Anda di halaman 1dari 18

A.

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya


memiliki mata pencaharian sebagai petani. Banyaknya pulau dan luasnya daratan
membuat bidang pertanian berkembang dengan sangat pesat, iklim dan cuaca yang baik
juga menjadi faktor pendorong kemajuan sektor pertanian, akan tetapi penyimpangan
iklim, pengembangan komoditas lain, teknologi yang belum modern, dan hama serta
penyakit yang menyerang tanaman merupakan masalah yang sering meresahkan para
petani, tantangan untuk mengatasi hal tersebut sangat besar. Oleh sebab itu pertanian
di Indonesia perlu ditingkatkan produksinya semaksimal mungkin untuk menuju
swasembeda pangan, solusi yang tepat adalah dengan mengaplikasikan teknologi masa
kini di bidang pertanian.

Teknologi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kehadiran


teknologi dapat mempermudah seluruh hal di kehidupan manusia. Begitu halnya
dengan bidang bercocok tanam. (Ali, Hosir, & Nurlina, 2017). Sejak dahulu sektor
pertanian berperan sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor
pertanian masih menyumbang devisa yang cukup besar bagi perekonomian negara.
Bahkan pada saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menghancurkan
perekonomian negara, sektor pertanian melalui agrobisnis dan agroindustri justru
mampu terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara. Namun, dengan
sumber daya yang melimpah, proses perkembangan dan modernisasi sektor pertanian
Indonesia berjalan sangat lambat.

Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun


dan petani sebagai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kecukupan.
Penyebabnya antara lain penerapan teknologi disektor pertanian yang masih rendah.
Teknologi bertujuan agar segala sesuatu pekerjaan dapat di permudah, dan
menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah
hal yang mustahil. Keduanya harus berjalan secara beriringan dan saling terikat satu
sama lain.
Sudah menjadi kewajiban setiap warga negara untuk membantu pembangunan
di negaranya, rendahnya penerapan teknologi disektor pertanian, padahal di zaman
yang makin modern ini, teknologi memudahkan manusia dalam perkerjaan sehari-hari
termasuk juga bertani,. Tambunan dan Sembiring (2007) menyatakan bahwa
pembangunan pertanian dewasa ini tidak lagi dapat dilepaskan dari perkembangan
teknologi alat dan mesin pertanian. Penerapan teknologi tersebut dapat berupa
teknologi mekanisasi budidaya tanaman dengan menggunakan alat secapo (Showering
Clear, Protection, Farmy System).
Pengunaan secapo di Indonesia merupakan prospek yang baik karena saat ini
Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan terbatasnya jumlah tenaga kerja
petani yang berpengaruh langsung terhadap produksi lahan pertanian. Hal yang
membuat teknologi dalam pertanian begitu penting adalah karena mayoritas petani
Indonesia saat ini adalah mereka yang sudah berada di usia yang dikatakan tidak
produktif lagi. Mereka rata-rata sudah berusia antara 45-60 tahun.
Maka dengan adanya teknologi yang membantu petani ini diharapkan
mendorong kemajuan sektor pertanian yang belum maksimal, kami menciptakan alat
ini agar memudahkan petani dalam menggelola lahan pertanianya dengan baik.
Mengingat dampak yang begitu merugikan dari serangan hama serta penangan yang
tidak benar dan lebih bersifat merusak lingkungan maka perlu suatu sistem teknologi
yang mampu memproteksi lahan pertanian dari serangan hama, salah satu teknologi
yang mumpuni adalah Gelombang Ultrasonik, gelombang ultrasonik merupakan
langkah strategis, karena selain efek gelombang yang merusak jaringan tubuh hama
juga lebih ramah terhadap lingkungan, hal ini terbukti dari beberapa penelitian yang
pernah dilakukan menggunakan gelombang ultrasonik, seperti untuk mengatasi hama
kumbang, belalang, tikus, burung, dan lainnya.
Selain itu alat ini juga memiliki fungsi menyiram tanaman dengan konsep deep
irigation yang lebih dikenal irigasi tetes dimana diberikan secara langsung disekitar
daerah perkarangan, dengan pola pembasahan tanah sangat terbatas sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas tanaman, dan menekankan pertumbuhan gula,
petani juga dapat mengetahui kelembapan dan suhu disekitar tanaman sehingga dapat
terkontrol dengan baik.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan
Penulisan karya tulis ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mendorong kemajuan sektor pertanian, di Indonesia.
2. Mengembangkan komoditas pertanian dengan teknologi.
3. Meningkatkan produksi sektor pertanian semaksimal mungkin untuk menuju
swasembeda pangan.

B. Manfaat

Manfaat yang diharapakan mampu diberikan oleh penulisan karya tulis ini
adalah

1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas lahan pertanian.


2. Memudahkan petani dalam menggelola lahan pertaniannya dengan baik.
3. Meminimalisir rusaknya lahan pertanian dari serangan hama maupun serangga.
4. Lahan pertanian dapat dikontrol dengan baik dengan adanya sensor
kelembapan, dan suhu.
C. SASARAN PENGEMBANGAN

Sektor pertanian merupakan sumber modal utama bagi pertumbuhan ekonomi


modern. Dalam pembangunan pertanian terdapat tiga tahap, yaitu: pertanian tradisional
(pertanian subsisten), penganekaragaman produk pertanian, dan pertanian modern.
Strategi dalam modernisasi pertanian, yaitu: perubahan teknologi dan inovasi,
perbaikan pola pemilikan tanah, kebijaksanaan-kebijaksanaan penunjang dan tujuan
pembangunan terpadu. Konsep pengembangan teknologi pada dasarnya bertujuan
memberikan kemudahan kepada penggunanya. Teknologi merupakan aplikasi ilmu dan
engineering untuk mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan
memperbaiki kondisiatau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia dari berbagai
aspek (Jack Febrian (2000,p1). Pengembangan teknologi sangat diperlukan dalam
mendukung disektor pertanian yang nantinya dimasa mendatang berperan sangat
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Teknologi dibidang pertanian perlu
diposisikan secara sinergis dalam sistem pengembangan wilayah di Indonesia.
Pengembangan teknologi dibidang pertanian bertujuan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pembangunan wilayah dan peningkatan
keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha hasil
pertanian yang berdaya saing. Sasaran pengembangan alat secapo adalah kawasan
pertanian di Indonesia yang bersifat kering diantaranya berupa Ladang Tegalan
Kebun, dikarenakan karakteristik seperti dimiliki oleh tanah-tanah yang didominasi
Alfisol, Ultisol dan Oksisol, menyebabkan tanaman mudah terserang oleh hama
maupun serangga serta produktivitas atau kesuburan tanahnya rendah (Luthful Hakim,
2002), sehingga menjadi kendala dalam pengembangannya. Oleh karena itu kami
menciptakan alat ini agar produktivitas disektor pertanian dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin untuk menuju swasembeda pangan dan petani dapat menggelola
lahan pertaniannya dengan baik agar berkembangnya sistem dan usaha hasil pertanian
yang berdaya saing.
E. DESKRIPSI ALAT

“ SECAPO” (Showering, Clearing, Protection Monitoring system), merupakan


alat inovasi dibidang pertanian yang bertujuan Memudahkan petani dalam menggelola
lahan pertaniannya dengan baik sehingga dapat Meningkatkan efisiensi dan efektifitas
lahan pertanian. Disini peneliti akan merancang sebuah prototipe sebagai alat peraga
yang berfungsi sama seperti secapo yang jika direalisasikan dilahan pertanian.
Perancangan ini akan memudahkan Ada beberapa komponen yang mendukung cara
kerja secapo sehingga dapat dikontrol dengan baik, dalam memahami bagaimana
penyusunan kerangka secapo yang terdapat beberapa komponen yang dapat
memumpuni dibidang pertanian diantaranya sebagai berikut :

1. Sensor DHT11

Sensor DHT11 ini memiliki pengaturan suhu yang terkalibrasi dan dengan
keluaran sinyal digital. Dengan teknik pendeteksian sinyal digital yang baik pada suhu
dan kelembaban, menghasilkan sensor ini dapat diandalkan dan memiliki kestabilan
jangka panjang, Sensor DHT-11 dipilih daripada sensor DHT-11 karena memiliki
range pengukuran yang luas yaitu 0 sampai 100% untuk kelembaban dan -40 derajat
celcius sampai 125 derajat celcius untuk suhu. Sensor ini juga memiliki
output digital (single-bus) dengan akurasi yang tinggi. Sebagai reaksi dari sensor ini,
saya menggunakan fan DC yang akan berputar ketika level kelembaban mencapai 60%
atau ketika suhu lebih dari 40 derajat celcius, tetapi kita dapat mengganti nilainya
pada sketchnya.

Gambar 1.1. Sensor DHT11

(Sumber: Tertiary Robotics, 2018)


2. Relay

Komponen elektronika berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan secara
listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal
(seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil
(low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi

Gambar 2.1. Relay & symbol Relay

(Sumber: hub360.com.ng, 2018)

3. Arduino UNO

Arduino UNO Arduino UNO adalah board berbasis mikrokontroler pada


ATmega328. Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat
digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi
USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau
sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya
the Processing language. Mikrokontroler ini merupakan otak elektronik yang dapat
mengendalikan perangkat-perangkat elektronik lainnya. Arduino UNO adalah salah
satu varian mikrokontroler yang memiliki chip memori dengan tipe ATMega.
Berikut adalah kelebihan dari penggunaan Arduino :

a. Tidak perlu perangkat chip programmer karena di dalamnya sudah ada


b. bootloadder yang akan menangani upload program dari komputer.
c. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna laptop yang
d. tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya.
e. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board
f. arduino. Contohnya shield GPS, Ethernet, dan lain-lain.
g. Soket

Gambar 3.1 Board Arduino UNO

(Sumber: hub360.com.ng, 2018)

Mikrokntroler ATMega328
Operasi Voltage 5V
Input Voltage 7 – 12 V (rekomendasi)
Input Voltage 6 – 20 V (limit)
I/O 14 pin (6 pin untuk

PWM)
Arus 50 Ma
Flash Memory 32 KB
Bootloader SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Kecepatan 16 MHz

Tabel 3.1 Karakteristik Arduino Uno


4. LCD (Liquid Crystal Display)

Efektif dan efisien dalam penggunaannya. Untuk menampilkan sebuah


karakter pada layar LCD diperlukan beberapa rangkaian tambahan. Untuk
lebih memudahkan para pengguna, maka beberapa perusahaan elektronik
menciptakan modul LCD. Modul LCD memiliki 3 jalur kontrol yang
bernama RS, R/W, dan E. RS digunakan untuk memberitahukan kepada LCD
apakah data yang diberikan adalah kata instruksi (instruction word) atau kata
data (data word). Jika akan mengirim instruksi, RS harus dibuat 0, sedangkan
untuk mengirimkan data RS harus berlogika 14. Bentuk fisik LCD 16x2
ditunjukkan pada gambar 2.16 dibawah ini

Gambar 4.1 Bentuk Fisik LCD 16x2

(Sumber: http://baskarapunya.blogspot.com/2013/01/liquid-crystal-
display-lcd-16-x-2.html)

LCD dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan panel LCD yang terdiri
dari banyak dot atau titik LCD dan Microcontroller yang menempel pada bagian
belakang panel LCD yang berfungsi untuk mengatur titik-titik LCD sehingga dapat
menampilkan huruf, angka, dan simbol khusus yang dapat terbaca.
5. Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah


getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
electromagnet. Kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah
arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara

Gambar 5.1. Bentuk fisik Buzzer

(Sumber https://www.researchgate.net/publication/324745091)

6. Sensor Ultrasonik

Prinsip kerja sensor ini adalah transmitter memancarkan seberkas sinyal ultrasonik
(20 KHz) yang bebentuk pulsa, kemudian jika didepan HCSRF-04 ada objek padat
maka receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonik tersebut Receiver akan
membaca lebar pulsa (dalam bentuk PWM) yang dipantulkan objek dan selisih waktu
pemancaran. Dengan pengukuran tersebut, jarak objek didepan sensor dapat diketahui

Gambar 6.1 Bentuk sensor ultrasonic

(Sumber: https://www.researchgate.net/publication/324745091)
7. Sensor Kelembapan (Moisture Sensor)

Moisture sensor adalah sensor kelembaban yang dapat mendeteksi


kelembaban dalam tanah. Sensor ini sangat ideal untuk memantau taman atau
tingkat air pada pekarangan maupun di sawah. Sensor ini terdiri dari dua probe
untuk melewati arus melalui tanah, dan untuk membaca tingkat kelembaban
dapat dilakukan dengan cara membaca resistensinya. Semakin banyak air
membuat tanah semakin mudah menghantarkan listrik (nilai resistansinya
kecil), sementara tanah kering sangat sulit menghantarkan arus listrik (nilai
resistensinya besar).
Sensor ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

a. Power supplay = 3.3v atau 5v

b. Tegangan keluaran = 0-4.2v


c. Arus = 35mA
d. Inisialisasi kabel = Analog output (ungu), GND (hitam), power (merah)

Gambar 7.1. Bentuk fisik sensor kelembaban/Moisture Sensor

(Sumber: https://www.researchgate.net/publication/324745091)
8. Servo

Motor Servo merupakan motor yang mampu bekerja secara dua arah, motor
servo bekerja dengan sistem closed feedback dimana posisi dari motor servo akan
diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada didalam motor servo. Motor
servo terdiri dari 19 Jurnal Infotel Vol.5 No.2 November 2013 sebuah motor, rangkaian
gear, potensiometer, serta rangkaian control. Potensiometer pada motor servo berfungsi
sebagai penentu batas sudut dari putaran servo. Motor servo biasanya hanya bergerak
mencapai sudut tertentu saja dan tidak secara kontinyu. Namun untuk beberapa
keperluan motor servo dapat dimodifikasi bergerak secara kontinyu.

Berikut spesifikasi dari motor servo :

a. Memiliki 3 jalur kabel power, ground dan control


b. Sinyal control mengendalikan posisi
c. Operasional dari motor servo dikendalikan oleh pulsa selebar 20 m/s

Gambar 8.1 Servo

(Sumber: Tertiary Robotics, 2018)


9. Modul Bluetooth

Modul Bluetooth HC-05 Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang


seperti PDA, laptop, HP, dan lain-lain1. Salah satu hasil contoh modul Bluetooth yang
paling banyak digunakan adalah tipe HC-05. modul Bluetooth HC-05 merupakan salah
satu modul Bluetooth yang dapat ditemukan dipasaran dengan harga yang relatif
murah. Modul Bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin konektor, yang setiap pin konektor
memiliki fungsi yang berbeda - beda. Untuk gambar modul bluetooth dapat dilihat pada
gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 9.1 Modul Bluetooth HC-05

(Sumber: https://mbed.org/users/edodm85/notebook/HC-05-bluetooth)
10. Aplikasi Program Arduino IDE (Integrated Development Environtment).

Gambar 8.1 Arduino IDE

(Sumber: Tertiary Robotics, 2018)

Untuk memulai programArduino (untuk membuatnya melakukan apa yang


kita inginkan) kita menggunakan IDE Arduino (Integrated Development
Environtment), IDE Arduino adalah bagian software opensource yang memungkinkan
kita untuk memprogram bahasa Arduino dalam bahasa C. IDE memungkinkan kita
untuk menulis sebuah program secara step by step kemudian instruksi tersebut di
upload ke papan Arduino.

Setelah mengetahui seluruh komponen yang digunakan dialat ini, berikut


merupakan hasil rangkaian yang digunakan pada secapo.
E. DOKUMENTASI

1.Beberapa Komponen Secapo

(Gambar 1.1) (Gambar 1.2) (Gambar 1.3) (Gambar 1.4)

2. Perancangan Prototipe Secapo

(Gambar 2.1) (Gambar 2.2)


(Gambar 2.3) (Gambar 2.4)

(Gambar 2.5) (Gambar 2.6)


F. DAFTAR PUSAKA

1. Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega16


Menggunakan Bahasa C (Codevision AVR).Bandung : Informatika.

2. Ardiwinoto, 2008. Mikrokontroler AVR ATMega 8/32/8535 & Pemrogramannya


Dengan Bahasa C WINAVR. Bandung :Informatika.

3. Budiharto, Widodo. 2005. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler.


Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.

4. Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroller


dan Pemrograman. Bandung.

5. A. H. Saptadi. 2016. Perbandingan Akurasi Pengukuran Suhu dan


Kelembaban Antara Sensor DHT11 dan DHT22. Jurnal, Banjarmasin:
Universitas Islam Kalimantan.

6. Budiawan, F. 2010. Pengaturan Suhu dan Kelembaban pada Miniatur


Kumbung untuk Meningkatkan Produktifitas Jamur Tiram. Jurusan
Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya.

7. Emir Nasrullah. 2012. Prototype Alat Pengontrol Dan Monitoring Suhu Serta
Kelembaban Pada Ruang Budidaya Ruangn Jamur Tiram Menggunakan Sensor Suhu
Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 Jakarta.

8. Bishop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga Budiharto, W.


2004. Interfacing Komputer dan Mikrokontroler. Jakarta: PT. Elex Media.

9.Komputindo. Budiharto, W. 2008. Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR ATmega


16. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Coughlin, R. F. 1985. Penguat Operasional
dan Rangkaian Terpadu Liniear. Jakarta: Erlangga.

10. Malik, M. I. 2003. Belajar Mikrokontroler ATMEL AT89S52. Yogyakarta: Gava


Media Petruzella.

11. F. D. 2001. Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi Putra.


12. A. E. 2005. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gava Media.

13. Ardi, Jatra Kurnia. 2014. Implementasi SistemVoice Recognition Pada Robot
Pemindah Objek Sebagai Sistem Navigasi. Malang: Skripsi Jurusan Teknik Elektro FT-
UB.

Anda mungkin juga menyukai