : 3 pasien x 0.20 = 0.6
Jumlah  1.27 = 1 perawat
Total Perawat 6 orang + 20% (antisipasi kekurangan atau cadangan
tenaga yang dibutuhkan)
=6+1
= 7 orang
Berdasarkan perhitungan menurut Douglas jumlah perawat yang
dibutuhkan sebanyak 7 orang.

d) Analisa data perhitungan dari beberapa teori/pendapat


Hasil Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat / Perawat Firdaus RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta per Januari 2013

Metode Hasil Yang ada Keterangan


Gillies 8 15 Lebih
Douglas 7 15 Lebih
Depkes 12 15 Lebih

Perhitungan kebutuhan perawat melalui metode Gillies, Douglas, dan


Depkes diperoleh hasil jumlah kebutuhan perawat dengan jumlah perawat
yang terdapat di Bangsal Firdaus mengalami kelebihan tenaga. Berdasarkan
kebijakan RS PKU Muhammadiyah Unit II perhitungan kebutuhan perawat
menggunakan Depkes dan setelah mahasiswa melakukan perhitungan
kebutuhan perawat sesuai kebijakan dari RS jumlah kebutuhan perawat
mengalami kelebihan sebanyak 3 perawat dari jumlah perawat yang tersedia.
Sehingga tidak terdapat masalah antara kebutuhan perawat dengan
ketersediaan perawat di Bangsal Firdaus.
2) Kualitas
Kebijakan mengenai kualitas keperawatan di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II, digambarkan dalam pola ketenagaan yang digunakan
sebagai acuan untuk perencanaan dan pengembangan staf keperawatan.
Pengembangan staf keperawatan dilakukan dengan cara pendidikan
berkelanjutan baik yang diselenggarakan sendiri oleh rumah sakit maupun
mengikutsertakan staf yang diselenggarakan pihak luar rumah sakit.
Perawat yang mengikuti pelatihan diluar rumah sakit wajib
mensosialisasikan hasil pelatihan. Pengiriman peserta diklat menggunakan
sistem seleksi sesuai ketentuan rumah sakit.
a) Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di Ruangan Firdaus

No. Jenis Pendidikan ∑ % Keterangan


1. SI Keperawatan 2 13,33 Supervisor dan Perawat Primer
2. DIII 11 73,33 Perawat Asosiet
3. DI 2 13,33 Asisten perawat
Jumlah 15 100

Dari data diatas kualitas ketenagaan di Ruang Firdaus berdasarkan


pendidikan, terdiri dari S1 Keperawatan 2 orang, D III Keperawatan 11
orang dan D I keperawatan 2 orang.
Analisis:
Kualitas ketenagaan yang memiliki jenjang pendidikan S1 di ruang
Firdaus masih kurang, sehingga perlu adanya peningkatan pendidikan
perawat misalnya ditambahkan dengan beberapa pelatihan terkait dengan
skill maupun kegiatan yang ada di rumah sakit.
b) Kajian Data Pendidikan Formal
Tenaga perawat di Bangsal Firdaus berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut:

Distribusi Perawat Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Pelatihan


yang pernah diikuti di Bangsal Firdaus RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
No Nama Pendidikan Pelatihan yang Lama
Terakhir pernah diikuti Kerja
1 Eni Hernani, S1 Keperawatan Terlampir 6 tahun
S.Kep,Ns 2 bulan

2 Brilian Ayuningtyas, S1 Keperawatan Terlampir 2 tahun


S.Kep,Ns 10
bulan
3 Anif Nazar Astuti, DIII Keperawatan Terlampir 13
Amd.Kep tahun

4 Sri Wahyuni Eka, DIII Keperawatan Terlampir 2 tahun


Amd.Kep 10
bulan
5 Mawanti Catur Reni, DIII Keperawatan Terlampir 2 tahun
Amd.Kep 10
bulan
6 Nungki Fajarwati, DIII Keperawatan Terlampir 1 tahun
Amd.Kep 5 bulan

7 Minuk Setyawati, DIII Keperawatan Terlampir 3 tahun


Amd.Kep 10
bulan
8 Atikah Apriliana, DIII Keperawatan Terlampir 3 tahun
Amd.Kep 4 bulan

9 Anita Dwi Astuti, DIII Keperawatan Terlampir 2 tahun


Amd.Kep 5 bulan

10 Fathoni Arif, DIII Keperawatan Terlampir 1 tahun


Amd.Kep 5 bulan

11 Sutarni Ismaeni, DIII Keperawatan Terlampir 16


Amd.Kep tahun
4 bulan
12 Lusi Anindia, DIII Keperawatan Terlampir 3 tahun
Amd.Kep 11
bulan
13 Uzli Fathul Janah, DIII Keperawatan Terlampir 3 tahun
Amd.Kep 4 bulan
14 Nani Arifiati DI Keperawatan Terlampir 3 tahun
11
bulan
15 Ita Purwati DI Keperawatan Terlampir 2 tahun
10
bulan

Analisa :
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa standar menjadi KARU di ruang
firdaus sudah terpenuhi yakni berpendidikan S1 keperawatan dan lama bekerja
(6 tahun 2 bulan), untuk perawat primer di ruang firdaus sudah terpenuhi dengan
berpendidikan S1 keperawatan atau DIII Keperawatan dengan lama bekerja rata
– rata di atas 2 tahun, walaupun masih banyak yang berpendidikan DIII
keperawatan dibandingkan dengan S1 keperawatan. Sedangkan perawat asosiet
di ruang firdaus juga sudah memenuhi standar perawat asosiet yang dibutuhkan
yakni berpendidikan DIII keperawatan.
c) Kajian Data Pendidikan Non Formal
Distribusi Perawat Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Pelatihan yang pernah
diikuti di Bangsal Firdaus RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

No Nama Pelatihan Tahun


1 Eni Hernani, S.Kep,Ns Pel. Keperawatan Profesional 2007
Pel. Customer Service 2007
Pel. BLS Bagi Perawat 2007
Pel. PPGD Bagi Perawat 2008
Pel. Penerapan MPKP 2008
Pemebekalan dan pelatiahn AMT 2009
Refressing HIV-AIDS 2009
Pel. Pengelolaan Penyiapan Obat 2009
Pel. SIM RS 2010
Pel. Pelayanan Prima 2010
Seminar Penanganan Diabetus 2010
Pel. Edah Trauma 2010
Pel. Kep. Patient Safety di IBS 2010
Work. Infection Control Patient Safety 2010
Pel. Askep pasien Post Operasi 2010
Sosialisasi pstient safety 2010
Pelatihan pelayanan prima 2010
Work. Hospital Disaster Plan 2011
Pel. Manajemen Kepala Ruang 2011
Pel. PPI RS 2011
Pel. K3 2011
Pel. Tim Akreditasi PKU 2 2011
2 Anif Nazar Astuti, Lat. Pelayanan Prima 2001
Amd.Kep Sem. Kesehatan Reproduksi 2002
Pel. Pengembangan Pribadi 2002
Pel. Askep dan teknik dasar BLS 2002
Baitul Arqom 2002
Simp. Konsep Mutakhir Diare 2003
Sem. Cedera Muskuloskeletal 2003
Pel. HIV-AIDS dan SARS 2003
Pel. CMV Pada Anak 2004
Sem. Perdarahan pada anak 2004
Pel. Penanganan demam berdarah 2004
Pel. Program Polio 2004
Sem. Tumbuh Kembang anak 2005
Pel. Penanganan balita gizi buruk 2005
Pel. Poliomyelitis 2005
Pel. Resusuitasi cairan pada anak 2005
Pel. Keperawatan Anastesi 2005
Simposium Asma 2008
Penyegaran pasien DHF 2009
Refressing HIV-AIDS 2009
Pel. SIM RS 2010
Pel. Askep Pasien post operasi 2010
Pel. Pelayanan prima 2011
Pel. PPGD 2011
Pel. AMT 2011
3 Brilian Ayuningtyas, Pel. Paradigma Tamu 2010
S.Kep,Ns Pel. Perawatan Luka 2010
Pel. Askep Post Op 2011
Pel. AMT 2011
4 Sri Wahyuni Eka, Pel. Perawatan Luka 2010
Amd.Kep Pel. Pencegahan dan Pengendalian 2010
INOS
Pel. AMT 2011
Pel. Tata Cara Peti Jenazah Secara 2011
Medis dan Agama
5 Mawanti Catur Reni, Pel. Pelayanan Prima 2010
Amd.Kep Pel. Keperawatan Bedah Patient Safety 2010
di IBS
Pel. BLS PLUS 2011
Pel. Tata Cara Peti Jenazah Secara 2011
Medis dan Agama
6 Nungki Fajarwati, Pel. AMT 2011
Amd.Kep Training Untuk Perawat Pemakaian 2011
Infus Pump dan Syringe Pump
Bekerjasama dengan Termo
7 Minuk Setyawati, Pel. Refreshing HIV/AIDS 2009
Amd.Kep Pel. Pelayanan prima 2010
Pel. Keperawatan Patient Safety 2010
Pel. Menghadapi Orang Sakit 2010
Pel. Pelayanan Prima Dengan Konsep 2011
Paradigma Tamu
Pel. PPGD 2011
Pel. AMT 2011
8 Anita Dwi Astuti, Pel. AMT 2011
Amd.Kep
9 Atikah Apriliana, Pel. Refreshing HIV/AIDS 2009
Amd.Kep Pel. BLS Untuk Perawat 2009
Pel. Phlebotomy 2009
Pel. Pelayanan Prima 2010
Pel. PPGD Lapangan dan Seminar 2010
Pel. AMT 2011
Training Untuk Perawat Pemakaian 2011
Infus Pump dan Syringe Pump
Bekerjasama dengan Termo
10 Fathoni Arif, Amd.Kep Pel. AMT 2011
11 Sutarni Ismaeni, Baitul Arqom 2003
Amd.Kep Sem. Tumbuh keimbang anak 2004
Pel. Penanganan Shocl 2004
Presentasi Manajemen Keperawatan 2004
d) Pel. Perawatan bayi dan anak 2005
e) Pel. Pijat bayi 2006
Sem. Pelayanan RS Patient Safety 2006
Pel. Post Anastesi General 2006
Pel. Komputer Under windows 2006
B Pel. Terkini resusitasi BBL 2006
e Sem. Perawat anak pasien safety 2006
r Workshop terapi oksigen pada anak 2007
d Pel.PPGD Perawat 2008
a Pel. Perinatal resiko tinggi 2008
s Refressing HIV-AIDS 2009
a
Pel. SIM RS 2010
r
Pel. Pelayanan Prima 2010
k
Pel. AMT 2011
Training Infus Syringe Pump 2011
B
12 Lusi Anindia, Amd.Kep Pel. Refreshing HIV/AIDS 2009
e
Pel. Pelayanan Prima Dengan Konsep 2010
r
Paradigma Tamu
d
Pel. AMT 2011
a
13 Uzli Fathul Janah, Pel. Keperawatan Bedah 2010
s
Amd.Kep Pel. Menghadapi Orang Sakit 2010
a
Pel. AMT 2011
Pel. Rescucitation Neonatus dan KMC 2011
B
14 Nani Arifiati - -
e
15 Ita Purwati Pel. AMT 2011
r

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa standar menjadi KARU


di ruang firdaus dinilai dari pendidikan non formal sudah terpenuhi yakni
telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan pola 40 jam dan pelatihan
lainnya. Untuk perawat primer di ruang firdaus sudah terpenuhi yakni
pelatihan manajemen asuhan keperawatan dan pelatihan lainnya. Hal yang
sama juga dijumpai pada perawat asosiet di ruang firdaus sudah terpenuhi
untuk standar perawat yang dinilai dari beberapa pelatihan yang telah diikuti.
b. Material dan Machine

Konsep :
Pelayanan medis akan berjalan dengan baik jika sarana dan prasarana
yang tersedia memenuhi standar dan dalam keadaan baik.
Kajian :
Dari hasil observasi yang dilakukan di ruang Firdaus, didapatkan
kondisi ruang sebagai berikut:
Ruang perawat terletak di lantai 2 depan pintu masuk ruang perawat terbagi
menjadi 5 sekat: ruang obat-obatan dan ruang konsultasi dokter, ruang kerja
perawat, ruang istirahat yang dimanfaatkan sebagai ruang ganti pakaian dan
sholat, selain itu juga terdapat pantry.
Berdasarkan acuan standar keperawatan dan melihat kondisi nyata,
maka setting ruang perawatan dilakukan penyesuaian dengan mengacu pada
standar ruang perawatan yang baik. Berdasarkan tabel di atas, ada masalah
yang perlu diperhatikan yaitu belum terdapat struktur organisasi, serta belum
adanya papan nama perawat penanggung jawab setiap pasien.

Analisa :
Alat yang tersedia di ruang Firdaus sudah terpenuhi dan berfungsi
dengan baik. Peralatan yang ada sudah memenuhi standar pelayanan minimal
untuk kategori rumah sakit kelas B. Hal ini sesuai dengan peraturan
kementerian kesehatan PERMENKES RI Nomer
340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit tipe A, B, C, D
dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2012 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2012.
c. Methode

Kebijakan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II,

pendekatan secara sistematik digunakan untuk memberikan asuhan

keperawatan yang berorientasikan pada kebutuhan pasien dengan

menggunakan proses keperawatan. Langkah-langkah proses keperawatan

terdiri dari:
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Perencanaan
d. Tindakan.
e. Evaluasi.
Standar keperawatan yang digunakan adalah Standar Asuhan
Keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat senantiasa
menghormati hak-hak pasien serta memenuhi kewajibannya dengan
menyampaikan informasi dari saat masuk rumah sakit sampai pulang,
meliputi:
a. Peraturan rumah sakit tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga.
b. Informasi tentang petugas yang akan merawat.
c. Informasi tentang catatan perkembangan kondisi pasien dan rencana
asuhan keperawatan dan kebidanan.
d. Informasi tentang waktu konsultasi.
e. Informasi tentang persiapan pasien pulang (Discharge Planning).
Metode penugasan keperawatan yang digunakan di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta adalah:
Ruang Rawat Inap menggunakan sistem modifikasi keperawatan
primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer), dimana sekelompok
perawat yang dipimpin oleh seorang perawat bertanggung jawab secara terus
menerus terhadap pasien hingga pasien pulang.
Konsep:
Terdapat metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode kasus
(total), metode fungsional, metode tim, dan metode keperawatan primer.
Kajian:
1. Metode penugasan
Berdasarkan observasi yang dilakukan metode penugasan asuhan
keperawatan di Ruang Firdaus menggunakan metode modifikasi tim
primer. Metode ini bagian dari metode MPKP namun kegiatan-kegiatan
yang termasuk didalamnya belum tampak dilakukan sesuai standar
MPKP. Perawat belum melaksanakn tugasnya sesuai dengan perannya.
Setelah dilakukan wawancara sebagian perawat masih merasa bingung
dan mengangap sistem tersebut rumit menyita banyak waktu.
Seperti dijelaskan dalam tabel di bawah ini yang dilakukan selama tiga
hari.
Kegiatan MPKP di Ruang Firdaus:
No Jenis Kegiatan Prosentase %
1 Operan jaga 76,92%
2 Pre Conference 0%
3 Post Conference 0%
4 Kolaborasi 79,17 %
5 Ronde Keperawatan 0%
Kegiatan seperti operan jaga belum dilakukan secara maksimal
ditunjukkan berdasarkan instrumen penilaian operan jaga didapatkan rata-rata
hasil 76,92%. Pre dan post conference sudah dilaksanakan, tetapi belum
maksimal dikarenakan perawat belum begitu mengerti mengenai metode yang
diterapkan. Ronde keperawatan belum dilaksanakan sehingga tidak didapatkan
hasil. Kolaborasi dilakukan dengan hasil intrumen penilaian 79,17%.
Kesimpulan :
Kegiatan MPKP di ruang Firdaus sudah berjalan tetapi belum berjalan
maksimal, karena masih terdapat beberapa perawat yang masih bingung
dengan metode yang diterapkan di bangsal Firdaus, terdapat bebrapa perawat
yang hanay menjalankan metode yang telah diterapkan tetapi kurang paham
dan mengerti funsi dan tujuan dari metode tersebut.
2. Metode Pedoman Kerja Ruang Firdaus
Standar Operasional Prosedur (SOP)
1. Syok Anaphilaktik
2. Resusitasi Jantung Paru
3. Intubasi TrackheaMenghitung Denyut Nadi
4. Menghitung Pernafasan
5. Mengukur Suhu Tubuh
6. Menimbang Berat Badan
7. Pemberian Obat Melalui Mulut
8. Pemberian Obat Intra Muskuler
9. Pemberian Obat Injeksi Sub Cutan
10. Pemberian Obat Injeksi Intra Cutan
11. Pemberian Obat Melalui Anus
12. Pemasangan Infus
13. Penggantian Cairan Infus
14. Pemakaian Nebulizer
15. Pemberian Transfusi Darah
16. Kateterisasi Urine
17. Irigasi Kandung Kemih
18. Pencegahan Gangguan Integritas Kulit
19. Penggunaan Air Conditioner

d. Money/Dana
Konsep :
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah sakit swasta
yang sumber dananya diperoleh mutlak dari pasien yang dirawat.
Pengelolaan keuangan di ruang firdaus berpusat dibagian keuangan RS PKU
muhammadiyah Yogyakarta.

B. Unsur Proses
1. Dokumentasi dan Observasi menggunakan Instrument A
Sistem pendokumentasian yang berlaku di Ruang Firdaus adalah sistem SOR
(Source Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya dokter, perawat,
kerohanian dan lain-lain. Asuhan keperawatan belum bisa digunakan sebagai
alat komunikasi antar tim kesehatan karena data yang ada pada asuhan
keperawatan tersebut kurang lengkap. Pendokumentasian asuhan keperawatan
terkadang bersifat rutinitas dan kadang tidak berdasarkan hasil pengkajian
terhadap pasien.
Berdasarkan pengambilan data di Ruang Firdaus dengan menggunakan
instrumen studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan (SAK) di
rumah sakit (Depkes) adalah sebagai berikut:
Hasil Pengkajian Penerapan Standar Asuhan Keperawatan: Dokumentasi di
Ruang Firdaus

Tabel Nilai Rata-rata Instrumen A Di Ruang Firdaus


Tanggal (n = 10)

No Aspek yang Hasil (%) Keterangan


dinilai
1 Pengkajian 45 Pengkajian pada pasien telah dilakukan sejak
pasien datang sampai pasien pulang, tetapi
masalah belum dirumuskan berdasarkan
kesenjangan anatara status kesehatan dengan
norma dan pola fungsi kehidupan.
2 Diagnosa 46,7 Diagnosa keperawatan sudah dirumuskan
berdasarkan masalah `tetapi diagnosa
keperawatan aktual/potensial tidak
dirumuskan.
3 Perencanaan 30 Rumusan tujuan belum mengandung
komponen subjek, perubahan, perilaku,
kondisi pasien. Rencana tindakan belum
menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga
(penulisan di RM)
4 Tindakan 45 Tindakan yang dilaksanakan sudah mengacu
pada rencana perawatan, namun sebagian
tidak dicantumkan revisi tindakan
berdasarkan hasil evaluasi pasien dan
sebagian tindakan belum dicatat secara jelas
dan ringkas
5 Evaluasi 20 Beberapa evaluasi belum dicatat secara jelas
dan terperinci.
6 Catatan asuhan 66 Pencatatan belum ditulis dengan jelas dan
keperawatan belum menggunakan singkatan /istilah yang
baku, dan sebagian belum mencantumkan
tanggal jam dilakukan tindakan
Rata-rata (%) 50,45
Sumber : Studi Dokumentasi tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013

Berdasarkan hasil penelitian dengan instrumen A di dapatkan persen rata-rata


dari ke 4 item adalah 50,45%. Hasil ini dalam kategori kurang sehingga perlu
ditingkatkan, hal yang perlu ditingkatkan terutama pada perencanaan dan
tindakan.

2. Proses Manajemen Pelayanan/Operasional Keperawatan


a. Planning atau Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelaksanaan perencanaan di
Bangsal Firdaus kepada Kepala Ruang yang di koordinasikan dengan perawat
keperawatan didapatkan data sebagai berikut:
1) Perencanaan jangka panjang, di Bangsal firdaus memiliki perencanaan
tahunan dan untuk pelatihan, pengembangan ketenagaan dan kebutuhan
tenaga sudah direncanakan dikoordinasikan dengan Kepala keperawatan.
2) Perencanaan jangka pendek meliputi pertemuan Audit Dokumen Askep
jarang dilakukan yang dihadiri oleh semua perawat Bangsal firdaus dan
Kepala Sie keperawatan bagian askep.
3) Rencana jangka pendek dikoordinasikan dengan perawat keperawatan
yaitu rencana tahunan.
4) Pertemuan rutin ruangan dilakukan setiap sebulan sekali tetapi insidental
karena menurut pertimbangan bahwa kepala ruang sudah
menginformasikan informasi baru yang berkaitan dengan kebijakan RS
dan saat melakukan operan jaga serta tertunda dengan adanya pelatihan
yang dilaksanakan oleh pihak RS.
5) Penjadwalan dinas dilakukan oleh kepala ruang setiap bulan dan
dikoordinasikan dengan staf.
Tabel 3.10. Kajian Planning
No Standar Data
1. Jadwal dinas Ada
2. Rencana kerja Tahunan Instalasi Rawat Inap Ada
3. Rencana kerja Bulanan Ada
4. Rencana kerja Harian Ada
5. Visi dan Misi Keperawatan Tidak Ada
6. Rencana Pengembangan staf Ada
7. Rencana Kebutuhan alat Ada
8. Rencana kebutuhan tenaga Tidak Ada
9. Rencana Cuti Ada
Sumber : wawancara tanggal tanggal 31 Desember 2012– 2 Januari 2013

Analisis data
Berdasarkan kajian data dan wawancara dengan kepala ruang
didapatkan data bahwa di Bangsal firdaus sudah mempunyai rencana kerja
pertahun, bulan dan minggu. Tetapi visi, misi keperawatan di ruangan dan
filosofi ruangan serta tujuan pemberian asuhan keperawatan belum
tersosialisasi dengan baik karena masih dalam proses pembuatan. Struktur
organisasi tidak tertempel di ruangan tetapi hanya berupa kertas pembagian
tim dalam melakukan kegiatan asuhan keperawatan setiap shiftnya.
b. Pengorganisasian
Model pemberian asuhan keperawatan yang diberlakukan di ruangan
firdaus menggunakan modifikasi tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien.
Ketua tim bertanggung jawab membuat perencanaan dan evaluasi asuhan
keperawatan untuk semua klien yang ada di bawah tanggung jawab timnya.
Anggota tim melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien sesuai
perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara mengenai pelaksanaan pengorganisasian di ruangan, kepada
kepala ruang didapatkan data sebagai berikut:
a) Dalam pengorganisasian di ruangan mengacu metode modifikasi tim yaitu
setiap shift tidak selalu harus ada perawat primer, tetapi terdapat perawat
asosiate yang dibantu dengan asisten perawat.
b) Data proses pengorganisasian manajemen pelayanan menggunakan
modifikasi tim terlihat pada tabel dibawah

Pengkajian Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang Bangsal Firdaus RS PKU


Muhammadiyah Yogyakarta

No Variabel Yang Dinilai Observasi


SL SR KD TP
3 2 1 0
1 Membagi staff ke dalam grup tim sesuai dengan 
kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas coordinator tim 
3 Kepala Ruang melakukan meeting morning 
untuk menindaklanjuti masalah yang ada yang
diawali dan diakhiri dengan doa
4 Menfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas 
coordinator sift dan pelaksana
5 Melakukan supervisi dan memberi motivasi 
seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja
yang optimal
6 Membagi pasien kedalam tim dan sesuai dengan 
kemampuan dan beban kerja
7 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan 
keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui
angket setiap pasien akan pulang
8 Mendelegasikan tugas kepada PJTJ pada jaga 
sore, malam, libur
9 Berperan serta sebagai konsultan 
10 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff 
melalui daftar hadir yang ada di ruang
11 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien 
dan keluarga
12 Mengadakan Continuing Nursing Education tiap 
2 bulan sekali yaitu audit dokumen kasus.
Jumlah 9 4 6 0
Total % = 19/36 x 100% 52,7 %
Sumber : Hasil observasi dengan tanggal 31 Desember 2012– 2 Januari 2013

Analisa data :
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa kepala ruang Bangsal Firdaus
sudah melaksanakan tugas sebagai kepala ruang tetapi belum sesuai uraian
tugas yang sudah ditetapkan.

Pengkajian Pelaksanaan Tugas PP (Koordinator Team) Di Bangsal Firdaus

Observasi
No VARIABEL YANG DINILAI SL SR KD TP
3 2 1 0
1 Bertugas pada pagi hari 
2 Bersama PA menerima operan tugas jaga dari PA yang 
tugas malam
3 Bersama PA melakukan konfirmasi/supervisi tentang 
kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga
malam
4 Bersama PA melakukan do’a bersama sebagai awal dan 
akhir tugas dilakukan setelah selesai operan tugas jaga
malam
5 Melakukan pre conference dengan semua PA yang ada  
dalam grupnya setiap awal dinas pagi
6 Membagi tugas atau pasien kepada PA sesuai kemampuan 
dan beban kerja
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa 
dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang
menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam keperawatan
8 Memonitor dan membimbing tugas PA 
9 Membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan asuhan 
pasien
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan 
keperawatan yang dilakukan oleh PA yang ada di bawah
tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan 
yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada
bukti dalam rekam keperawatan
12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan  
menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk persiapan
operan tugas jaga berikutnya
13 Mendampingi PA dalam operan tugas jaga kepada PA yang 
tugas jaga berikutnya
14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup atau yang 
akan merawat selama pasien dirawat atau kepada
pasien/keluarga baru
15 Mendelegasikan tugas kepada PA pada sore malam libur 
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari 
tidak bertugas
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim kes 
lain setiap minggu
18 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin 
keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali
19 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 
20 Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada PA 
minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/ bed side
teaching)
Jumlah 6 8 3 0
Total % = 17/ 60 x 100% 28,3 %
Sumber : Hasil Observasi pada PP pada tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa perawat primer atau


coordinator tim di Bangsal Firdaus belum melaksanakan tugas sebagai
perawat primer sesuai uraian tugas yang sudah ditetapkan, perawat primer
juga tidak selalu dinas pagi dikarenakan disesuaikan dengan kebijakan rumah
sakit, misalnya menurut teori satu tim perawat mengelola 5-6 pasien, apabila
pada tim tersebut terdapat 2 pasien dengan total care, 2 dengan intermediate
care dan 2 pasien dengan minimal care, maka kebutuhan perawat tersebut
adalah 4 orang, apabila salah satu dari tim tersebut adalah perawat primer
yang harus jaga pagi, maka 3 perawat lainnya harus jaga pagi,siang dan
malam, maka kebutuhan perawat tidak sebanding dengan pasiennya. Belum
dilakukan pre - post conference pada setiap dinas, tetapi belum dilakukan
pengenalan perawat asosiet kepada pasien ataupun keluarga pada saat
pergantian jadwal dinas.
Pengkajian Pelaksanaan Tugas PA di Di Bangsal Firdaus
Observasi
NO
VARIABEL YANG DINILAI SL SR KD TP
.
3 2 1 0
1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan 
kepada PA yang ada dalam satu grup
2 Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien 
segera setelah selesai operan setiap pasien
3 Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas yang 
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
4 Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal tugas 
5 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi 
tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
6 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam 
keperawatan
7 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada 
PP
8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada 
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
9 Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk 
mengatasinya
10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien 
yang menjadi tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien 
yang menjadi tanggung jawabnya
12 Mengikuti post conference yang diadakan oleh PP pada setiap 
akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PN
13 Bila tak ada PP wajib mengenalkan PA yang ada dalam grup 
yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga
berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14 Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore malam libur 
15 Berkoordinasi dengan PJTJ/dokter/tim kesehatan lain bila ada 
masalah pasien pada sore malam libur
16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain setiap 
seminggu sekali
17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di 
ruangan
18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA 
19 Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik 
keperawatan

Jumlah 9 8 5 0
Total % = 22/57 x 100% 38,59 %
Sumber : Hasil observasi pada tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa perawat asosiet di Bangsal
Firdaus sudah melaksanakan tugas sebagai perawat asosiet tetapi belum
sesuai uraian tugas yang sudah ditetapkan dan belum dilakukan pre - post
conference pada setiap dinas untuk melaporkan kondisi dan perkembangan
semua pasien yang menjadi tanggungjawabnya.

Rekapitulasi Hubungan Profesional antara Staf Keperawatan dengan Pasien Di


Bangsal Firdaus RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta
Observasi
No VARIABEL YANG DINILAI SL SR KD TP
3 2 1 0
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien 
yang ada di ruangan setiap awal tugas
2 PP dan PA mensupervisi seluruh pasien yang menjadi 
tanggungjawabnya segera setelah menerima operan
tugas setiap pasien.
3 PP menginformasikan peraturan dan tata tertib RS 
yang berlaku kepada setiap pasien atau keluarga baru
4 PP memperkenalkan perawat dalam satu grup yang 
akan merawat selama pasien dirawat di RS
5 PP atau PA melakukan visit atau monitoring pasien 
untuk mengetahui perkembangan atau kondisi pasien
6 PP memberikan penjelasan setiap rencana tindakan 
atau program pengobatan sesuai wewenang dan
tanggung jawabnya.
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PP atau 
PA memberikan penjelasan atas tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien atau keluarga
8 Kesediaan PP atau PA untuk menerima 
konsultasi/keluhan pasien/keluarga dan berupaya
mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa PP atau 
perawat yang bertanggung jawab selama ia dirawat
dan ditulis pada papan nama pasien.
10 PP atau PA memberitahu dan mempersiapkan pasien 
pulang.
Jumlah 0 8 2 0

Total %= 10/30x100% 33%


Sumber: Hasil wawancara observasi tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hubungan profesional antara
staf keperawatan dengan pasien di bangsal firdaus kurang baik ditunjukan
dengan totalnya adalah (33%), Terdapat banyak kekurangan yakni belum
adanya informasi baik mengenai perawat yang bertanggung jawab kepada
pasien maupun tata tertib dan peraturan RS. Selain itu belum adanya supervisi
yang dilakukan perawat kepada pasien setelah selesai operan.

Pengkajian Hubungan Professional Antar Staf Keperawatan Di Bangsal


Firdaus
Observasi
No VARIABEL YANG DINILAI SL SR KD TP
3 2 1 0
1 Penanggung Jawab Pelayananan mengadakan 
pertemuan rutin Karu minimal 1x/minggu
2 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan 
seluruh staf kep minimal sebulan sekali
3 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan PP 
minimal 1x/minggu
4 PP mengadakan pre dan post conference pada setiap 
awal dan akhir jaga pagi
5 PP menerima serah terima dari PA yang tugas jaga 
sebelumnya
6 PA mendampingi serah terima tugas jaga antara PA 
pada tugas jaga berikutnya.
7 PA melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga 
sebelum dan kepada tugas jaga berikutnya.
8 PP melakukan dokumentasi askep terutama dalam 
pengkajian, menetapkan diagnosa dan penyusunan
rencana keperawatan.
9 PA melakukan dokumentasi askep terutama dalam hal 
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
10 PP membuat laporan tugas pada PJRu Kep setiap 
akhir tugas terutama keadaan umum pasien dan
permasalahan yang ada.
11 PP melakukan motivasi/bimbingan/reinforcement 
dengan PA setiap hari
12 PA menggantikan tugas PP bila PP tidak ada 
13 PJTJ menggantikan tugas PP pada tugas S/M/HL 
Jumlah 6 8 5 0
Total % 19/39x100 48,71 %
Sumber: Hasil observasi dan wawancara dengan PP dan PA tanggal 31 Desember – 2
Januari 2013
Keterangan:
PA : di Bangsal Firdaus sama dengan perawat pelaksana
Berdasarakan tabel diatas menunjukan hubungan profesional antara staff sudah
cukup baik ditunjukan dengan nilai totalnya adalah 48,71%. Tetapi masih
terdapat kekurangan yakni belum terlaksananya pre dan post conference
dibangsal ruang firdaus.

Hubungan Profesional / Kemitraan Antara Staf Keperawatan


Dengan Dokter / Tim Kesehatan Lain Di Bangsal Firdaus
No Observasi
VARIABEL YANG DINILAI SL SR KD TP
3 2 1 0
1 PP atau PA melakukan visite bersama dengan 
dokter/tim kesehatan lain yang merawat
2 PP melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim 
kesehatan minimal 1x/minggu.
3 Hubungan profesional/kemitraan dengan dokter/tim 
kesehatan lain tercermin dalam dokumen rekam medik.
4 PP atau PA dapat segera memberikan data pasien yang 
akurat dengan cepat dan tepat kepada dokter/tim
kesehatan lain bila dibutuhkan.
5 PP/PA menggunakan rekam medik sebagai sarana 
hubungan profesional dalam rangka pelaksanaan
program kolaborasi.
6 Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam 
keperawatan sebagai sarana hubungan professional
dalam rangka program kolaborasi.
7 Dokter/Tim kesehatan yang lain mengetahui setiap 
pasien siapa PPnya.
8 PP memfasilitasi pelaksanaan konsultasi 
pasien/keluarga dengan dokter/tim kesehatan lain.
Jumlah 15 0 2 0
Total %=17/24X100% 70,83%
Sumber : Hasil observasi dengan tanggal tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013
Keterangan :
PP : sama dengan ko-shift
PA : sama dengan perawat / perawat pelaksana

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hubungan profesional antara


staf keperawatan dengan dokter/tim kesehatan lain di bangsal firdaus sudah
cukup baik ditunjukan dengan totalnya adalah (70,83%). Tetapi masih terdapat
kekurangan yakni belum adanya informasi kepada tim kesehatan/dokter
mengenai perawat penanggung jawab setiap pasien.

Pengkajian Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (operan jaga)


Di Bangsal Firdaus RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Observasi
No VARIABEL YANG DINILAI SL SR KD TP
3 2 1 0
1 Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas jaga 
2 Serah terima tugas jaga diikuti Karu, PP,PA 
3 Didahului dengan doa bersama 
Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan
4 penerima tanggung jawab dilakukan di depan pintu 
dengan suara perlahan / tidak ribut
Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx
5 keperawatan, tindakan keperawatan yang telah 
dilakukan beserta waktu pelaksanaannya
Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan 
6
keperawatan yang belum dilakukan
7 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama 
shift
Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah 
8
dilakukan (bila ada)
9 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 
Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta 
10
waktunya yang dilakukan selama shift
11 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan 
selama shift
Menginformasikan kepada pasien / keluarga nama V
12
perawat shift berikutnya pada akhir tugas
Memberi salam kepada pasien, keluarga, serta
mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien, 
13
menanyakan keluhan-keluhan pasien (dalam rangka
klarifikasi)
Jumlah 24 4 2 0
Total %= 30/39x100% 76,92 %
Sumber : Hasil observasi tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa pelaksanaan operan jaga yang


dilakukan di bangsal Firdaus sudah cukup baik ditunjukan dengan total penilaiannya
adalah 76,92 %.
Pengkajian Pelaksanaan Pre Conference Di Bangsal Firdaus
Observasi
VARIABEL YANG DINILAI
N No SL SR KD TP
3 2 1 0

1 Menyiapkan ruangan / tempat

Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi


2
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
4 Memandu pelaksanaan pre conference
Menjelaskan masalah keperawatan pasien,
5 keperawatan dan rencana keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya
Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan
6 yang dimiliki dengan memperhatikan
keseimbangan kerja
Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan
7
asuhan pasien/tindakan
Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
8
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
Mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan
9 asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada AN
11 Menyimpulkan hasil pre conference
Jumlah 0 0 0 0
Total : 0/33x100% 0%
Sumber : Hasil observasi tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa pelaksanaan pre conference di bangsal


firdaus belum dilaksanakan, dengan total penilaian 0% hal ini terjadi karena perawat
belum begitu memahami mengenai pre konferen dan sebagian perawat mengeluh
dengan metode penugasan yang baru dikarenakan mereka menggangga metode yang
dilakukan merepotkan.
Pengkajian Pelaksanaan Post Conference Di Bangsal firdaus
Observasi
VARIABEL YANG DINILAI
No SL SR KD TP
3 2 1 0
1 Menyiapkan ruangan / tempat 
Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi
2 
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference 
Menerima penjelasan dari AN tentang hasil
4 tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah 
dilakukan AN
Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan
5 dalam memberikan ASKEP pada pasien dan 
mencari upaya penyelesaian masalah
6 Memberi reinforcement pada AN 
7 Menyimpulkan hasil post conference 
Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan
8 operan tugas jaga shift jaga berikutnya 
(melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 0 0 0 0
Total % 0 ∕24 x 100% 0%
Sumber : Hasil observasi tanggal 31 Desember – 2 Januari 2013

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa pelaksanaan post conference di


bangsal firdaus sebesar 0%, masih belum terlaksana hal ini terjadi karena perawat
belum sepenuhnya mengerti mengenai pelaksanaan post conference, serta di ruangan
firdaus masih menggunakan metode modifikasi keperawatan.

Pengembangan MPKP Dengan Modifikasi Tim Di Ruang Firdaus


No Aspek yang Hasil Analisa
dinilai (%)
1 Pelaksanaan 52,7 Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap tugas
Tugas Kepala kepala ruang keperawatan, didapatkan hasil
Ruang sebesar 52,7 % (kurang baik). Berdasarkan hasil
Keperawatan wawancara dengan karu bahwa dalam pembuatan
jadwal dinas disusun oleh Karu. Karu kadang
menyampaikan informasi terbaru kepada para staf
(ko team dan Perawat pelaksana) dan dilanjutkan
dengan memimpin operan. Dalam hal pemberian
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
pasien dilakukan oleh Karu tetapi jika berhalangan
digantikan oleh ka tim (ko-shift) dan perawat
pelaksana. Pertemuan untuk membahas suatu kasus
atau dalam hal Continuing Nursing Education rutin
dilakukan.

2 Pelaksanaan 28,3 Berdasarkan hasil observasi kepada ka tim


Tugas Ko- Bangsal firdaus, didapatkan hasil bahwa ka tim
team telah melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab dan wewenangnya sebagai ka tim sebanyak
28,3% dengan kategori kurang baik. Pada setiap
awal dan akhir jaga dan menerima laporan akhir
tugas jaga dari perawat pelaksana untuk persiapan
operan tugas jaga berikutnya.
3 Pelaksanaan 38,59 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
Tugas terhadap tugas Perawat pelaksana didapatkan hasil
Perawat sebesar 38,59% (kurang). Berdasarkan hasil
observasi Perawat pelaksana bahwa dalam
Associate
memberikan asuhan keperawatan sudah dilakukan
(pelaksana) sesuai dengan jadwal tiap shif, Perawat pelaksana
sudah melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh
karu dan ka tim, dokumentasi tindakan
keperawatan belum dilaksanakan setiap perawat
pelaksana pada setiap shift jaga.
4 Hubungan 33 Berdasarkan hasil observasi, hubungan staf perawat
Profesional dengan pasien dalam kategori kurang (33%). Tugas
antara Staf ka tim dan perawat pelaksana terkait monitoring
pasien dan informasi setiap tindakan yang
Keperawatan
dilakukan kepada pasien kurang baik .
dengan pasien
5 Hubungan 48,1 Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa
Profesional hubungan profesional antar staf terjalin cukup baik
Antar Staf (48,1%). Tetapi dalam hal pre dan post conference
belum dilakukan oleh ka tim .
Keperawatan

6 Hubungan 70,83 Berdasarkan hasil observasi hubungan professional


Profesional/ antara staf dan tim kesehatan lain/dokter diruang
Kemitraan firdaus dalam kategori cukup baik (70,83%). Hal
ini menunjukkan bahwa hubungan antara perawat
Antara Staf
dengan tim medis lain sudah bagus, dan
Keperawatan kedepannya perlu ditingkatkan dalam hal
Dengan dokter/Tim kesehatan yang lain perlu mengetahui
Dokter / Tim setiap pasien dan siapa ka tim-nya.
Kesehatan
Lain

7 Pelaksanaan 76,92 Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan tugas


Serah Terima operan jaga di Bangsal firdaus termasuk kategori
Tugas Jaga baik (76,92%). Hanya tidak dilakukan
memperkenalkan grup perawat yang akan jaga
(operan)
pada shift berikutnya dan bertemu dengan pasien
dan atau keluarganya.

8 Pelaksanaan 0 Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan pre


Pre conference temasuk kategori sangat kurang (0%)
Conference karena belum dilaksanakan dibangsal firdaus.

9 Pelaksanaan 0% Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan post


Post conference terkasuk kategori tidak baik (0%)
Conference karena belum dilakukan.

c. Controling atau Pengawasan


Pengontrolan dilakukan oleh kepala ruang dan ka tim pada shift pagi,
sedangkan untuk shift sore dan malam pengontrolan dilakukan oleh ka tim .
Pengawasan secara tak langsung dengan mendengarkan laporan dari penanggung
jawab tim dan melalui catatan yang ada. Bila ada perawat yang melakukan
kekeliruan, kepala ruang akan membicarakan dengan perawat bersangkutan dan
melakukan klarifikasi informasi yang didapat dengan keterangan langsung dari
pihak yang bersangkutan. Ka Ru sudah melakukan pengecekan inventaris alat dan
obat-obatan. Fungsi penanggung jawab kepala ruang sebagai pengontrol
dilakukan dengan melibatkan ka tim. Penilaian kinerja dilakukan oleh kepala
ruang dengan menggunakan instrumen self assesment dan pengamatan secara
langsung maupun tidak langsung.
Analisis data
Secara umum berdasarkan hasil wawancara dan observasi fungsi
pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala ruang dan kepala tim sudah berjalan
dengan baik dimana kepala ruang dan kepala tim melakukan pengawasan,
pengendalian, dan penilaian terhadap seluruh staf dan pelayanan kepada pasien.

B. UNSUR OUTPUT

1. Mutu Asuhan Keperawatan


Kajian Data
Prosentase dari masing-masing instrumen akan menentukan tingkat mutu
asuhan keperawatan yang dilakukan. Rentang nilai untuk instrumen ABC adalah :
 76-100 adalah baik
 56-75 adalah cukup baik
 40-55 adalah kurang baik
 < 40 adalah tidak baik
(Sumber: Arikunto, 2006)

Anda mungkin juga menyukai