Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)


No.Dokumen
No.Revisi 00
SOP Tanggal 29 September 2017
Halaman 3
Ditetapkan,
KLINIK UTAMA Pimpinan Klinik Utama Vidyan Medika
VIDYAN MEDIKA

dr. Romy W, M. Sc, Sp. A

1. Pengertian Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien
2. Tujuan Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Vidyan Medika Tentang Standar Layanan
Klinis.
4. Referensi -
5. Alat dan Alat :
Bahan 1) Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2) Trolly emergency yang berisi:
- Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
- Magil force
- Pipa trachea berbagai ukuran
- Trachea tube berbagai ukuran
- Gudel berbagai ukuran
- CVP set
- Infus set/ blood set
- Papan resusitasi
- Gunting verband
- Bag resuscitator lengkap
- Spuit 10 cc – jarum no 18
3) Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
4) Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
5) EKG record
6) EKG monitor bila memungkinkan
7) DC shock lengkap

6. Langkah 1. Perawat cuci tangan


Kerja 2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
3. Mengecek kesadaran pasien dengan cara:
- Memanggil nama
- Menanyakan keadaannya
- Menggoyangkan bahu pasien/ mencubit pasien
4. Jika pasien tidak sadar/ tidak ada respon, aktifkan SPGDT
5. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas dari
sumbatan
6. Menilai pernafasan dengan cara:
- Melihat pergerakan dada/ perut
- Mendengar suara keluar/ masuk udara dari hidung
- Merasakan adanya udara dari mulut/ hidung pipi atau punggung tangan
7. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan resusicitator
sebanyak 2 kali secara perlahan
8. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis, jika
arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali
9. Jika arteri carotis tidak teraba, lakukan kombinasi nafas buatan dan
kompresi jantung luar dengan perbandingan 15 : 2 untuk dewasa baik 1
atau 2 penolong dan 3 : 1 untuk neonates
10. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek pernafasan
11. Jika nafas tetap belum ada, lanjutkan teknik kombinasi dimulai dengan
kompresi jantung luar

Hal-hal yang perlu diperhatikan


a) Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat dilakukan RJP BC
kombinasi
b) Lakukan RJP BC sampai:
1) Timbul nafas spontan
2) Diambil alih alat/ petugas lain
3) Dinyatakan meninggal
4) Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit tidak ada respon
c) Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara:
1) Dewasa
(a) Penekanan dengan menggunakan dua pangkal telapak tangan
dengan kejutan bahu
(b) Penekanan pada daerah sternum 2-5 jari diatas prosesus
xyphoideus
(c) Kedalaman tekanan 3-5 cm
(d) Frekuensi penekanan 80-100 kali per menit

2) Anak
(a) Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
(b) Kedalaman tekanan 2-3 cm
(c) Frekuensi penekanan 80-100 kali per menit
3) Neonatus
(a) Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong
sedangkan tangan kiri memegang lengan atas bayi sambil
meraba arteri brakhialis sebelah kiri
(b) Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada bayi
pada posisi sejajar putting susu 1 cm ke bawah
(c) Kedalaman tekanan 1-2 cm
(d) Perbandingan kompresi jantung dengan begging adalah 3 : 1
12. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
13. Perawat cuci tangan
7. Bagan Alir Algoritma RJP Dewasa

Algoritma RJP Anak


8. Unit 1. UGD
2. Instalasi Rawat Jalan
Terkait
3. Instalasi Rawat Inap
9. Dokumen Algoritma serangan jantung pada orang dewasa (Pedoman AHA 2015 untuk
Terkait CPR dan ECC)
10. Rekaman
Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai