Oleh : A11-B
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kekerasan pada anak.
2. Untuk mengetahui bentuk kekerasan dan faktor yang mempengaruhi
kekerasan pada anak.
3. Untuk mengetahui dampak dari kekerasan pada anak dan solusi untuk
mencegah terjadinya kekerasan pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi kekerasan pada anak yaitu kekerasan yang dilakukan oleh orang
dewasa atau orang yang lebih tua terhadap anak yang tak berdaya dengan
menggunakan kekuasaan dimana bentuk penganiyaan atau kekerasan tersebut
baik berupa fisik maupun psikis.
2.2 Bentuk Kekerasan dan Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan pada Anak
A. Bentuk Kekerasan pada Anak
Bentuk kekerasan pada anak yaitu :
1) Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah agresi fisik diarahkan pada seorang anak oleh
orang dewasa. Hal ini dapat melibatkan meninju, memukul, menendang,
mendorong, menampar, membakar, membuat memar, menarik telinga
atau rambut, menusuk, membuat tersedak atau menguncang seorang
anak. Guncangan terhadap seorang anak dapat menyebabkan sindrom
guncangan bayi yang dapat mengakibatkan tekanan intrakranial,
pembengkakan otak, cedera difus aksonal, dan kekurangan oksigen
yang mengarah ke pola seperti gagal tumbuh, muntah, lesu, kejang,
pembengkakan atau penegangan ubun-ubun, perubahan pada
pernapasan, dan pupil melebar. Transmisi racun pada anak melalui
ibunya (seperti dengan sindrom alkohol janin) juga dapat dianggap
penganiayaan fisik dalam beberapa wilayah yurisdiksi.
Bentuk kekerasan seperti ini mudah diketahui karena akibatnya bisa
terlihat pada tubuh korban Kasus physical abuse: persentase
tertinggiusia 0-5 tahun (32.3%) dan terendah usia 13-15 tahun
(16.2%).Kekerasan biasanya meliputi memukul, mencekik,
menempelkan benda panas ke tubuh korban dan lain-lainnya. Dampak
dari kekerasan seperti ini selain menimbuBlkan luka dan trauma pada
korban, juga seringkali membuat korban meninggal
2) Kekerasan secara Verbal
Kekerasan verbal merupakan “kekerasan terhadap perasaan”.
Mengeluarkan kata – kata kasar tanpa menyentuh fisik, kata – kata yang
memfitnah, kata – kata yang mengancam, menakutkan, menghina atau
membesar – besarkan kesalahan orang lain merupakan bentuk dari
kekerasan verbal. Kekerasan verbal biasanya terjadi ketika ibu sedang
sibuk dan anakanya meminta perhatian namun si ibu malah menyuruh
anaknya untuk “diam” atau “jangan menangis” bahkan dapat
mengeluarkan kata – kata “kamu bodoh”, “kamu cerewet”, “kamu
kurang ajar”, “kamu menyebalkan”, atau yang lainnya. Kata – kata
itulah yang dapat diingat oleh sang anak, bila dilakukan secara
berlangsung oleh ibu. Tidak hanya seorang ibu yang bisa melakukan
kekerasan verbal, seorang ayah pun bisa melakukan kekerasan verbal
ketika ia merasa kesal.
3) Kekerasan secara Mental
Bentuk kekerasan seperti ini juga sering tidak terlihat, namun
dampaknya bisa lebih besar dari kekerasan secara verbal. Kasus
emotional abuse: persentase tertinggi usia 6-12 tahun (28.8%) dan
terendah usia 16-18 tahun (0.9%) Kekerasaan seperti ini meliputi
pengabaian orang tua terhadap anak yang membutuhkan perhatian,
teror, celaan, maupun sering membanding-bandingkan hal-hal dalam
diri anak tersebut dengan yang lain, bisa menyebabkan mentalnya
menjadi lemah.Dampak kekerasan seperti ini yaitu anak merasa cemas,
menjadi pendiam, belajar rendah diri, hanya bisa iri tanpa mampu untuk
bangkit.
4) Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan
anak di mana orang dewasa atau pelanggaran yang dilakukan oleh
remaja yang lebih tua terhadap seorang anak untuk mendapatkan
stimulasi seksual. Bentuk pelecehan seksual anak termasuk meminta
atau menekan seorang anak untuk melakukan aktivitas seksual (terlepas
dari hasilnya), paparan senonoh dari alat kelamin kepada anak,
menampilkan pornografi kepada anak, kontak seksual yang sebenarnya
terhadap anak, kontak fisik dengan alat kelamin anak, melihat alat
kelamin anak tanpa kontak fisik, atau menggunakan anak untuk
memproduksi pornografi anak. Bentuk kekerasan seperti ini biasanya
dilakukan oleh orang yang telah dikenal anak, seperti keluarga,
tetangga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Kasus pelecehan
eksual: persentase tertinggiusia 6-12 tahun (33%) dan terendah usia 0-5
tahun (7,7%).Bentuk kekerasan seperti ini yaitu pelecehan, pencabulan
maupun pemerkosaan. Dampak kekerasan seperti ini selain
menimbulkan trauma mendalam, juga seringkali menimbulkan luka
secara fisik.
2.3 Dampak dari Kekerasan pada Anak dan Solusi Untuk Mencegah
Terjadinya Kekerasan pada Anak
A. Dampak dari Kekerasan pada Anak
Dampak kekerasan pada anak yang diakibatkan oleh orangtuanya sendiri
atau orang lain sangatlah buruk antara lain:
1) Agresif
Sikap ini biasa ditujukan anak kepada pelaku kekerasan. Umumnya
ditujukan saat anak merasa tidak ada orang yang bisa melindungi
dirinya. Saat orang yang dianggap tidka bisa melindunginya itu ada
disekitarnya, anak akan langsung memukul datau melakukan tindak
agresif terhadap si pelaku. Tetapi tidak semua sikap agresif anak muncul
karena telah mengalami tindak kekerasan.
2) Murung/Depresi
Kekerasan mampu membuat anak berubah drastis seperti menjadi anak
yang memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai
penurunan berat badan. Ia akan menjadi anak yang pemurung, pendiam,
dan terlihat kurang ekspresif.
3) Mudah menangis
Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidka nyaman dan aman
dengan lingkungan sekitarnya. Karena dia kehilangan figur yang bisa
melindunginya, kemungkinan besar pada saat dia besar, dia tidak akan
mudah percaya pada orang lain.
4) Melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain
Dari semua ini anak dapat melihat bagaimana orang dewasa
memperlakukannya dulu. Ia belajar dari pengalamannya, kemudian
bereaksi sesuai dengan apa yang dia alami.
"Terdapat luka bekas gigitan sebelah pipi kiri, di telinga bagian kiri,
luka lebam di kedua pergelangan tangan bagian dalam dan luka
bekas gigitan di hampir semua bagian belakang dan perut. Korban
pun lalu dibawa ke Rumah Sakit Imanuel Waingapu guna dilakukan
visum," terangnya.
Kasus diatas merupakan kekerasan Fisik pada anak yang dilakukan oleh kakak
kandungnya sendiri, hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengawasan orang
tua terhadap anak dan kurangnya pendidikan budi pekerti dan agama dalam
meningkatkan pendidikan moral.
Solusi yang dapat dilakukan bila terjadi kekerasan fisik yaitu segera melapor
pada pihak yang berwajib. Hal ini bertujuan agar segera diambil tindakan lebih
lanjut terhadap tersangka dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi.
Korban kekerasan juga harus segera mendapat bantuan ahli medis serta
dukungan dari orang tua agar tidak menimbulkan rasa takut yang berlebih pada
anak untuk mencegah terjadinya gangguan mental pada anak akibat trauma.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekerasan pada anak yaitu kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa atau
orang yang lebih tua terhadap anak yang tak berdaya dengan menggunakan
kekuasaan dimana bentuk penganiyaan atau kekerasan tersebut baik berupa
fisik maupun psikis. Adapun bentuk-bentuk kekerasan pada anak yaitu
kekerasan fisik, kekerasan secara verbal, kekerasan secara mental, pelecehan
seksual. Dampak kekerasan pada anak yaitu agresif, murung/depresi, mudah
menangis, dan melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain.
3.2 Saran
Setelah membaca paper ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan paper kami.
DAFTAR PUSTAKA