Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Wacana Publik

Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan RSUD Kota Surakarta (Studi Deskriptif


Kuantitatif Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan RSUD Kota Surakarta)

Yonatan Indra Fajar Pratomo, Kristina Setyowati


Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret

Abstrak
Kesehatan adalah salah satu hak yang harus dipenuhi oleh negara untuk warganya.
Ketersediaan fasilitas kesehatan berkualitas seperti rumah sakit adalah salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah. Masih adanya keluhan terk=hadap layanan rumah sakit adalah indikasi
umum ketidakpuasan terhadap fasilitas kesehatan. Berdasarkan fenomena, studi ini
bermaksud untuk menentukan tingkat kepuasan layanan rawat jalan di RSUD Surakarta, yang
merupakan salah satu fasilitas kesehatan Badan Layanan Umum pemerintah kota Surakarta.
Studi ini menerapkan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode survei, penyebaran
kuesioner pada responden. Atribut pertanyaan yang disusun berdasarkan lima dimensi mutu
berdasarkan teori0teori Zeithaml, Berry dan Parasuraman. Data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder yang diperoleh dari indikator kualitas pelayanan publik dan/atau
data terkait untuk oasien atau masyarakat. Studi ini mengambil sampel responden sebanyak
241 yang dirawat di RSUD Surakarta. Abalisa data dilakukan dengan teknik Importance
Performance Analysis (IPA) dan didukung dengan SPSS. Berdasarkan analisis Cartesian
diagram menunjukkan bahwa ada 2 pertanyaan di kuadran A, 2 kuadran di B, 5 pertanyaan di
kuadran C, 9 pertanyaan dikuadran D, 2 pernyataan dalam kuadran A menujukkan bahwa
atribut ruang tunggu nyaman dan ketepatan waktu keakuratan tenaga medis adlah prioritas
harapan pasien yang belum memuaskan karena kinerja RSUD belum maksimal. Dari total
nilai rata0rata kinerja penilaian adaah 4.0 dan harapan 4.14, artiya tingkat harapan masih lebi
besar dari tingkat kinerja RSUD Surakarta. Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa pasien belum puas dengan layanan RSUD Surakarta.
Kata kunci: Kepuasan, kualitas layanan, pelayanan kesehatan

A. Pendahuluan
Hak Asasi Manusia/ HAM pada dasarnya setiap warga negaranya. Di Indonesia,
adalah hak yang melekat pada diri manusia dalam UU Nomor.23 Tahun 1992 tentang
sejak dia di lahirkan.Oleh sebab itu kesehatan, di definisikan bahwa kesehatan
perlindungan akan HAM untuk seluruh merupakan kondisi sejahtera dari badan
umat manusia di muka bumi ini perlu ,jiwa dan sosial yang memungkinkan
diperhatikan dan dihargai keberadaanya. setiap orang produktif secara ekonomi.
HAM sendiri terdiri dari beberapa hak,
namun tentu hak pertama adalah hak untuk Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
hidup, hak untuk hidup ini juga dapat bahwa ha katas kesehatan mutlak untuk di
dijabarkan lagi secara spesifik sesuai penuhi, sebab jika hak kesehatan tidak
perkembangan jaman, mislkan hak terpenuhi maka secara kondisional
memperoleh pekerjaan dan tempat tinggal, manusia tersebut tidak sederajat, karena
hak untuk berkumpul, hak untuk berpotensi kehilangan hak-hak lainya
melajutkan keturunan, hak memperoleh akibat dari tidak terpenuhinya hak
pendidikan dan hak kesehatan. Hak kesehatan tersebut.Secara garis besar
Kesehatan salah satu dari sekian HAM artinya, manusia yang tidak sehat, maka
yang wajib di penuhi oleh Negara kepada akan menghambat dirinya untuk

11
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

menjalankan dan menikmati kehidupanya. cukup banyak, hal ini di sebabkan karena
Di kota Surakarta sendiri saat ini terdapat RSUD tersebut adalah RS rujukan pertama
17 Puskesmas, 2 Rumah sakit umum dan 2 dari puskesmas di wilayah Surakarta,
Rumah sakit khusus, Apabila dilihat dari RSUD yang kini memiliki status BLUD,
data, kota dengan luas 44km² ini berdasarkan Perwali Nomor 10-c tahun
mempunyai fasilitas kesehatan yang 2013 ini masih ditemukan keluhan dari
cukup. Meskipun demikian, fungsi utama masyarakat terkait pelayanan yang kurang
dari fasilitas kesehatan, khususnya Rumah maksimal.
sakit yaitu penyembuhan tidak boleh
terabaikan, baik dari sisi profesionalitas Selain itu, terdapat keluhan dari keluarga
maupun kualitas pelayanan, sebab asas pasien lainnya, sepertiadanya dugaan
kepercayaan yang tinggi dari masyarakat malpraktik saat persalinan, serta pasien
perlu di jaga dengan cara menjaga yang mengeluhkan sistem antrian panjang
kepuasan pemaikainya, yaitu masyarakat dan tidak modern, sehingga harus berdiri
itu sendiri. Sebagai salah satu fasilitas untuk mengantri. Keluhan diatas
public, rumah sakit umum daerah perlu merupakan bentuk dari ketidakpuasan
mengadopsi paradigma administrasi masyarakat yang terjadi selama pelayanan
Negara, New Public Service RSUD Kota Surakarta, Menurut Day
(NPS).Paradigma NPS memperlakukan dalam Tse dan Wilton yang dikutip dari
publik pengguna layanan publik sebagai buku Manajemen Publik mengatakan
warga negara (citizen) bukan sebagai bahwa Kepuasan atau ketidakpuasan
pelanggan (customer). Administrasi negara pelanggan adalah respon pelanggan
tidak hanya memiliki tujuan untuk terhadapevaluasi ketidaksesuaian yang
memuaskan pelanggan semata, akantapi dirasakan antara harapan sebelumnya dan
juga memberikan hak warga negara untuk kinerja aktual produk yang
mendapatkan pelayanan publik. Sedangkan dirasakansetelah pemakaianya (2005:212).
dari sisi manajemen pelayanan, perlunya
penekanan pada konsep Pelayanan Prima. Dengan memperhatikan kondisi lapangan
dengan di dukung informasi yang telah
Salah satu rumah sakit umum di kota penulis dapatkan dari informan, maka
Surakarta adalah RSUD Kota Surakarta/ penulis yang merupakan mahasiswa prodi
biasanya di sebut RSUD Ngipang, oleh Administrasi Negara tertarik untuk
karena letak rumah sakit seluas 8900 m² melakukan studi tentang tingkat kepuasan
ini berada di Jalan Lettu Sumarto no.1 masyarakat terhadap pelayanan yang di
Ngipang, Kadipiro, Banjarsari, Surakarta. berikan oleh RSUD Ngipang. Berdasarkan
RSUD yang dulu termasuk kategori kelas uraian yang menjadi latar belakang diatas,
“D” ini memiliki 4 Kelas, Kelas VIP 3 maka dapat dirumuskan suatu
kamar, kelas I 6 kamar, Kelas II 16 kamar, permasalahan yaitu: bagaimana Tingkat
Kelas III 77 kamar. Meskipun belum kepuasan pasien rawat jalan RSUD Kota
memiliki akreditasi, RSUD yang kini Surakarta?
termasuk dalam kategori RS kelas “C” ini,
per November 2016 telah melayani pasien B. Tinjauan Pustaka
rawat jalan sebanyak 45061 pasien, rawat a. Kepuasan
inap 4030 pasien. RSUD Ngipang juga Kata kepuasan atau satisfaction berasal
memiliki 8 ICU,14 tempat tidur bayi, 7 dari bahasa latin satis (cukup memadai)
Kamar bersalin, 2 Ruang Operasi serta 2 dan facio (memperlakukan atau membuat),
Ruang Isolasi (rsonline/data). sehingga secara sederhana dapat diartikan
sebagai “upaya pemenuhan sesuatu”.
Berdasarkan data yang ada, RSUD Menurut Irawan (2003), kepuasan adalah
Ngipang memiliki jumlah pasien yang perasaan senang atau kecewa dari

12
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

seseorang yang mendapat kesan dari yang mengandung pengertian


membandingkan hasil pelayanan kinerja bahwa suatu produk atau jasa harus
dengan harapan-harapannya. dapat memenuhi apa yang
diharapkan oleh pemakainya“.
Kepuasan konsumen merupakan
pengukuran gap antara harapan konsumen Definisi kualitas yang lain pun
dengan kenyataan yang mereka terima atau dikemukakan oleh Din ISO 8402 (Azrul
rasakan. Jika yang diterima oleh konsumen Azwan, 1996):
sesuai dengan harapan atau melebihi “mutu adalah totalitas dari wujud
harapan, maka individu akan merasa puas serta ciri dari suatu barang atau jasa
atau sangat puas. Namun jika tidak sesuai yang dihasilkan, yang didalamnya
dengan harapan, individu akan merasa terkandung sekaligus pengertian
tidak puas. Artinya jika konsumen puas, akan adanya rasa aman dan/ atau
mempunyai kecenderungan untuk kembali terpenuhinya kebutuhan para
melakukan transaksi. Tjiptono (2006) penggunabarang atau jasa yang
berpendapat bahwa kepuasan atau dihasilkan tersebut”.
ketidakpuasan merupakan respon
pelanggan sebagai hasil dan evaluasi d. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
ketidaksesuaian kinerja/tindakan yang Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam
dirasakan sebagai akibat dari tidak Pasolong (2008) menggungkapkan
terpenuhinya harapan. Dapat disimpulkan indikator kualitas pelayanan sebagai
bahwa tingkat kepuasan merupakan fungsi berikut:
dari perbedaan antara kinerja yang 1. Ketampakan fisik (Tangibles),
dirasakan dengan harapan, apabila kinerja artinya ketampakan fisik dari
di bawah harapan maka pelanggan akan gedung, peralatan, pegawai dan
kecewa. fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers.
b. Konsep Pelayanan Publik 2. Daya tanggap (Responsiveness)
Dalam konteks pelayanan yang di lakukan adalah kerelaan untuk menolong
pemerintah sering di sebut dengan pengguna layanan dan
pelayanan publik. Adapun yang di maksud menyelenggarakan pelayanan
dengan pelayanan publik menurut Robert secara iklas dan tanggap.
(1996) adalah: 3. Keandalan (Reliability) adalah
“Pelayanan publik adalah segala kemampuan untuk
bentuk kegiatan pelayanan umum menyelenggarakan pelayanan yang
yang dilaksanakan oleh instansi dijanjikan secara konsisten dan
pemerintah pusat, di daerah dan akurat.
lingkungan badan usaha milik 4. Jaminan (Assurance) adalah
negara atau daerah dalam, barang pengetahuan, kesopanan dan
atau jasa baik dalam rangka upaya kemampuan petugas penyedia
pemenuhan kebutuhan masyarakat layanan dalam memberikan
maupun dalam rangka pelaksanaan kepercayaan kepada pengguna
ketertiban.” layanan.
5. Empati (Empathy) adalah
c. Kualitas Pelayanan Publik kemampuan memberikan perlakuan
Menurut Joseph M. Juran dalam M.N. atau perhatian kepada pengguna
Nasution (2005: 34) mendefinisikan layanan secara individual/pribadi.
kualitas sebagai:
“Kualitas sebagai cocok/ sesuai Jika indikator pelayanan tercapai maka
untuk digunakan (fitness for use), kepuasan pelanggan pun akan tercapai.

13
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

Kepuasan pelanggan sangat dipengaruhi 5. Empati (Empathy) adalah


oleh bentuk pelayanan yang kemampuan memberikan perlakuan
diberikan.Kepuasan pelanggan sangat atauperhatian kepada pengguna
ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan layanan secara individual/pribadi.
dalam bentuk pelayanan yang diberikan
oleh penyedia layanan. Untuk itu, jika Kelima faktor inilah yang digunakan untuk
kepuasan publik ingin dicapai maka 24 menilai kinerja RSUD Kota Surakarta dan
penyedia layanan publik harus Tingkat kepentingan/harapan dari pasien
memberikan layanan yang berkualitas akan menghasilkan output (kepuasan) bagi
berdasarkan prinsip-prinsip dasar pelanggan/ pasien RSUD Kota Surakarta.
pelayanan. Untuk lebih jelasnya terdapat skema
kerangka konsep yang menjadi landasan
Untuk mengetahui Kepuasan pelayanan pemikiran dalam penelitian ini.
kesehatan diRSUD Kota Surakarta maka
harus diketahui apakahstandar pelayanan C. Metode Penelitian
telah berjalan dengan baik atau tidak. Agar pendekatan ini lebih terarah sesuai
Berjalannyastandarisasi pelayanan dapat dengan tujuan yang diinginkan,
dilihat dari proses kinerja petugas pendekatan penelitian yang digunakan
kesehatanitu sendiri dalam memberikan adalah pendekatan kuantitatif yaitu
pelayanan kepada masyarakat/pasien pencarian data dari realitas permasalahan
dibandingkan dengan harapan dari yang ada dengan mengacu pada
pelanggan atau pasien. Sesuaidengan teori pembuktian konsep/ teori yang digunakan.
yang telah dijelaskan pada tinjauan Untuk mendapatkan data dan informasi
pustaka sebelumnya makauntuk yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
melengkapi kerangka konsep pada maka yang akan menjadi tempat
penelitian ini, penulis berpedomanpada pelaksanaan penelitian adalah RSUD Kota
teori yang dikemukakan oleh Zeithaml, Surakarta yang berlokasi di Ngipang.
Berry dan Parasuraman (2008) mengenai 5
aspek pelayanan yaitu sebagai berikut: Tipe penelitian ini adalah kuantitatif yang
1. Ketampakan fisik (Tangibles), dimaksudkan untukmemberikan gambaran
artinya ketampakan fisik dari secara jelas mengenai masalah-masalah
gedung,peralatan, pegawai dan yang ditelitimenginterpretasikan serta
fasilitas- fasilitas lain yang dimiliki menjelaskan data secara sistematis.Dasar
olehpenyedia jasa. penelitian ini adalah survey, yaitu
2. Daya tanggap (Responsiveness) pembagian kuesionerkepada responden
adalah kerelaan untuk yang berisi pertanyaan-pertanyaan
menolongpengguna layanan dan mengenai hal yangberhubungan dengan
menyelenggarakan pelayanan penelitian. Sugiyono (2014:35)
secara iklasdan tanggap menyatakan bahwa metode kuantitatif
3. Keandalan (Reliability) adalah adalah “metode penelitian yang
kemampuan untuk menyelenggarakan berlandaskan pada filsafat positivisme,
pelayanan yang dijanjikan secara digunakan untuk meneliti pada populasi
konsisten danakurat. atau sampel tertentu, pengumpulan data
4. Jaminan (Assurance) adalah menggunakan instrument penelitian,
pengetahuan, kesopanan analisis data bersifat kuantitatif/ statistik,
dankemampuan petugas penyedia dengan tujuan untuk menguji hipotesis
layanan dalam yang telah ditetapkan”.
memberikankepercayaan kepada
pengguna layanan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah
individu. Penentuan unit analisis ini

14
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

didasarkan pada pertimbangan objektif, (Sugiyono, 1999). Populasi dalam


untuk mendeskripsikan penelitian penelitian ini adalah seluruh masyarakat
mengenai kualitas pelayanan kesehatan di yang sedang berkunjung ke wilayah kerja
RSUD Kota Surakarta, Ngipang. RSUD Kota Surakarta untuk menjalani
rawat jalan dalam rentang waktu
Teknik penelitian yang digunakan dalam berkunjung ke wilayah kerja RSUD Kota
pengumpulan data adalah: 12 – 20 Juni 2017 .
1. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian ini dilakukan dengan Sampel adalah sebagian dari populasi,
meneliti secara langsung keinstansi terdiri dari populasi, terdiri dari beberapa
untuk memperoleh data-data yang anggota populasi, Ferdinand (2006).
diperlukan dalam penelitian. Pengambilan sampelberdasarkan
2. Kuesioner pertimbangan keterbatasan melakukan
Kuesioner adalah sejumlah observasi terhadapseluruh sampel, untuk
pertanyaan tertulis yang digunakan efisiensi waktu dan biaya untuk
untuk memperoleh informasi dari menghasilkangeneralisasi terhadap
responden (Arikunto, 1998: 140). populasi dan mengurangi kesalahan
Kuesioner adalah instrument penelitian dalampengambilan sampel.
pengumpulan data Sampel dari penelitian ini adalah 241
denganmenggunakan daftar responden.Dalam pengambilan sampel ini
pertanyaan yang diedarkan kepada mengunakan Accidental Sampling.
respondenguna memperoleh data Menurut Sugiyono (2009:85) Accidental
yang akurat dan objektif Sampling adalah teknik penentuan sampel
terhadappermasalahan yang diteliti. berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan atau tidak sengaja
Jenis data yang digunakan dalam bertemu dengan peneliti dapat digunakan
penelitian ini adalah data kuantitatif. sebagai sampel. Jadi sampel yang diambil
Sedangkan sumber data yaitu: dalam penelitian ini adalah 241 responden
1. Data primer yang merupakan pasien rawat jalan RSUD
Data yang diperoleh dari pasien/ kota Surakarta dalam rentang waktu 12-20
masyarakat yang berkaitan Juni 2017.
denganindikator kualitas pelayanan
publik sesuai dengan yang Definisi konseptual dalam penelitian ini
diperolehmelalui daftar pertanyaan. adalah kepuasan pelanggan yang
2. Data skunder merupakan pasien rawat jalan RSUD Kota
Data yang diperoleh dari dokumen Surakarta Kepuasan pelanggan diukur
dari dokumen-dokumen berdasarkan 5 dimensi yang dikemukakan
kantoryang erat kaitannya dengan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuraman
masalah penulisan berupa data (2008) yaitu;
gambaran umum kantor, laporan 1. Ketampakan fisik (Tangibles),
absensi kerja, sruktur artinya ketampakan fisik dari
organisasibeserta tugas masing- gedung, peralatan, pegawai dan
masing yang relevan dengan objek fasilitas- fasilitas lain yang dimiliki
penulisan. oleh penyedia jasa.
2. Dayatanggap (Responsiveness)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang adalah kerelaan untuk menolong
terdiri dari objek atau subjek pengguna layanan dan
yangmempunyai kualitas ada karakteristik menyelenggarakan pelayanan secara
tertentu yang oleh peneliti untuk dipelajari iklas dan tanggap
dankemudian ditarik kesimpulan

15
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

3. Keandalan (Reliability) adalah b. Profesionalisme dalam


kemampuan untuk menangani keluhan pasien oleh
menyelenggarakan pelayanan yang para tenaga
dijanjikan secara konsisten dan c. Melayani dengan baik dan
akurat. ramah saat melakukan
4. Jaminan (Assurance) adalah pengobatan dan perawatan.
pengetahuan, kesopanan dan d. Memberikan pelayanan dengan
kemampuan petugas penyedia tepat dan benar sesuai dengan
layanan dalam memberikan prosedur yang ditetapkan dalam
kepercayaan kepada pengguna dalam memberikan pelayanan
layanan. selalu sesuai dengan jadwal
5. Empati (Empathy) adalah yang telah ditetapkan.
kemampuan memberikan perlakuan 3. Jaminan (Assurance)
atau perhatian kepada pengguna Kemampuan untuk menumbuhkan
layanan secara individual/ pribadi rasa percaya yang cepat dan tepat
kepada para pelanggannya.
Jaminan Diukur dengan indikator-
Dalam penelitian ini definisi operasional indikator sebagai berikut:
dari variabel penelitian adalah sebagai a. Rasa aman dan terjaminnya
berikut: pasien pada saat melakukan
1. Bukti Langsung (Tangibles) pengobatan atau perawatan.
Kemampuan suatu perusahaan b. Dapat menumbuhkan rasa
dalam menunjukan eksistensinya kepercayaan untuk cepat
kepada pihak eksternal, dapat sembuh kepada pasien.
berupa penampilan dan c. Petugas berpengalaman dan
kemampuan sarana dan prasarana terlatih dalam melakukan
fisik perusahaan dan keadaan pengobatan dan mampu
lingkungan sekitarnya. Bukti mengatasi keluhan dengan
langsung diukur dengan indikator- cepat mengenai kondisi
indikator sebagai berikut: kesehatan pasiennya.
a. Kondisi gedung 4. Daya Tanggap (Responsivenes)
b. Peralatan pendukung untuk Suatu kemampuan untuk
melakukan pemeriksaan pasien membantu dan memberikan
c. Ruang tunggu yang disediakan pelayanan yang cepat dan tepat
d. Penampilan dan kondisi setiap kepada pelanggannya. Daya
ruangan tanggap diukur dengan indikator-
e. Kerapian petugas medis dan indikator sebagai berikut:
non medis dan kebersihan a. Kesigapan dalam menangani
setiap ruangan. keluhan pasien
2. Keandalan (Reliability) b. Tanggapan dari lab x terhadap
Kemampuan memberikan saran dari para pasien
pelayanan yang sesuai secara c. Kecepatan respon dari lab x
akurat dan terpercaya, sikap terhadap setiap keinginan
simpatik dan dengan akurasi yang pasien.
tinggi kepada para pasien. 5. Perhatian (Empathy)
Keanadalan diu ukur dengan Kemampuan untuk memberikan
indikator perhatian yang tulus terhadap
a. Pelayanan yang akurat oleh semua pasien. Perhatian diukur
tenaga medis dengan indikator- indikator sebagai
berikut:

16
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

a. Keramahan yang sama tanpa kepada responden diberigradasi dari sangat


memandang status pasien setuju/ selalu/ sangat positif, setuju/ sering/
b. Dapat memberikan perhatian positif, ragu-ragu/kadang-kadang/ netral,
kepada setiap pasiennya tidak setuju/ hampir tidak pernah/
c. Pengertian terhadap keluhan- negative,sangat tidak setuju/ tidak pernah
keluhan pasiennya. atau gradasi lain yang disesuaikan
6. Kepuasan Konsumen denganpertanyaan kuesioner yang
Bahwa kepuasan konsumen diajukan.
merupakan evaluasi dimana
alternatif yang dipilih sekurang- Pemberian skor dimulai dari skor tertinggi
kurangnya sama atau melampaui dengan skor 5 hinggaterendah dengan skor
harapan alternatif yang dipilih 1. Klasifikasi sebutan dengan kategori
sekurangkurangnya sama atau tersebutsebagai berikut:
melampaui harapan alternatif Tabel 1. Klasifikasi Kinerja
konsumen. Sedangkan No Kriteria Skor
ketidakpuasan konsumen timbul 1. Sangat Setuju 5
apabila hasilnya tidak memenuhi 2. Setuju 4
harapan. Kepuasan konsumen 3. Netral 3
tersebut diukur dengan indikator 4. Tidak Setuju 2
sebagai berikut: 5. Sangat Tidak Setuju 1
a. Pelayanan medis
b. Fasilitias kesehatan Tabel 2. Klasifikasi Harapan
c. Lokasi. No Kriteria Skor
1. Sangat Penting 5
Data-data yang diperoleh dari lokasi 2. Penting 4
penelitian selanjutnya diolahdengan 3. Kurang Penting 3
menggunakan teknik analisis data secara 4. Tidak Penting 2
kuantitatif denganmenggunakan skala
5. Sangat Tidak Penting 1
likert. Berdasarkan fakta atau kejadian di
lapangan,skala likert digunakan untuk
menjabarkan indikator variabel dari
D. Hasil Penelitian
variabelyang akan diukur, kemudian
Hasil penilaian kinerja pelayanan RSUD
indikator tersebut dijadikan titik tolak
Kota Surakarta serta tingkat kepentingan /
untukmenyusun bagian-bagian instrument
harapan dari responden yang mana
yang dapat berupa pertanyaan
merupakan pasien rawat jalan RSUD Kota
danpernyataan. Jawaban dari setiap bagian
Surakarta dapat diihat pada tabel 3.
instrument yang menggunakanskala likert
mempunyai pertanyaan yang diajukan

17
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

Tabel 3 . Penilaian Responden Terhadap Kinerja dan Tingkat Kepentingan/Harapan

Jumlah Responden Jumlah Responden


No Pernyataan Nilai Nilai
SP P KP TP STP SS S N TS STS
Tanggapan tentang
1 187 34 20 0 0 1131 18 216 7 0 0 975
Gedung RSUD Ngipang
Alat medis RSUD
2 62 149 30 0 0 996 46 194 1 0 0 1009
yang lengkap
Ruang tunggu bersih
3 143 96 2 0 0 1105 14 184 41 2 0 933
dan nyaman
Ruang pemeriksaan
4 51 160 30 0 0 985 8 183 38 11 1 909
RSUD baik
Penampilan Pegawai
5 40 131 70 0 0 934 12 221 8 0 0 968
RSUD Ngipang

Tanggapan ketepatan
6 16 200 25 0 0 955 12 223 6 0 0 970
petugas dalam melayani

Petugas menanggapi
7 2 239 0 0 0 966 11 218 12 0 0 963
keluhan dengan baik
Pelayanan Pegawai RSUD
8 13 228 0 0 0 977 14 218 8 1 0 968
baik
Pelayanan yang
diberikan
9 206 35 0 0 0 1170 13 201 26 1 0 949
cepat dan sesuai
prosedur
Jaminan saat melakukan
10 32 190 18 1 0 976 17 222 2 0 0 979
pemeriksaan di RSUD
Petugas RSUD
memberikan
11 2 180 59 0 0 907 12 224 5 0 0 971
rasa percaya kepada
pasien

Petugas RSUD terdidik


12 dan mampu melayani 30 202 9 0 0 985 12 216 12 1 0 962
pasien dengan baik
Petugas sigap dalam
13 menangani keluhan 2 230 9 0 0 957 14 209 16 2 0 958
pasien
Petugas bisa menerima
14 8 214 9 10 0 943 16 218 6 1 0 972
saran dari pasien
Petugas memberikan
15 respon cepat terhadap 16 213 12 0 0 968 14 191 33 3 0 939
keinginan pasien

Petugas berkomunikasi
16 dengan baik tanpa 25 206 10 0 0 979 15 220 4 2 0 971
memandang status sosial

Petugaas RSUD
memahami yang
17 10 202 27 2 0 943 11 224 4 2 0 967
dibutuhkan dan
diinginkan pasien
Petugas memahami
18 keluhan 123 97 20 1 0 1065 11 226 3 1 0 970
pasien

18
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

1. Dimensi Ketampaan Fisik Hasil penilaian responden tersebut


(Tangible) kembali diolah untuk mencari skor rata-
Hasil dari atribut/pernyataan yang rata penilaian kinerja dan
termasuk dalam dimensi Tangible, harapan.Hasilnya adalah sebagai
terdapat 2 pernyataan yang total berikut.Dari dari 18 item
angka kinerja lebih besar dari atribut/pernyataan terdapat 10 item
harapan yaitu no 2 & 5. Dan dikategorikan belum memuaskan, yaitu
terdapat 3 pernyataan yang item no 1,3,4,7,8,9,12,15,16,18 . hal
penilaian angka kinerja masih di tersebut dikarenakan angka harapan
bawah harapan yaitu angka 1,3,4. lebih besar dari pada penilaian kinerja,
2. Dimensi Keandalan (Reliability) walaupun sebenarnya penilaian kualitas
Hasil dari atribut/pernyataan yang kinerja pada angka yang tinggi yaitu
termasuk dalam dimensi Reliability, diatas 900 poin dari 1200 poin.Untuk 8
terdapat 1 pernyataan yang total item lainya yaitu item no
angka kinerja lebih besar dari 2,5,6,10,11,13,14,17 berada pada
harapan yaitu no 6. Dan terdapat 3 kategori memuaskan, yang artinya
pernyataan yang penilaian angka sudah sesuai antara harapan pasien
kinerja masih di bawah harapan dengan kinerja. Rata–rata total skor
yaitu angka 7,8,9. kinerja dengan harapan hasilnya adalah
3. Dimensi Daya Tanggap X < Y , artinya pasien rawat jalan
(Responsiveness) belum merasa puas dengan kinerja
Hasil dari atribut/pernyataan yang RSUD Kota Surakarta.
termasuk dalam dimensi
Responsiveness, terdapat 2 Untuk melihat pemetaan
pernyataan yang total angka kinerja atribut/pernyataan atas kepuasan
lebih besar dari harapan yaitu no 13 pelanggan terhadap pelayanan RSUD
& 14. Dan terdapat 1 pernyataan Kota Surakarta, maka dibuatlah analiss
yang penilaian angka kinerja masih diagram kartesius. Berdasarkan
di bawah harapan yaitu angka 15. pemetaan ini akan diperoleh
4. Dimensi Jaminan (Assurance) rekomendasi dan tindak lanjut yang
Hasil dari atribut/pernyataan yang harus dilakukan pihak perusahaan
termasuk dalam dimensi Assurance, dalam menyikapi hasil penelitian.
terdapat 2 pernyataan yang total
angka kinerja lebih besar dari
harapan yaitu no 10 & 11. Dan
terdapat 1 pernyataan yang
penilaian angka kinerja masih di
bawah harapan yaitu angka 12.
5. Dimensi Empati (Emphaty)
Hasil dari atribut/pernyataan yang
termasuk dalam dimensi
Responsiveness, terdapat 1
pernyataan yang total angka kinerja
lebih besar dari harapan yaitu no 17.
Dan terdapat 2 pernyataan yang
penilaian angka kinerja masih di
bawah harapan yaitu angka 16 & 18.

19
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

Gambar 1. Analisis Diagram Kartesius Kepuasan Pasien Rawat Jalan RSUD Kota
Surakarta

1. Kuadran A (rekomendasi Prioritas karena unsur faktor atau atribut tersebut


Utama) dianggap sangat penting dan sangat
Kuadran ini menunjukkan faktor atau memuaskan bagi pelanggan.Atribut
atribut yang dianggap mempengaruhi tersebut adalah pernyataan no. (1) (18)
kepuasan pelanggan, termasuk unsur- 3. Kuadran C (rekomendasi Prioritas
unsur jasa yang dianggap sangat rendah)
penting, namun manajemen atau Kuadran ini menunjukan beberapa
perusahaan belum melaksanakannya faktor yang kurang penting
sesuai keinginan pelanggan sehingga pengaruhnya bagi pelanggan dan
mengecewakan atau tidak memuaskan pelaksanaanya oleh perusahaan biasa-
bagi pelanggan. Jika dilihat pada biasa saja, karenanya dianggap kurang
diagram, atribut / indikator/ pernyataan penting dan kurang memuaskan bagi
yang masuk dalam kuadran A adalah pelangganAtribut/indikator yang perlu
indikator no 3 dan 9, artinya adalah diperbaiki karena belum memuaskan.
pihak RSUD Kota Surakarta belum Atribut tersebut adalah pernyataan no.
melaksanakan yang dianggap penting (4) (7) (12) (13) (15)
oleh pelanggan. 4. Kuadran D (rekomendasi berlebihan)
2. Kuadran B (rekomendasi Pertahankan Kuadran ini menunjukan faktor yang
prestasi) mempengaruhi pelanggan kurang
Kuadran ini menunjukan unsur jasa penting, akan tetapi pelaksanaannya
pokok yang telah berhasil dilaksanakan berlebihan, dianggap, tetapi sangat
perusahaan.Hal ini wajib dipertahankan memuaskan bagi pelanggan.Atribut

20
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

tersebut adalah pernyataan no.(2) (5) qualitative study.”European


(6) (8) (10) (11) (14)(16) (17) Journal for Person Centered
Healthcare.Vol 1 Issue 1 pp 185-
E. Penutup 192.
a. Kesimpulan Abidin, Zainal. 2010. Analisis Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Keandalan dan Etos Kerja
dibahas pada bab sebelumnya secara Terhadap Pelayanan Publik
umum rata – rata penilaian kinerja RSUD Pegawai Kantor Pelayanan Pajak
Kota Surakarta adalah X = 4,0 ,sedangkan Pratama Medan Kota. Medan: USU
rata-rata penilaian tingkat harapan adalah
Agus, Erwan P. dan Ratih Dyah S. 2007.
Y = 4,14, sehingga hasilnya adalah X < Y . Metode Penelitian Kuantitatif.
Artinya kinerja belum seusai dengan Yogyakarta: Gava Media Asrul,
tingkat harapan / kepentingan pasien, Azwar, 1996. Menjaga Mutu
sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelayanan Kesehatan, Pustaka
pelayanan rawat jalan RSUD Kota Sinar Harapan, Jakarta: PT.Rineke
Surakarta belum memuaskan. Cipta.

b. Saran Batinggi Achmad dan Badu Ahmad. 2007.


Saran yang dapat diajukan berdasarkan Manajemen Pelayanan Umum.
kesimpulan di atas adalah sebagai berikut: Jakarta: Universitas Terbuka.
1. Menjaga dengan rutin melakukan Irawan, Handi. 2002. Sepuluh
perawatan Kondisi gedung RSUD Prinsip Kepuasan Pelanggan.
Kota Surakarta terutama fasilitas Jakarta: PT. Elex Media
rawatdiharapkan RSUD Komputindo.
mempunyai standart yang sama Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen
seperti RS swasta yang memiliki Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT.
gedung rawat jalan seendiri. Serta Bumi Aksara.
Pengaturan area parkir motor untuk
Henry, Nicholas. 1995. Administrasi
diperlebar lagi
2. Peningkatan fasilitas Ruang Negara dan Masalah-masalah
Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
tunggu, seperti memasang
pendingin ruangan, meletakan lebih Persada.
banyak tanaman atau hiasan serta Kalajaa,Rezarta dkk. 2016. “Service
hiburan televisi dan koran di area quality assessment in health care
ruang tunggu poli RSUD Kota sector: the case of Durres public
Surakarta. hospital.”Procedia social and
3. Perlu adanya ketepatan waktu saat Behavioral Sciences.Vol. 235.
tim medis melakukan pelayanan,
Meesalaa, Appalayya dan Justin Paul.
seperti standart waktu periksa tiap 2016. “Service Quality,Consumer
pasien. Dan perlu pengaturan
Satisfaction and loyalty in
jadwal dokter poli dan pengantinya Hospitals : Thinking for the
bila berhalangan datang, untuk
future.”Journal of retailing and
menghindari pasien menunggu consumer service. Vol 260
dokter terlalu lama.
Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya
Daftar Pustaka Manusia (Manajemen
Kepegawaian). Bandung: Mandar
Abrahamsen, Vigdis dkk. 2014. “Patients’ Maju
experiences of care quality and
satisfaction duringhospital stay: a Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan

21
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

Umum Di Indonesia. Jakarta: PT.


Bumi Aksara.
Nasution, MN. 2005. Manajemen
Pelayanan Terpadu edisi kedua.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noor, Khasimah dan Wan Normila
Mohamad. 2015. “Linking Service
Quality, Patients satisfaction and
behavioral Intentions : An
Invetigation On Private Healtcare
in Malaysia.” Procedia social and
Behavioral Sciences. Vol. 224.
Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan
Birokrasi. Bandung: CV. Alfabeta
Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul
Jannah. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada. Robert.
1996. Pelayanan publik, PT.
Gramedia Pustaka Utama
Sedarmayanti. 2014. Pengembangan
Kepribadian Pegawai. Mandar
Maju: Bandung.
Sinambela, Dr. Lijan Poltak,
M.M.,M.Pd.,dkk. 2008. Reformasi
Pelayanan Publik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Singarimbun, Masri dan Effendi. 1995.
Metode Penelitian Survey. Pustaka
LP3ES. Jakarta.
Sugiono, Dr., Prof., 2009. Metode
Penelitian Administrasi dilengkapi
dengan Metode R&D. Cetakan ke
17. Bandung: CV. Alfabeta.
Keputusan Menteri Pemberdayaan
Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Undang-undang Nomor 25 tahun 2009
tentang pelayanan publik
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan

22
Jurnal Wacana Publik
Vol 1 No 2 hlm 11 - 23

23

Anda mungkin juga menyukai