Oleh:
Kelompok 1
Aguslila Wati
Aisyah Juwita Lubis
Azmi Mustafa
Catharina Ms Purba
Deliusman Laoli
Dinda Dwi Maivera
JURUSAN FISIKA
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr. Nurliana Marpaung,M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendahuluan Fisika Inti.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah Pendahuluan Fisika Inti ini
dapat menambah wawasan terhadap pembaca.
.
Peyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 28
3.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29
LAMPIRAN...........................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian fisika inti
2. Mengetahui sejarah lahirnya fisika inti
3. Mengetahui teori-teori mengenai atom
4. Mengetahui sifat –sifat inti
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1. Pengertian Fisika Inti
Fisika inti adalah ilmu yang dianggap sebagai keturunan kimia dan fisika
atom dan pada gilirannya nenek moyang fisika partikel yang menginvestigasi
sifat-sifat nuklir dan hukum yang mengatur struktur nuklei adalah area aktif dan
produktif dari penelitian fisik dalam haknya sendiri. Fisika nuklir pada
kenyataannya memiliki tiga aspek, yakni : menggali partikel-partikel fundamental
dan interaksinya, mengklasifikasikan dan menafsirkan sifat-sifat inti, dan
menyediakan kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat (Krane,
1988).
Dalam fisika inti, reaksi inti adalah sebuah proses dimana dua nuklei atau
partikel inti bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda pada produk
awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi melibatkan dapat melibatkan lebih dari dua
partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-
pertikel tersebut hanya bertabrakan dan berpisah tanpa mengalami perubahan
(kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan
reaksi.
Sejarah fisika nuklir dapat dibagi menjadi tiga periode. Yang pertama
dimulai dengan penemuan radioaktivitas nukleus dan berakhir pada 1939
dengan penemuan fisi. Selama periode ini, komponen dasar (proton dan neutron)
dari nukleus ditemukan serta hukum kuantum yang mengatur perilaku
mereka. Periode kedua dari 1947 hingga 1969 yakni melihat
perkembangan spektroskopi nuklir dan model nuklir. Akhirnya, kemunculan
mikroskopis teori pemersatu mulai tahun 1960-an memungkinkan seseorang
untuk memahami struktur dan perilaku proton dan neutron, dalam hal
fundamental interaksi partikel penyusunnya, quark dan gluon. Periode ini
juga melihat identifikasi mekanisme non-klasik yang halus dalam struktur
nuklir. Sejak 1940-an, fisika nuklir telah melihat perkembangan penting,
tetapi sebagian besar aplikasi praktis dan penjelasan teoretisnya yang sederhana di
tempat pada pertengahan 1950-an. Buku ini sebagian besar berkaitan dengan hal
2
sederhana model dari periode awal fisika nuklir dan penerapannya di produksi
energi, astrofisika dan kosmologi. Tahap utama dari fisika nuklir periode pertama
ini adalah sebagai berikut :
a) 1868 Klasifikasi elemen Mendeleev secara berkala.
b) 1895 Penemuan sinar-X oleh Roentgen.
c) 1896 Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel.
d) 1897 Identifikasi elektron oleh JJ Thomson.
e) 1898 Pemisahan unsur polonium dan radium oleh Pierre dan Marie Curie.
f) 1908 Pengukuran muatan +2 dari α partikel oleh Geiger dan Rutherford.
g) 1911 Penemuan nukleus oleh Rutherford; "Planet" model dari atom.
h) 1913 Teori spektra atom oleh Niels Bohr.
i) 1914 Pengukuran massa α partikel oleh Robinson dan Rutherford.
j) 1924–1928 Teori kuantum (de Broglie, Schr¨odinger , Heisenberg,
Born, Dirac).
k) 1928 Teori penetrasi penghalang oleh tunneling kuantum, aplikasi
untuk α radioaktivitas, oleh Gamow, Gurney dan Condon.
l) 1929-1932 Reaksi nuklir pertama dengan akselerator elektrostatik Cockcroft,
Walton, dan siklotron Lawrence.
m) 1930–1933 Neutrino diusulkan oleh Pauli dan dinamai oleh Fermi dalam
teorinya dari peluruhan beta.
n) 1932 Identifikasi neutron oleh Chadwick.
o) 1934 Penemuan radioaktivitas buatan oleh F. dan I. Joliot-Curie.
p) 1934 Penemuan penangkapan neutron oleh Fermi.
q) 1935 Model tetesan cair dan model senyawa-inti N. Bohr.
r) 1935 Rumus massa semi-empiris dari Bethe dan Weizs¨acker .
s) 1938 Penemuan fisi oleh Hahn dan Strassman .
t) 1939 Penafsiran teoretis tentang pembelahan oleh Meitner, Bohr dan Wheeler.
Untuk penemuan mendasar ini kita harus menambahkan aplikasi
praktis fisika nuklir. Terlepas dari produksi energi nuklir dimulai
dengan Konstruksi Fermi dari reaktor fisi pertama pada tahun 1942, yang paling
penting bersifat astrofisika dan kosmologis. Diantaranya adalah:
3
1938 Bethe dan Weizs¨acker mengusulkan bahwa energi bintang berasal dari
termonuklir reaksi fusi.
1946 Gamow mengembangkan teori nukleosintesis kosmologis .
1953 Salpeter menemukan reaksi fusi matahari mendasar dari dua proton ke
dalam deuteron.
1957 Teori nukleosintesis bintang oleh Burbidge, Burbidge, Fowler
dan Hoyle.
1960 - Deteksi neutrino matahari
1987 Deteksi neutrino dan sinar-from dari supernova SN1987a.
4
Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.
Atom digambarkan sebagai bola pejal (Gambar 2.1) yang sangat kecil, suatu
unsur memiliki atom- atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang
berbeda.
Kelebihan dan kekurangan Model Atom Dalton dipaparkan dalam Tabel 2.1.
Kelebihan Kekurangan
5
Mampu menjelaskan Hukum Asumsi bahwa semua atom
Kekekalan Massa memiliki massa dan sifat yang
sama terbukti tidak benar
6
Gambar 2.2. Tabung Sinar Katoda
7
positif dan didalamnya tersebar elektron (muatan negatif) bagaikan kismis
dalam roti kismis (Gambar 2.4).
Kelebihan dan kekurangan model Atom Thomson dipaparkan dalam Tabel 2.2.
Kelebihan Kekurangan
Sebagian besar dari massa dan semua muatan positif sebuah atom terpusat
pada daerah yang sangat kecil yang disebut dengan inti atom. Sebagian
besar sisanya merupakan ruang kosong.
8
Muatan inti berbeda-beda pada setiap jenis atom, besarnya kira-kira
setengah dari nilai bobot atom unsur.
Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang jumlahnya sama dengan muatan inti.
Rutherford menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak-menolak.
Kelebihan dan kekurangan model Atom Rutherford dipaparkan dalam Tabel 2.3.
Kelebihan Kekurangan
Memperkenalkan lintasan/kedudukan
elektron yang nanti disebut dengan
kulit.
9
Niels Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron yang beredar pada kulit-
kulit atom tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi. Kelemahan dari
Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa
spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr
adalah:
1. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap
atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan
berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka
elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah
maka akan memancarkan energi.
Kelebihan dan kekurangan model atom Bohr akan dijelaskan dalam Tabel 2.4.
Kelebihan Kekurangan
10
Dapat menjelaskan bahwa atom terdiri Berdasarkan hasil penelitian berikutnya
dari beberapa kulit untuk tempat terbukti bahwa gerakan elektron
berpindahnya electron menyerupai gelombang. Oleh karena
itu, posisi elektron tidak dapat
ditentukan dengan pasti
3.
Atom terdiri dari inti atom dan elektron. Inti atom mengandung lebih dari
99 % massa atom, meskipun ukurannya sangat kecil bila dibandingkan dengan
diameter atom. Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang sering disebut
nukleon. Proton bermuatan listrik positif sedangkan neutron tidak bermuatan
listrik. Jumlah proton sama dengan jumlah elektron, sehingga atom bersifat netral.
11
Adapun karakteristik dari elektron, proton, dan neutron dipaparkan dalam Tabel
2.5.
Jumlah proton dalam inti atom disebut dengan nomor atom. Sedangkan
jumlah nucleon (proton dan neutron) yang berada dalam inti atom disebut dengan
nomor massa. Jika suatu unsur dilambangkan dengan X, maka inti atom dengan
nomor atom dan nomor massa tertentu disebut dengan nuklida. Sebuah nuklida
dilambangkan dengan :
Dengan :
- Jumlah proton = Z = 26
- Jumlah neutron = A – Z = 56 – 26 = 30
- Jumlah elektron = Z = 26 ( untuk atom netral)
Ketika ion-ion dari suatu unsur murni dilewatkan dalam suatu spektrometer
massa, fisikawan menemukan dua atau lebih tanda yang berdekatan yang muncul
12
pada film. Spektrometer merupakan alat untuk mengukur massa atom. Oleh
karena itu, fisikawan mengambil kesimpulan seperti berikut :
1. Isotop
Isotop adalah atom atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom
yang sama), tetapi mempunyai nomor massa berbeda.
2. Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (berbeda nomor atom),
tetapi mempunyai nomor massa sama .
Contoh :
3. Isoton
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor
atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh : dan .
2.4.1.Jari-jari Inti
13
a. Cara Nuklir
Dengan cara ini diukur jari-jari gaya inti (nuclear forceradius) yang
didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti ke jarak jangkauan gaya inti.
Jangkauan gaya inti lebih panjang sedikit dari ukuran inti. Cara-cara yang
masuk dalam kategori ini:
b. Cara Elektromagnetik
Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan inti. Percobaan yang termasuk kategori
ini:
Muatan Inti
2.4.2.Massa Inti
14
M = C.MH
Keterangan
MH = massa hidrogen
C = bilangan bulat
Ternyata Inti Atom belakangan diketahui terdiri atas proton dan neutron,
sehingga massa inti dinyatakan sebagai :
M = Z(MH) + N(MN)
Dengan z dan n adalah jumlah proton dan neutron, dan MN adalah massa neutron.
15
Perlu meluangkan waktu untuk menjelaskan dengan jelas perbedaan antara ketiga
sistem. Unit massa atom adalah unit mikroskopis murni di mana massa atom 12C
didefinisikan menjadi 12u:
m(12Catom) ≡12 u
Massa atom, inti, atau partikel lain ditemukan dengan mengukur rasio
massa. Di sisi lain, kilogram adalah unit makroskopis, yang didefinisikan sebagai
massa batang platinum-iridium tertentu yang bertempat di S`evres, pinggiran kota
Paris. Massa atom pada skala kilogram dapat ditemukan dengan merakit sejumlah
atom (makroskopik) yang diketahui dan membandingkan massa rakitan dengan
massa batang. Akhirnya, eV adalah unit mikroskopis-makroskopik hibrida, yang
didefinisikan sebagai energi kinetik dari sebuah elektron setelah dipercepat dari
yang lain melalui perbedaan potensial 1 V.
16
Skema diatas adalah spektrometer massa “pemfokusan ganda”. Ion
dipercepat dari sumber di potensial Vsource melalui berkas yang menentukan
celah S2 pada potensial tanah. Ion-ion tersebut kemudian secara elektrostatik
menyimpang melalui 90 derajat dan kemudian secara magnetis menyimpang
melalui 60 derajat sebelum menimpa detektor pada celah S4. Kombinasi bidang ini
adalah "pemfokusan ganda" dalam arti bahwa ion dari suatu massa terfokus pada
S4 terlepas dari energi dan arahnya pada sumber ion. Rasio massa dua ion sama
dengan rasio tegangan yang mengarah ke lintasan yang sama. Inset menunjukkan
dua spektra massa yang diperoleh dengan sumber OsO2 dengan spektrometer yang
disesuaikan untuk memfokuskan molekul terionisasi tunggal OsO + 2. Spektrum
menunjukkan arus keluaran sebagai fungsi untuk mempercepat potensial dan
menunjukkan puncak yang sesuai dengan massa isotop osmium berumur panjang,
186 O s 192 O. Spektrum di sebelah kiri adalah untuk sampel osmium terestrial
dan ketinggian puncak sesuai dengan kelimpahan alami yang tercantum dalam
Lampiran G. Spektrum di sebelah kanan adalah untuk sampel osmium yang
diekstraksi dari mineral yang mengandung renium tetapi sedikit osmium alami.
187
Dalam hal ini spektrumnya didominasi oleh Os dari β-decay 187Re→ 187Ose−¯ νe
dengan t1/2 = 4.15 × 1010 yr.
17
2.4.3.Energi Ikat Inti
Diketahui bahwa massa diam inti stabil ternyata lebih kecil dari jumlah
massa diam nucleon-nukleon penyusunnya. Munculnya penurunan massa ini
disebabkan karena energi negative diperlukan untuk mengikat nucleon-nukleon
dalam inti. Energi ikat inti total, EI, diberikan oleh selisih antara energi diam
nucleon-nukleon penyusunnya dan energi diam inti yang terbentuk, jadi,
Keterangan :
Z = jumlah proton
mp = massa proton
N = jumlah neutron
mn = massa neutron
c2 = 931,5 MeV
EIrat = EI / A,
18
dengan mp, mn, dan Minti berturut-turut adalah massa diam proton, neutron dan inti.
Model “ tetes air “ dapat digunakan untuk menghitung energi ikat berbagai inti
stabil.
Dalam tabel-tabel, biasanya yang dituliskan adalah massa atom dan bukan
massa inti unsur-unsur. Maka, untuk mencari massa inti, kita harus mengurangkan
massa electron totalnya dari massa atom. (Pada hakikatnya, kita harus pula
menambahkan masa ekuivalen energi ikat electron-elektron,tetapi karena nilai-
nilainya yang sangat kecil dibandingkan massa diam mereka, biasanya diabaikan).
Sebagai contoh, 3Li6, yang memiliki massa atom 6,015125 u, memiliki massa inti
sebesar :
Contoh Soal :
1. Hitung energi ikat inti 52Te126 dan energi ikat rata-ratanya ?
19
EIrat = EI / A
Energi Pemisahan
S n {M ( A 1, Z ) M n M ( A, Z )}C 2
Mn = massa neutron
Dalam tabel-tabel, biasanya yang dituliskan adalah massa atom dan bukan
massa inti unsur-unsur. Maka untuk mencari massa inti, kita harus mengurangkan
massa elektron totalnya dari massa atom
M int i M Atom Z .me
Besarnya tenaga untuk melepaskan patikel alfa dari inti dapat dirumuskan
sebagai berikut :
S {M ( A 4, Z 2) M ( A, Z ) M }.931 Mev/
20
Pemanfaatan Teknologi Pemisahan Inti
dengan momentum linear pada lokasi radial r terhadap titik aluan didefinisikan
sebagai :
dalam mekanika kuantum, kita dapat menentukan nilai harap dari momentum
sudut, terlebih dahulu kita menentukan besarnya momentum sudut, dalam hal ini,
akan lebih sederhana untuk menentukan kita juga harus menentukan operator
21
dengan perhitungan kros produk akan memberikan hasil berbentuk persamaan
berikut:
memberikan hasil yang sangat sederhana dan tidak bergantung pada komponen
jari-jari R(r)
Nilai l 0 1 2 3 4 . . .
Simbol S P D F G . . .
kemudian kita akan menentukan arah momentum sudut l, kita meninjau pengaruh
hambatan yang ada (barrier imposed) dengan prinsip ketidakpastian : dan
22
mekanika kuantum memungkinkan kita untuk mengetahui secara tepat nilai l
terhadap waktu pada suatu komponen saja untuk menentukan nilai pada salah satu
komponen tersebut. kita harus mengabaikan 2 komponen lainnya. (untuk
dirumuskan sebagai:
bilangan kuantum spin 1/2. Sebuah nukleon bergerak dalam potensi sentral
dengan momentum sudut orbital dan putaran memiliki total momentum sudut
23
Momentum sudut total j berperilaku serupa dengan momentum sudut dan
spin s:
dan )
Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom ditentukan oleh kombinasi
berbagai macam momentumsudut. Namun, kontribusi yang terbesar teta berasal
dari spin. Oleh karena elektron mematuhi azas pengecualian pauli, yakni tidak ada
24
dua elektron yang dapat ditemukan pada keadaan kuantum yang sama, pasangan
elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan, dengan
satu berspinnai, dan satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini
akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya menjadi nol
pada beberapa atom berjumlah elektron genap.
Pada atom belektron ganjil seperti besi, adanya keberadaan elektron yang
tak berpasangan menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital
atom disekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan keadaan
energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar.
Proses ini disebut sebagai interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom
feromagnetik bersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini davat
menghasilkan medan makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang
bersifat paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik yang tersusun acak
sehingga tiada medan magnet yang dihasilkan. Namun, meomen magnetik tiap-
tiap atom individu tersebut akan tersusun sejajar ketika diberikan medan magnet.
25
partikel tunggal dan struktur kolektif nuklei - kita juga dapat menghasilkan
keadaan tereksitasi dengan menambahkan energi ke inti nukleon berpasangan.
Energi ini dapat berbentuk rotasi kolektif atau getaran dari seluruh inti, atau
bahkan mungkin mematahkan salah satu pasangan, dengan demikian
menambahkan dua nukleon valensi tambahan.
26
Gambar 3.19 Beberapa skema level sampel yang menunjukkan status tereksitasi di
luar biasa. Ada keteraturan yang terkait dengan level 1780-an yang diduplikasi di
27
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari makalah ini adalah :
1. Fisika inti adalah ilmu yang dianggap sebagai keturunan kimia dan fisika
atom dan pada gilirannya nenek moyang fisika partikel yang
menginvestigasi sifat-sifat nuklir dan hukum yang mengatur struktur
nuklei adalah area aktif dan produktif dari penelitian fisik dalam haknya
sendiri.
2. Sejarah Fisika Inti dibagi dalam tiga periode.
3. Teori mengenai atom terbagi menjadi 5 teori
4. Struktur atom terdiri dari elektron dan inti atom. Inti atom terdiri dari
proton dan elektron. Sifat-sifat yang dimiliki inti secara umum adalah
memiliki jari-jari, memiliki massa, memiliki energi ikat, mengalami
momentum sudut, mengalami momen magnetik dan keadaan eksitasi.
28
DAFTAR PUSTAKA
Basdevant, J. L., Rich, J., Spiro, M. 2004. Fundamentals in Nuclear Physics. USA
: Springer.
Krane, Kenneth S. 1988. Introductory Nuclear Physics. Canada: John Wiley &
Sons, Inc
29
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
30