Konsep Hemodialisa Edit
Konsep Hemodialisa Edit
A. Pengertian Hemodialisa
Hemodialisa merupakan suatu membran atau selaput semi permiabel.
Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini
disebut dialisis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran
peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin,
asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiabel sebagai pemisah
darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari
hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir atau
end stage renal disease (ESRD) yang memerlukan terapi jangka panjang atau
toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan (Suharyanto dan
sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal
ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat.
dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap
dialyzer yaitu dari tekanan tinggi kearah yang lebih rendah (Curtis & Roshto,
2014)
B. Tujuan Hemodialisa
Terapi hemodialisis mempunyai beberapa tujuan. Tujuan tersebut
sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme
yang lain), menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang
hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal serta Menggantikan fungsi
ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain (Suharyanto dan Madjid,
2015).
Dialisis didefinisikan sebagai difusi molekul dalam cairan yang melalui
intrasel yang sebenarnya merupakan fungsi dari ginjal normal. Dialisis dilakukan
dengan memindahkan beberapa zat terlarut seperti urea dari darah ke dialisat. dan
dengan memindahkan zat terlarut lain seperti bikarbonat dari dialisat ke dalam
darah. Konsentrasi zat terlarut dan berat molekul merupakan penentu utama laju
difusi. Molekul kecil, seperti urea, cepat berdifusi, sedangkan molekul yang
susunan yang kompleks serta molekul besar, seperti fosfat, β2microglobulin, dan
albumin, dan zat terlarut yang terikat protein seperti pcresol, lebih lambat
berdifusi. Disamping difusi, zat terlarut dapat melalui lubang kecil (pori-pori) di
membran dengan bantuan proses konveksi yang ditentukan oleh gradien tekanan
dari akumulasi zat terlarut tertentu pada kasus uremia. Tujuan utama tindakan
ekstraseluler yang terganggu akibat dari fungsi ginjal yang rusak (Himmelfarb &
Ikizler, 2014)
C. Indikasi dan kontra indikasi
1. Gagal ginjal akut
2. Gagal ginjal kronik, bila laju filtrasi gromelurus kurang dari 5 ml/menit .
3. Kalium serum lebih dari 6 mEq/l 4. Ureum lebih dari 200 mg/dl
4. PH darah kurang dari 7,1
5. Anuria berkepanjangan, lebih dari 5 hari
6. Intoksikasi obat dan zat kimia
7. Sindrom Hepatorenal
kontra indikasi pada pasien yang hemodialisa adalah
1. Hipertensi berat (TD >200/100 mmhg
2. Hipotensi (TD < 100 mmhg)
3. Adanya pendarahan hebat
D. Prinsip Hemodialisa
Tindakan Hemodialisa memiliki tiga prinsip yaitu: difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi (Baticaca 2016). Sisa akhir dari proses metabolisme didalam darah
dialisat yang mempunyai konsentrasi rendah. Ureum, kreatinin, asam urat dan
fosfat dapat berdifusi dengan mudah dari darah ke cairan dialisat karena unsure-
unsur yang tidak terdapat dalam dialisat. Natrium asetat atau bicarbonate yang
diantara membrane dialysis. Air yang berlebihan akan dikeluarkan dari dalam
tekanan yang lebih tinggi (tubuh klien) ketekanan yang lebih rendah (dialisat).
dan jarum ke akses vaskuler klien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialiser
dan akses masuk darah ke dalam tubuh. Arterio Venous (AV) fistula adalah akses
nyaman bagi pasien. (Brunner & Suddart, 2015). Setelah blood line dan akses
keluar tubuh dan disaring didalam dialiser. Darah mulai mengalir dibantu pompa
darah. Cairan normal salin diletakkan sebelum pompa darah untuk mengantisipasi
sehingga terjadi pertukaran darah dan sisa zat. Darah harus dapat keluar masuk
tubuh klien dengan kecepatan 200-400 ml/menit Proses selanjutnya darah akan
udara. Darah yang sudah disaring kemudian dialirkan kembali kedalam tubuh
melalui akses venosa Dialysis diakhiri dengan menghentikan darah dari klien,
membuka selang normal salin dan membilas selang untuk mengembalikan darah
2015).
F. Prinsip yang mendasari kerja hemodialisis
Aliran darah pada hemodialisis yang penuh dengan toksin dan limbah
nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan
merupakan lempengan rata atau ginjal serat artificial berongga yang berisi ribuan
tubulus selofan yang halus dan bekerja sebagai membran semipermeabel. Aliran
sekelilingnya. Pertukaran limbah dari darah ke dalam cairan dialisat akan terjadi
Toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan
cara bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi tinggi, ke cairan dialisat
dengan konsentrasi yang lebih rendah (brenner 2014). Cairan dialisat tersusun
dari semua elektrolit yang penting dengan konsentrasi ekstrasel yang ideal.
air bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke
tekanan yang lebih rendah (cairan dialisat). Gradient ini dapat ditingkatkan
mesin dialisis. Tekanan negative diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan
2016)).
G. Penatalakasanaan pasien yang menjalani hemodialisis
Hemodialisis merupakan hal yang sangat membantu pasien sebagai upaya
yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor yang penting untuk terjadinya
gr/kgBB/hari dengan 50 % terdiri atas asupan protein dengan nilai biologis tinggi.
karena itu makanan tinggi kalium seperti buah-buahan dan umbi-umbian tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi. Jumlah asupan cairan dibatasi sesuai dengan jumlah
urin yang ada ditambah insensible water loss. Asupan natrium dibatasi 40120
mEq.hari guna mengendalikan tekanan darah dan edema. Asupan tinggi natrium
akan menimbulkan rasa haus yang selanjutnya mendorong pasien untuk minum.
Bila asupan cairan berlebihan maka selama periode di antara dialisis akan terjadi
kenaikan berat badan yang besar (Banyak obat yang diekskresikan seluruhnya
atau atau sebagian melalui ginjal. Pasien yang memerlukan obat-obatan (preparat
ketat untuk memastikan agar kadar obat-obatan ini dalam darah dan jaringan
untuk setiap pasien. Menurut Brunner dan Suddart (2016) salah satu komplikasi
darah rendah yang terjadi ketika proses hemodialisis sedang berlangsung. IDH
dialysate rendah, target penarikan cairan atau target ultrafiltrasi yang terlalu
tinggi, berat badan kering terlalu rendah dan usia diatas 65 tahun,
2. Kram otot; Kram otot yang terjadi selama hemodialisis terjadi karena target
syndrom. Bila tidak disertai gambaran klinik lainnya harus dicurigai penyakit
utama dari serum normal. Dialisat ini dibuat dalam sistem bersih dengan air
kran dan bahan kimia saring. Bukan merupakan sistem yang steril, karena
bakteri terlalu besar untuk melewati membran dan potensial terjadinya infeksi
besar, maka air untuk dialisat harus aman secara bakteriologis. Konsentrat
otomatis dan alat mengukur serta pemantau menjamin dengan tepat kontrol
rasio konsentrat-air.
4. Aksesori Peralatan
a. Perangkat Keras, terdiri dari :
1) Pompa darah, pompa infus untuk mendeteksi heparin
2) Alat pemonitor suhu tubuh apabila terjadi ketidakamanan konsentrasi
dan pasien.
2) Transfer tekanan untuk melindungi alat monitor dari pemajanan
terhadap darah.
3) Kantong cairan garam untuk membersihkan sistem sebelum digunakan.
5. Komponen Manusia/Pelaksana Tenaga pelaksana hemodialisa harus mempunyai
teorits dan praktikal dalam lingkungan klinik. Aspek yang lebih penting adalah
dialysis pasien HD
d. Perawat melaporkan hasil tindakan dialysis kepada dokter penanggung jawab
sebelum hemodialisa
o Mempersiapkan perangkat HD
o Mempersiapkan mesin HD
o Mempersiapkan cara pemberian heparin
o Mempersiapkan pasien baru dengan memperhatikan factor BioPsikososial,
Selama Hemodialisa
dan mesin HD
Persiapan Pasien :
HbsAg), hal ini perlu untuk menentukan tindak lanjut sperlu untuk
L. Langkah-langkah HD
kelebihan cairan)
c. Tentukan akses darah yang akan ditusuk.
d. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan betadine 10% lalu alcohol 70%
sebanyak 1, spuit 1 cc 1 buah, mangkok kecil berisi saline 0,9% dan kasa
steril.
f. Sediakan obat-obatan yang perlu yaitu lidonestdan heparin.
g. Pakai masker dan sarung tangan steril.
h. Lakukan anestesi local didaerah akses darah yang akan ditusuk.
i. Tusuk dengan AV fistula lalu berikan heparin sebanyak 2000 unit
M. Persiapan Alat
1. Jarum arteri
5. Detektor
8. Pompa darah
N. Prosedure Tindakan
flatboth
- Siapkan ginjal buatan sesuai dengan kebutuhan pasien
- Siapkan blood lines dan AV fiskula sebanyak2
- Ginjal buatan dan blood lines diisi saline normal (priming)
- Sambungkan dialisatelines pada ginjal buatan
- Sambil mempersiapkan pasien slang inlet dan outlet
O. Tekhnik hemodialisa
beberapa istilah :
a. Sirkulasi ekstrakorporeal
b. Sirkulasi diluar tubuh selama terjadi hemodialisa.
c. Sirkulasi sistemik
d. Sirkulasi dalam tubuh
e. Selaput semipermiabel
f. Selaput yang sangat tipis mempunyai pori-pori halus, hanya dapa dilihat
dengan mikroskop.
g. Blood pump (Roller Pump)
h. Pompa mesin hemodialisa yang gunanya mengalirkan darah dari sirkulasi
status
Akses darah dihentikan
setiap 1 jam
DAFTAR PUSTAKA
Arliza, 2016. Prosedur dan Teknik Operasional Hemodialisa. Edisi pertama. Yogyakarta:
Tugu Pustaka
Batticaca, B. Fransisca. 2016. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
EGC.
Cahyaningsih, Niken. 2014. Hemodialisis : Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal.