Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah yang bertugas untuk
mengelola apa yang ada di dunia dengan cara yang baik sesuai dengan petujuk
dalam al-qur’an dan hadist. Manusia yang diciptakan dengan penuh
kesempuranaan akal dan pikiran oleh Allah dan juga harus berinteraksi dengan
sekitarnya dengan cara yang dibenarkan, sehingga kehidupan bersama yang damai
dan penuh dengan rasa aman. Hal yang utama mengatur ini semua adalah akhlak
manusi.

Oleh karena itu, ilmu tentang akhlak dan membina manusia untuk
menciptkan akhlak yang baik dalam dirinya sangat diperlukan. Akhlak merupakan
buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan syariah, yang ibaratkan
sebuah bangunan yang memiliki pondasi yang kuat. Jadi, akhlak akan terwujud
pada diri seseorang jika dia memiliki aqidah dan syariah yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan kajian tentang akhlak ini adalah
agar seseorang memahami tentang akhlak manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk Tuhan, dan juga memahami akhlak dan hubungannya dengan segala
aspek kehidupan manusia. Dengan kajian ini diharapkan seseorang dapat memilik
sikap moral, etika, dan karakter keagamaan yang baik yang dapat dijadikan bekal
untuk mengamalkan ilmu yang ditekuninya dikehidupan kelak ditengah
masyarkat.

KELOMPOK 4 1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Dalam kehidupan sehari-hari akhlak diartikan dengan budi pekerti,
kesusilaan, sopan antun dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula
dengan arti kata moral, ethic dalam bahasa inggris. Manusia akan jadi
sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan segala akhlak
tercela. Adapun secara istilah akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola
sikap dan tindakan manusia di muka bumi. Sistem nilai yang dimaksud
adalah ajaran islam, dengan al-qur’an dan sunnah Rasul sebagai sumber nilai
serta ijtihad sebagi metode berfikir islami.
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu Isim,
Mashadar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukliqu, ikhlaqan, sesuai
dengan Wazan Tsulasi Mazid af’ala, yuf’ilu, if’alan, yang berarti al-Sajiyyah
(perangai), al-thabi’ah, (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan,
kalaziman), al-muru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).
Namun akar kata akhlak dari kata akhlaqa sebagaiman tersebut tampaknya
kurang tepat, sebab Isim Mashadar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tetapi
ikhlaq.
Sedangkan menurut para ahli ilmu akhlak, akhlak adalah sesuatu keadaan
jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan seseorang dengan
mudah. Dengan demikian, bilamana perbuatan, sikap, dan pemikiran
seseorang itu baik, niscaya jiwanya baik. Adapun definisi, dapat dilihat
beberapa pendapat dari pakar ilmu akhlak, antara lain:
a. Al-Qurthubi mengatakan;
“Pebuatan yang bersumber dari diri manusi yang selalu dilakukan, maka
itulah yang disebut akhlak, karena perbuatan tersebut bersumber dari
kejadiaannya”.

KELOMPOK 4 2
b. Imam Al-Ghazali mendifinisikan akhlak sebagai berikut:

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan
tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran
atau pertimbangan”
c. Ibn. Miskawai juga mendifinisikan akhlak sebagai berikut:

“Khuluq adalah keadaan jiwa yang mendorong kearah melakukan


perbuatan-perbuatan dengan tanpa pemikiran dna pertimbangan”
d. Prof. Dr. Ahamd Amin, mengemukakan bahwa:
“Akhlak merupakan suatu kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak
itu bila membiaskan sesuatu, kebiasaan itu dinamkan akhlak.”
e. Muhammda Ibn ‘Ilan al-Shadiqi mengatakan:
“Akhlak adalah suatu pembawaan yan tertanam dalam diri, yang dapat
mendorong seseorang berbuat baik dengan gampang”.
f. Abu Bakar Jabbir al-Jaziri mengatkan:
“Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam jiwa manusia yang
dapat menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela”.

Pada dasarnya, maksud dari akhlak yaitu mengajarkan bagaimana


seseorang seharusnya berhubungan dengan Tuhan Allah penciptanya,
sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan manusia. Inti dari
ajarna akhlak adalah niat kuat untuk berbuat atau tidak berbuat sesuauu sesuai
dengan ridha Allah SWT.

KELOMPOK 4 3
B. Contoh Penerapan atau Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimiliki dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Akhlak seharusnya
diaktualisasikan dalam kehidupan seseorang agar kehidupan sehari-hari
mendapatkan ridho dan petunjuk dari Allah dan menjalani hari-hari tanpa
kendala. Penerpan akhlak yang baik dalam keseharian, yaitu seperti:
a. Akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya
 Mentauhidkan Allah (QS. Al-ikhlas: 1-4)
Yang artinya:
 Katakanlah (Muhamad), Dialah allah, Yang Maha Esa. 1
 Allah tempat meminta segala sesuatu.2
 (Allah) tidak beranak dan tidak pula dipernakkan.3
 Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.4
 Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13)
Yang artinya:
“Dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya, ketika dia
memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anak ku! Janganlah engkau
menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar-benar kezaliman yang sangat besar”.

 Bertaqwa kepada Allah (QS. An Nisa’ : 1)


Yang artinya:
“Wahai manusia! Bertqwalah kepada Tuhan mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah)
menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling
meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya
Allah menjaga dan mengawasimu”.

 Mengikuti atau menjalankan sunnah Rasul (QS.Ali Imran: 30)


Yang artinya:
“(Ingatlah) pada hari ketika setiap jiwa mendapatkan balasan atas
kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga
balasan) atas kejahatan yang telah dikerjakan. Dia berharap

KELOMPOK 4 4
sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dan hari itu. Dan Allah
memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya. Allah Maha Penyayang
terhadap hamba-hamba-Nya.”

 Meneladani akhlak Rasul (QS.Al-Ahzab: 21)


Yang artinya:
“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.

 Bershalawat kepada Rasul (QS. Al-Ahzab: 56)


Yang artinya:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi.
Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk nabi
dan ucapakanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

b. Akhlak terhadap diri sendiri


 Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153)
Yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang
yang sabar”.

 Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7)


Yang artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat
berat”.

 Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72)


Yang artinya:
”Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi,
dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat
zalim dan sangat bodoh”.

KELOMPOK 4 5
 Sikap Tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18)
Yang artinya:
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan
diri”.

 Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imran: 135)


Yang artinya:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menzolimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon
ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat
mengamputi dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui”.

c. Akhlak pada keluarga dan karib kerabat


 Birul waliadin (berbakti kepada orang tua) (QS. An Nisa’: 36)
Yang artinya:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang
tua, karib kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat
dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahya yang
kamu miliki, sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri”.

 Membina dan mendidik keluarga (QS. At-Tahrim: 6)


Yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang
tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia Perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

 Memelihara keturunan (QS. An Nahl: 58-59)


Yang artinya:
 “Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah
padam), dan dia sangat marah” 58

KELOMPOK 4 6
 “Dia bersembunyi dari dari orang banyak, disebsbkan kabar
buruk yang disampaikan kepadannya. Apakah dia akan
memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan
membenamkannya kedalam tanah (hidup-hdup)? Ingatlah
alangkah buruknya (putusannya) yang mereka tetapkan itu”.

d. Akhlak terhadap sesama manusia


 Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat:10)
Yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karna itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwa
kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.

 Ta’awun atau saling tolong menolong (QS. Al Maidah: 2)


Yang Arinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar
syi’ar-syi’ar kesucian Allah dan jangan (melanggar kehormatan)
bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan
qurban), dan Qalaid (hewan-hewan qurban yang diberi tanda), dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi
apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu
berburu.jangan sampai kebencian (mu) kepada suatu kaum karena
mereka menghalang-halangi mu dari Masjdiilharam mendorongmu
berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwa kepada
Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya”.

 Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imran; 134 & 159)
Yang artinya:
 “(Yaitu) orang-orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah mencintai orang yang
berbuat kebaikan”.134
 “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.
Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan

KELOMPOK 4 7
itu. Kemudian, apabila engkau telah membuklatkan tekat, maka
bertawakkallah kepada Allah . sungguh Allah mencintai orang
yang bertawakal”.159
 Menepati janji (QS. At Taubah: 111)
Yang artinya:
“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri
maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang dijalan Allah; sehingga mereka membunuh atau
terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah didalam Taurat, Injil,
dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain
Allah?Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan
itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung”.

e. Akhlak terhadap alam sekitar (sesama makhluk)


 Tafaku (memperhatikan dan merenungkan ciptaan alam semesta) (QS.
Ali Imran: 190)
Yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang berakal”.

 Memanfaatkan alam (QS. Yunus:101)


Yang artinya:
“Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langi dan di bumi!
“Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (Kebesaran Allah) dan Rasul-
Rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman””.

f. Akhlak terhadap lawan jenis


 Tidak melakukan khalwat, yaitu berdua-duaan antara seorang laki-laki
dan perempuan yang tidak mempunyai hubungan suami istri dan tidak
pula mahram tanpa orang ketiga. Nabi saw. Melarang kita melakukan
khalwat dengan sabdanya (HR. Al-Thabarani):

KELOMPOK 4 8
Yang artinya:
“Jauhilah berkhalwat dengan perempuan. Demi (Allah) yang diriku
berada dalam genggamannya,, tidaklah berkhalwa seorang laki-laki
dengan seorang perempuan kecuali syetan akan masuk diantara
keduanya”.

 Tidak melakukan jabat tangan, kecuali terhadpa suami atau istrinya,


atau terhadap mahramnya. Berjabat tangan lawan jenis kepada suami
atau istri atau mahram akan membuka pintu syahwat mendapat
menjurus kepada hala-hal yang berbahaya, yakni perhinaan.
 Mengurangi pandangan mata, kecuali yang memang benar-benar
perlu. Pandangan yang lebih batas juga dapat menjurus kearah
penzinaan.
 Tidak boleh menampakkan aurat dihadapan lawan jeninya dan juga
tidak boleh saling melihat aurat satu sama lain. Aurat yang terbuka
akan memancing syahwat orang lain yang pada akhinya menjurus
kearah penzinaan.terkait dengan hal ini, Nabi Saw bersabda:
“Tidak diperbolehkan seorang laki-laki melihat aurat (kemaluan)
seorang laki-laki lain, begitu juga seorang perempuan melihat
kemluan perermpuan lain. Dan tidak boleh seorang laki-laki
berselimut dengan laki-laki lain dalam satu selimut satu baju, begitu
juga seorang perempuan berselimut sesama perempuan dalam satu
baju”. (HR. Muslim).
 Tidak melakukan hal-hal yang menjerus kepada perzinaan, seperti
bergandengan tangan, berciuman, berpelukan, dan sejeninya, apalagi
sampai melakukan perzinaan. Terkait dengan hal ini SWT, berfirman:

Yang artinya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalh
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (QS. Al-
Isra’(17):32)”.

KELOMPOK 4 9
g. Akhlak berpakaian/busana
 Wajib menutup aurat
Aurat ialah anggota tubuh yang wajib ditutupi yang mana pemiliknya
akan merasa tersingkap atau terbuka. Dalilnya adalh firman Allah
tabaraka wa ta’ala:

Yang artinya:
“Hai anak adam, sesungguhanya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan”.
(QS. Al-A’raaf:26).
Dan juga berdasarkan sebuah hadist yang dikeluarkan oleh Iman
Ahmad dalam musnadnya dari jarhad radhiyaullahu ’anhu, bahwa
Nabi Muhammad Saw pernah lewat dihadapannya dan ketika itu
pahanya terbuka, maka Nabi Muhammad Swa berkata:

Yang artinya;
“Wahai Jarhad! Tutupi pahamu, sesungguhnya paha termasuk
aurat”. (HR. Ahmad 25/280 no:15932).

 Hendaknya tebal dan tidak transparan sehingga menampakan aurat


atau warna kulit dan lekuk tubuh, dan ini berlaku baik pakaian baik
laki maupun wanita.
 Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki demikian pula tidak
menyerupai pakaian laki-laki bagi wanita.
Berdasarkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Iman Bukhari dari
sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, berkata “Rasulullah

KELOMPOK 4 10
melaknat orang-orang yang menyerupai wanita dari kalangan pria dan
orang-orang yang menyerupai pria dari kalangan wanita”. (HR. Imam
Bukhari no: 5885).

 Tidak boleh isbal (melebihi mata kaki) bagi laki-laki. Dan larangan ini
mencakup pakaian yang berupa jubah, sarung, celana, maupun gamis.
Berdasarkan sebuah riwayat yang dibawakan oleh Abu Dawud dari
sahabat Ibnu Umar Radhuyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Muhammad
Saw bersabda:

Yang artinya:
“Melbihkan pakaian di bawah mata kaki itu bisa berupa jubah, atau
gamis, atau sorban. Barangsiapa yang menarik pakaiannya dalam
keadaan sombong maka Allah tidak akan melihatnya sama sekali
kelak pada hari kiamat”. (HR. Abu Dawud no: 4094. Dinyatakan
shahih oleh Al-Albani dalam shahih sunat Abi Dawud 2/771 no:3450)
 Haram memakai pakaian yang ada gambar salib atau bergambar
makhluk hidup
Dalam sabda Rasulullah:

“sesungguhnya orang-orang yang melukis gambar ini kelak akan


diazab pada hari kiamat, dan dikatkan pada mereka, “Hidupkan apa
yang telah kalian gambar! Dan belliau bersabda:” Sesungguhnya

KELOMPOK 4 11
rumah yang ada gambar di dalamnya tidak akan dimasuki oleh para
malaikat”. (HR. Bukhari no:5961, Muslim no: 2107).

 Haram memakai pakaian Syurah (popularitas)


Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Umar Radhiyalllahu
‘anhuma, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:

Yang artinya:
“Barang siapa memakai pakaian syurah di dunia, Allah akan
memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat”. (HR Ahmad
9/476 no:5664).

 Haram bila ada udzur. Memakai pakaian yang terbuat sutera dan
memakai emas bagi laki-laki
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ali
Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muahammad Saw pernah
mengambil kain sutera lalu memegang dengan tangan kanannya, lalu
mengambil emas dan memegang dengan tangan kirinya, kemudia
beliau bersabda:

Yang artinya:
“Sesungguhnya dua (benda) ini haram bagi kaaum lelaki dari
kalangan umatku”. (HR Abu Dawud no: 4057. Dinyatakan shahih
oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud no 3422).

KELOMPOK 4 12
 Diantara perkara sunah dalam berpakaian ialah memulai dari sisi
kanan terlenih dahulu
Dijelaskan dalam sebuah hadist shahih yang dikeluarkan oleh Imam
Bukhori dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
“Adalah Rasulullah Saw sangat menyukai untuk melakukan segala
pekerjaan dengan sebelah kanan baik dalam bersuci, menyisir rambut
maupun memakai sandal”. (HR Bukhari no: 5845. Muslim no:268)
 Disunnahkan ketika memakai pakaian baru untuk membaca doa yang
telah dijelaskan dalam maslah itu.
Yaitu membaca doa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw:

Yang artinya:
“Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau telah mengarunai pakaian ini
kepadaku. Aku memohon kepada-Mu kebaikan dari pakaian ini dan
kebaikan dari tujuan pakaian ini dibuat. Aku berlindung kepadaMu
dari keburukan pakaian ini dan dari keburukan dari tujuan pakaian ini
dibuat”. (HR at-Tirmidzi no: 1767. Dinyakan shahih oleh al-Albani
dalam shahih sunan at-Tirmidzi no:1446
 Disunahkan untuk mengenakan pakaian yang berwarna putih.
Berdasarkan sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam
sunannya dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi
Muhammad Saw bersabda:

KELOMPOK 4 13
Yang artinya:
"Kenakanlah oleh kalian pakaian yang berwarna putih, sesungguhnya
itu merupakan pakaian terbaik untuk kalian, dan kafanilah dengan
warna putih mayat-mayat kalian". (HR Abu Dawud no: 4061). Dinilai
shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud 2/766 no: 3426.
h. Akhlak terhadap orang tua (Ibu dan Bapak)
 Berbakti kepada kedua orang tua adalah berbuat baik kepada
keduanya dengan harta, bantuan fisik, kedudukan dan sebagainya,
termasuk juga dengan perkataan. Allah SWT telah menjelaskan
tentang bakti ini dalam firmanNya.
“Artinya : Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua‐duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali‐kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia”.(QS. Al-Isra : 23)
Demikian ini terhadap orang tua yang sudah lanjut usia. Biasanya
orang yang sudah lanjut usia perilakunya tidak normal.
 Bentuk perbuatan, hendaknya seseorang bersikap santun dihadapan
kedua orang tuanya serta bersikap sopan dan penuh kepatuhan karena
status mereka sebagai orang tuanya, demikian berdasarkan firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihinilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telahmendidik aku
waktu kecil” (QS. Al-Isra : 24)

KELOMPOK 4 14
KESIMPULAN

Akhlak dapat menetukan moral dan etika seseorang untuk mengatur pola
sikap dan tindakannya dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk menentukan
pilihan dalam mengambil keputusan yang terbaik. Akhlak dalam islam bersumber
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan.
Maka seseorang dapat menjamin kualitas kehidupan dengan baik dan benar, serta
tidak melakukan tindakan yang salah dan tidak merugikan di dunia dan di akhirat.

Dengan itu, kita dapat menerapkan perilaku akhlak yang baik antara lain
yaitu: kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, diri sendiri, keluarga dan kerabat, sesama
manusia, ibu dan bapak, lawan jeni, berpakaian/berbusana, dan alam sekitar, pada
kehidupan sehari-hari.

KELOMPOK 4 15
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/2522/5/bab2.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-marzuki-
mag/Dr.%2520Marzuki,%2520M.Ag.

https://habidialsyahbana.files.wordpress.com/2012/03/adab-dan-akhlak-
kepada-orangtua.pdf

http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/singel3/id_Adab_Berpakaian.pdf

https://www.makalh.id/contoh-makalah-agama-islam-tentang0akhlak-terbaru/

KELOMPOK 4 16

Anda mungkin juga menyukai