Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari
tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya.
Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul
(paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga
terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya
menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Skelet atau kerangka adalah
rangkaian tulang yang mendukung dan me lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam
tengkorak dan panggul.

Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan permukaan
untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita,
maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat
mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. Dislokasi terjadi saat ligarnen
rnamberikan jalan sedemikian rupa sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di
dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan
(acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Apa yang di maksud dengan dislokasi ?
2. Apa penyebab dari dislokasi ?
3. Apa saja tanda dan gejala yang di timbulkan saat dislokasi ?
4. Bagaiman klasifikasi dari dislokasi ?
5. Bagaimana patifisiologi dislokasi ?
6. Apa saja komplikasi yang di sebabkan dislokasi ?
7. Bagaimana cara mengobati dari dislokasi ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami arti dislokasi
2. Untuk mengetahui penyebab dislokasi
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang timbul
4. Untuk mengetahui klasifikasi dislokasi
5. Untuk mengetahui perjalanan penyakit dislokasi
6. Untuk mengetahui komplikasi dislokasi
7. Untuk mengetahui pengobatan dislokasi

1.4 Manfaat

Memberikan informasi tentang apa itu dislokasi dan bagaimana cara mengobatinya, juga bisa
dijadikan sebagai salah satu referensi untuk menangani penyakit dislokasi.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Dislokasi merupakan cedera sendi yang serius dan jarang terjadi. Dislokasi terjadi bila
sendi terlepas dan terpisah., dengan ujung-ujung tulang tidak lagi menyatu. Bahu, siku, jari,
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki merupakan sendi-sendi yang paling sering mengalami
dislokasi. (Thygerspn A, dkk, 2013)

Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya. Seseorang yang
tdak dapat mengatupkan mulut, adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan
kata lain sendi rahangnya terlepas atau mengalami dislokasi. (Mohammad Kartono). Dislokasi
adalah pergeseran permukaan articular suatu sendi sehingga aposisi hilang. sendi harus
diistirahatkan dan diimobilisasi hingga jaringan luna sembuh, dan pada beberapa kasus, sendi
mungkin perlu pemulihan terbuka. (Brooker Chirs,EGC).

Dislokasi sendi atau liksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk
persendian terhadap tulang lain. (sjamsuhidajat). Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana
permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (brunner and
sudart).

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. selain macet,
juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang peernah mengalami dislokasi, ligament-ligamennya biasanya
menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

2.2 Etiologi

Dislokasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari
posisinya yang normal di dalam sendi, dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma
karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

3
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan dislokasi antara lain:

a. Cedera olahraga
Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah
raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley, pemain
basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari
karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
b. Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan biasanya menyebabkan dislokasi.
c. Patologis
Terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen vital
penghubung tulang.
d. Keturunan
Beberapa orang lahir dengan ligamen yang lebih longgar dan cenderung mengalami
dislokasi setelah kecelakaan. (suratun dkk)

2.3 Manifestasi Klinis


pada penderita dislokasi akan menunjukkan tanda dan gejala seperti:
a. Nyeri akut
b. Perubahan kontur sendi
c. Perubahan panjang ekstremitas
d. Kehilangan mobilitas normal
e. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
f. Deformitas pada persendian
Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat sebuah celah
g. Gangguan gerakan otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.
h. Pembengkakan
Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deformitas.
i. Rasa nyeri sering terterdapat pada dislokasi
Sendi bahu,metacarpal phalangeal dan sendi pangkal paha servikal
j. Kekakuan

(Deni utani,2017)

4
2.4 Klasifikasi dislokasi menurut penyebab dikelompokkan menjadi:

a. Dislokasi Kongenital
Yaitu dislokasi yang terjadi sejak lahir,akibat kesalahan pertumbuhan,paling sering terjadi
pada sendi pinggul.
b. Dislokasi Spontan Atau Patologik
Yaitu dislokasi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan sekitar sendi.misalnya
tumor,infeksi atau osteoporosis tulang.ini disebabkan oleh kekakuan tulang yang
berkurang.
c. Dislokasi Traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah,susunan saraf rusak dan mengalami stress
berat,kematian jaringan akibat anoksia)akibat edema(karena mengalami
pengerasan)terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari
jaringan yang di sekelilingnya dan merusak struktur sendi,ligament,syaraf,dan sistem
vaskular.kebanyakan terjadi pada orang dewasa.

Dislokasi sendi berdasarkan tipe kliniknya dapat dibedakan menjadi(brunner &


suddart,2002,KMB,edisi 8,vol 3,halaman 2356):

a. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder ,elbow, dan hip. disertai Nyeri akut dan pembengkakan
disekitar sendi.
b. Dislokasi Berulang
Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut
dengan trauma yang minimal,maka disebut dislokasi berulang.umumnya terjadi pada
shounder joint dan patella femoral joint.dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah
tulang/fraktur yang disebabkan oleh perpindahan ujung tulang yang patah oleh karena
kuatnya trauma,tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

Berdasarkan tempat terjadinya:


a. Dislokasi sendi rahang
Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena:
1) Menguap atau terlalu lebar

5
2) Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka,akibatnya penderita tidak dapat
menutup mulutnya kembali.
b. Dislokasi Sendi Bahu
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral,berada di anterior dan medial glenoid
(dislokasi anterior),di posterior (dislokasi posterior),dan dibawah glenoid (dislokasi
inferior)
c. Dislokasi Sendi Siku
Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang dapat menimbulkan
dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas berubah bentuk dengan kerusakan
sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.
d. Dislokasi Sendi Jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut
akan menjadi kaku kelak.sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau
punggung tangan.
e. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal Dan Interphalangeal
Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian.
f. Dislokasi Panggul
Bergesernya caput femur dari sendi panggul berada di posterior dan atas acctabulum
(dislokasi posterior),di anterior acetabulum (dislokasi anterior),dan caput femur
menembus accetabulum (dislokasi sentra)
g. Dislokasi Patella
1) Paling sering terjadi kearah leteral
2) Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral patella
sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.
3) Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi secara bedah.
(N.diana.S.kep 2017)

2.5 Patofisiologi
Cedera akibat lahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan exercise sebelum
olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana cedera olahraga menyebabkan terlepasnya
kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligament.
Keadaan selanjutnya trjadi kompresi jaringan tulang yang terdorong kedepan sehingga merobek

6
kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal.
Keadaan tersebut dikatakan sebagai dislokasi

2.6 Komplikasi
a. Kerusakan saraf dan pembuluh darah di sekitar sendi.
b. Sobeknya otot, ligamen, dan jaringan penghubung otot dengan tulang (tendon) pada sendi
yang cedera.
c. Peradangan pada sendi yang cedera. Risiko ini akan semakin tinggi pada lansia.
d. Meningkatnya risiko cedera kembali pada sendi yang mengalami dislokasi. (dr. Amadeo
D. Basfiansah, 2006)

2.7 Penatalaksanaan
a. Reduksi, Tindakan yang dilakukan dokter untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.
b. Imobilisasi, Setelah tulang telah kembali ke posisi semula, dokter akan menghambat
gerak sendi dengan menggunakan penyangga sendi, seperti gips, selama beberapa minggu.
c. Operasi, Jika dokter tidak mampu mengembalikan tulang ke posisi semula atau jika
pembuluh darah, saraf, atau ligamen yang berdekatan dengan dislokasi mengalami
kerusakan, maka dokter akan melakukan operasi.
d. Rehabilitasi, Setelah penyangga sendi dilepas, pasien akan menjalani program
rehabilitasi untuk memulihkan jangkauan gerak dan kekuatan sendinya.
Selain melalui pengobatan, ada beberapa langkah sederhana yang dapat pasien
lakukan sendiri untuk membantu proses penyembuhan. Di antaranya adalah:
a. Mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi, Jangan terlalu banyak
menggerakkan sendi yang cedera dan hindari gerakan yang memicu rasa sakit.
b. Mengonsumsi obat pereda nyeri jika diperlukan, Obat-obatan yang dijual bebas di
apotek, seperti ibuprofen, dapat membantu meredakan rasa sakit yang dirasakan.
c. Mengompres sendi dengan air hangat dan es, Letakkan es pada sendi yang terluka
untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit. Gunakan kompres dingin selama 1-2 hari
pertama. Setelah 2-3 hari, ketika rasa sakit dan peradangan mulai menghilang, gunakan
kompres panas untuk membantu melemaskan otot-otot yang kencang dan sakit.

7
d. Melatih sendi yang cedera, Setelah 1-2 hari, lakukan sedikit latihan terhadap sendi
yang cedera sesuai petunjuk dokter. Hal ini dilakukan agar sendi tidak kaku. Novyan
Abraham Ning (desember, 2016)

8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dislokasi merupakan cedera sendi yang serius dan jarang terjadi. Dislokasi terjadi bila
sendi terlepas dan terpisah., dengan ujung-ujung tulang tidak lagi menyatu. Bahu, siku, jari,
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki merupakan sendi-sendi yang paling sering mengalami
dislokasi. (Thygerspn A, dkk, 2013). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan dislokasi antara
lain: Cedera olahraga, Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga benturan keras pada
sendi saat kecelakaan, patologis, dan keturunan/kongenital.

Penderita dislokasi akan menunjukkan tanda dan gejala seperti nyeri akut, perubahan
kontur sendi, perubahan panjang ekstremitas, kehilangan mobilitas normal. Klasifikasi
dislokasi menurut penyebab dikelompokkan menjadi: Dislokasi Kongenital, dislokasi
Spontan Atau Patologik, dislokasi Traumatic dll. Komplikasi yang ditimbulkan seperti:
kerusakan saraf dan pembuluh darah di sekitar sendi, sobeknya otot, ligamen, dan jaringan
penghubung otot dengan tulang (tendon) pada sendi yang cedera. Penatalaksanaan yang dapat
dilakukan antara lain: reduksi, imobilisasi, operasi, dan rehailitasi.

3.2 Saran

Saya sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik yang bersifat membangun agar saya dapat berbuat lebih baik
lagi dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri
dan pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai