Anda di halaman 1dari 19

PERANAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN ISLAM (Studi Empiris Pimpinan Cabang Muhammadiyah


Colomadu Karanganyar Tahun 2010-2015)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh:
Syifaul Wahid
NIM: G000090191
NIRM: 09/X/02-2-1/1863

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Colomadu merupakan kesatuan ranting-ranting


Muhammadiyah yang ada di wilayah Colomadu Karanganyar. Sejak berdirinya, Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Colomadu Karanganyar aktif menjalankan fungsinya sesuai dengan syarat-syarat
berdirinya sebuah Cabang Muhammadiyah, terutama dalam hal pengembangan pendidikan Islam.
Oleh karena itu, bagaimanakah peranan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Colomadu dalam
pengembangan pendidikan Islam dan apa saja faktor pendukung dan penghambatnya?
Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan peranan Cabang Muhammadiyah Colomadu
dalam pengembangan pendidikan Islam serta mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor
penghambatnya. Sedangkan manfaat penelitian adalah sumbangan pengetahuan dan pemikiran kepada
akademisi maupun berbagai pihak terkait upaya pengembangan pendidikan Islam di masyarakat; dan
dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan, khususnya bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Colomadu Karanganyar dalam mengembangkan pendidikan Islam di masa depan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sumber data berasal dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Colomadu
Karanganyar, dokumen, serta buku-buku. Untuk pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan deskriptif kualtatif.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa peranan sebagai pemberi pedoman pada jalur
pendidikan formal, yaitu memberikan kurikulum Keislaman yang dijabarkan ke dalam mata pelajaran
agama. Pada jalur pendidikan non formal, memberikan materi-materi Keislaman sebagai pedoman.
Pada jalur pendidikan informal menanamkan nilai Keislaman melalui berbagai kegiatan sosial.
Peranan sebagai penjaga pada jalur pendidikan formal, yaitu memberikan kurikulum agar peserta
didik terhindar dari perilaku yang menyebabkan perpecahan. Pada jalur pendidikan non formal,
memberikan materi-materi dalam kegiatan kajian maupun pengajian dalam bentuk terbatas dan
sifatnya tematik. Pada jalur pendidikan informal pada masyarakat, dengan menanamkan nilai
Keislaman berupa kebersamaan dan persatuan agar tidak terjadi gejolak perpecahan. Peranan sebagai
pengontrol pada jalur pendidikan formal dengan memasukkan kurikulum Keislaman ke dalam
lembaga pendidikan. Pada jalur pendidikan non formal, mengontrol perilaku masyarakat melalui
berbagai kegiatan kajian dan pengajian agar sesuai dengan ajaran agama. Sedangkan pada jalur
pendidikan informal, menanamkan nilai empati dan mengasihi terhadap sesama.
Faktor pendukung pengembangan pendidikan Islam di Colomadu, yaitu adanya manajemen
yang baik dalam mengelola organisasi dan lembaga pendidikan di bawahnya, antusiasme warga
Muhammadiyah sangat baik, dan motivasi pengurus dalam memajukan persyarikatan. Sedangkan
faktor penghambat, yaitu kantor yang tidak efektif, perkaderan belum maksimal, pengurus yang
kurang fokus menjalankan tugas, kurangnya wawasan Muhammadiyah karyawan di beberapa amal
usaha, dan masalah pendanaan dalam mengadakan beberapa kegiatan

Kata Kunci: Peranan, Pengembangan Pendidikan, Cabang Muhammadiyah.


PENDAHULUAN pengembangan pendidikan Islam. Pada
Muhammadiyah merupakan tanggal 17 April 2011, Pimpinan Cabang
gerakan Islam, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar Muhammadiyah Colomadu telah
yang berlandaskan Islam, yakni menyelenggarakan Musyawarah Cabang
berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Muhammadiyah periode Muktamar ke 46
Sunnah Maqbūllah. Gerakan (2010-2015). Dalam musyawarah tersebut
Muhammadiyah bertujuan untuk disampaikan laporan pertanggungjawaban
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Colomadu periode sebelumnya yakni,
yang sebenar-benarnya.1 Dalam rangka periode 2005-2010 dan program kerja
mencapai tujuan yang telah dirumuskan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah periode
Muhammadiyah melakukan berbagai selanjutnya, yaitu periode 2010-2015.2
usaha di berbagai bidang, seperti Berdasarkan pemaparan latar
pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan belakang di atas, penulis ingin meneliti
dengan mendirikan banyak amal usaha lebih lanjut peran Cabang Muhammadiyah
yang mempunyai manfaat kepada dalam pengembangan pendidikan Islam
masyarakat. dari laporan program kerja Pimpinan
Muhammadiyah berkeyakinan Cabang Muhammadiyah periode 2005-
salah satu faktor penting dalam 2010 dan program kerja Pimpinan Cabang
tercapainya masyarakat Islam sebenar- Muhammadiyah periode Muktamar ke 46
benarnya adalah melalui pendidikan, (2010-2015). Sehingga judul yang penulis
terutama pendidikan berbasiskan Islam. kemukakan dalam penelitian ini adalah
Karena melalui proses pendidikan dapat “Peranan Cabang Muhammadiyah dalam
ditanamkan nilai-nilai yang mendukung Pengembangan Pendidikan Islam (Studi
terwujudnya manusia yang sempurna Empiris Pimpinan Cabang
(insan kamil) dan sumber daya manusia Muhammadiyah Colomadu Karanganyar
yang berkualitas sebagai salah satu faktor Tahun 2013)”. Berdasarkan latar belakang
penting terwujudnya masyarakat Islam. masalah yang penulis uraikan yang
Cabang Muhammadiyah adalah menjadi rumusan masalah dalam penelitian
kesatuan ranting-ranting Muhammadiyah ini adalah:
di suatu tempat. Cabang Muhammadiyah a. Bagaimanakah peranan Cabang
Colomadu merupakan kesatuan ranting- Muhammadiyah Colomadu
ranting Muhammadiyah yang ada di Karanganyar dalam pengembangan
wilayah Colomadu Karanganyar. Sejak pendidikan Islam?
berdirinya, cabang Muhammadiyah b. Apa faktor pendukung dan faktor
Colomadu Karanganyar aktif menjalankan penghambat Cabang Muhammadiyah
fungsinya sesuai dengan syarat-syarat Colomadu Karanganyar dalam
berdirinya sebuah Cabang pengembangan pendidikan Islam?
Muhammadiyah, terutama dalam hal

1 2
Syamsul Hidayat dan Mahasri Shobahiya Wawancara dengan Agus Suyono,
(ed.), Studi Kemuhammadiyahan: Kajian Historis, M.Pd.I., selaku Sekretaris PCM Colomadu, tanggal
Ideologis, dan Organisi (UMS: LPID, 2010), hlm. 21 November 2013 pukul 13:15 WIB.
243.
1
Penelitian yang dilakukan ini Playen menyentuh kepada pendidikan
mempunyai beberapa tujuan. Adaupun formal dan pendidikan non formal.4
tujuannya adalah, mendeskripsikan Mafidin, 2012 dalam penelitiannya
peranan Cabang Muhammadiyah yang berjudul “Studi Literatur Tentang
Colomadu dalam pengembangan Peran Muhammadiyah dalam
pendidikan Islam, dan mengidentifikasi Mengembangkan Pendidikan Islam di
faktor pendukung dan faktor penghambat Indonesia”. Dari penelitiannya
Cabang Muhammadiyah Colomadu disimpulkan bahwa peran Muhammadiyah
Karanganyar dalam pengembangan dalam mengembangkan pendidikan Islam
pendidikan Islam. di Indonesia dilihat dari upaya
Dari penelusuran penulis, ada Muhammadiyah dalam menyebarkan
beberapa hasil penelitian yang berkaitan, ajaran Islam. Muhammadiyah sejak lahir
diantaranya: Syarifuddin, 2012 dalam sangat memberlakukan kemajuan
skripsinya “Peran Ranting „Aisyiyah pendidikan Islam di kalangan umat.
dalam Pendidikan Islam di Karangasem Pendidikan Muhammadiyah berkembang
Laweyan Surakarta Tahun 2005-2010”. karena memiliki manajemen yang modern
Dari hasil penelitian disimpulkan Ranting dan dikelola langsung oleh organisasi
Aisyiyah Karangasem berperanan penting sepenuhnya. Komitmen Muhammadiyah
dalam pelaksanaan pendidikan Islam, dalam memajukan pendidikan Islam dapat
sebagai pemberi pedoman, penjaga dan dilihat dengan semakin bertumbuh
sebagai pengontrol. Ketiga peran tersebut kembangnya lembaga pendidikan
5
diwujudkan melalui jalur pendidikan Muhammadiyah di tanah air. Selanjutnya
formal, non formal dan informal.3 berikut akan dipaparkan kajian teori
Jacky Rudianto, 2010 dalam tentang konsep peranan, Muhammadiyah
skripsinya “Peran Muhammadiyah dalam dan Pendidikan Islam.
Pengembangan Pendidikan Islam di 1. Konsep Peranan
Masyarakat (Pendekaatan Sosiologis di a. Pengertian Peranan
Desa Playen Playen Gunungkidul)”. Dari Peranan merupakan pola
penelitian ini disimpulkan pelaksanaan tindakan atau perilaku yang
kegiatan pendididikan Islam di Desa diharapkan dari orang yang
Playen ditempuh melalui kegiatan masing- memiliki status tertentu, artinya
masing majelis yang ada di jika seseorang melakukan hak-hak
Muhammadiyah seperti tabligh, dan kewajibannya sesuai dengan
dikdasmen, ekonomi, wakaf, dan kedudukannya, maka ia telah
kaderisasi. Pengembangan pendidikan menjalankan peranan. Dalam hal
Islam dilakukan Muhammadiyah di Desa
4
Jacky Rudianto, Peran Muhammadiyah
dalam Pengembangan Pendidikan Islam di
Masyarakat Pendekatan Sosiologis di Desa Playen
Playen Gunungkidul (Skripsi: UMS, 2010),
unpublished.
3 5
Syarifuddin, Peran Ranting „Aisyah dalam Mafidin, “Studi Literatur tentang Peran
Pendidikan Islam di Karangasem Laweyan Muhammadiyah dalam Mengembangkan
Surakarta Tahun 2005-2010 (Skripsi: UMS, 2012), Pendidikan Islam di Indonesia”, dalam Jurnal
ubpublished. Tarbawi Vol. 1 No. 1 Maret 2012, hlm. 43-53.
2
ini, peranan dan kedudukan Nabi dan Rasul Allah terakhir;
merupakan satu kesatuan tidak kemudian mendapatkan
terpisahkan karena imbuhan “ya nisbah” yang
kesalingtergantungan satu dengan artinya menjeniskan. Dengan
yang lainnya.6. demikian, Muhammadiyah
b. Peranan Lembaga Kemasyarakatan. berarti umat Muhammad saw.
Suatu lembaga atau pengikut Muhammad
kemasyarakatan yang bertujuan saw., yaitu semua orang Islam
untuk memenuhi kebutuhan- yang mengakui dan meyakini
kebutuhan manusia pada dasarnya bahwa Nabi Muhammad saw.
mempunyai beberapa peranan adalah hamba dan pesuruh
berdasarkan fungsinya, yaitu (1) Allah yang terakhir.8
Sebagai pemberi pedoman. Sedangkan secara
Memberikan pedoman kepada terminologis, Muhammadiyah
masyarakat, bagaimana mereka adalah gerakan Islam, dakwah
harus bertingkah laku atau bersikap amar makruf nahi munkar,
dalam menghadapi masalah dalam berasaskan Islam dan
masyarakat terutama menyangkut bersumber pada Al-Qur‟an dan
kebutuhan yang bersangkutan, (2) Sunnah, didirikan oleh K.H.
Sebagai penjaga. Menjaga Ahmad Dahlan pada tanggal 8
keutuhan dari masyarakat yang Dzulhijjah 1330 H bertepatan
bersangkutan. Artinya selain dengan tanggal 18 November
memberikan pedoman atau arah 1912 M di kota Yogyakarta.9
bagi tata kelakuan juga untuk b. Sejarah singkat
menjaga kestabilan sosial agar Muhammadiyah
dalam kehidupan sosial tidak Muhammadiyah didirikan
terjadi perpecahan. (3) Sebagai oleh K.H. Ahmad Dahlan pada
pengontrol. Memberikan pegangan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H
kepada masyarakat untuk bertepatan dengan tanggal 18
mengadakan sistem pengendalian November 1912 M di kota
sosial (social control), yaitu sistem Yogyakarta. Sebelum
pengawasan masyarakat terhadap mendirikan Muhammadiyah,
tingkah laku anggota masyarakat.7 K.H. Ahmad Dahlan telah
2. Muhammadiyah banyak berkecimpung dalam
a. Pengertian Muhammadiyah organisasi Budi Utomo dan
Secara etimologis, Jami‟at Khair. Dari berbagai
Muhammadiyah berasal dari pengalamannya dalam
kata bahasa Arab organisasi tersebut, K.H.
“Muhammad”, yaitu nama Ahmad Dahlan menyadari

6 8
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Mutafa Kamal Pasha dan Ahmad Adabi
Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana Prenada Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam
Group, 2011), hlm. 46. (Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri), hlm. 99.
7 9
Ibid., hlm. 290. Ibid., hlm. 99.
3
bahwa usaha perbaikan serta adanya ancaman dari luar
masyarakat tidak mudah jika Islam (kristenisasi). Kedua,
dilaksanakan sendirian, maka realitas sosio-pendidikan, yaitu
harus dilakukan dengan adanya pemisahan sistem
berorganisasi bekerja sama pendidikan Islam (pesantren)
dengan orang banyak.10 dengan sistem pendidikan
Setelah mengajarkan agama barat, baik dari segi proses
Islam di Kweekschool selama belajar-mengajar, kurikulum,
setahun dan berdiskusi dengan dan materi pendidikan. Ketiga,
beberapa guru, K.H. Ahmad realitas politik Islam
Dahlan terdorong untuk pemerintahan Hindia Belanda,
mendirikan sekolah sendiri. yaitu adanya perbedaan sikap
Pada tahun 1911, K.H. Ahmad pemerintah Hindia Belanda
Dahlan mendirikan Sekolah terhadap umat Islam.12
Rakyat yang diberi nama c. Dasar berdirinya
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Muhammadiyah
Islamiyah yang Dalam Surat Ᾱli „Imrān
menggabungkan dua sistem ayat 104 ditemukan bahwa:
pendidikan, yaitu pendidikan
     
pesantren dan pendidikan
barat.11
Di samping itu, K.H.    
Ahmad Dahlan juga
memberikan pengajian setiap  
ahad pagi. Setelah melalui
berbagai diskusi dengan para    
santri dalam pengajian yang
dipimpinnya, maka dipilihlah Dan hendaklah ada di
nama Muhammadiyah untuk antara kamu segolongan
organisasi yang akan umat yang menyeru kepada
didirikannya. Ada beberapa kebajikan, menyuruh
realitas sosial yang melatar kepada yang ma'ruf dan
belakangi berdirinya mencegah dari yang
Muhammadiyah. Pertama, munkar, merekalah orang-
realitas sosio-agama di orang yang beruntung.
Indonesia, yakni adanya Dan juga dalam Al-Qur‟an
kenyataan tumpulnya Surat Ᾱli „Imrān ayat 110,
pemikiran umat Islam yang diungkapkan:
cenderung mengamalkan
bid‟ah, khurafat, takhayul,
10
Ibid., hlm. 94-95.
11
Syamsul Hidayat dan Mahasri Shobahiya
12
(ed.), Studi, hlm. 63-64. Ibid., hlm. 40-54.
4
K.H. Ahmad Dahlan
     
menjadikannya sebagai
dasar organisasi yang
    didirikannya yang
bertujuan untuk amar
 ٓٓٓٓٓ   ma‟ruf dan nahi munkar.13
d. Tujuan Muhammadiyah
Kamu adalah umat yang Tujuan
terbaik yang dilahirkan
Muhammadiyah telah
untuk manusia, menyuruh mengalami tujuh kali
kepada yang ma'ruf, dan perubahan. Adapun
mencegah dari yang
rumusan tujuan
munkar, dan beriman Muhammadiyah yang
kepada Allah. sekarang tercantum dalam
Dalam sebuah Hadits
Anggaran Dasar
yang diriwayatkan dari Abi Muhammadiyah pasal 6,
Sa‟id Al-Khudri ra., bahwa yaitu menegakkan dan
Nabi Muhammad saw.
menjunjung tinggi Agama
Bersabda: Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang
،ِ‫َم ْه َرأَى ِم ْى ُك ْم ُمىْكَرا ً فَ ْليُغَ ِيّ ْريُ بِيَ ِدي‬
sebenar-benarnya.14
3. Pendidikan Islam
‫ فَإِ ْن لَ ْم يَ ْست َِطع‬،ًِ ِ‫ساو‬
َ ‫فَإِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَ ِب ِل‬
a. Pengertian pendidikan Islam
ِ ‫ف اْ ِإل ْي َم‬
.‫ان‬ ْ َ ‫فَبِقَ ْلبِ ًِ َوذَ ِل َك أ‬
ُ َ ‫ضع‬ Dalam konteks pendidikan
Islam, secara bahasa ada tiga
Barangsiapa di antara istilah yang populer mengenai
kalian melihat suatu pendidikan Islam, yaitu al-
kemungkaran maka ta‟dīb, al-ta‟līm, dan al-
hendaklah dia merubahnya tarbiyah. Kata ta‟dīb berasal
dengan tangannya, dan dari kata kerja addaba yang
jika tidak mampu maka maṣdarnya ta‟dīban, yang
hendaklah dia merubahnya dapat diartikan mendidik yang
dengan lisannya dan jika secara sempit mendidik budi
dia tidak mampu maka pekerti dan secara luas
hendaklah dia merubahnya meningkatkan peradaban.15
dengan hatinya dan itu Ta‟līm berasal dari kata kerja
adalah selemah-lemah „allama, yang maṣdarnya
iman”. ta‟līman, berarti mengajar
Ayat-ayat dan Hadits yang lebih bersifat pemberian
di atas adalah sebagai
13
landasan utama dalam Ibid., hlm. 78.
14
Ibid., hlm. 72.
usaha merubah 15
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam
kemungkaran, sehingga (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 27.
5
atau penyampaian pengertian, kepada Allah swt.19 Tujuan
pengetahuan, dan akhir pendidikan muslim
16
keterampilan. Sedangkan al- terletak pada perwujudan
Tarbiyah berasal dari kata ketundukan yang sempurna
kerja rabbâ yang maṣdarnya kepada Allah swt., baik secara
tarbiyatan, memiliki beberapa pribadi, komunitas, maupun
arti, antara lain mengasuh, seluruh umat manusia.
mendidik, dan memelihara. Di c. Faktor- faktor pendidikan
samping kata rabbā ada kata- Islam
kata yang serumpun Faktor-faktor pendidikan
dengannya, yaitu rabbā yang Islam meliputi:
berarti memiliki, memimpin, 1) Faktor pendidik. Dalam
menambah. Rabbā juga berarti Islam pendidik atau
tumbuh atau berkembang.17 guru mempunyai
Bertolak dari pengertian beberapa tugas, yaitu:
pendidikan secara bahasa di a) Mengetahui karakter
atas, dan mengingat luas dan murid; b) Guru harus
kompleksnya Risalah Islamiah, selalu berusaha
maka yang dimaksud dengan meningkatkan
pengertian pendidikan Islam keahliannya, baik
ialah segala usaha untuk dalam bidang yang
memelihara dan diajarkannya maupun
mengembangkan fitrah dalam cara
manusia serta sumber daya mengajarkannya; c)
manusia yang ada padanya Guru harus
menuju terbentuknya manusia mengamalkan
seutuhnya sesuai dengan ilmunya.20
18
norma Islam. 2) Faktor anak didik. Ada
b. Tujuan pendidikan Islam hal-hal yang perlu
Tujuan pendidikan Islam diperhatikan terhadap
secara keseluruhan menurut anak didik, di
Zakiah Darajat yaitu antaranya: a) Anak
kepribadian seseorang yang didik mengikuti fase-
membuatnya menjadi al-insān fase perkembangan
al-ksāmil dengan pola takwa, tertentu; b) Anak didik
manusia utuh rohani maupun mempunyai pola
jasmani, dapat hidup dan perkembangan sendiri;
berkembang secara wajar dan c) Anak didik harus
normal karena takwanya menyelesaikan tugas

19
Dalam Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan
16
Ibid. Islam 2 (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 41.
17 20
Ibid. Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik
18
Ibid., hlm. 31. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 180.
6
perkembangan; d) pengawasan; c)
Anak didik mempunyai perintah; d) larangan; e)
berbagai macam ganjaran; dan f)
24
kebutuhan, pemenuhan hukuman.
kebutuhan ini 5) Faktor lingkungan.
merupakan syarat yang Lingkungan yang harus
penting bagi dibina secara baik
perkembangan pribadi adalah: a) Lingkungan
yang sehat.21 keluarga; b)
3) Faktor kurikulum. Lingkungan sekolah;
Secara ringkas dan c) Lingkungan
kurikulum mempunyai masyarakat.25
empat komponen Pembinaan dimulai
pokok, yaitu tujuan, dengan tercerminnya
materi, metode atau lingkungan keluarga.
cara dalam proses Apabila akhlak semua
belajar mengajar dan anggota keluarga telah
evaluasi.22 Sedangkan baik, akan baik pula
dasar-dasar yang lingkungan di sekolah
menjadi landasan dan masyarakatnya.
kurikulum ialah dasar d. Jalur pendidikan Islam
agama, dasar falsafah, Undang-undang No. 20
dasar psikologis, dan tahun 2003 tentang Sistem
dasar sosial.23 Pendidikan Nasional
4) Faktor alat pendidikan. menyebutkan tiga jalur
Alat pendidikan bukan pendidikan. Pertama,
hanya perangkat dalam Pendidikan formal adalah jenis
bentuk benda, pendidikan yang
melainkan ada yang diselenggarakan oleh lembaga
sifatnya abstrak, pendidikan (negeri atau
misalnya metode swasta) untuk mempersiapkan
pendidikan, pendekatan peserta didik agar memiliki
pendidikan, teknik dan kemampuan akademis yang
strategi pendidikan, dan memungkinkan untuk menjadi
pengelolaan kelas. Ada seorang profesional di
26
beberapa alat bidangnya. Kedua,
pendidikan yang Pendidikan non formal ialah
abstrak dan saling jenis pendidikan yang
berkaitan, yakni : a) 24
Beni Ahmad Saebani dan Hendra
pembiasaan; b) Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung:
Pustaka Setia, 2009), hlm. 247.
21 25
Ibid., hlm. 192-195. Ibid., hlm 267-268.
22 26
Ibid., hlm. 249-252. Agus Dariya, Dasar-Dasar Pedagogi
23
Ibid., hlm. 272-283. Modern (Jakarta, PT Indeks, 2013), hlm 7.
7
membekali keterampilan- Pimpinan Cabang Muhammadiyah
keterampilan praktis sehingga Colomadu Karanganyar dan
peserta didik dapat hidup bertempat di Wilayah Kecamatan
mandiri, terampil dalam Colomadu Karanganyar.
bidang tertentu yang dapat C. Metode Pengumpulan Data
dimanfaatkan dalam Metode yang digunakan
27
kehidupan. Ketiga, dalam penelitian ini adalah sebagai
Pendidikan informal adalah berikut:
jenis pendidikan yang 1. Wawancara
dilakukan oleh orang tua untuk Wawancara (interview)
mendidik anak-anak agar merupakan bentuk teknik
mereka menjadi pribadi yang pengumpulan data yang
dewasa dan bertanggung jawab dilaksanakan secara lisan dalam
di masyarakat. Pendidikan pertemuan tatap muka secara
informal menjadi dasar bagi individu adakalanya kelompok
setiap orang sebelum dengan tujuan untuk
memasuki pendidikan formal memperoleh data dari individu
maupun non formal.28 maupun kelompok tersebut.31
Dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN wawancara yang digunakan
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian adalah wawancara terstruktur,
Penelitian ini merupakan yakni pewawancara menyusun
penelitian lapangan (field research) pedoman wawancara secara
dengan menggunakan pendekatan rinci sesuai dengan pokok
kualitatif, yaitu suatu penelitian permasalahan. Selain itu,
yang ditujukan untuk peneliti juga menggunakan
mendeskripsikan dan menganalisis wawancara tak terstruktur,
fenomena, peristiwa, aktivitas yakni wawancara yang susunan
sosial, sikap, kepercayaan, pertanyaannya dapat berubah
persepsi, pemikiran orang secara sesuai dengan kebutuhan saat
individual maupun kelompok.29 dilaksanakannya kegiatan
B. Tempat dan Subjek Penelitian wawancara.
Sumber data adalah subjek Metode wawancara ini
dari mana data dapat diperoleh.30 peneliti gunakan untuk
Dalam penelitian ini yang menjadi menggali data tentang upaya-
subjek adalah pengurus harian upaya pelaksanaan
pengembangan pendidikan
27
Ibid. Islam yang dilakukan serta
28
Ibid., hlm 8. berbagai faktor yang menjadi
29
Nana S, Sukmadinata, Metode
Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja pendukung maupun
Rosdakarya, 2010), hlm. 24.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
31
2006), hlm. 129. Nana S, Sukmadinata, Metode, hlm. 216.
8
penghambat pengembangan berbagai data yang berkaitan
pendidikan Islam. dengan pengembangan
2. Observasi pendidikan Islam Pimpinan
Observasi atau Cabang Muhammadiyah
pengamatan merupakan suatu Colomadu Karanganyar yang
teknik atau cara mengumpulkan dilaksanakan oleh masing-
data dengan jalan mengadakan masing majelis dan lembaga.
pengamatan terhadap kegiatan D. Metode Analisis Data
yang sedang berlangsung.32 Metode analisis data dalam
Penggunaan metode ini penelitian ini menggunakan
dimaksudkan untuk deskriptif kualitatif, yaitu
mendapatkan data tentang letak menggambarkan fenomena yang
geografis kantor kesekretariatan ada, yang berlangsung pada saat ini
Pimpinan Cabang atau saat yang lampau.34 Adapun
Muhammadiyah Colomadu tahapan-tahapannya adalah
Karanganyar dan menggali data pengumpulan data sekaligus
tentang peranan Pimpinan reduksi data (penggolongan dan
Cabang Muhammadiyah pemilihan data yang diperlukan),
Colomadu Karanganyar dalam kemudian penyajian data yang
pengembangan pendidikan telah digolongkan, dan terakhir
Islam serta faktor pendukung adalah penarikan kesimpulan.
maupun penghambatnya.
3. Dokumentasi HASIL PENELITIAN DAN
Metode dokumentasi PEMBAHASAN
yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang Peranan Pimpinan Cabang
berupa catatan, transkip, buku, Muhammadiyah dalam pengembangan
surat kabar, majalah, prasasti, pendidikan Islam di Colomadu
notulen rapat, lengger, agenda Karanganyar pada tahun 2005-2015
dan sebagainya.33 Metode ini digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai
digunakan untuk mencari data pemberi pedoman, penjaga, dan sebagai
tentang struktur personalia pengontrol.
Pimpinan Cabang 1. Sebagai Pemberi Pedoman
Muhammadiyah Colomadu, Peranan lembaga
kebijakan-kebijakan Pimpinan kemasyarakatan sebagai pemberi
Cabang Muhammadiyah pedoman sebagaimana diungkapkan
Colomadu, laporan Setiadi dan Kolip adalah memberikan
pertanggungjawaban periode pedoman kepada masyarakat,
2005-2010, program kerja bagaimana mereka harus bertingkah
periode 2010-2015, dan laku atau bersikap menghadapi
masalah dalam masyarakat terutama
32
Ibid., hlm. 220.
33 34
Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 231. Nana S, Sukmadinata, Metode, hlm. 54.
9
menyangkut kebutuhan yang seperti Sekolah Dasar
bersangkutan. Pemberian pedoman Muhammadiyah Program
yang dilaksanakan oleh Pimpinan Unggulan (SD MPU) Gedongan
Cabang Muhammadiyah Colomadu Colomadu dan Madrasah
Karanganyar adalah pedoman Islam Ibtidaiyah Muhammadiyah Plus
yang berdasarkan al-Qur‟an dan Malangjiwan. Majelis Pendidikan
Sunnah Maqbūlah sesuai dengan Dasar dan Menengah melakukan
paham dan keyakinan berbagai usaha untuk mendukung
Muhammadiyah. Dengan memberikan pengembangan pendidikan
pedoman yang murni dan benar tersebut, antara lain mengadakan
ditujukan agar masyarakat dapat pelatihan dan pembinaan kepala
bertingkah laku dan bersikap sesuai sekolah dan guru, menyusun peta
dengan ajaran Islam berdasarkan potensi unggulan amal usaha
kedudukan dan peranannya masing- pendidikan dan mengembangkan
masing. Peranan pemberian pedoman peran Ortom dalam lembaga
Islam Pimpinan Cabang pendidikan Muhammadiyah.
Muhammadiyah Colomadu Adapun peranan Pimpinan
Karanganyar dilaksanakan melalui Cabang Muhammadiyah
tiga jenis pendidikan Islam, yaitu: Colomadu Karanganyar dalam
a. Pendidikan formal pemberian pedoman kepada
Pengembangan pendidikan masyarakat dalam lingkup
formal yang dilaksanakan pendidikan formal supaya mereka
Pimpinan Cabang bertingkah laku dan bersikap
Muhammadiyah Colomadu tidak menyimpang dalam
Karanganyar melalui dua jenjang, masyarakat adalah dengan
yaitu pendidikan dasar dan memberikan kurikulum
pendidikan menengah. Usaha Keislaman dan
pengembangan pendidikan formal Kemuhammadiyahan dalam
yang dilaksanakan dapat terlihat pendidikan formal
dari adanya lembaga pendidikan Muhammadiyah yang dijabarkan
yang mampu bersaing serta tidak dalam bentuk mata pelajaran
kalah kualitasnya dengan lembaga berbasiskan agama, seperti
pendidikan lain. Jumlah lembaga Aqidah Akhlak, Qur‟an dan
pendidikan formal yang dikelola Hadits, Fiqih, Sejarah
Pimpinan Cabang Kebudayaan Islam maupun
Muhammadiyah Colomadu Kemuhammadiyahan.
Karanganyar berjumlah 7 (tujuh) b. Pendidikan non formal
lembaga, dengan rincian 6 (enam) Kegiatan pendidikan non
lembaga tingkat dasar dan 1 (satu) formal yang dilaksanakan
lembaga tingkat menengah. Pimpinan Cabang
Beberapa lembaga pendidikan Muhammadiyah Colomadu
tersebut dikembangkan menjadi Karanganyar adalah: (1)
beberapa sekolah unggulan Melaksanakan kajian Tarjih
10
yang dilaksanakan pada ahad PDM Karanganyar setiap tahun.
ke-2 dan ke-4 setiap bulan, Kegiatan-kegiatan pendidikan
selain itu juga melaksanakan informal yang dilaksanakan
kajian-kajian Keislaman dalam seperti yang telah diuraikan
rangka merespon isu-isu serta mempunyai nilai-nilai
berbagai permasalahan yang keislaman yang baik untuk
terjadi dalam umat; (2) ditanamkan kepada masyarakat.
Mengadakan kajian tafsir Al- Misalnya dengan mengadakan
Qur‟an yang dilaksanakan pada kegiatan pengobatan gratis dan
setiap ahad ke-1 dan ahad ke-4 santunan keluarga dapat
setiap bulan; (3) Pembinaan menumbuhkan nilai kasih
kader ulama di bidang Tarjih; sayang dan saling membantu
(4) Mengadakan pengajian dalam kehidupan sesama.
akbar gebyar Muktamar 46 dan Sehingga pedoman yang
tabligh akbar serta menghadiri diberikan dalam pendidikan
pengajian malam ahad PDM informal ialah berupa
Karanganyar. Beberapa kegiatan penanaman nilai-nilai
pendidikan non formal yang keislaman.
dilaksanakan tersebut 2. Sebagai Penjaga
memberikan pedoman berupa Setiadi dan Kolip merumuskan
materi-materi Keislaman dalam peranan sebagai penjaga adalah
setiap kegiatan. Dengan menjaga keutuhan dari masyarakat
demikian, beberapa kegiatan yang bersangkutan. Artinya selain
tersebut merupakan bentuk memberikan pedoman atau arah bagi
usaha memberikan pedoman tata kelakuan juga menjaga kestabilan
Islam kepada masyarakat. sosial agar dalam kehidupan sosial
c. Pendidikan informal tidak terjadi perpecahan. Peranan
Kegiatan pendidikan Pimpinan Cabang Muhammadiyah
informal yang dilakukan oleh Colomadu Karanganyar dalam
Pimpinan Cabang pengembangan pendidikan Islam
Muhammadiyah Colomadu sebagai penjaga dilakukan melalui tiga
Karanganyar adalah: (1) jalur pendidikan, yaitu:
Mengadakan kegiatan a. Pendidikan formal
pengobatan gratis dan donor Kurikulum mempunyai
darah yang bertempat di SD beberapa unsur yang sangat
MPU Gedongan; (2) menentukan dalam pendidikan
Memberikan beasiswa keluarga formal, salah satu di antaranya
miskin; (3) Menghimpun infaq, adalah unsur tujuan pendidikan.
shadaqah maupun zakat bagi Tujuan pendidikan berfungsi
warga Muhammadiyah; (4) untuk menjaga agar pendidikan
Menyalurkan infaq, shadaqah sesuai dengan arah yang
dan zakat kepada yang berhak; diinginkan. Kurikulum
(5) Mengikuti Darul Arqom di pendidikan Muhammadiyah
11
berbeda dengan kurikulum bertentangan dengan Islam
lembaga pendidikan umum. sehingga tidak terjadi perpecahan.
Dalam kurikulum sekolah c. Pendidikan informal
Muhammadiyah dimasukkan Fungsi penjaga yang
nilai-nilai Keislaman yang dilaksanakan Pimpinan Cabang
berbasiskan kepada Al-Islam dan Muhammadiyah Colomadu ialah
Kemuhammadiyahan yang sesuai dengan mengadakan berbagai
dengan prinsip tujuan pendidikan kegiatan sosial Keislaman di
yang dianut Muhammadiyah, masyarakat. Secara tidak
yakni menjaga agar peserta didik langsung kegiatan tersebut akan
atau masyarakat dapat terhindar menumbuhkan nilai-nilai
dari perilaku yang dapat kebersamaan dan persatuan
menyebabkan adanya perpecahan. sehingga tidak timbul gejolak
Seperti dalam mata pelajaran maupun perpecahan.
Sejarah Kebudayaan Islam, 3. Sebagai Pengontrol
diajarkan kisah persaudaraan Menurut Setiadi dan Kolip,
antara Kaum Muhajirin dan peranan sebagai pengontrol adalah
Anshar di Madinah. Hal tersebut memberikan pegangan kepada
merupakan perwujudan peranan masyarakat untuk mengadakan sistem
sebagai penjaga. pengendalian sosial (social control),
b. Pendidikan non formal yaitu sistem pengawasan masyarakat
Pimpinan Cabang terhadap tingkah laku anggotanya.
Muhammadiyah Colomadu Adapun peran Pimpinan Cabang
Karanganyar mewujudkan Muhammadiyah Colomadu dalam
peranannya sebagai penjaga menjalankan tugasnya sebagai
melalui beberapa kegiatan pengontrol diwujudkan melalui tiga
Keislaman, seperti pengajian jalur pendidikan, yakni:
akbar, kajian-kajian tarjih dan a. Pendidikan formal
tajdid serta kajian membahas isu- Pimpinan Cabang
isu dan permasalahan Muhammadiyah Colomadu
kontemporer dalam masyarakat. menjalankan peranannya sebagai
Semua kegiatan itu bertujuan pengontrol dengan memasukkan
untuk meningkatkan pemahaman kurikulum Keislaman dalam
dan pengamalan ajaran Islam. lembaga pendidikan yang
Peranan sebagai penjaga terletak dikelola, mulai jenjang dasar dan
pada materi yang disampaikan menengah. Kurikulum Keislaman
dalam kegiatan pengajian dan tersebut selain berfungsi sebagai
kajian dalam bentuk terbatas, pemberi pedoman dan penjaga,
misalnya dalam kajian tarjih juga memiliki fungsi pengontrol
disampaikan materi Ulul Amri, dalam pendidikan formal. Dengan
supaya masyarakat tetap demikian perilaku peserta didik
berpegang teguh kepada dapat diawasi agar sesuai dengan
pemimpin selama tidak norma dan peraturan agama.
12
Seperti menanamkan nilai warga Persyarikatan Muhammadiyah,
kewajiban ibadah sehari-hari. melakukan penataan sistem pengelolaan
b. Pendidikan non formal kekayaan dan keuangan, melakukan
Peranan sebagai kontrol pendataan semua siswa dan guru serta
dalam kegiatan pendidikan non karyawan di lembaga pendidikan dan
formal ada dalam beberapa menyusun peta potensi sekolah
kegiatan. Seperti dalam kajian Muhammadiyah. Kedua, tingginya
tafsir al-Qur‟an yang antusiasme warga dalam merespon
dilaksanakan setiap dua kali kegiatan yang dilaksanakan. Respon warga
sebulan sebagai perwujudan agar Muhammadiyah yang tinggi dapat dilihat
tidak meninggalkan membaca dan dari beberapa kegiatan yang tidak hanya
memahami al-Qur‟an untuk bersifat insidental, seperti pengajian akbar
terciptanya gerakan baca al- gebyar Muktamar dan Tabligh Akbar
Qur‟an. Dalam lingkup Colomadu mengaji, melainkan juga dalam
kemasyarakatan melalui kegiatan kegiatan rutin seperti kajian tarjih dan
dakwah, seperti pengajian- tafsir dengan tujuan untuk menambah
pengajian akbar sebagai kontrol pengetahuan keagamaan warga. Ketiga,
masyarakat agar bersikap sesuai dengan atusiasme warga yang tinggi
syariat Islam yang benar, mendorong para pengurus menjalankan
mengembangkan pemahaman dan tugas, baik dalam kepanitiaan sebuah
pengamalan Islam. kegiatan maupun dalam menjalankan roda
c. Pendidikan informal organisasi, sehingga pengurus termotivasi
Peranan sebagai kontrol untuk memajukan persyarikatan.
dalam pendidikan informal Adapun beberapa faktor yang
dengan menanamkan nilai empati menjadi penghambat yakni, pertama,
dan mengasihi terhadap sesama, keberadaan kantor yang tidak efektif.
terutama kepada orang-orang Musyawarah Cabang Muhammadiyah
yang kurang mampu dan sangat Colomadu periode 2010-2015 menetapkan
membutuhkan bantuan dengan kantor Pimpinan Cabang Muhammadiyah
melaksanakan berbagai kegiatan bertempat di SD MPU Gedongan dengan
sosial kemanusiaan. menempati salah satu ruangan, keberadaan
Dari hasil temuan data di kantor menjadi tidak efektif karena para
lapangan, terdapat beberapa hal yang dapat pengurus jika mengadakan koordinasi
diidentifikasi sebagai faktor pendukung ataupun rapat bulanan rutin dilaksanakan
maupun penghambat pelaksanaan di kediaman pengurus secara bergiliran.
pengembangan pendidikan Islam. Kedua, perkaderan belum berjalan
Beberapa faktor pendukung yang maksimal. Perkaderan merupakan aspek
ditemukan di antaranya, pertama, penting dalam keberlangsungan sebuah
manajemen yang baik dalam lembaga dan organisasi. Pimpinan Cabang
organisasi. Hal ini dibuktikan dengan Muhammadiyah Colomadu mengalami
beberapa kebijakan yang dilakukan oleh berbagai kesulitan dalam perkaderan
Pimpinan Cabang Muhammadiyah, seperti disebabkan pemuda sebagai corong
melaksanakan penertiban keanggotaan perkaderan lebih berminat ke berbagai hal
13
di luar Muhammadiyah. Dalam lingkup 1. Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Ortom, di antaranya terlihat bahwa Colomadu mempunyai peranan
sekolah-sekolah Muhammadiyah kesulitan sangat penting dalam pengembangan
mencari kader pelatih HW dan Tapak Suci pendidikan Islam di wilayah
yang berasal dari Colomadu, sehingga kecamatan Colomadu, yaitu sebagai
harus mendatangkan kader pelatih dari pemberi pedoman, penjaga dan
luar. Adapun perkaderan yang pengontrol. Ketiga peranan tersebut
dilaksanakan melalui majelis atau lembaga dilaksanakan memalui tiga jalur
dengan kajian-kajian tarjih maupun tafsir pendidikan formal, non formal dan
sangat sedikit diikuti kaum muda. informal.
Ketiga, pengurus kurang fokus 2. Terdapat beberapa faktor yang
dalam menjalankan tugas organisasi. Hal teridentifikasi sebagai faktor
ini disebabkan banyak pengurus yang juga pendukung dan penghambat
mempunyai tugas dinas formal, sehingga Pimpinan Cabang Muhammadiyah
dalam beberapa kesempatan sering terjadi Colomadu dalam pelaksanaan
double job, dan pengurus tersebut lebih pengembangan pendidikan Islam.
memilih tugas dinas serta mengabaikan Faktor pendukung yaitu adanya
tugas organisasi. Keempat, untuk manajemen yang baik dalam
mengadakan kegiatan terbentur dana. mengelola organisasi dan lembaga
Sumber pendanaan rutin Pimpinan Cabang pendidikan di bawahnya, antusiasme
Muhammadiyah Colomadu baru terbatas warga Muhammadiyah sangat baik
berasal dari iuran anggota. Dengan dalam berbagai kegiatan, dan
demikian, untuk mencukupi kebutuhan motifasi pengurus dalam memajukan
dana saat mengadakan kegiatan, Pimpinan persyarikatan. Sedangkan faktor
Cabang Muhammadiyah Colomadu penghambat, yaitu kantor yang tidak
melakukan kerja sama sponsorship dengan efektif, perkaderan belum maksimal,
berbagai instansi swasta maupun pengurus yang kurang fokus
pemerintah di wilayah Colomadu. Kelima, menjalankan tugas, kurangnya
tidak efektifnya perkaderan Pimpinan wawasan Muhammadiyah karyawan
Cabang Muhammadiyah Colomadu di beberapa amal usaha, dan masalah
berakibat adanya beberapa karyawan di pendanaan dalam mengadakan
amal usaha yang tidak mengerti beberapa kegiatan.
Muhammadiyah dan cenderung berbeda Berpijak pada beberapa kesimpulan
paham dengan Muhammadiyah. yang telah dipaparkan, maka penulis
menyampaikan beberapa saran kepada
KESIMPULAN DAN SARAN Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Dari rumusan masalah dan Colomadu Karanganyar maupun warga
pemaparan tentang peranan Pimpinan Muhammadiyah:
Cabang Muhammadiyah Colomadu 1. Manajemen yang telah berjalan
Karanganyar dalam pengembangan dengan baik dalam mengelola
pendidikan Islam dapat disimpulkan organisai serta lembaga-lembaga
bahwa: pendidikan hendaknya selalu
dipertahankan dan ditingkatkan,
14
sehingga pendidikan Muhammadiyah
di Colomadu dapat semakin bersaing.
2. Hendaknya pengurus selalu menjaga
motivasi memajukan persyarikatan
dengan niat dakwah hanya kerana
Allah semata.
3. Pengurus yang merangkap tugas
kedinasan formal hendaknya membagi
waktu dan fokus dengan baik,
sehingga tidak ada tugas yang
diabaikan dalam dinas maupun
persyarikatan.
4. Mengefektifkan pengkaderan, baik
melalui jalur majelis-majelis dan
lembaga, maupun melalui ortom-
ortom Muhammadiyah.
5. Bagi warga Muhammadiyah
hendaknya selalu menjaga antusiame
dengan mendukung berbagai kegiatan
yang diadakan pengurus.
6. Bagi umat Islam di wilayah
Colomadu, berbagai kegiatan yang
dilaksanakan Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Colomadu dapat
dijadikan sebagai wahana untuk
meningkatkan pemahaman dan
pengamalan agama Islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2010. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Dariya, Agus. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT Indeks.

Hidayat, Syamsul, dan Shobahiya, Mahasri (ed). 2010. Studi


Kemuhammadiyahan. UMS: Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar.

Kementrian Agama RI. 2014. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Klaten: CV. Sahabat.

Mafidin. 2012. “Studi Literatur tentang Peran Muhammadiyah dalam


Mengembangkan Pendidikan Islam di Indonesia”, Jurnal Tarbawi. No 1
Vol 1 (Maret). 43-53.

Pasha, Mustafa Kamal dan Darban, Ahmad Adaby. 2005. Muhammadiyah


sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.

Rosyadi, Khoiron. 2009. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rudianto, Jacky. 2010. Peran Muhammadiyah dalam Pengembangan Pendidikan


Islam di Masyarakat (Pendekaatan Sosiologis di Desa Playen Playen
Gunungkidul). UMS: Skripsi.

Saebani, Beni Ahmad, dan Akhdiyat, Hendra. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.
Bandung: Pustaka Setia.

Setiadi, Elly M, dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Prenada Group.

Sukmadinata, Nana S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosda Karya.
Syarifuddin. 2012. Peran Ranting ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam di
Karangasem Laweyan Surakarta Tahun 2005-2010. UMS: Skripsi.

Uhbiyati, Nur. 1999. Ilmu Pendidikan Islam 2. Bandung: Pustaka Setia.

16

Anda mungkin juga menyukai