DISUSUN OLEH :
WASGINA
J1B116010
DOSEN PENGAMPU :
MONIKA MARPAUNG S.TP, M.P
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang merah
varietas Bima yang diperoleh dari petani bawang merah di Kabupaten Brebes dengan
umur panen 60 HST (Hari Setelah Tanam). Sebelum dilakukan pengemasan yang
dilanjutkan dengan penyimpanan, bawang merah di kelompokkan berdasarkan ukuran
yang terdiri dari bawang merah berukuran besar (>9g), sedang (5-9g) dan kecil (<5g).
Masing-masing kelompok dikemas dalam jala plastik dengan berat 2 kg untuk
masing-masing kemasan.
Benih kedelai yang digunakan adalah kedelai kuning varietas Wilis dan
kedelai hitam varietas lokal Ciwalen.
Gambar 1. Perubahan kadar air umbi bawang merah ukuran (a) besar, (b) sedang, (c)
kecil selama penyimpanan pada suhu 0, 5, 10oC dan suhu ruang.
Perubahan kadar air umbi bawang merah pada suhu ruang terjadi perubahan
selama penyimpanan, baik untuk ukuran umbi besar, sedang dan kecil. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi suhu dan RH ruang yang tidak tetap selama penyimpanan.
Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan kadar air pada umbi bawang merah
selama penyimpanan (Priyantono et al. 2013). Sesuai dengan penelitian (Khairun
Mutia 2014), penggunaan suhu ditempat penyimpanan dengan kisaran (26-32oC) dan
kelembaban dengan kisaran (52-88%). Kondisi yang tidak tetap tersebut
menyebabkan benih umbi bawang merah dengan mudah menyerap dan menguapkan
air dari dalam umbi yang menyebabkan terjadinya perubahan kadar air.
3.1.2 Kedelai
Sebelum benih disimpan, dilakukan pengujian kualitas benih awal.
Pengamatan meliputi kadar air benih, vigor, daya tumbuh benih, suhu dan
kelembaban ruang simpan (Tabel 1).
Tabel 1. Hasil pengamatan kualitas awal benih kedelai
Kondisi awal kualitas benih kedelai kuning maupun kedelai hitam mempunyai
daya tumbuh dan vigor yang tinggi masing-masing yaitu > 90%, kadar air 9%,
kondisi lingkungan dengan suhu rendah 20,6oC kelembaban 86% di Ciwalen dan
suhu tinggi 27oC kelembaban 67,5% di Yogyakarta. Benih disimpan selama enam
bulan, setiap bulan dilakukan pengujian kualitas benih, meliputi daya tumbuh dan
vigor, serta pertumbuhan bibit yang merupakan vigor lapangan (diamati mulai bulan
ke empat, karena kualitas benih kedelai dalam label dapat berlaku sampai tiga bulan).
Gambar 2. Persentase viabilitas umbi bawang merah ukuran (a) besar, (b) sedang, (c)
kecil setelah penyimpanan pada suhu 0, 5, 10°C dan suhu ruang.
Penyimpanan pada suhu 0, 5, 10oC dan suhu ruang pada umbi ukuran kecil
menghasilkan daya tumbuh sebesar 100%. Sedangkan benih bawang merah dengan
ukuran sedang dan besar pada suhu 5oC, 10oC dan suhu ruang juga sebesar 100%.
Tingginya nilai persentase tanaman bawang merah yang tumbuh berkorelasi positif
terhadap kualitas umbi yang baik. Semakin baik kualitas benih terutama berkaitan
dengan kebersihan sumber pathogen, maka persentase yang tumbuh juga semakin
tinggi pula. Sementara bawang merah dengan ukuran sedang pada suhu 0 oC memiliki
persentase daya tumbuh sebesar 80%. Sedangkan pada benih bawang merah dengan
ukuran besar pada suhu 0oC memiliki persentase daya tumbuh sebesar 40%. Hal ini
diduga adanya penggunaan suhu rendah yang menyebabkan umbi chilling injury
(kerusakan pada sel membran).
3.2.2 Kedelai
Berdasarkan hasil analisis varians daya tumbuh dan vigor menunjukkan
bahwa terdapat interaksi antara warna kulit dan suhu ruang simpan. Penyimpanan
benih kedelai hitam dalam kantong plastik maupun kaleng pada suhu rendah dan
tinggi sampai 6 bulan masih mempunyai daya tumbuh dan vigor yang tinggi (> 90%),
hanya pada suhu tinggi sudah mulai menurun menjadi 80% dan berbeda nyata dengan
kedelai kuning. Kedelai kuning dalam kantong plastik maupun kaleng setelah
disimpan selama enam bulan , daya tumbuh dan vigor benihnya masih tinggi (>80%)
pada suhu rendah. Pada suhu tinggi telah mulai menurun setelah disimpan 2 bulan
dan pada akhir penyimpanan daya tumbuh turun sampai 41%. Hal ini disebabkan
adanya perubahan kadar air benih telah naik sekitar 1 % dari kadar air awal mulai
bulan keempat penyimpanan, perbedaan ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
benih.
Gambar 3. Pengaruh suhu simpan terhadap daya tumbuh kedelai hitam dan kuning
selama 6 bulan penyimpanan
Secara genetik permeabilitas kulit benih kedelai kuning lebih tinggi
dibandingkan dengan kedelai hitam, karena kandungan lignin kedelai hitam
var.Merapi lebih tinggi (15,31%) dibandingkan kedelai kuning var.Lampo-Batang
(1,43%). Permeabilitas kulit benih yang tinggi akan memudahkan masuknya air dan
oksigen kedalam benih yang segera akan mengaktifkan enzim-enzim yang berperan
dalam metabolisme benih.
3.3 Tinggi Tanaman
3.3.1 Bawang Merah
Pada umumnya penanaman bawang merah dilakukan dengan menggunakan
umbi yang ditanam secara utuh sebagai bahan perbanyakan. Teknologi perbanyakan
umbi bawang merah secara konvensional, yaitu dengan menggunakan umbi, masih
disukai petani karena caranya yang lebih mudah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tinggi tanaman benih bawang merah selama 2 minggu setelah tanam terdapat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Perubahan tinggi tanaman umbi bawang merah ukuran (a) besar, (b)
sedang, (c) kecil setelah penyimpanan pada suhu 0, 5, 10oC dan suhu ruang.
3.3.2 Kedelai
Penurunan daya tumbuh dan vigor benih kedelai nampaknya diikuti pula
dengan pertumbuhan bibit yang rendah. Benih kedelai kuning yang mempunyai daya
tumbuh dan vigor yang sudah menurun, pertumbuhan bibitnya yang meliputi tinggi
bibit, panjang akar dan berat kering bibit juga rendah (lambat) dibandingkan benih
kedelai hitam. Hal ini menyebabkan tanaman kurang mampu beradaptasi dengan
lingkungan, sehingga lebih peka terhadap tempaan hujan deras, angin kencang, panas
matahari yang terik dan serangan hama penyakit. Pertumbuhan bibit dari benih
kedelai hitam yang disimpan pada suhu rendah nampak paling baik dan tinggi
dibanding perlakukan yang lain karena daya tumbuh dan vigornya juga paling tinggi
(gambar 4)
Gambar 5. Pengaruh suhu simpan terhadap tinggi bibit kedelai hitam dan
kuning selama 6 bulan penyimpanan
1. Kadar air merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan selama
penyimpanan karena dapat mempengaruhi kualitas pada bahan pangan.
Bawang merah yang disimpan pada suhu 0oC, 5oC dan 10oC mengalami
penurunan kadar air hingga akhir penyimpanan, sedangkan kedelai selama
penyimpanan mengalami perubahan kadar air benih naik sekitar 1 % dari
kadar air awal mulai bulan keempat penyimpanan ini sangat berpengaruh
terhadap kualitas benih.
2. Viabilitas benih menunjukkan daya tumbuh benih, aktif secara metabolisme
dan memiliki enzim yang dapat mengatalisis reaksi metabolisme yang
diperlukan untuk pertumbuhan benih. Penyimpanan pada suhu 0, 5, 10oC dan
suhu ruang pada umbi bawang merah menghasilkan daya tumbuh sebesar
100%.
3. Penyimpanan benih kedelai hitam dalam kantong plastik maupun kaleng pada
suhu rendah dan tinggi sampai 6 bulan masih mempunyai daya tumbuh dan
vigor yang tinggi (> 90%), hanya pada suhu tinggi sudah mulai menurun
menjadi 80% dan berbeda nyata dengan kedelai kuning.
4. Tinggi tanaman bawang merah terus meningkat seiring dengan bertambahnya
umur tanaman. tinggi tanaman terbaik ditunjukkan pada suhu ruang untuk
semua kelompok ukuran benih, namun tanaman yang tertinggi terdapat pada
umbi ukuran sedang sebesar 27.69 cm.
5. Pertumbuhan bibit kedelai meliputi tinggi bibit, panjang akar dan berat kering
bibit rendah (lambat) karena daya tumbuh dan virgornya menurun. Hal ini
nampak pada penurunan daya tumbuh dan vigor benihnya menjadi 41%
setelah disimpan selama enam bulan dan berbeda nyata dengan kedelai hitam
yang masih tinggi yaitu > 90%.
DAFTAR PUSTAKA