Anda di halaman 1dari 8

GEOSAINS

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH MARADDA


KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jamal Rauf Husain


1Jurusan Teknik Geologi FT-UH Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar 90245.
Telp/Fax: (0411) 580 202
E- mail jamal.rauf@yahoo.com

SARI. Secara administrasi lokasi penelitian terletak di Desa Maradda, Kecamatan Kahu,
Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis terletak pada koordinat 120° 02' 30" -
120° 04' 30" Bujur Timur dan 04° 57' 30" – 04° 59' 00" Lintang Selatan, dengan luas wilayah lebih-
kurang 8,5 km². Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis, dan pola struktur geologi pada
daerah penelitian.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengukuran langsung
dilapangan pada unsur - unsur struktur geologi yang dijumpai. Analisis yang digunakan adalah
analisis struktur geologi secara deskriptif. Hasil pengukuran kedudukan batuan, memperlihatkan
lipatan yang terdapat pada daerah penelitian berupa lipatan Homoklin dan lipatan minor berupa
lipatan Antiklin. Dari pengukuran data kekar pada batuan, terdapat dua arah gaya maksimum
pada daerah penelitian, yaitu gaya maksimum yang tegasan utama maksimum yang berarah Timur
Laut – Barat Daya, sebesar N50E terdapat pada sebelah Utara daerah penelitian, dan tegasan
utama maksimum berarah Barat Daya – Timur Laut, berkisar N2900E – N3250 E terdapat pada
sebelah Selatan daerah penelitian. Sesar yang terdapat pada daerah penelitian berupa sesar geser
yang berarah Barat Laut – Tenggara yang dibentuk oleh gaya kompresi.

ABSTRACT. Administratively the study area is located in Maradda village, District Kahu, Bone
Regency, Province of South Sulawesi. Geographically the area is located at coordinates 04° 57' 30" –
04° 59' 00"South Latitude and 120° 02' 30" - 120° 04' 30" East Longitude, with an area about 8.5 km².
The purpose of this study is to determine the type, and patterns of structural geology in the area of
research. The method used in this study is direct field measurements on the elements of geological
structures encountered. The analysis used was a descriptive analysis of the geological structure. The
results on the interpretation show that folds found in the research areas is Homoclin folds, and
minor folds is Anticlin folds. From the measurement data on the joint, there are two maximum force
strain on research areas, the main strain maximum Northeast-Southwest, N5°E located on North
area of research and the main strain maximum Southwest-Northeast, ranging N290° E-N325°
Elocated on south area of research. Fault found in the research areas is shear faults Northwest –
Southeast formed by compression strain.

1. PENDAHULUAN geometri, analisis struktur geologi terbagi


menjadi tiga, yaitu secara deskriptif,
Untuk memecahkan masalah – masalah kinematik, dan dinamik. Dalam penelitian ini,
struktur geologi yang kompleks, maka analisis yang digunakan adalah analisis
digunakan pemetaan detail terhadap unsur struktur geologi secara deskriptif.
struktur geologi. Secara umum hal yang
paling penting dalam mempelajari struktur Dengan dijumpainya suatu kondisi ideal dari
geologi adalah geometri dari unsur struktur. suatu proses geologi yang bekerja pada suatu
Hal ini sangat penting, karena menyangkut daerah, maka suatu daerah menjadi cukup
lokasi pembentukannya, karakteristik, menarik untuk dipelajari. Fenomena geologi
orientasi, dan evolusi dari unsur – unsur tersebut terdapat pada hampir semua daerah
struktur tersebut. Berdasarkan pendekatan di Indonesia yang salah satunya adalah Pulau

Vol. 09 No. 01 2013 - 49


GEOSAINS

Sulawesi sehingga sangat menarik untuk Secara administratif daerah penelitian


diteliti dan dianalisa baik untuk kepentingan termasuk dalam Wilayah Kecamatan Kahu
pengembangan keilmuan maupun Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan
pengembangan wilayah. Informasi geologi (Gambar 1.1).Secara astronomis daerah
merupakan sumber data yang sangat penelitian terletak pada 120° 02' 30" - 120°04'
diperlukan dalam proses pembangunan suatu 30" Bujur Timur dan 04° 57' 30" – 04° 59' 00"
daerah, baik dalam pemanfaatan potensi Lintang Selatan. Daerah ini terpetakan dalam
daerah maupun dalam pengembangan Peta Rupa Bumi Indonesia Sekala 1:50.000
wilayah. Maksud dari penelitian ini adalah Lembar Camming, nomor 2111–11, terbitan
melakukan kajian struktur geologi pada BAKOSURTANAL edisi I tahun 1991
daerah Maradda yang dilakukan dengan (Cibinong, Bogor). Luas daerah penelitian
pengukuran data lapangan, serta sekitar 8,5Km2, berjarak sekitar 150 km ke
mengklasifikasikan gejala struktur tersebut. arah Timur Laut kota Makassar.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui jenis, bentuk serta
pola struktur geologi yang terdapat pada
daerah penelitian.

Gambar 1. Peta tunjuk daerah Maradda, Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan

50 - Vol. 09 No. 01 2013


GEOSAINS

Dengan dijumpainya suatu kondisi ideal masing mandala geologi ini dicirikan oleh
dari suatu proses geologi yang bekerja pada variasi batuan, struktur dan sejarah geologi
suatu daerah, maka suatu daerah menjadi yang berbeda satu sama lain. Daerah
cukup menarik untuk dipelajari. Fenomena penelitian merupakan bagian dari Mandala
geologi tersebut terdapat pada hampir Sulawesi Barat yang berbatasan dengan
semua daerah di Indonesia yang salah Mandala Sulawesi Timur, dimana keduanya
satunya adalah Pulau Sulawesi sehingga dipisahkan oleh sesar Palu-Koro.
sangat menarik untuk diteliti dan dianalisa
baik untuk kepentingan pengembangan Sukamto (1982) menguraikan stratigrafi
keilmuan maupun pengembangan wilayah. regional daerah penelitian yang termasuk
Informasi geologi merupakan sumber data dalam lengan Pulau Sulawesi termasuk
yang sangat diperlukan dalam proses bagian propinsi Sulawesi Barat yang
pembangunan suatu daerah, baik dalam dicirikan oleh batuan malihan berumur
pemanfaatan potensi daerah maupun dalam Mesozoikum hingga Tersier yang tertindih
pengembangan wilayah. Maksud dari oleh batuan gunungapi kemudian terintrusi
penelitian ini adalah melakukan kajian oleh batuan beku dalam yang berkomposisi
struktur geologi pada daerah Maradda yang asam dan intermedit. Batuan Malihan
dilakukan dengan pengukuran data tersebut tertindih tak selaras oleh Formasi
lapangan, serta mengklasifikasikan gejala Marada dan Formasi Balangbaru yang
struktur tersebut. Tujuan yang ingin dicapai merupakan endapan lereng di dalam sistem
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui busur palung pada Zaman Kapur
jenis, bentuk serta pola struktur geologi Akhir.Formasi Marada; Km (Van Leeuwen,
yang terdapat pada daerah penelitian. 1974 dalam Sukamto, 1982): sedimen;
perselingan batupasir, batulanau, arkosa,
Secara administratif daerah penelitian greywake, serpih dan konglomerat;
termasuk dalam Wilayah Kecamatan Kahu bersisipan batupasir dan batulanau
Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan gampingan, tufa, lava dan breksi yang
(Gambar 1.1).Secara astronomis daerah tersusun oleh basal, andesit dan trakit.
penelitian terletak pada 120° 02' 30" - Batupasir dan batulanau berwarna kelabu
120°04' 30" Bujur Timur dan 04° 57' 30" – muda sampai kehitaman; serpih berwarna
04° 59' 00" Lintang Selatan. Daerah ini kelabu tua sampai coklat tua; konglomerat
terpetakan dalam Peta Rupa Bumi tersusun oleh kerikil andesit dan basal; lava
Indonesia Sekala 1:50.000 Lembar dan breksi terpropilitkan kuat dengan
Camming, nomor 2111–11, terbitan mineral sekunder berupa karbonat, silikat,
BAKOSURTANAL edisi I tahun 1991 serisit, klorit dan epidot. Menurut Van
(Cibinong, Bogor). Luas daerah penelitian Leeuwen, 1981, Formasi Marada terdiri dari
sekitar 8,5Km2, berjarak sekitar 150 km ke batupasir, batulanau dan serpih. Tebal dari
arah Timur Laut kota Makassar. lapisan batupasir bervariasi dengan
pengukuran umumnya tidak lebih dari 1 m.
Gradded - bedding kadang – kadang hadir.
2. GEOLOGI REGIONAL Sangat jarang dijumpai fosil. Batupasir dan
batulanau umumnya feldsphatic graywackes
Ditinjau dari geomorfologi regional daerah
tetapi setempat calcareous. Batupasir dan
penelitian terletak pada Busur Sulawesi
batulanau berwarna abu-abu terang sampai
Barat bagian utara yang dicirikan oleh
gelap, pejal berbutir halus-sedang dan
aktivitas vulkanik dan intrusi magma
sortasi jelek. Tersusun atas butiran- butiran
bersifat kalk-alkalin berkomposisikan asam
yang menyudut-menyudut tanggung seperti
hingga intermedit yang terdiri dari
kuarsa, plagioklas, dan ortoklas dengan
pegunungan, perbukitan dan dataran
biotit dan muskovit dan fragmen litik
rendah. Daerah pegunungan menempati
(quartzite, chert dan andesite) dengan
bagian Utara, Barat dan Selatan
matriks mineral lempung, klorit dan serisit.
sedangkan bagian tengah merupakan
Serpih jarang dijumpai tersingkap secara
perbukitan bergelombang dan bagian timur
utuh, hanya bagian bawahnya yang umum
merupakan dataran rendah.Berdasarkan
ditemukan. Berwarna coklat tua sampai
tektonik lempeng (Sukamto, 1975) Sulawesi
abu-abu. Berdasarkan kandungan fosil yang
dapat dibagi menjadi tiga mandala geologi
terdapat didalam batupasir yang
yaitu Mandala Sulawesi Barat, Mandala
menunjukkan umur Kapur Akhir dan
Sulawesi Timur dan Banggai-Sula. Masing-
material-material penyusun fosil yang ada

Vol. 09 No. 01 2013 - 51


GEOSAINS

menunjukkan lingkungan pengendapan di memberikan dugaan bahwa penerobosan


laut terbuka pada neritik dalam sampai batuan ini berlangsung di kala Miosen
batial. Formasi ini tebalnya tidak lebih dari Atas (T.M. van Leeuwen, hubungan
1000 m. Hubungan stratigrafinya, formasi tertulis, 1878 dalam Sukamto, 1982).
ini angular unconformity dengan batuan Secara regional, struktur yang terdapat di
vulkanik Pammesurang dan vulkanik Pulau Sulawesi dan sekitarnya
Walanae.Formasi Tonasa; Temt(Sukamto, memperlihatkan keadaan yang kompleks.
1982): batugamping koral pejal, sebagian Kerumitan ini disebabkan oleh konvergensi
terhablurkan, berwarna putih dan kelabu antara tiga lempengan litosfer yaitu
muda; batugamping bioklastika dan Lempeng Australia yang bergerak ke Utara,
kalkarenit, berwarna putih, coklat muda Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah
dan kelabu muda, sebagian berlapis, Barat dan Lempeng Eurasia yang bergerak
berselingan dengan napal Globigerina ke arah Selatan. Di daerah penelitian
tufaan; bagian bawahnya mengandung diduga telah mengakibatkan terbentuknya
batugamping berbitumen, setempat lipatan dengan sumbu berarah Baratlaut –
bersisipan breksi batugamping dan Tenggara, serta sesar naik dengan bidang
batugamping pasiran; di daerah Ralla sesar miring ke timur. Setelah itu seluruh
ditemukan batugamping yang mengandung daerah Sulawesi terangkat dan membentuk
banyak serpihan sekis dan batuan bentangalam seperti sekarang ini (Sukamto
ultramafik; batugamping berlapis sebagian & Simandjuntak,1983).
mengandung banyak foraminifera kecil dan
beberapa lapisan napal pasiran
mengandung banyak kerang (pelecypoda) 3. METODE PENELITIAN
dan siput (gastropoda) besar. Batugamping
pejal pada umumnya terkekarkan kuat; di Objek yang diteliti dalam penelitian ini
daerah Tanete Riaja terdapat tiga jalur adalah :Unsur – unsur serta indikasi
napal yang berselingan dengan jalur struktur geologi berupa lipatan, kekar, dan
batugamping berlapis.Berdasarkan atas sesar yang terekam pada singkapan batuan.
kandungan fosilnya, menunjukkan kisaran
Pengukuran kedudukan perlapisan batuan
umur Eosen Awal (Ta.2) sampai Miosen
sebanyak mungkin untuk melihat
Tengah (Tf) dan lingkungan neritik dangkal
keberadaan struktur geologi berupa lipatan
hingga dalam dan laguna.Tebal Formasi
yang sifatnya mezo-struktur.Pengukuran
Tonasa diperkirakan tidak kurang dari 3000
data kekar dilakukan pada batuan – batuan
meter.Batugamping Formasi Tonasa oleh
yang dilalui oleh struktur sesar, serta
Van Leeuwen (1981) dibagi menjadi 4
mewakili tiap – tiap formasi yang
anggota berdasarkan fasiesnya: A, B, C dan
ada.proses pengambilan data lapangan
D. Anggota A terdiri dari batugamping
berupa pengukuran unsur struktur geologi
kalkarenit, anggota B terdiri dari
yang dijumpai, berupa kedudukan
batugamping masif, anggota C terdiri dari
perlapisan batuan, data kekar yang
batugamping detrital dan anggota D terdiri
dijumpai, serta unsur struktur geologi yang
dari batugamping yang berselingan dengan
lain, baik yang sifatnya primer, maupun
material vulkanik (tabel 3.2). Terobosan
sekunder. Seluruh data struktur tersebut
Granodiorit (gd ), dimana terobosan
diukur dan dikumpulkan untuk mengetahui
granodiorit ini batuannya berwarna
pola struktur geologi daerah penelitian.
kelabu muda, dibawah mikroskop terlihat
adanya feldsfar, kuarsa, biotit, sedikit Seluruh data lapangan yang telah
piroksin, dan hornblende, mengandung dikumpulkan, serta data – data sekunder
xenolit bersifat diorit, diterobos aplit, dari hasil studi pustaka diolah dan
sebagian besar yang lebih bersifat diorit digabungkan untuk menghasilkan suatu
mengalami kaolinisasi.Batuan ini peta pola struktur geologi daerah
tersingkap di sekitar Biru, menerobos penelitian.Seluruh hasil kegiatan penelitian,
batuan Kapur Marada (Km) dan Batuan berupa hasil pengukuran data lapangan,
Gunungapi Terpropilitkan (Tpv), tetapi hasil analisis data, serta pola struktur
tidak ada kontak dengan batugamping geologi daerah penelitian yang dihasilkan,
Formasi Tonasa (Temt). Penarikan jejak dibuat dalam suatu laporan hasil penelitian
belah dari contoh granodiorit yang dalam bentuk tulisan ilmiah. Metode
menghasilkan umur 19 ± 3,4 juta tahun

52 - Vol. 09 No. 01 2013


GEOSAINS

penelitian yang dilakukan secara diagram Tabel 4.1 Kedudukan perlapisan batuan
alur dapat dilihat pada Gambar 3. pada daerah penelitian

Proposal
Tahap Persiapan
Administrasi
Kajian Pustaka

Interpretasi Peta - Lipatan


- Kekar
- Sesar

- Foto
Lapangan
- Lokasi
Penelitian
Penelitian Lapangan

Lipatan

Kekar

Sesar

Pengolahan
danAnalisis Data Analisis Diagram Jaring Schmidt

Analisis terhadap gaya yang menyebabkan


Klasifikasi Rickard (1972)
terbentuknya lipatan pada daerah
Mc.Clay (1986) penelitian mengacu pada Teori sistem
Reidel dalam Mc Clay (1987), yang
menyatakan bahwa arah umum gaya
Skripsi
tektonik yang membentuk lipatan adalah
tegak lurus sumbu lipatan atau searah
dengan kemiringan batuan. Berdasarkan
Gambar 3. Diagram alur struktur lipatan tersebut maka dapat
penelitian disimpulkan arah gaya pembentuk lipatan
adalah relatif Tenggara – Barat Laut.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

4.1. Analisis Lipatan

Penentuan jenis lipatan yang terdapat pada


daerah penelitian didasarkan atas
pengamatan lapangan dan hasil
pengukuran kedudukan batuan berupa
strike dan dip. Berdasarkan hasil
pengukuran lapangan terhadap arah jurus
dan kemiringan lapisan batuan yang relatif
mengarah Barat Laut-Tenggara, maka
dapat diintepretasikan bahwa struktur
lipatan yang berkembang pada daerah
penelitian merupakan lipatan homoklin.
Foto 4.1 Kenampakan lipatan minor berupa
Dengan metode deskriptif di lapangan juga lipatan antiklin pada stasiun 5
dijumpai lipatan minor berupa lipatan difoto relatif ke arah N 340oE.
antiklin pada stasiun 5 (foto 4.1).
Kenampakan dilapangan memperlihatkan
sayap lipatan yang sama sehingga 4.4. Sistem Tegasan Hasil Analisis Jaring
dinamakan lipatan antiklin simetris. Schmidt Data Kekar

Analisis yang dilakukan terhadap struktur


geologi berupa data kekar adalah untuk

Vol. 09 No. 01 2013 - 53


GEOSAINS

menentukan sistem tegasan yang 5. PENUTUP


berkembang pada daerah penelitian, serta
digunakan untuk menganalisis struktur 5.1. Kesimpulan
sesar yang ada pada daerah penelitian.
Berdasarkan hasil pengukuran lapangan
Berdasarkan hasil analisis data kekar serta analisis struktur geologi Daerah
diatas, tipe kekar adalah kekar gerus (Shear Maradda ini, maka dapat ditarik
joint) dengan bentuk kekar sistematik. kesimpulan sebagai berikut :
Terdapat dua arah tegasan utama 1. Lipatan yang terdapat pada lokasi
maksimum pada daerah penelitian, yaitu penelitian berupa lipatan Antiklin
tegasan utama maksimum berarah Timur simetris.
Laut – Barat Daya, berkisar N 30 E – N 380 2. Tipe kekar yang ada di lokasi penelitian
E menggunakan data dips dan N 50 E pada adalah kekar gerus (shear joint) dengan
diagram roset terdapat pada sebelah Utara bentuk kekar sistematis. Terdapatdua
daerah penelitian, dan tegasan utama arah sistem tegasan pada daerah
maksimum berarah Barat Daya-Timur Laut, penelitian, yaitu tegasan utama
berkisar N 2030 E – N 3020 E menggunakan maksimum berarah Timur Laut-Barat
data dips dan N 2900 E – N 3250 E pada Daya berkisar N 50 E dan Tegasan utama
diagram roset terdapat pada sebelah maksimum berarah Barat Daya-Timur
Selatan daerah penelitian. Laut berkisar N 2900 E – N 3250 E.
3. Sesar yang terdapat pada daerah
penelitian berupa sesar geser yang
4.3 Analisis Sesar berarah Timur Laut-Barat Daya yang
dibentuk oleh gaya kompresi dengan
Penarikan sesar pada daerah penelitian
jenis sesar yaitu Strike Slip Fault dengan
didasarkan pada pola penyebaran batuan
pola struktur En echelon.
yang dijumpai, serta kedudukan batuan
yang diukur, sehingga di dapatkan struktur
geologi yang terbentuk pada daerah
5.2. Saran
penelitian terdapat pada Sebelah Timur
Laut, berarah relatif Barat Laut – Tenggara Banyak hal yang perlu ditindak lanjuti dari
yang melewati litologi batupasir, ditandai hasil penelitian ini, oleh karena itu saran -
dengan pola penyebaran batuan saran yang bisa dilakukan oleh beberapa
diperkirakan terbentuk pada Kala Kapur pihak:
Atas.Sebelah selatan berarah relatif Barat 1. Struktur geologi yang berkembang, serta
Laut – Tenggara melalui litologi intrusi batuan beku diorit, sangat
Batugamping, Batupasir, dan Diorit memungkinkan terdapatnya proses
diperkirakan terbentuk pada Kala Miosen mineralisasi yang ekonomis, sehingga
Atas. diperlukan penelitian lebih lanjut di
lokasi ini untuk mengetahui indikasi
mineralisasi pada daerah ini.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih detail
terhadap kontrol struktur geologi, karena
sulitnya mendapatkan data permukaan
pada daerah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4.9. Pembentukan sesar pada
daerah penelitian, menurut Erwan, 2010, Struktur Geologi, Kekar, dan
Mohr, dalam Robert & Sesar.
Eldridge, 1992. http://www.senyawa.com/2010/11/stru
ktur-geologi-kekar-dan-sesar.html
diakses 11 Januari 2012

Hendri, M, 2010, Dinamika Perubahan


Litosfer Dan Pedosfer Serta

54 - Vol. 09 No. 01 2013


GEOSAINS

Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Geologi Indonesia, Jurnal of Indonesia


Bumi (artikel eletronik). Association Geologist. 2(1), 1-13
http://belajargeodenganhendri.wordpr
ess.com/2011/04/14/litosfer- W. D. Cunningham and P. Mann, 2007,
pedosfer/diakses 28 Desember 2011 Tectonics Of Strike-Slip Restraining
And Releasing Bends, Geological
Jurnal Geologi, 2010, [GEO]Tektonika - Society, London, Special Publications.
Sesar (Fault).
http://jurnal-
geologi.blogspot.com/2010/01/geo-
tektonika-sesar-fault.html diakses 28
Desember 2011

Lowell, J. D., 1985, Structural Styles In


Petroleum Exploration, Oil & Gas
Consultants International, Inc,
Tulsa, Oklahoma.

Mc Clay, K.R., 1987, The Mapping of


Geology Structures, University of
London, Halsted Press, Toronto –
New York. 161hal.

Natural Resources.Fundamentals of Remote


Sensing (Artikel eletronik); Canada.

Nurachman, N., 2011, Laporan Skripsi :


Tektonik Daerah Bone, Kabupaten
Bone, Provensi Sulawesi Selatan,
Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

Ragan, D.M., 1973, Structural Geology and


Introduction to Geometrical
Techniques, Second Edition, John
Wiley and Sons Inc, New York.p.91-
171.

Richard H. Groshong, 2006, 3-D Structural


Geology, A Practical Guide to
Quantitative Surface and Subsurface
Map Interpretation, University of
Alabama; Alabama.

Robert J, T, and Eldridge M, M,.1992,


Structural Geology, University of
California at Davis; New York.

Sukamto, R, 1982,Geologi Lembar


Pangkajene dan Watampone Bagian
Barat, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Direktorat
Gologi dan Sumber Daya Mineral,
Departemen Pertambangan dan
Energi, Bandung.

Sukamto, R, 1975, Perkembangan Tektonik


Di Sulawesi dan Daerah Sekitarnya,
Suatu Sintetis Perkembangan
Berdasarkan Tektonik Lempeng,

Vol. 09 No. 01 2013 - 55


GEOSAINS

56 - Vol. 09 No. 01 2013

Anda mungkin juga menyukai