Respirasi Pada Manusia
Respirasi Pada Manusia
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
pada Nabi besar Muhammad SAW, Rasul pembawa berkah, penerang bumi dari kegelapan dan
seorang refolusioner yang merubah dunia dan peradaban menjadi lebih baik. Keselamatan dan
berkah juga semoga selalu terlimpah kepada keluarganya, para sahabatnya, sampai kepada umatnya
yang senantiasa taat dan patuh kepada ajaranya sampai akhir zaman. Aamiin.
Alhamdulillah atas ridho Allah SWT lah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Salah satu mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan I
Penulis menyadari sepenuhnya dalam proses penyusunan makalah ini tidak dapat
terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu
bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan mati
(wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat
dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan
pada mammalia khususnya manusia.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, faring, pangkal tenggorok,
tenggorok, cabang tenggorok.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida
sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam
tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan
cara difusi.
Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan
mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi
eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau
sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh
(darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
PEMBAHASAN
2.2 Anatomi
1. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup laring sewaktu orang menelan.
Bila waktu makan kita bicara (epiglotis terbuka), makanan bisa masuk ke laring (keselek)
dan terbatuk-batuk yang merupakan gerakan refleks untuk mengeluarkan benda atau
makanan yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Pada saat bernapas epiglotis terbuka
tapi pada saat menelan epiglotis menutup laring.
2. Jika bernapas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat disaring,
dilembabkan atau dihangatkan yang menimbulkan gangguan tubuh dan sel bersilia akan
rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
3. Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan dikendurkan, sehingga
lebar selah-selah antara pita-pita tersebut berubah-ubah sewaktu berbapas dan berbicara.
Selama pernapasan pita suara sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar masuk.
2.2.2.b Trakea
Trakea berbentuk tabung yang dibentuk dari 16-20
cincin tulang rawan yang berbentuk seperti huruf C. Cincin
ini tidak berbentuk lingkaran karena kedua ujungnya tidak
menyatu akibat penempelan esofagus pada dinding trakea.
Selain itu, hal ini juga berguna agar trakea tetap terbuka serta
melakukan sedikit perubahan diameternya saat dibutuhkan
sehingga udara masuk dan keluar dengan lancar. Cincin
tersebut juga diikat bersama dengan jaringan fribrosa.
Trakea bersifat kuat, namun
elastis. Trakea disusun oleh epitel
bersilia yang memiliki sel goblet, sel
ini akan menghasilkan mukus (cairan
kental/lendir) yang melindungi
dinding trakea. Saat hampir sampai
ke paru, struktur trakea membentuk
dua cabang (kiri dan kanan) yang
akan berhubungan langsung dengan
bronkus, alveolus dan paru-paru.
Dinding trakea tersusun atas 3 lapisan
yaitu lapisan dalam (jaringan
mukosa); lapisan tengah (jaringan
otot dan tulang rawan); dan lapisan
terluar (jaringan ikat).
1. Lapisan Dalam (Jaringan Mukosa)
Lapisan mukosa pada trakea tersusun oleh sel epitel silindris bersilia dengan sel goblet.
Lapisan ini berfungsi untuk menghasilkan mukus (lendir/cairan kental) yang melindungi
dinding trakea juga melindungi saluran pernapasan dari benda asing(proteksi).
2. Lapisan Tengah (Jaringan Otot dan Tulang Rawan)
Lapisan tulang rawan merupakan lapisan tempat terletaknya tulang rawan berbentuk sepertin
huruf C yang telah kami jelaskan sebelumnya. Bagian yang terbuka pada tulang rawan ini
terletak pada bagian posterior (belakang)nya yaitu tempat bertemunya trakea dengan
esofagus. Di sekitar cincin tulangr rawan tersebut terdapat jaringan otot yang berupa otot
polos, fungsinya adalah untuk pergerakan pernapasan, mengontrol refleks batuk atau
tersedak. Pada lapisan ini juga terdapat struktur yang mengubungkan antar cincin tulang
rawan trakea serta menjaga kedua ujung cincin tetap dalam keadaan optimalnya.
3. Lapisan Terluar Adventitia (Jaringan Ikat)
Merupakan lapisan terluar yang disusun oleh jaringan ikat. Pada lapisan ini juga dapat
ditemukan pembuluh darah, saraf, dan jaringan lemak.
2.2.2.c Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang tenggorok yang jumlahnya sepasang, yang satu
menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri. Dinding bronkus
tersusun atas lapisan jaringan ikat, lapisan otot polos, dan cincing tulang rawan, serta lapisan
jaringan epitel.
1. Bronkus Primer
Saluran yang berasal dari
percabangan trakea ( saluran
utama pernapasan ).
Percabangan ini dimulai dari
titik hilum ( ujung tulang dada
). Bronkus primer berjumlah 2
ke kiri dan ke kanan. Secara
umum struktur bronkus
primer serupa dengan struktur
trakea. Bronkus primer berada
di dalam rongga dada.
2. Bronkus Sekunder
Saluran yang berasal dari percabangan bronkus primer. Bronkus sekunder menjadi cabang
utama pada tiap-tiap lobus paru-paru. Bronkus ini mempunyai ukuran yang lebih kecil
dibanding dengan bronkus primer dan lebih tipis lapisan selnya. Bronkus primer kanan
membentuk percabangan sebanyak 3 bronkus sekunder sementara bronkus primer sebelah
kiri hanya membentuk 2 bronkus sekunder
3. Struktur Bronkus
1. Jaringan epitel
Jenis epitel yang menyusun bronkus ialah epitel silindris bersilia, sel-sel epitel
ini menghasilkan lendir atau mucus yang berfungsi menangkap kotoran.
2. Lamina Propia
Lamina propia atau membrane dasar yang berfungsi sebagai fondasi bagi sel-sel
epitel ( tempat menempel sel epitel ). Lamina propia merupakan lapisan jaringan ikat
di dalam lapisan ini terdapat sel-sel limfosit yang terkait dengan sistem pertahanan
tubuh.
3. Jaringan Otot
Janeis otot yang menyusun bronkus merupakan otot polos. Lapisan jaringan ini
terdapat dibawah lapisan lamina propia. Keberadaan otot polos di dalam bronkus terkait
dengan kontraksi – relaksasi saluran pernapasan diantara sel – sel otot polos terdapat
senyawa elastin.
4. Tulang Rawan
Tulang rawan ini merupakan tulang utama dalam penyusun saluran pernapasan.
Berbeda dengan trakea yang tersusun teratur tulang rawan penyusun memiliki bentuk
seperti jala. Tulang rawan tersusun paling luar pada bronkus sementara lumennya terisi
oleh lamina propia dan lapisan epitel. Jenis tulang rawan ialah yang paling ideal dalam
saluran pernapasan, hal ini karena tulang rawan yang lunak memudahkan dalam
gerakan pernapasan.
2.2.2.d Bronkiolus dan alveolus
Bronkioli atau yang juga dikenal dengan
nama bronkiolus ini sendiri adalah percabangan
dari bronkus yang ada pada trakea, dimana
merupakan ujung dari bronkus yang sudah tidak
didukung oleh cincin tulang rawan seperti
layaknya bronkus. Bronkiolus berbatasan
langsung dengan alveoli yang terdapat di dalam
paru-paru manusia dan makhluk hidup berparu-
paru lainnya, yang tentu saja memiliki fungsi
yang sangat penting
Dari bronkus, udara masuk ke cabang bronkus
yang semakin halus lagi. Bronkiolus berakhir sebagai gelembung-gelembung halus yang disebut
alveolus. Alveolus diselebungi oleh pembuluh darah kapiler tempat terjadinya difusi O2 dan
CO¬2
Alveoli terdiri dari lapisan epitel dan matrik ekstraseluler yang dikelilingi oleh kapiler.
Lapisan epitel tersebut berperan untuk memudahkan pengikatan oksigen yang berasal dari udara
dalam rongga alveolus yang dilakukan oleh darah di dalam kapiler-kapiler darah. Diantara alveoli
yang terdapat pada dinding alveolar terdapat pori-pori yang disebut dengan pori-pori
kohn. Alveoli juga mengandung beberapa serat elastis dan serat kolagen.
Selain ketiga sel utama di atas, alveolus juga terdiri dari sel-sel makrofag yang dapat
membantu menghancurkan bakteri maupun berbagai macam benda asing yang masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan. Sehingga, sel-sel ini memiliki keterkaitan dengan sistem kekebalan
tubuh kita.
2.2.2.e Paru-paru
Respirasi mempunyai fungsi utama sebagai pengambil oksigen untuk dibawa oleh darah
keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran dan sebagai pengeluar karbondioksida
yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang
karena sudah tidak berguna lagi oleh tubuh.
Selain itu, respirasi mempunyai fungsi lain, yaitu :
1. Regulasi homeostasis pH tubuh
2. Proteksi dari patogen dan iritan yang terhirup
3. Membantu proses vokalisasi
4. Ekskresi air dan panas tubuh
5. Membantu meningkatkan aliran balik vena (sebagai pompa)
6. Mengeluarkan, memodifikasi, aktivasi dan inaktivasi bahan atau materi yang melalui peredaran
darah paru
2.3.2 Hidung
Di dalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan
Penyaringan diperuntukkan bagi benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu.
Benda-benda ini dihalangi oleh rambut-rambut rongga hidung. Adanya indera pembau
memungkinkan tubuh untuk menghindari gas-gas yang berbau tidak enak masuk dalam saluran
pernapasan.
Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Bila udara yang masuk
suhunya lebih rendah dari suhu tubuh, darah kapiler akan melepaskan energinya ke rongga hidung
sehingga suhu udara yang masuk menjadi hangat. Adanya lendir menyebabkan udara kering yang
masuk ke rongga hidung menjadi lembab.
2.3.3 Faring
Fungsi Faring
1. Faring berperan penting dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, bahkan juga
dalam proses berbicara (suara).
2. Dalam sistem pencernaan, Faring berfungsi sebagai penyalur makanan dari mulut ke
kerongkongan. Ketika makanan didorong ke belakang oleh lidah, maka saluran
pernapasan akan menutup dan makanan akan masuk ke kerongkongan.
3. Dalam sistem pernapasan faring berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan dan
juga dapat mengatur kelembaban udara yang masuk. Udara ini akan diteruskan ke
batang tenggorokan (trakea).
4. Proses pengeluaran suara, pada proses ini faring yang merupakan jalur masuknya udara
dapat berperan signifikan. Udara harus terlebih dahulu melewati faring kemudian
laring, barulah udara tersebut menggetarkan pita suara sehingga kita dapat berbicara.
5. Faring juga dapat mengatur tekanan udara di telinga. Pada bagian awal faring terdapat
saluran yang berhubungan langsung dengan telinga yang disebut tuba eustachius. Nah
saluran ini berfungsi untuk mengatur tekanan udara antara lingkungan luar tubuh
dengan lingkungan dalam telinga.
2.3.4 Laring
A. Fungsi Laring
2.3.5 Trakea
A. Fungsi Trakea
1. Sebagai bagian dari sistem pernapasan
Trakea merupakan tabung pernapasan yang terletak setelah laring. Udara yang
melewati trakea akan menuju bronkus, kemudian alveolus baru ke paru. Di dalam
trakea, debu atau kotoran yang masih ada di dalam udara yang dibawa akan disaring
oleh trakea.Selain itu trakea juga dapa menjaga kelembaban udara serta ikut serta dalam
pengaturan suhu udara karena memiliki lendir (mukus) pada mukosanya.
2. Ikut berperan dalam proses pencernaan
Sebagian dinding trakea menyatu dengan dinding organ pencernaan, yaitu esofagus.
Jadi secara tidak langsung trakea juga memiliki pengaruh terhadap proses pencernaan
pada manusia. Apabila terjadi sumbatan pada trakea maka akan menjadi masalah juga
bagi esofagus yang melekat dengannya. Contohnya ketika terjadi sumbatan jalan napas
anda akan tersedak sekaligus melakukan refleks batuk sehingga saluran trakea dan
esofagus bersih lagi dari benda asing yang tersumbat tadi.
3. Mencegah benda berbahaya masuk ke dalam paru-paru (melindungi saluran
pernapasan)
Ketika ada benda asing yang masuk melalui saluran pernapasan dan sampai ke trakea,
maka benda tersebut akan terjebak dan melekat pada lendir trakea yang lengket.
Kemudian benda atau bakteri itu akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk dahak atau
cairan kental (karena bercampur dengan mukus trakea)
2.3.6 Bronkus
Terdapat beberapa divisi bronkus di setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus lobaris
yang merupakan cabang bronkus utama, 3 di paru kanan dan dua di paru kiri. Bronkus lobaris
kemudian akan bercabang lagi menjadi bronkus segmental, 10 pada paru kanan dan berjumlah
delapan pada paru kiri. Bronkus segmental kemudian akan bercabang lagi menjadi bronkus
subsegmental. Bronkus subsegmental ini dikelilingi oleh jaringan ikat, pembuluh darah,
pembuluh limfatik dan pembuluh saraf. Kemudian bronkus segmental akan bercabang menjadi
bronkiolus yang tidak mempunyai kartilago (tulang rawan) pada dindingnya.
A. Fungsi Bronkus
1. Menyaring Udara Pernapasan
Seperti yang telah kami singgun, lapisan epitel bronkus mempunyai sel yang dapat
menghasilkan mukus, selain itu dinding sel bronkus juga mempunyai silia (bulu halus).
Hal ini akan membuat kotoran atau benda asing yang masuk ke dalam saluran
pernapasan menempel dan tersaring sehingga tidak masuk ke paru-paru.
2. Melembabkan Udara pernapasan
Selain berfungsi untuk mengeliminasi komponen berbahaya, mukus yang dihasilkan
oleh sel goblet di jaringan epitel juga dapat melebabkan atau menghangatkan udara
pernapasan.
3. Sebagai konduktor udara antara atmosfer (lingkungan luar) dengan alveoli.
4. Menghubungkan tenggorokkan (trakea) dan paru-paru
Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun secara tidak sadar.
Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernapas,
misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian menahannya
beberapa saat, lalu mengeluarkannya. Pernapasan sacara tidak sadar yaitu pernapasan yang
dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, misalnya pernapasan yang
terjadi pada saat kita tidur. Dalam pernapasan selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi
(menghirup udara) dan ekpirasi (menghembuskan udara). Berdasarkan cara melakukan
inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya, manusia dapat melakukan dua mekanisme
pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
paru-paru
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anonim,november
2018(online).(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rj
a&uact=8&ved=2ahUKEwjRjYLwn4_fAhXXbSsKHdwNBqcQFjACegQICBAC&url=https%3A%
2F%2Fs3-us-west-2.amazonaws.com%2Foww-files-
public%2F7%2F73%2FSistem_Respirasi.doc&usg=AOvVaw01ljpS91LxmxwWPcne087b) diakses
8 desember 2018
ruben ruben,18 mey 2016, Sistem Pernapasan Pada Hewan – Jenis dan
Prosesnya,jakarta,(online) (https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-pernapasan-pada-hewan)
diakses 8 desember 2018