Anda di halaman 1dari 33

Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti

FISIKA INTI DAN SIFAT-SIFAT INTI

Oleh:

Kelompok 1

Aguslila Wati
Aisyah Juwita Lubis
Azmi Mustafa
Catharina Ms Purba
Deliusman Laoli
Dinda Dwi Maivera

Fisika Dik A 2015

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr. Nurliana Marpaung,M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendahuluan Fisika Inti.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah Pendahuluan Fisika Inti ini
dapat menambah wawasan terhadap pembaca.
.

Medan, Maret 2019

Peyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Fisika Inti 2

2.2 Sejarah Lahirnya Fisika Inti 2

2.3 Teori-teori Atom 4

2.4. Sifat-sifat Inti 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 28

3.2 Saran 28

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29

LAMPIRAN...........................................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fisika inti dimulai secara tidak sengaja pada tahun 1896 dengan
ditemukannya radioaktivitas oleh Henri Becquerel yang memperhatikan bahwa
pelat foto menghitam ketika ditempatkan di sebelah kristal uranium sulfide. Fisika
inti telah memungkinkan kita untuk memahami secara kuantitatif merinci proses
pembentukan unsur-unsur dan apa yang menentukannya kelimpahan
relatif. Distribusi kelimpahan nuklir di Tata Surya ditunjukkan pada gambar di
bawah ini. Materi paling umum 2 adalah dalam bentuk hidrogen ( ∼ 75% massa)
dan helium ( ∼ 25%). Sekitar 2% dari bahan tata surya ada dalam unsur-unsur
berat, terutama karbon, oksigen dan besi. Sejauh itu Fisika inti menjelaskan
distribusi ini, ini memungkinkan kita untuk memahami mengapa kita tinggal di
dekat bintang yang terbakar hidrogen dan sebagian besar terbuat dari unsur-unsur
seperti hidrogen, karbon, dan oksigen.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian fisika inti ?
2. Bagaimana sejarah lahirnya fisika inti?
3. Bagaimana teori-teori yang relevan mengenai atom?
4. Apa saja yang menjadi sifat-sifat inti?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian fisika inti
2. Mengetahui sejarah lahirnya fisika inti
3. Mengetahui teori-teori mengenai atom
4. Mengetahui sifat –sifat inti

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1. Pengertian Fisika Inti

Fisika inti adalah ilmu yang dianggap sebagai keturunan kimia dan fisika
atom dan pada gilirannya nenek moyang fisika partikel yang menginvestigasi
sifat-sifat nuklir dan hukum yang mengatur struktur nuklei adalah area aktif dan
produktif dari penelitian fisik dalam haknya sendiri. Fisika nuklir pada
kenyataannya memiliki tiga aspek, yakni : menggali partikel-partikel fundamental
dan interaksinya, mengklasifikasikan dan menafsirkan sifat-sifat inti, dan
menyediakan kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat (Krane,
1988).

Dalam fisika inti, reaksi inti adalah sebuah proses dimana dua nuklei atau
partikel inti bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda pada produk
awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi melibatkan dapat melibatkan lebih dari dua
partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-
pertikel tersebut hanya bertabrakan dan berpisah tanpa mengalami perubahan
(kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan
reaksi.

2.2. Sejarah Fisika Inti

Sejarah fisika nuklir dapat dibagi menjadi tiga periode. Yang pertama
dimulai dengan penemuan radioaktivitas nukleus dan berakhir pada 1939
dengan penemuan fisi. Selama periode ini, komponen dasar (proton dan neutron)
dari nukleus ditemukan serta hukum kuantum yang mengatur perilaku
mereka. Periode kedua dari 1947 hingga 1969 yakni melihat
perkembangan spektroskopi nuklir dan model nuklir. Akhirnya, kemunculan
mikroskopis teori pemersatu mulai tahun 1960-an memungkinkan seseorang
untuk memahami struktur dan perilaku proton dan neutron, dalam hal
fundamental interaksi partikel penyusunnya, quark dan gluon. Periode ini
juga melihat identifikasi mekanisme non-klasik yang halus dalam struktur
nuklir. Sejak 1940-an, fisika nuklir telah melihat perkembangan penting,
tetapi sebagian besar aplikasi praktis dan penjelasan teoretisnya yang sederhana di
tempat pada pertengahan 1950-an. Buku ini sebagian besar berkaitan dengan hal

2
sederhana model dari periode awal fisika nuklir dan penerapannya di produksi
energi, astrofisika dan kosmologi. Tahap utama dari fisika nuklir periode pertama
ini adalah sebagai berikut :
a) 1868 Klasifikasi elemen Mendeleev secara berkala.
b) 1895 Penemuan sinar-X oleh Roentgen.
c) 1896 Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel.
d) 1897 Identifikasi elektron oleh JJ Thomson.
e) 1898 Pemisahan unsur polonium dan radium oleh Pierre dan Marie Curie.
f) 1908 Pengukuran muatan +2 dari α partikel oleh Geiger dan Rutherford.
g) 1911 Penemuan nukleus oleh Rutherford; "Planet" model dari atom.
h) 1913 Teori spektra atom oleh Niels Bohr.
i) 1914 Pengukuran massa α partikel oleh Robinson dan Rutherford.
j) 1924–1928 Teori kuantum (de Broglie, Schr¨odinger , Heisenberg,
Born, Dirac).
k) 1928 Teori penetrasi penghalang oleh tunneling kuantum, aplikasi
untuk α radioaktivitas, oleh Gamow, Gurney dan Condon.
l) 1929-1932 Reaksi nuklir pertama dengan akselerator elektrostatik Cockcroft,
Walton, dan siklotron Lawrence.
m) 1930–1933 Neutrino diusulkan oleh Pauli dan dinamai oleh Fermi dalam
teorinya dari peluruhan beta.
n) 1932 Identifikasi neutron oleh Chadwick.
o) 1934 Penemuan radioaktivitas buatan oleh F. dan I. Joliot-Curie.
p) 1934 Penemuan penangkapan neutron oleh Fermi.
q) 1935 Model tetesan cair dan model senyawa-inti N. Bohr.
r) 1935 Rumus massa semi-empiris dari Bethe dan Weizs¨acker .
s) 1938 Penemuan fisi oleh Hahn dan Strassman .
t) 1939 Penafsiran teoretis tentang pembelahan oleh Meitner, Bohr dan Wheeler.
Untuk penemuan mendasar ini kita harus menambahkan aplikasi
praktis fisika nuklir. Terlepas dari produksi energi nuklir dimulai
dengan Konstruksi Fermi dari reaktor fisi pertama pada tahun 1942, yang paling
penting bersifat astrofisika dan kosmologis. Diantaranya adalah:

3
 1938 Bethe dan Weizs¨acker mengusulkan bahwa energi bintang berasal dari
termonuklir reaksi fusi.
 1946 Gamow mengembangkan teori nukleosintesis kosmologis .
 1953 Salpeter menemukan reaksi fusi matahari mendasar dari dua proton ke
dalam deuteron.
 1957 Teori nukleosintesis bintang oleh Burbidge, Burbidge, Fowler
dan Hoyle.
 1960 - Deteksi neutrino matahari
 1987 Deteksi neutrino dan sinar-from dari supernova SN1987a.

2.3. Teori-teori Atom

2.3.1. Teori Perkembangan Atom

Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak


ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani
pada tahun 500 SM telah mengemukakan kemungkinan bahwa zat terdiri dari
partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi. Kenyataannya, kata atom berasal
dari bahasa Yunani “atomos” yang berarti “tidak dapat dibagi”. Pada akhir abad
ke-18 dan permulaan abad ke-19 telah ditemukan beberapa reaksi kimia secara
kuantitatif yang dikenal sebagai hukum-hukum persenyawaan kimia atau hukum-
hukum pokok reaksi kimia yaitu: Hukum kekekalan massa, Lavoisier, 1774;
Hukum Perbandingan Tetap, Proust, 1797 dan Hukum Perbandingan Berganda,
Dalton tahun 1803.Untuk menerangkan hukum-hukum tersebut, Dalton
mengemukakan hipotesis bahwa zat tidak bersifat kontinu melainkan terdiri atas
partikel-partikel kecil yang disebut atom.

1. Model Atom Dalton


Pada tahun 1803, seorang guru dan ilmuan Inggris yang bernama John
Dalton mengemukakan teorinya yang disebut teori atom Dalton yang telah
merubah arah ilmu kimia. Dalton mengemukakan teori tentang atom dalam
postulat sebagai berikut:

4
 Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.

 Atom digambarkan sebagai bola pejal (Gambar 2.1) yang sangat kecil, suatu
unsur memiliki atom- atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang
berbeda.

 Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan


bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-
atom oksigen.

 Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan


kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

Gambar 2.1 Model atom Dalton seperti bola pejal

Kelebihan dan kekurangan Model Atom Dalton dipaparkan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Teori Atom Dalton

Kelebihan Kekurangan

5
Mampu menjelaskan Hukum Asumsi bahwa semua atom
Kekekalan Massa memiliki massa dan sifat yang
sama terbukti tidak benar

Mampu menjelaskan Hukum Teori mengenai selama proses


Perbandingan Tetap kimia, atom tidak dapat mengalami
perubahan kurang tepat.

Tidak dapat menerangkan suatu


larutan yang dapat menghantarkan
lsitrik

2. Model Atom Thomson


Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William
Crookers, maka J. J. Thomson (1856-1940) melakukan serangkaian
penelitian untuk menentukan sifat sinar katoda (Gambar 2.2). Dalam kajian
awalnya diketahui bahwa kecepatan sinar katoda jauh lebih rendah
dibandingkan kecepatan cahaya, sehingga sinar ini bukan merupakan radiasi
elektromagnetik. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa:

 Sinar katoda merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang


bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.

 Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron


bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positif
untuk menetralkan muatan negatif elektron tersebut.

6
Gambar 2.2. Tabung Sinar Katoda

Thomson juga menemukan perbandingan/nisbah muatan listrik (e) dengan


massa (m), yaitu e/m. Berkas 1: hanya dengan adanya medan listrik, berkas sinar
katoda dibelokkan ke atas, menyentuh layer pada titik 1. Berkas 2: hanya dengan
adanya medan magnet, berkas sinar katoda dibelokkan ke bawah, menyentuh
layer pada titik 2. Berkas 3: berkas sinar katoda akan harus (tidak dibelokkan),
dan menyentuh layer di titik 3, bila besarnya gaya medan listrik dan medan
magnet sama besar.

Pengukuran muatan listrik e dilakukan oleh Robert Millikan (1868-1953)


di Universitas Chicago selama periode 1906-1914. Percobaan Millikan terkenal
dengan nama percobaan “tetes minyak” (Gambar 2.3). Millikan menemukan
bahwa muatan listrik pada semua tetes minyak sebesar n x e dengan n adalah
bilangan bulat positif atau negatif, dan e menyatakan muatan listrik terkecil yang
dapat diamati. Dengan menggabungkan hasil Millikan dan Thomson, diperoleh
massa sebuat elektron sebesar 9,110 x 10-28 k

Gambar 2.3. Percobaan Tetes Minyak Milikan

Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari


teori atom Dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai
Teori Atom Thomson. Menurut Thomson, atom adalah materi yang bermuatan

7
positif dan didalamnya tersebar elektron (muatan negatif) bagaikan kismis
dalam roti kismis (Gambar 2.4).

Gambar 2.4. Model Atom Thomson

Kelebihan dan kekurangan model Atom Thomson dipaparkan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Atom Thomson

Kelebihan Kekurangan

Membuktikan adanya partikel lain Model Thomson ini tidak dapat


yang bermuatan negatif dalam atom. menjelaskan susunan muatan positif
Berarti atom bukan merupakan bagian dan negatif dalam bola atom tersebut.
terkecil dari suatu unsur.

3.Model Atom Rutherford


Berdasarkan hasil percobaan penghamburan sinar α Rutherford
mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford
(Gambar 2.5) yang menyatakan bahwa:

 Sebagian besar dari massa dan semua muatan positif sebuah atom terpusat
pada daerah yang sangat kecil yang disebut dengan inti atom. Sebagian
besar sisanya merupakan ruang kosong.

8
 Muatan inti berbeda-beda pada setiap jenis atom, besarnya kira-kira
setengah dari nilai bobot atom unsur.

 Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang jumlahnya sama dengan muatan inti.
Rutherford menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak-menolak.

Gambar 2.5. Penafsiran Rutherford pada pembauran partikel α oleh lempeng


logam.

Kelebihan dan kekurangan model Atom Rutherford dipaparkan dalam Tabel 2.3.

Kelebihan Kekurangan

Membuat hipotesis bahwa atom Tidak dapat menjelaskan mengapa


tersusun dari inti atom dan elektron elektron tidak jatuh ke dalam inti atom
yang mengelilingi inti

Memperkenalkan lintasan/kedudukan
elektron yang nanti disebut dengan
kulit.

Gambar 2.6. Model Atom Rutherford


4.Model Atom Niels Bohr

9
Niels Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron yang beredar pada kulit-
kulit atom tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi. Kelemahan dari
Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa
spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr
adalah:

1. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.

2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap
atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan
berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka
elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah
maka akan memancarkan energi.

Gambar 2.7 Model Atom Bohr

Kelebihan dan kekurangan model atom Bohr akan dijelaskan dalam Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Teori Atom Bohr

Kelebihan Kekurangan

10
Dapat menjelaskan bahwa atom terdiri Berdasarkan hasil penelitian berikutnya
dari beberapa kulit untuk tempat terbukti bahwa gerakan elektron
berpindahnya electron menyerupai gelombang. Oleh karena
itu, posisi elektron tidak dapat
ditentukan dengan pasti

Tidak dapat menjelaskan spektrum


warna dari atom berelektron banyak

5.Model Atom Modern


Model Atom Mekanika Gelombang (Gambar 1.8) menjelaskan bahwa di
dalam atom elektron beredar pada orbital-orbital, yaitu daerah di sekitar inti atom
dengan kebolehjadian menemukan elektron. Teori Atom Mekanika Gelombang
memiliki persamaan dengan Teori Atom Niels Bohr di mana tingkat-tingkat energi
atau kulit-kulit atom berbeda dalam hal bentuk lintasan elektronnya. Dalam Teori
Mekanika Gelombang posisi elektron adalah tidak pasti. Hal yang dapat
ditentukan mengenai keberadaan elektron dalam atom adalah daerah dengan
peluang terbesar untuk menemukan elektron, daerah tersebut dinamakan Orbital.

3.

Gambar 2.8 Model Atom Mekanika Gelombang

2.3.2. Struktur Penyusun Atom dan Inti Atom

Atom terdiri dari inti atom dan elektron. Inti atom mengandung lebih dari
99 % massa atom, meskipun ukurannya sangat kecil bila dibandingkan dengan
diameter atom. Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang sering disebut
nukleon. Proton bermuatan listrik positif sedangkan neutron tidak bermuatan
listrik. Jumlah proton sama dengan jumlah elektron, sehingga atom bersifat netral.

11
Adapun karakteristik dari elektron, proton, dan neutron dipaparkan dalam Tabel
2.5.

Tabel 2.5. Karakteristik Elektron, Proton, Neutron.

No Karakteristik Elektron Proton Neutron

1 Massa 9,109 x 10-31 kg 1,6726 x 10-27 kg 1,6749 x 10-19 kg

2 Muatan - 1,6 x 10-19 C + 1,6 x 10-19 C Tidak bermuatan

3 Posisi Kulit atom Inti atom Inti Atom

Jumlah proton dalam inti atom disebut dengan nomor atom. Sedangkan
jumlah nucleon (proton dan neutron) yang berada dalam inti atom disebut dengan
nomor massa. Jika suatu unsur dilambangkan dengan X, maka inti atom dengan
nomor atom dan nomor massa tertentu disebut dengan nuklida. Sebuah nuklida
dilambangkan dengan :

Dengan :

X = nama atom / unsur

Z = nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron

A = nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron

N = A-Z = jumlah neutron

Contoh : Misalnya , ini berarti memiliki :

- Jumlah proton = Z = 26
- Jumlah neutron = A – Z = 56 – 26 = 30
- Jumlah elektron = Z = 26 ( untuk atom netral)

Ketika ion-ion dari suatu unsur murni dilewatkan dalam suatu spektrometer
massa, fisikawan menemukan dua atau lebih tanda yang berdekatan yang muncul

12
pada film. Spektrometer merupakan alat untuk mengukur massa atom. Oleh
karena itu, fisikawan mengambil kesimpulan seperti berikut :

1. Isotop
Isotop adalah atom atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom
yang sama), tetapi mempunyai nomor massa berbeda.

Contoh : Unsur hidrogen terdiri dari 3 isotop yaitu :

2. Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (berbeda nomor atom),
tetapi mempunyai nomor massa sama .
Contoh :

3. Isoton
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor
atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.

Contoh : dan .

2.4 Sifat Sifat Inti

2.4.1.Jari-jari Inti

Semua eksperimen yang dilakukan untuk menentukan radius inti


menunjukkan bahwa perkiraan secara kasar untuk radius inti adalah :

dimana, r0 : konstanta yang tidak tergantung pada A (sekitar 1, 1 sampai dengan


1,6 fm) dan A : nomor massa

Ada dua cara untuk menentukan r0:

13
a. Cara Nuklir
Dengan cara ini diukur jari-jari gaya inti (nuclear forceradius) yang
didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti ke jarak jangkauan gaya inti.
Jangkauan gaya inti lebih panjang sedikit dari ukuran inti. Cara-cara yang
masuk dalam kategori ini:

 Hamburan partikel alfa dengan hasil ro = 1,414 F =1,414 x 10-13 cm


 Peluruhan alfa dengan hasil ro = 1,48 F = 1,48 x 10-13 cm
 Hamburan neutron cepat dengan hasil ro = 1,37 F = 1,37 x 10-13 cm

b. Cara Elektromagnetik
Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan inti. Percobaan yang termasuk kategori
ini:

 hamburan elektron dengan hasil �0=1,26 �


 Mesonik atom dengan hasil �0=1,2 �
 Inti cermin (1H33He3) dengan hasil �0=(1,28 ±0,05) �
 Hamburan proton dengan hasil �0 = (1,25 ±0,05) �
 Pergeseran isotropik dengan hasil �0=1,20 �
Dengan demikian volume inti sebanding dengan massa inti, sehingga
semua inti memiliki densitas yang hampir sama. Bentuk inti atom tidak selalu
bulat (sferis) tetapi dapat berbentuk oblate atau prolate seperti bola rugby. Inti
yang memiliki jumlah proton genap dan neutron juga genap selalu berbentuk bulat
(sferis). Inti dengan nomor massa (A) ganjil dapat berbentuk oblate atau prolate.

 Muatan Inti

Model atom Rutherford dapat menjelaskan spektra sinar-X unsur-unsur yang


diukur oleh Moseley(1913). Dari data Moseley diketahui bahwa muatan inti
adalah Z.e dengan Z adalah nomor atom dan e=+1,602 x 10-19 C..

2.4.2.Massa Inti

Menurut hipotesa Dalton (1803) atom-atom suatu unsur identik. Prout


(1815) menyatakan bahwa semua unsur tersusun atas hidrogen, dan massanya
dapat dinyatakan sebagai :

14
M = C.MH

Keterangan

MH = massa hidrogen

C = bilangan bulat

Dari penyelidikan yang teliti, ternyata C bukanlah bilangan bulat, sehingga


hipotesis Prout dianggap tidak benar. Crookes(1886) menyarankan kembali ide
Prout. Alasan bahwa C bukan bilangan bulat adalah karena suatu unsur mungkin
terdiri adalah karena suatu unsur mungkin terdiri dari beberapa campuran (isotop).
Contoh: Cl mempunyai berat atom 35,46 karena terdiri dari 3 isotop, masing-
masing 34,35, dan 36.

Ternyata Inti Atom belakangan diketahui terdiri atas proton dan neutron,
sehingga massa inti dinyatakan sebagai :

M = Z(MH) + N(MN)

Dengan z dan n adalah jumlah proton dan neutron, dan MN adalah massa neutron.

Skala Massa Atom :

 Skala Massa Kimia (Skala Atomik)


 Skala Fisika (Skala Isotopik)
 Skala Massa 12C

Tiga unit umumnya digunakan untuk menggambarkan massa nuklir: satuan


massa atom (u), kilogram (kg), dan volt-elektron (eV) untuk energi lainnya, mc2.
Dalam buku ini kita umumnya menggunakan unit energi eV karena energi adalah
konsep yang lebih umum daripada massa dan karenanya lebih praktis dalam
perhitungan yang melibatkan reaksi nuklir.

15
Perlu meluangkan waktu untuk menjelaskan dengan jelas perbedaan antara ketiga
sistem. Unit massa atom adalah unit mikroskopis murni di mana massa atom 12C
didefinisikan menjadi 12u:

m(12Catom) ≡12 u

Massa atom, inti, atau partikel lain ditemukan dengan mengukur rasio
massa. Di sisi lain, kilogram adalah unit makroskopis, yang didefinisikan sebagai
massa batang platinum-iridium tertentu yang bertempat di S`evres, pinggiran kota
Paris. Massa atom pada skala kilogram dapat ditemukan dengan merakit sejumlah
atom (makroskopik) yang diketahui dan membandingkan massa rakitan dengan
massa batang. Akhirnya, eV adalah unit mikroskopis-makroskopik hibrida, yang
didefinisikan sebagai energi kinetik dari sebuah elektron setelah dipercepat dari
yang lain melalui perbedaan potensial 1 V.

 Spektrometer massa dan perangkap ion.


Karena sifatnya yang murni mikroskopis, tidak mengherankan bahwa
massa atom, inti, dan partikel paling akurat ditentukan pada skala massa atom.
Secara tradisional, ini telah dilakukan dengan spektrometer massa di mana ion
dipercepat oleh perbedaan potensial elektrostatik dan kemudian menyimpang
dalam bidang magnetik. Seperti diilustrasikan pada gambar dibawah ini,
spektrometer massa juga menyediakan data yang digunakan untuk menentukan
kelimpahan isotop.

16
Skema diatas adalah spektrometer massa “pemfokusan ganda”. Ion
dipercepat dari sumber di potensial Vsource melalui berkas yang menentukan
celah S2 pada potensial tanah. Ion-ion tersebut kemudian secara elektrostatik
menyimpang melalui 90 derajat dan kemudian secara magnetis menyimpang
melalui 60 derajat sebelum menimpa detektor pada celah S4. Kombinasi bidang ini
adalah "pemfokusan ganda" dalam arti bahwa ion dari suatu massa terfokus pada
S4 terlepas dari energi dan arahnya pada sumber ion. Rasio massa dua ion sama
dengan rasio tegangan yang mengarah ke lintasan yang sama. Inset menunjukkan
dua spektra massa yang diperoleh dengan sumber OsO2 dengan spektrometer yang
disesuaikan untuk memfokuskan molekul terionisasi tunggal OsO + 2. Spektrum
menunjukkan arus keluaran sebagai fungsi untuk mempercepat potensial dan
menunjukkan puncak yang sesuai dengan massa isotop osmium berumur panjang,
186 O s 192 O. Spektrum di sebelah kiri adalah untuk sampel osmium terestrial
dan ketinggian puncak sesuai dengan kelimpahan alami yang tercantum dalam
Lampiran G. Spektrum di sebelah kanan adalah untuk sampel osmium yang
diekstraksi dari mineral yang mengandung renium tetapi sedikit osmium alami.
187
Dalam hal ini spektrumnya didominasi oleh Os dari β-decay 187Re→ 187Ose−¯ νe
dengan t1/2 = 4.15 × 1010 yr.

17
2.4.3.Energi Ikat Inti

Setiap inti mempunyai suatu keadaan dengan tenaga terendah yaitu


keadaan dasarnya, dan keadaan dengan tenaga yang lebih tinggi yaitu keadaan
teralan/tereksitasi. Selisih massa inti sebenarnya dengan massa semua
nucleon/penyusun inti disebut tenaga ikat total.

Diketahui bahwa massa diam inti stabil ternyata lebih kecil dari jumlah
massa diam nucleon-nukleon penyusunnya. Munculnya penurunan massa ini
disebabkan karena energi negative diperlukan untuk mengikat nucleon-nukleon
dalam inti. Energi ikat inti total, EI, diberikan oleh selisih antara energi diam
nucleon-nukleon penyusunnya dan energi diam inti yang terbentuk, jadi,

EI = ( Zmp )c2 + ( Nmn )c2 - Mintic2

Keterangan :

Z = jumlah proton

mp = massa proton

N = jumlah neutron

mn = massa neutron

Minti = massa inti

c2 = 931,5 MeV

Tenaga ikat rata-rata tiap nucleon :

EIrat = EI / A,

dengan A = nomor massa

18
dengan mp, mn, dan Minti berturut-turut adalah massa diam proton, neutron dan inti.
Model “ tetes air “ dapat digunakan untuk menghitung energi ikat berbagai inti
stabil.

Dalam tabel-tabel, biasanya yang dituliskan adalah massa atom dan bukan
massa inti unsur-unsur. Maka, untuk mencari massa inti, kita harus mengurangkan
massa electron totalnya dari massa atom. (Pada hakikatnya, kita harus pula
menambahkan masa ekuivalen energi ikat electron-elektron,tetapi karena nilai-
nilainya yang sangat kecil dibandingkan massa diam mereka, biasanya diabaikan).
Sebagai contoh, 3Li6, yang memiliki massa atom 6,015125 u, memiliki massa inti
sebesar :

Minti = Matom – Zme = 6,015125 u – (3 ( 0,000549 u) = 6,013478 u

Bila tidak ada pernyataan lainnya, massa-massa yang diberikan dalam


soal-soal adalah massa atom. Dalam hal massanya tidak diberikan, pembaca dapat
melihat pada table massa atom dalam apendiks. Untuk mengkompensasikan
massa electron-elektron dalam pernyataan energi ikat dalam massa atom, maka
bila perlu digunakan massa hydrogen untuk menggantikan massa proton.

 Contoh Soal :
1. Hitung energi ikat inti 52Te126 dan energi ikat rata-ratanya ?

Energi ikatnya diberikan oleh :

EI = ( Zmp )c2 + ( Nmn )c2 - Mintic2

= ( 52 x 1,007825 u + 74 x 1,008665 u – 125,903322 u ) x 931,5


MeV/u

= 1,066 x 103 MeV atau 1,066 GeV

Energi ikat rata-ratanya :

19
EIrat = EI / A

= 1,066 x 103 MeV/ 126

= 0,00846 x 103 MeV

 Energi Pemisahan

Energi pemisahan dapat didefinisikan sebagai :

1. Kerja yang diperlukan untuk memisahkan proton, neutron, deuteron, atau


zarah alfa dari inti atom
2. Energi yang dibebaskan pada saat proton, neutron, deuteron, atau zarah alfa
ditangkap inti (Muslim, 1994:20)
Untuk sebuah neutron, tenaga pemisahnya adalah

S n  {M ( A  1, Z )  M n  M ( A, Z )}C 2

dimana Sn = tenaga pemisah

M(A-1,Z) = massa partikel setelah mengalami pengurangan

Mn = massa neutron

M(A,Z) = massa partikel sebelum mengalami pengurangan

Dalam tabel-tabel, biasanya yang dituliskan adalah massa atom dan bukan
massa inti unsur-unsur. Maka untuk mencari massa inti, kita harus mengurangkan
massa elektron totalnya dari massa atom
M int i  M Atom  Z .me

Besarnya tenaga untuk melepaskan patikel alfa dari inti dapat dirumuskan
sebagai berikut :

S  {M ( A  4, Z  2)  M ( A, Z )  M  }.931 Mev/

20
Pemanfaatan Teknologi Pemisahan Inti

Salah satu pemanfaatan teknik nuklir adalah di dalam bidang kedokteran


yaitu untuk memeriksa kandungan unsur-unsur kelumit di dalam tubuh dengan
teknik analisa pengaktivan neutron (APN). Unsur kelumit biasanya terdapat dalam
jumlah yang sangat kecil sehingga sulit untuk diidentifikasi dengan cara
pemisahan kimia biasa. Teknik APN mampu mengidentifikasi unsur kelumit
dengan orde bagian per juta (part per million, ppb). Disamping itu, teknik APN
tidak terpengaruh oleh sifat kimia dan tidak merusak terhadap bahan yang
dianalisa. Dengan teknik APN dapat diperoleh informasi yang akurat mengenai
distribusi unsur-unsur yang kadarnya kecil dalam berbagai organ.

2.4.4. Momentum Sudut Inti

Dalam fisika klasik, momentum sudut suatu partikel yang bergerak

dengan momentum linear pada lokasi radial r terhadap titik aluan didefinisikan

sebagai :

dalam mekanika kuantum, kita dapat menentukan nilai harap dari momentum
sudut, terlebih dahulu kita menentukan besarnya momentum sudut, dalam hal ini,

akan lebih sederhana untuk menentukan kita juga harus menentukan operator

mekanika kuantum untuk , dan akan lebih mudah dikerjakan dengan

mengalihposisikan komponen terhadap dengan operator yang setara :

21
dengan perhitungan kros produk akan memberikan hasil berbentuk persamaan
berikut:

kemudian kita menetukan

memberikan hasil yang sangat sederhana dan tidak bergantung pada komponen
jari-jari R(r)

Keadaan substansial atom dengan nilai l tertentu ditentukan berdasarkan rotasi


spektroskopik dan rotasi yang sama juga digunakan dalam fisika inti.

Tabel Notasi Spektroskopik

Nilai l 0 1 2 3 4 . . .

Simbol S P D F G . . .

kemudian kita akan menentukan arah momentum sudut l, kita meninjau pengaruh
hambatan yang ada (barrier imposed) dengan prinsip ketidakpastian : dan

22
mekanika kuantum memungkinkan kita untuk mengetahui secara tepat nilai l
terhadap waktu pada suatu komponen saja untuk menentukan nilai pada salah satu
komponen tersebut. kita harus mengabaikan 2 komponen lainnya. (untuk

menentukan nilai pada komponen , kita harus mengabaikan komponen dan

. Secara konvensional kita memilih komponen z untuk menentukan < >

dirumuskan sebagai:

dimana . Perhatikan bahwa =

, vektor komponen sumbu z selalu lebih kecil dari pada

magnitudenya. Gambaran lengkap keadaan elektronik dalam sebuah atom


membutuhkan pengantar mengenai bilangan kuantum baru. Momentum sudut
intrinsic atau “spin”. Untuk elektron, bilangan kuantum spin adalah S=1/2. Spin
bisa dianggap sebagai momentum sudut namun tidak dapat direpresentasikan
dalam konteks variabel klasik, karena tidak memiliki klasikal analog, sehingga:

Persamaan tersebut sering berguna untuk menggambarkan “spin” sebagai vektor s

pada komponen z yang memungkinkan . Nukleon, seperti elektron, memiliki

bilangan kuantum spin 1/2. Sebuah nukleon bergerak dalam potensi sentral

dengan momentum sudut orbital dan putaran memiliki total momentum sudut

dan spin s memiliki momentum sudut total :

23
Momentum sudut total j berperilaku serupa dengan momentum sudut dan

spin s:

Momentum sudut total inti yang mengandung sejumlah- A nukleon kemudian


akan menjadi jumlah vektor dari momentum sudut semua nukleon. Momentum
sudut total ini biasanya disebut putaran inti (nuclear spin) dan diwakili oleh
simbol I. Momentum sudut I memiliki seluruh sifat umum dari vektor momentum
sudut pada mekanika kuantum :

dan )

Untuk banyak aplikasi yang melibatkan momentum sudut, nukleus berperilaku


seolah-olahsebagai a entitas tunggal dengan momentum sudut intrinsik I.

2.4.5. Momen Magnetik

Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom ditentukan oleh kombinasi
berbagai macam momentumsudut. Namun, kontribusi yang terbesar teta berasal
dari spin. Oleh karena elektron mematuhi azas pengecualian pauli, yakni tidak ada

24
dua elektron yang dapat ditemukan pada keadaan kuantum yang sama, pasangan
elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan, dengan
satu berspinnai, dan satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini
akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya menjadi nol
pada beberapa atom berjumlah elektron genap.

Pada atom belektron ganjil seperti besi, adanya keberadaan elektron yang
tak berpasangan menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital
atom disekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan keadaan
energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar.
Proses ini disebut sebagai interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom
feromagnetik bersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini davat
menghasilkan medan makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang
bersifat paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik yang tersusun acak
sehingga tiada medan magnet yang dihasilkan. Namun, meomen magnetik tiap-
tiap atom individu tersebut akan tersusun sejajar ketika diberikan medan magnet.

Di dalam inti atom , nukleon-nukleon mengalami gerak orbital, baik proton


maupun neutron memvunyai momen magnetik. Hubungan antara momen
magnetik proton, Mp, dan momen sudut orbital Lp adalah :

2.4.6. Keadaan Eksitasi Inti

Sama seperti kita mempelajari atom dengan mempelajari keadaan


tereksitasi mereka, kita mempelajari struktur nuklir sebagian melalui sifat-sifat
keadaan tereksitasi nuklir. (Dan seperti keadaan tereksitasi atom, keadaan
tereksitasi nuklir tidak stabil dan menembus dengan cepat ke keadaan dasar).
Dalam atom, kita membuat keadaan tereksitasi dengan memindahkan elektron itu
ke orbit energi yang lebih tinggi, dan kita dapat melakukan hal yang sama untuk
nukleon itu; dengan demikian keadaan tereksitasi dapat mengungkapkan sesuatu
tentang orbit nukleon. Kita telah beberapa kali dalam bab ini merujuk pada

25
partikel tunggal dan struktur kolektif nuklei - kita juga dapat menghasilkan
keadaan tereksitasi dengan menambahkan energi ke inti nukleon berpasangan.
Energi ini dapat berbentuk rotasi kolektif atau getaran dari seluruh inti, atau
bahkan mungkin mematahkan salah satu pasangan, dengan demikian
menambahkan dua nukleon valensi tambahan.

Bagian dari tujuan spektroskopi nuklir adalah untuk mengamati


kemungkinan keadaan tereksitasi dan untuk mengukur sifat-sifatnya. Teknik-
teknik eksperimental yang tersedia mencakup semua jenis peluruhan radioaktif
dan studi reaksi nuklir yang akan kami pertimbangkan secara rinci di bagian
selanjutnya. Di antara sifat-sifat yang ingin kita ukur untuk setiap keadaan
tereksitasi adalah: energi eksitasi, masa pakai dan mode peluruhan, putaran dan
paritas, momen dipol magnetik, dan momen quadrupole listrik. Dengan lebih dari
1000 nuklida individu, yang masing-masing mungkin memiliki ratusan keadaan
tereksitasi, tugas mengukur, mentabulasi, dan menafsirkan data ini hampir tak
tertahankan.

26
Gambar 3.19 Beberapa skema level sampel yang menunjukkan status tereksitasi di

bawah 2 MeV. Beberapa nuklei, seperti , menunjukkan kesederhanaan yang

luar biasa, sementara yang lain, seperti , menunjukkan kompleksitas yang

luar biasa. Ada keteraturan yang terkait dengan level 1780-an yang diduplikasi di

semua di kisaran 150 ≤A ≤190. Struktur yang mirip dengan ditemukan di

banyak nuklei di kisaran 50 ≤ A ≤150.

Gambar 3.19 menunjukkan beberapa contoh skema level nuklir. Beberapa


keadaan tereksitasi diidentifikasi berasal dari eksitasi dari inti valensi atau inti;
identifikasi semacam itu terjadi hanya setelah sifat-sifat yang tercantum di atas
telah diukur dan telah dibandingkan dengan prediksi kalkulasi yang didasarkan
pada partikel tunggal atau eksitasi inti kolektif, untuk melihat mana yang paling
sesuai dengan eksperimen. Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan mengeksplorasi
teknik eksperimental yang digunakan untuk mengekstrak informasi ini dan model
nuklir yang digunakan untuk menafsirkannya. Hanya melalui eksperimen yang
sulit dan tepat, dan melalui perhitungan yang melibatkan komputer paling kuat
yang tersedia saat ini, kita dapat memperoleh interpretasi terperinci dari struktur
nuklir.

27
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari makalah ini adalah :

1. Fisika inti adalah ilmu yang dianggap sebagai keturunan kimia dan fisika
atom dan pada gilirannya nenek moyang fisika partikel yang
menginvestigasi sifat-sifat nuklir dan hukum yang mengatur struktur
nuklei adalah area aktif dan produktif dari penelitian fisik dalam haknya
sendiri.
2. Sejarah Fisika Inti dibagi dalam tiga periode.
3. Teori mengenai atom terbagi menjadi 5 teori
4. Struktur atom terdiri dari elektron dan inti atom. Inti atom terdiri dari
proton dan elektron. Sifat-sifat yang dimiliki inti secara umum adalah
memiliki jari-jari, memiliki massa, memiliki energi ikat, mengalami
momentum sudut, mengalami momen magnetik dan keadaan eksitasi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Basdevant, J. L., Rich, J., Spiro, M. 2004. Fundamentals in Nuclear Physics. USA
: Springer.

Cook, Norman D. 2010. Models of the Atomic Nucleus.USA : Springer

Krane, Kenneth S. 1988. Introductory Nuclear Physics. Canada: John Wiley &
Sons, Inc

29
LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN

1. Jelaskan 2 cara dalam menentukan Ro !


Jawab : Cara menentukan Ro adalah sebagai berikut :
1) Cara Nuklir
Cara nuklir adalah cara yang dilakukan dengan mengukur jari-jari gaya
inti (nuclear forceradius) yang didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti ke
jarak jangkauan gaya inti. Jangkauan gaya inti lebih panjang sedikit dari
ukuran inti. Contohnya :
 Hamburan partikel alfa dengan hasil ro = 1,414 F =1,414 x 10-13 cm
2) Cara Elektromagnetik
Cara elektromagnetik adalah cara yang dilakukan dengan mengukur jari-
jari muatan inti. Contohnya :
 hamburan elektron dengan hasil �0=1,26 �
2. Kenapa nilai Ro yang digunakan harus 1,2 fm ,sedangkan masih banyak nilai
Ro yang lain ?
Jawab : Nilai Ro yang digunakan 1,2 karena diperoleh berdasarkan
pengukuran-pegukuran hamburan elektron yang telah disimpulkan.

30

Anda mungkin juga menyukai