Anda di halaman 1dari 11

PORTOFOLIO INTERNSHIP

“Skizofrenia Paranoid”

Diajukan kepada :
dr. Ridho Munandar
dr. Ranti Waluyan

Disusun oleh :
dr. Nisha Yulita

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ABDUL AZIZ


KOTA SINGKAWANG
2019
Portofolio Psikiatri
Nama Peserta : dr. Nisha Yulita
Nama Wahana : RSUD Abdul Aziz Singkawang
Topik : Skizofrenia Paranoid Tanggal Kasus : 04 Juli 2018
Nama Pasien : Tn. T Nomor RM : 491833
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping :
dr. Ridho Munandar
dr. Ranti Waluyan

Tempat Presentasi : RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang


Objek Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Masalah Manajemen Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Seorang laki-laki usia 28 tahun dengan keluhan dipasung di halaman
rumah sejak 2 tahun yang lalu.
Tujuan :
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien : Nama Pasien : Ny. M Nomor Registrasi :491833
Nama Klinik : RSUD dr. Abdul Aziz Terdaftar Sejak : 04 Juli 2018

Data Utama untuk Bahan Diskusi


1. Gambaran Klinis:
Tn. T, usia 28 tahun datang rujukan dari Puskesmas A dengan keluhan dipasung di
halaman rumah sejak 2 tahun yang lalu. Sejak 5 tahun yang lalu, diakui oleh
keluarga, bahwa pasien pertama kali diketahui mengalami gangguan. Saat itu
pasien sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Kota Malang. Diakui saat
itu keluarga dihubungi oleh pihak fakultas, bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Pasien seperti mengikuti aliran agama sesat, mengaku nabi, dan cenderung
melakukan tindakan kekerasan. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang
tidak dapat didengar orang lain. Isi suara tidak diketahui oleh keluarga. Pasien juga
sering mengaku melihat roh-roh jahat masuk ke kepala nya. Sering berbicara dan
memaki-maki sendiri. Saat itu pasien dibawa kembali ke Maumere. Selama di
rumah, pasien sempat berobat ke salah satu tenaga paramedis yang mengaku
dapat menyembuhkan gangguan-gangguan kejiwaan. Sempat mendapatkan
beberapa obat, baik suntikan maupun obat minum, namun karena masalah biaya,
maka obat-obatan dihentikan.
Keadaan pasien pasca lepas pengobatan semakin memburuk. Sering
berkeliaran di pinggir jalan dan mengamuk serta sempat melakukan tindak
kekerasan. Oleh karena desakan warga sekitar, akhirnya keluarga memutuskan
untuk memasung pasien di halaman rumah sejak kurang lebih 2 tahun lalu. Selama
dipasung pasien, jarang dimandikan, pakaian sering tidak diganti, dan jarang diurus
oleh keluarga.
2. Riwayat kesehatan/Penyakit Dahulu
 Asma Bronkiale (-)
 Hipertensi (-)
 Alergi obat (-)
 Kencing manis (-)
 Penyakit jantung (-)
 Keluhan yang sama sebelumnya (-)
3. Riwayat keluarga:
 Asma Bronkiale (-)
 Hipertensi (-)
 Alergi obat (-)
 Kencing manis (-)
 Penyakit jantung (-)
4. Riwayat sosial
Pasien tidak memiliki jaminan kesehatan. Pasien tinggal di
tempat pemukiman penduduk yang padat. Hubungan penderita dengan
tetangga kurang baik. Sosialisasi dengan tetangga kurang baik. Karena
tetangga terutama anak-anak sering mencemooh penderita. Sebelum sakit
penderita jarang bersosialisasi karena memang penderita merupakan orang
yang pendiam, namun masih mengikuti kegiatan berolahraga bersama
tetangga-tetangga lainnya. Sebelum sakit lingkungan sekitar penderita
menyukai penderita karena penderita orang yang sangat pintar, berbakat,
dan dapat masuk ke perguruan tinggi.

5. Pemeriksaan Fisik:

1. Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Apatis
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 120 x/menit, volume cukup, reguler
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 0C
 Kepala
- Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
- Pupil isokor, refleks cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak
langsung (+/+)
 Thoraks
○ Paru
- Bentuk normal, pergerakan simetris. Vocal Fremitus (simetris).
Sonor di seluruh lapangan paru. Vesikuler, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
○ Jantung
- Auskultasi : S1 S2 reguler. Murmur (-). Gallop (-)
 Abdomen
- Bentuk datar. Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba, Perkusi timpani. Bising usus 8 kali / menit
Ekstremitas atas dan bawah
Akral hangat, Oedem (-), Atrofi (-)

2. Status Psikiatri
Deskripsi Umum
Penampilan : Tidak berpakaian, terpasung
Kesadaran : Apatis
Perilaku & Aktivitas Psikomotor : Hipo Aktif
Pembicaran : Sedikit
Sikap Terhadap Pemeriksa : Non-Kooperatif
Afek (mood) : Tumpul
Ekspresi Afektif : Tumpul
Keserasian : Inappropriate
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Fungsi intelektual
Taraf pendidikan : Perguruan tinggi
Daya konsentrasi : Kurang
Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
Gangguan Persepsi
Halusinasi (+) Auditorik, Visual (+)
Ilusi (-)
Depersonalisasi dan Derealisasi : (-)
Proses Pikir
Arus pikiran
Produktivitas : miskin ide
Kontinuitas : Relevan
Hendaya berbahasa : (-)
Isi Pikiran
Pre ocupasi (-)
Gangguan pikiran
Waham (+) magic-mistik
Pengendalian Impuls : sulit mengendalikan Impuls
Daya Nilai
Norma Sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Baik
Pemikiran realitas : Terganggu
Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya :
Tilikan
Derajat 1
Taraf dapat dipercaya :
Kurang dapat dipercaya
6. Diagnosis
Skizofrenia Paranoid
7. Tatalaksana
Terapi medikamentosa :
 Haloperidol 2x5 mg tablet
 Chlorpromazine 1x100 mg tablet (malam)
 Trihexyphenidyl 1x2mg
Komunikasi-Informasi-Edukasi Keluarga agar pasien dirawat di Rumah Sakit
 Keluarga menolak dan minta pulang paksa..
8. Subyektif
Tn. T, usia 28 tahun dipasung di halaman rumah sejak 2 tahun yang lalu.
Sejak 5 tahun yang lalu, diakui oleh keluarga, bahwa pasien pertama kali
diketahui mengalami gangguan. Saat itu pasien sedang menempuh
pendidikan perguruan tinggi di Kota Malang. Diakui saat itu keluarga
dihubungi oleh pihak fakultas, bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Pasien seperti mengikuti aliran agama sesat, mengaku nabi, dan cenderung
melakukan tindakan kekerasan. Pasien mengaku mendengar suara-suara
yang tidak dapat didengar orang lain. Isi suara tidak diketahui oleh keluarga.
Pasien juga sering mengaku melihat roh-roh jahat masuk ke kepala nya.
Sering berbicara dan memaki-maki sendiri. Saat itu pasien dibawa kembali
ke Maumere. Selama di rumah, pasien sempat berobat ke salah satu tenaga
paramedis yang mengaku dapat menyembuhkan gangguan-gangguan
kejiwaan. Sempat mendapatkan beberapa obat, baik suntikan maupun obat
minum, namun karena masalah biaya, maka obat-obatan dihentikan.
Keadaan pasien pasca lepas pengobatan semakin memburuk. Sering
berkeliaran di pinggir jalan dan mengamuk serta sempat melakukan tindak
kekerasan. Oleh karena desakan warga sekitar, akhirnya keluarga
memutuskan untuk memasung pasien di halaman rumah sejak kurang lebih
2 tahun lalu. Selama dipasung pasien, jarang dimandikan, pakaian sering
tidak diganti, dan jarang diurus oleh keluarga.
Pembahasan :
Adapun pedoman diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III antara lain
sebagai berikut.
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda, atau
– Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (Withdrawal) dan
– Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umumnya mengetahuinya.
b. – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar atau
– Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
– Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan
khusus).
– Delusion perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik ;
– Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien .
– Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang
berbicara atau
– Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau
dunia lain)
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)
yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.
* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan
diri secara sosial.
F.20 Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan:
– Sebagai tambahan :
* Halusinasi dan/ waham arus menonjol;
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau
lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity
(delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas;
· Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.

Dari hasil anamnesis dan wawancara pada keluarga pasien, didasari pada
pedoman diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III, maka didapatkan hasil
positif sebagai berikut.
 Mengaku nabi  Waham kebesaran atau magis-mistik
 Mendengar suara-suara yang tidak didengar orang lain  halusinasi
auditorik
 Merasa ada roh yang masuk ke kepalanya  Thought of insertion
9. Obyektif
Penampilan : Tidak berpakaian, terpasung
Kesadaran : Apatis
Perilaku & Aktivitas Psikomotor : Hipo Aktif
Pembicaran : Sedikit
Sikap Terhadap Pemeriksa : Non-Kooperatif
Kesadaran Afektif
Afek (mood) : Tumpul
Ekspresi Afektif : Tumpul
Keserasian : Inappropriate
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Fungsi intelektual
Taraf pendidikan : Perguruan tinggi
Daya konsentrasi : Kurang
Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
Gangguan Persepsi
Halusinasi (+) Auditorik, Visual (+)
Ilusi (-)
Depersonalisasi dan Derealisasi : (-)
Proses Pikir
Arus pikiran
Produktivitas : miskin ide
Kontinuitas : Relevan
Hendaya berbahasa : (-)
Isi Pikiran
Pre ocupasi (-)
Gangguan pikiran
Waham (+) magic-mistik
Pengendalian Impuls : sulit mengendalikan Impuls
Daya Nilai
Norma Sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Baik
Pemikiran realitas : Terganggu
Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya :
Tilikan
Derajat 1
Taraf dapat dipercaya :Kurang dapat dipercaya
Pembahasan
Dari pemeriksaan, didapatkan pasien apatis, cenderung hipoaktif, dan
sulit untuk mengendalikan impuls, cenderung melakukan kekerasan
10. Assesment
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid
Dari gejala dan tanda pada pasien memenuhi kriteria diagnosis
Skizofrenia, jenis skizofrenia paranoid.
Untuk diagnosis banding, adalah skizofrenia yang tidak
terklasifikasikan.
11. Planning
Terapi medikamentosa :
 Haloperidol 2x5 mg tablet
 Chlorpromazine 1x100 mg tablet (malam)
 Trihexyphenidyl 1x2mg
Pembahasan :
Haloperidol merupakan obat antipsikosis dengan potensi tinggi,
memiliki afek sedasi rendah dan memberikan efek ektrapiramidal yang besar.
Haloperidol merupakan obat golongan Butirofenon. Merupakan salah satu
obat Skizofrenia, obat ini berguna untuk menenangkan keadaan mania pada
penderita psikosis yang karena hal tertentu tidak dapat diberikan fenotiazin.
Haloperidol adalah neuroleptik yang efektif dan juga memiliki sifat
antimuntah, tetapi memiliki kecenderungan untuk memprovokasi ditandai efek
ekstrapiramidal dan relatif lemah adrenolytic alfa-properti. Selain itu dapat
memblok reseptor dopaminergik D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik otak.
Dosis Haloperidol untuk pasien dewasa dengan kasus psikotik adalah
sebagai berikut.
 Oral 0.5-5 mg, 2-3 kali per hari, maksimum 30 mg/hari
 Injeksi intramuskular : 2-5 mg setiap 4-8 jam sesuai kebutuhan.
Chlorpromazine
Indikasi
 Mengendalikan mania, terapi shcizofrenia, mengendalikan mual dan muntah,
menghilangkan kegelisahan dan ketakutan sebelum operasi, porforia
intermiten akut,
 Terapi tambahan pada tetanus. Cegukan tidak terkontrol,
 Perilaku anak 1-12 tahun yang ekplosif dan mudah tersinggung dan terapi
jangka pendek untuk anak hiperaktif.
Mekanisme kerja
Memblok reseptor dopaminergik di postsinaptik mesolimbik otak. Memblok kuat
efek alfa adrenergik. Menekan penglepasan hormon hipotalamus dan hipofisa,
menekan Reticular Activating System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolisme
basal, temperatur tubuh, kesiagaan, tonus vasomotor dan emesis.
Dosis
Skizofrenia /psikosis :
Dewasa :
 Oral : 30-2000 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis, mulai dengan dosis rendah,
kemudian sesuaikan dengan kebutuhan.
 Dosis lazim : 400-600 mg/hari,
 beberapa pasien membutuhkan 1-2 g/hari. im.,iv.: awal: 25 mg, dapt
diulang 25-50 mg , dalam 1-4 jam, naikkan bertahap sampai maksimum 400
mg/dosis setiap 4-6 jam sampai pasien terkendali;
 Dosis lazim : 300-800 mg/hari.
 Cegukan tidak terkendali : Oral, im.: 25-50 mg sehari 3-4 kali.
Triheksifenidil
Cara Kerja Obat:
Triheksifenidil adalah antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih kuat
daripada perifer, sehingga banyak digunakan untuk terapi penyakit parkinson.
Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan asetil kolin endogen dan
eksogen. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat akan merangsang pada dosis
rendah dan mendepresi pada dosis toksik.
Indikasi:
- Parkinson
- Ggn ekstrapiramidal yg disebabkan obat SSP
Dosis:
- Parkinson idiopatik: Dosis awal 1 mg (hari pertama), kemudian ditingkatkan
menjadi 2 mg, 2-3 x sehari selama 3-5 hari atau sampai tercapai dosis terapi;
- Pasca ensefalitis: 12-15 mg/hari;
- Parkinson karena obat (gangguan ekstrapiramidal): Dosis harian total 5-15mg/hr,
pada awal terapi dianjurkan 1 mg/dosis.
- Pasien > 65 thn perlu dosis lebih kecil.
Daftar Pustaka
1. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis; Edisi 2; Penerbit Buku
Kedokteran ECG; 2004; Halaman 147-165.
2. Maslim. R: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia, edisi 3, Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, 2002, hal 46-51.
3. Maslim. R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, edisi 3,
Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Unika Atma Jaya, Jakarta, 2001,
hal 14-23.
4. Psikofarmaka; 2010, diunduh dari http://www.medicastore.com/cybermed
pada 22 Juni 2012.
5. Skizofrenia; 2009; diunduh dari http://www.staff.ugm.com pada 10 Desember
2012.

Anda mungkin juga menyukai