Anda di halaman 1dari 6

ACARA II

BENTUK SEL TUMBUHAN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Mengamati berbagai macam bentuk sel tumbuhan.
2. Hari, tanggal praktikum : Rabu, 10 Oktober 2018
3. Tempat praktikum : Laboratorium TPB, Univeritas Mataram.

B. Landasan Teori
Setiap inividu sel memiliki kemampuan untuk mendefinisikan kehidupan.
Organisme multiseluler mengandung jutaan maupun triliyunan sel yang disusun
dalam struktur yang kompleks, namun beberapa organisme hanya terdiri dari satu
sel. Bahkan, organisme uniseluler sederhana menunjukkan semua ciri khas
kehidupan. Sel-sel datang dalam berbagai ukuran dan bentuk yang menakjubkan.
Beberapa sel dapat bergerak dengan cepat dan memiliki struktur yang mudah
berubah. Sebagian lainnya stasioner dan memiliki struktur yang stabil. Ada dua
jenis sel, yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Sel eukariotik umumnya berukuran
sekitar 10-100 𝜇𝑚, jauh lebih besar dari bakteri (Lodish, 2016:1-3).
Sel tumbuhan mirip dengan sel hewan dan memiliki sebagian besar
organel yang sama. Namun, ada sejumlah perbedaan antara keduanya. Sel
tumbuhan umumnya lebih besar dari sel hewan. Sementara sel hewan datang
dalam berbagai ukuran dan cenderung memiliki bentuk yang tidak teratur, sel
tumbuhan lebih mirip dalam ukuran dan biasanya berbentuk persegi panjang atau
kubus. Sel tumbuhan juga mengandung struktur yang tidak ditemukan dalam sel
hewan, seperti dinding sel, vakuola besar, dan plastida. Sel hewan juga memiliki
unsur seperti sentriol, lisosom, silia, dan flagella yang biasanya tidak ditemukan
pada tumbuhan (Bailey, 2018:1).
Sel tumbuhan menampilkan berbagai macam morfologi sel yang berbeda.
Bentuk-bentuk yang mungkin adalah spheroid, ovoid, kuboid, silindris, dasar,
lentikular, fusiform, diskoid, sabit, cincin stellata, dan poligonal. Beberapa sel
tumbuhan berbentuk tidak beraturan dan beberapa dapat berubah bentuk. Bentuk
tertentu suatu sel tumbuhan dipenaruhi oleh factor-faktor seperti fungsi utama,
pengaturan sitoskeleton, viskositas sitoplasma, tingkat kekerasan membrane sel
atau dinding sel den tekanan fisik yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya
maupun oleh sel lain yang berdampingan (Parker, 2018:124).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop monokuler cahaya,
b. kaca benda,
c. kaca penutup,
d. pipet tetes,
e. silet, dan
f. cawan petri.
2. Bahan
a. Penampang melintang singkong ( Manihot Utilissima ),
b. kapuk ( Ceiba Petandra ),
c. kapas ( Gossypium Sp.),
d. air, dan
e. alkohol 96 %.

D. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Kapas ( Gossypium Sp.)
a. Menyiapkan alat dan bahan,
b. mengambil sedikit rambut biji Gossypium Sp. lalu meletakkannya pada
kaca benda,
c. meneteskan aquades sebanyak satu tetes pada kaca benda lalu menutup
objek dengan kaca penutup,
d. mengamati objek menggunakan mikroskop,
e. menggambar hasil pengamatan disertai keterangannya pada kertas, dan
f. membersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan tisu.
2. Kapuk ( Ceiba Petandra )
a. Menyiapkan alat dan bahan,
b. mengambil sedikit rambut buah Ceiba Petandra lalu meletakkannya pada
kaca benda,
c. meneteskan aquades sebanyak satu tetes pada kaca benda lalu menutup
objek dengan kaca penutup,
d. mengamati objek menggunakan mikroskop,
e. menggambar hasil pengamatan disertai keterangannya pada kertas, dan
f. membersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan tisu,
g. mengambil kembali sedikit rambut buah Ceiba Petandra yang baru,
h. meneteskan alkohol 96% pada kaca benda lalu menutup objek dengan
kaca penutup,
i. mengamati objek menggunakan mikroskop,
j. menggambar hasil pengamatan disertai keterangannya pada kertas, dan
k. membersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan tisu.
3. Singkong ( Manihot Utilissima )
a. Menyiapkan alat dan bahan,
b. Mengiris singkong setipis mungkin dengan silet secara melintang lalu
meletakkannya pada kaca benda,
c. meneteskan aquades sebanyak satu tetes pada kaca benda lalu menutup
objek dengan kaca penutup,
d. mengamati objek menggunakan mikroskop,
e. menggambar hasil pengamatan disertai keterangannya pada kertas, dan
f. membersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan tisu.
E. Hasil Pengamatan
1. Kapas ( Gossypium Sp.)
a. Gambar Hasil Pengamatan
b. Gambar Pembanding
2. Kapuk ( Ceiba Petandra )
a. Gambar Hasil Pengamatan
b. Gambar Pembanding
3. Singkong ( Manihot Utilissima )
a. Gambar Hasil Pengamatan
b. Gambar Pembanding

F. Pembahasan
Tujuan praktikum kali ini adalah diharapkan praktikan mampu
mengamati dan menentukan bentuk sel tumbuhan dengan baik dan benar.
Praktikum ini dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap beberapa sel
tumbuhan, yaitu kapas (Gossypium Sp.), kapuk (Ceiba Petandra), dan singkong
(Manihot Utilissima). Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari tumbuhan
sebagai penggerak tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan menampilkan berbagai
macam morfologi sel yang berbeda. Bentuk-bentuk yang mungkin adalah
spheroid, ovoid, kuboid, silindris, dasar, lentikular, fusiform, diskoid, sabit,
cincin stellata, dan poligonal. Beberapa sel tumbuhan berbentuk tidak beraturan
dan beberapa dapat berubah bentuk, bentuk tertentu suatu sel tumbuhan
dipenaruhi oleh factor-faktor seperti fungsi utama, pengaturan sitoskeleton,
viskositas sitoplasma, tingkat kekerasan membrane sel atau dinding sel den
tekanan fisik yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya maupun oleh sel lain
yang berdampingan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa bentuk
tiap-tiap sel tumbuhan bervariasi atau berbeda-beda. Sel kapas ( Gossypium Sp.)
dengan perbesaran 10x pada mikroskop berbentuk memanjang seperti pita
dengan puntiran (torsi) di beberapa bagian. Terdapat dinding sel yang melindungi
bagian dalam sel kapas. Namun, tidak terdapat organel di dalamnya, sehingga sel
kapas merupakan sel mati. Selanjutnya, sel kapuk ( Ceiba Petandra ) dengan
perbesaran 10x pada mikroskop seperti halnya kapas berbentuk memanjang
seperti pita. Perbedaannya, pada sel kapuk tidak terdapat torsi, hanya berupa
lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel. Selain itu, pada saat Ceiba
Petandra ditetesi aquades, terlihat banyak gelembung udara di ruang sel. Namun,
saat ditetesi alcohol 96%, gelembung-gelembung udara tidak tampak. Hal ini
diduga karena adanya penarikan air dalam ruang sel oleh alcohol. Sel tumbuha
terakhir yang diamati adalah singkong ( Manihot Utilissima ). Dengan
perbesaran yang sama yaitu 10x, diperoleh bahwa selnya berbentuk heksagonal
dan dibatasi oleh dinding sel. Selnya tersusun rapat antara yang satu dengan yang
lain. Meskipun demikian, dalam sel-sel ini masih dapat terlihat adanya ruang
antar sel.

Seperti halnya praktikum pada umumnya, tentu terdapat banyak


kesalahan dalam pengamatan. Kendala yang dirasakan berupa susahnya membuat
preparat yang akan diamati. Bahkan, preparat harus diulang beberapa kali sampai
hasil yang diinginkan didapatkan. Selain itu, kendala juga terdapat dalam
pengirisan singkong. Agar didapakan irisan setipis mungkin, harus mengulang
irisan hingga beberapa kali yang memakan waktu yang cukup lama. Terlepas dari
kendala-kendala tersebut, praktikum Bentuk Sel Tumbuhan ini termasuk berhasil
dan hasil yang didapat sebagian besar sesuai dengan hasil yang sebenarnya,
seperti yang terlihat pada gambar pembanding. Kesalahan- kesalahan yang
terjadi murni datang dari pengamat yang tidak teliti saat menggunakan
mikroskop maupun pembuatan preparat yang tidak benar.
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa :
a. Bentuk sel tumbuhan setiap tumbuhan bermacam-macam dan bervariasi,
b. sel kapas berbentuk memanjang seperti pita dengan puntiran (torsi) di
beberapa bagian,
c. sel kapuk berbentuk memanjang seperti pita tanpa torsi serta terdapat
banyak gelembung udara di ruang sel,
d. sel singkong berbentuk heksagonal, dan
e. bentuk sel tumbuhan beraturan akibat memiliki dinding sel.
2. Saran
Sebaiknya, saat membuat preparat harus teliti dan usahakan irisannya
setipis mungkin agar didapatkan hasil pengamatan yang maksimal. Selain
itu, harus berhati-hati dalam menutup objek dengan kaca penutup agar tidak
terbentuk banyak gelembung udara yang menghambat pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai