Obyektif Presentasi
Keilmuan Keterampilan Penyelenggaraan Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja ✓Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Seorang pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 hari SMRS. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Riw. Keluar batu (-), BAK berdarah (-). Ketika dipasang
kateter di IGD urin pasien tidak ada keluar. Demam (+).
Tujuan : Menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasien dengan Acute Renal Failure
(ARF)
Riwayat pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Riwayat kesehatan/ penyakit dahulu
(-)
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
Pemeriksaan fisik
Kondisi Umum : Tampak sakit sedang
Status Vital : Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 110/70 mmHg
HR : 90x/ menit, regular
Pernapasan : 20x / menit
Suhu : 37,8 0C, suhu axila
Kepala : Normocefal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorax :
- Pulmo
Inspeksi : Bentuk dada normal, Gerakan dada kiri dan kanan simetris, penggunaan otot
bantu pernafasan (-)
Palpasi : Vokal fremitus dada kiri dan kanan sama
Perkusi : Hipersonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Ves ka = ki, Wheezing (-/-), rhonki (-/-)
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS
Perkusi : Batas – batas jantung
Atas : ICS II LMCS
Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular
- Abdomen
Inspeksi : Soepel, masa (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-) hepar/lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”
Diagnosis
Terapi
- IVFD RL / 8 jam
- Inj. Ketorolac 3x1
- Inj. Ranitidin 2x1
- Paracetamol tab 3x500 mg
- Drip resfar 1fls dalam D5% 400cc habis dalam 8 jam
- Inj. Metoclopramide 2x10 mg
- Lactulosa syr 3xCI
Daftar Pustaka
1. Hadi, Sjahfiri. 1996. Penatalaksanaan Gagal ginjal Akut. Malang : Sub Bagian Ginjal
Hipertensi Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam, FK UNIBRAW – RS Dr. Saiful Anwar Malang
2. Sinto, Robert. Ginova Nainggolan. 2010. Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan Tata
Laksana. Majalah Kedokteran Indonesia Volume 6(2). Hal 81 – 88.
Hasil Pembelajaran
1. Kasus pasien dengan Acute Renal Failure (ARF)
2. Menegakan diagnosis Acute Renal Failure (ARF)
3. Penatalaksanaan Acute Renal Failure (ARF)
RANGKUMAN
Subjektif
Seorang Pasien datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 hari SMRS. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Riw. Keluar batu (-), BAK berdarah (-). Ketika dipasang
kateter di IGD urin pasien tidak ada keluar. Demam (+).
Objektif
Dari hasil anamensis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sangat mendukung diagnosis
Acute Renal Failure (ARF). Pada kasus ini ditegakan berdasarkan:
- Gejala klinis : Tidak bisa BAK
- Pemeriksaan fisik : sudah dilakukan pemasangan kateter di IGD urin (-)
- Pemeriksaan laboratorium : Ureum dan Kreatinin meningkat dua kali lipat.
Assesment
Acute Renal Failure adalah sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang
terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) yang menyebabkan retensi sisa
metabolism nitrogen (urea-kreatinin) dan non-nitrogen, dengan atau tanpa disertai oluguria.
Etiologi
A. GGA pra renal
1. Hipovolemia, seperti Kehilangan darah/plasma, Kehilangan cairan melalui
gastrointestinal
2. Redistribusi cairan tubuh, seperti pancreatitis, peritonitis, edama, asites
3. Vasodilatasi sistemik, seperti Sepsis, Sirosis hati, Reaksi anafilaksis
4. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung, seperti infark jantung, Gagal
jantung kongestif, Temponade jantung, Emboli paru
B. GGA renal
1. Kelainan glomerulus, seperti Glomerulonefritis akut
2. Kelainan tubulus, seperti Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat iskemia
C. GGA pasca renal
1. Obstruksi intra renal
2. Obstruksi ekstra renal
Penegakan Diagnosis
Diagnosis GGA berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditegakkan bila terjadi peningkatan secara
mendadak kreatinin serum 0,5 mg% pada pasien dengan kadar kreatinin awal <2,5 mg% atau
peningkatan > 20% bila kreatinin awal > 2,5 mg%. dengan demikian gagal ginjal akut pada gagal
ginjal kronis (acute on chronic renal disease) termasuk dalam definisi ini. The Acute Dialysis Quality
Intiations Group membuat RIFLE sistem yang mengklasifikasikan GGA dalam tiga katagori menurut
beratnya (Risk Injury Failure) serta dua katagori akibat klinik (Loss dan End Stage renal disease)
Risk Peningkatan serum kreatinin 1,5 kali < 0,5 ml/kg/jam selama
Trauma Peningkatan serum kreatinin 2 kali 6jam
Gagal Peningkatan serum kreatinin 3 kali atau < 0,5 ml/kg/jam selama
kreatinin 355 μmol/l 12 jam
Loss Gagal ginjal akut persisten, kerusakan total < 0,5 ml/kg/jam selama
fungsi ginjal selama lebih dari 4 minggu 24 jam atau anuria
ESRD Gagal ginjal terminal lebihdari 3 bulan selama 12 jam
Plan
Diagnosis: Acute Renal Failure (ARF)
- Penatalaksanaan
A. Medikamentosa
1. Tatalaksana etiologi
Penyebab GGA pada pasien tersebut adalah diare dan mengalami dehidrasi berat, sehingga
harus segera dilakukan rehidrasi.
Resusitasi awal
- Lakukan penilaian ABC
- Berikan oksigen 100%
- Pasang akses vaskuler
- Berikan cairan pengganti, cairan kristaloid NaCl 0,9% sebanyak kurang lebih 2liter cairan
dengan makro drip tetesan cepat (guyur) Infus 100ml/kg dalam 3-6jam dalam 2 tahap :
Tahap 1 : 30 ml/kg selama 30 menit
Tahap 2 : 70 ml/kg selama 2,5 jam
Pemantauan awal
- Respon cairan pengganti, amati tanda-tanda dehidras membaik atau tidak. Jika belum
membaik, dilakukan rehidrasi ulang.
- Produksi urin : menggunakan kateter
- Memulai pemeriksaan penunjang (px. Darah)
2. Koreksi hiperkalemia dan koreksi asidosis metabolik
- Hiperkalemia dapat diberikan pilihan terapi (Hadi, 1996) :
Jenis/Dosis Mekanisme Onset Lama Kerja
- Asidosis Metabolik dapat diberikan Natrium Bikarbonat (Jumlah bikarbonat = 0,5 x BB (kg)
x 15 – serum HCO3). Pemberian secara lambat, maksimum 50% dari kebutuhan diberikan
dalam 12 jam. Usahakan kadar serum bikarbonat plasma >15 mmol/L dan pH arteri >7,2.
(Hadi, 1996 ; Sinto, 2010)
3. Terapi Dialisis
Indikasi dilakukan dialisa pada GGA adalah sebagai berikut (Hadi, 1996 ; Davey, 2003) :
- Klinis adalah overload cairan, pendarahan hebat, sindrom ureumia, asidosis metabolik,
koma yang tidak dapat diobati secara konservatif.
- Laboratoris, bila HCO3 < 12 mEq/l, K > 6,0 mEq/l, Natrium < 120 mEq/l, dan BUN > 100
mg/dl, Kreatinin > 500 µmol/L
B. Non medikamentosa
- Pembatasan asupan protein dan kalium dari makan
- Asupan tinggi karbohidrat mencegah metabolisme protein
- Bed rest dengan posisi badan setengah tidur
- Edukasi
Edukasi bertujuan agar keluarga memahami penyakit yang diderita pasien dan membatasi
asupan protein untuk sementara waktu.
- Konsultasi
Konsultasi dengan spesialis penyakit dalam untuk penanganan selanjutnya.
Peserta Pendamping