Anda di halaman 1dari 37

RESUME MODUL 1

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

NAMA : RATNAWATI DEWI


NIM : 835635733
KELAS :B
POKJAR : WINAYA PAGADEN
PRODI : S.1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2018
MODUL I
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

KB 1. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan


A. Pengertian Pertumbuhan
Adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan fisiknya. Vasta
(1992) mengemukakan bahwa panjang bayu menjadi hampir dua kali pada usia 4 tahun.
B. Pengertian Perkembangan
Santrok dan Yussen (1992), perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai
pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Isu-isu yang ditelaah tentang perkembangan; Nature dan nurture, yang mempertanyakan
tentang penyebab atau sumber terjadinya perubahan dalam perkembangan itu dibawa sejak
lahir atau karena pengaruh lingkungan. Continuity dan disontinuity, isu yang
mempertanyakan apakah pola perkembangan itu menetap? Apakah karakteristik terdahulu
dapat memperkirakan karakteristik berikutnya. Normative dan idiographic, yang
mempertanyakan dan membicarakan bahwa perkembangan itu didasari oleh proses internal
biologis yang terjadi secara umum dan bahwa perkembangan berlangsung dari suati langkah
ke langkah berikutnya (normatif) atau berpusat pada seorang individu anak yang berbeda dari
anak lainnya (Vasta, 1992).
C. Proses Perkembangan
Beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik:
1. Masa perkembangan yang cepat
2. Pengaruh yang lama
Bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal memberikan
pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya.
3. Proses yang kompleks
4. Nilai yang diterapkan
5. Masalah yang menarik
Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang
dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik)
a. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969), kecerdasan itu diwariskan (diturunkan).
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80%.
b. Temperamen
Adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespon.
Tipe dasar temperamen (Thomas & Chess, 1991)
1) Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan
cepat membentuk kebiasaan yang teratur.
2) Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering menangis dan
lambat menerima pengalaman baru.
3) Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah,
kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
D. Fase-fase Perkembangan
Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan
hasil (produk) dari beberapa proses, yaitu proses biologis (perubahan fisik individu), proses
kognitif (perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa),
proses sosial (perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan
dalam emosi dan perubahan dalam kepribadian).
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian
berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen
membaginya atas lima fase:
1. Fase pranatal (saat dalam kandungan)
2. Fase bayi, fase yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bln
3. Fase kanak-kanak awal, fase yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6
tahun, kadang disebut masa pra sekolah.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir, fase sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama
dengan masa usia sekolah dasar.
5. Fase remaja, transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-
kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 thn.
Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri dari tahap:
1. Trust vs Mistrust/kepercayaan dasar (0;0-1;0)
Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu
dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya
bahwa dunia ini tempat yang aman.
2. Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi (1;0-3;0)
Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada
masa ini anak bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutup-membuka, menjatuhkan,
menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan.
3. Initiatives vs Guilt/Inisiatif (3;0-5;0)
Anak sudah menguasai badan dan geraknya. Ia dapat mengendarai sepeda roda tiga, dapat
lari, memukul atau memotong.
4. Industry vs Inferiority/Produktivitas (6;0-11;0)
Anak mulai berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi
psikososial yang muncul pada masa ini adalah sense of industry sense of inferiority.
5. Identity vs Role Confusion/Identitas (12;0-18;0)
Anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai perasaan-perasaan dan
keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan tubuhnya.
6. Intimacy vs Isolation (19;0-25;0)
Kemampuan untuk berbagi rasa dan memperhatikan orang lain.
7. Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut (25;0-45;0)
Berarti bahwa orang mulai memikirkan tentang orang lain di luar keluarganya sendiri,
memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi
itu hidup.
8. Integrity vs Despair/Integritas (45;0…)
Usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan, dan merupakan masa-
masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu.
Piaget mengemukakan proses perkembangan anak sampai mampu berpikir seperti orang
dewasa melalui tahap perkembangan:
a. Tahap sensori motor (0;0-2;0)
Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara
langsung melalui indra.
b. Tahap praoperasional (2;0-7;0)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan
untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya.
c. Tahap operasional konkret (7;0-11;0)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis
untuk mencapai pemecahan masalah.
d. Tahap operasional formal (11;-15;0)
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara
berpikir terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun konkret.
Tugas perkembangan menurut Robert J. Harvighust adalah sebagian tugas yang muncul pada
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat
memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak:
1) belajar berjalan
2) belajar makan makanan padat
3) belajar mengendalikan gerakan badan
4) mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
5) memperoleh stabilitas fisiologis
6) membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7) belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak, dan orang lain
8) belajar membedakan yang benar dan salah
Tugas perkembangan masa anak:
1) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu
2) membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisasi sedang tumbuh
3) belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya
4) mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin
5) membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
6) mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
7) membentuk kata hati, moralitas dan nilai-nilai
8) memperoleh kebebasan diri
9) mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial
Tugas perkembangan masa remaja:
1) memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari
kedua jenis kelamin
2) memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu
3) menerima fisik diri dan menggunakan badan secaa efektif
4) memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orangtua
5) melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
6) memperoleh kebebasan ekonomi
7) persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Tugas perkembangan masa dewasa awal:
1) memamilih pasangan hidup
2) belajar hidup dengan suami atau istri
3) memulai kehidupan berkeluarga
4) membimbing dan merawat anak
5) mengolah rumah tangga
6) memulai suatu jabatan
Tugas perkembangan masa setengah baya:
1) memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
2) membangun dan mempertahankan standar ekonomi
3) membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa
4) membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
5) membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi
Tugas perkembangan orang tua:
1) menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik
2) menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan
3) menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri
4) menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
5) memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
6) membangun kehidupan fisik yang memuaskan

KB 2. Hukum-hukum Perkembangan
A. Hukum Perkembangan
Carol Gestwicki (1995) mengemukakan prinsip dasar perkembangan
1. Hukum konvergensi
Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-
faktor lingkungan (belajar)
2. Hukum tempo perkembangan
Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya.
3. Hukum masa peka
Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4. Hukum rekapitulasi
Stanley Hall mengemukakan bahwa perilaku dan perkembangan anak merupakan rekapitulasi
dari evolusi spesies (manusia).
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang salaing berhubungan
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing
7. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan
Proses pertumbuhan menghasilkan sepuluh prinsip dasar pertumbuhan (Hukum rekapitulasi
(Sutterly dan Donnely):
1. Pertumbuhan adalah kompleks dan semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat
2. Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif
3. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur
4. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah
Perkembangan lain terjadi pada simetri kiri dan kanan yang disebut perkembangan bilateral.
Tanner (1965) menyatakan bahwa manusia terdapat asimetri dalam simetri, secara eksternal
bagian kiri (badan) manusia hampir menjadi cerminan bagian kanan; bagaimanapun secara
internal organ-organ tubuh adalah asimetri.
5. Tempo pertumbuhan tidak sama
6. Aspek-aspek yang berada dari pertumbuhan berkembang pada waktu dan kecepatan
yang berbeda
7. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor intrinsik dan
ekstrinsik
8. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis
9. Pada suatu organisme ada kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan
yang optimal
10. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik

KB 3. Pengaruh Berbagai Faktor dalam Perkembangan Manusia


A. Teori Kematangan
Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara dan belajar membaca terjadi sebagai akibat
perkembangan biologis anak. Kesiapan biologis merupakan faktor dominan dalam
memampukan anak untuk belajar.
B. Teori Perkembangan Kognitif/Konstruktivisme
1. Jean Piaget
Hasil kajian Piaget tentang kognisi menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai tahap
pemahaman yang berbeda pada usia yang berbeda pula. Teori perkembangan kognitif
menunjukkan bahwa interaksi anak dengan lingkungan dan pengorganisasian kognitif dari
pengalaman menghasilkan kecerdasan.
2. Lev V. Gotsky
Dia meyakini baha anak-anak membentuk, membangun atau mengkonstruk pengetahuan.
Menurutnya, interaksi sosial memegang peran penting dalam belajar
3. Teori behaviorisme
Menurut para ahli behaviorisme baru, faktor kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan
adalah lingkungan dan kesempatan untuk belajar. Menurutnya, jika lingkungan ditata untuk
memfasilitasi ketercapaian perilaku yang dikehendaki maka akan dipengaruhi untuk
mencapai perilaku yang seharusnya.
4. Teori belajar sosial
Seperti Albert Bandura, menyatakan bahwa banyak perilaku yang tidak dipelajari melalui
pembentukan tetapi berkembang melalui reaksi dan interpretasi individu terhadap situasi.
RESUME MODUL 2

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

NAMA : RATNAWATI DEWI


NIM : 835635733
KELAS :B
POKJAR : WINAYA PAGADEN
PRODI : S.1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2018
Modul 2
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar

KB 1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani serta Perkembangan Intelektual dan emosional


A. Pertumbuhan Jasmani Selama Pertengahan Masa Kanak-kanak
1. Tingkat pertumbuhan
2. Nutrisi dan pertumbuhan
3. Kesehatan dan kebugaran anak
B. Beberapa Aspek Kesehatan dan Kebugaran Masa Kanak-kanak
1. Obesity
Anak yang diadopsi ternyata mempunyai korelasi positif dengan orang tua aslinya, namun
tidak ada korelasi sama sekali dengan orang tua yang mengadopsinya (A.J. Stunkard, Foch &
Hrubec, 1986).
2. Kondisi medis pada masa kanak-kanak
3. Penglihatan
4. Kesehatan gigi
5. Kebugaran anak
C. Perkembangan Intelektual dan Emosional
1. Perkembangan intelektual
a. Perkembangan kognitif: tahap operasi konkret Piaget
Kadang-kadang anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret, yaitu pada
waktu anak dapat berpikir secara logis mengenai segala sesuatu.
b. Berpikir operasional
Menurut Piaget pada tahap ketiga, anak-anak mampu berpikir operasional: mereka dapat
mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan
aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai
berpikir dalam aktivitasnya.
c. Konservasi
Adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi
pada tahap kongkret. Atau kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan
yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau
dikurangi.
2. Perkembangan emosional
KB 2. Perkembangan Bahasa, Sosial, Moral, dan Sikap
A. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, periode linguistik (0-1 tahun) dan
linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah anak mengucapkan kata-kata yang
pertama.
Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar:
1. Fase satu kata atau holofrase
Anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks.
Misal kata duduk, bagi anak dapat berarti mau duduk, kursi tempat duduk dll
2. Fase lebih dari satu kata
Muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Anak sudah dapat membuat kalimat sederhana
yang terdiri dari dua kata
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara
anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu
mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya.
Jenis-jenis bahasa:
a. Bahasa tubuh
b. Bicara
Bagi anak, bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk
mencapai tujuanya, misalnya:
1) sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
2) sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
3) sebagai alat untuk membina hubungan sosial
4) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
5) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan oranglain
6) untuk mempengaruhi perilaku orang lain
c. Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal
1) kematangan alat berbicara
2) kesiapan berbicara
3) adanya model yang baik untuk dicontoh
4) kesempatan berlatih
5) motivasi untuk belajar dan berlatih
6) bimbingan
B. Perkembangan Sosial, Moral, dan Sikap
1. Perkembangan sosial
Ganjaran atau hukuman yang diberikan orang tua terhadap anaknya dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Ganjaran
Fungsi hadiah:
1) memiliki nilai pendidikan
2) memberikan motivasi kepada anak
3) memperkuat perilaku
b. Hukuman
1) Fungsi hukuman
a) Fungsi resktriktif
Dengan diberikannya suatu hukuman kepada anak, ini berarti bahwa pengulangan perilaku
yang tidak diharapkan dalam masyarakat tidak akan terjadi lagi.
b) Hukuman sebagai fungsi pendidikan
c) Hukuman sebagai penguat motivasi
2) Syarat-syarat hukuman
a) sebaiknya hukuman segera diberikan kepada anak yang membuat kesalahan dan patut
mendapat hukuman
b) diberikannya secara konsisten
c) hukuman yang diberikan harus bersifat konstruktif
d) hukuman yang diberikan bersifat impersonal
e) dalam memberikan hukuman harus disertai alasan
2. Perkembangan moral dan sikap
Proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak:
a. Imitasi (imitation)
Pada umumnya anak mulai mengadakan imitasi sejak usia 3 tahun
b. Internalisasi
Adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial yang
paling mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan orang tersebut.
c. Introvert dan Ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya,
minat, sikap. Ekstrovert adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian
keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap dan keputusan yang diambil lebih banyak
ditentukan oleh orang lain
d. Kemandirian
e. Ketergantungan
f. Bakat (aptitude)
Faktor utama yang dapat mempengarui tampilnya bakat anak:
1) faktor motivasi, berkaitan dengan daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran
tertentu.
2) faktor nilai atau value, berkaitan dengan bagaimana seseorang memberi arti terhadap
hasil pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya
3) konsep diri
anak yang memiliki konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal-balik
dengan sukses yang merupakan aktualisasi bakatnya.

KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Dasar


A. Perbedaan Pada Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik pada anak laki-laki dan perempuan usia SD
Usia Perilaku yang terpilih
1 Dalam gerakan anak perempuan lebih superior dan teliti, sedangkan pada
anak laki-laki lebih superior dalam kekuatan, dan beberapa tindakannya
kurang kompleks.
2 Keseimbangan dengan berdiri satu kaki tanpa memperhatikan
kemungkinannya. Anak-anak dapat berjalan melangkah lebar dengan
seimbang
3 Memiliki kekuatan menggenggam secara ajeg dengan tekanan 6 kg
4 Anak perempuan dapat melompat setinggi 21 cm, sedangkan anak lelaki
dapat sampai 10 inci
5 Anak laki-laki dapat melompat setinggi 150 cm, sedangkan anak perempuan
melompat setinggi 135 cm

B. Perbedaan Pada Perkembangan Moral


1. Piaget dan tahapan moral
Tahap pertama, hambatan moralitas juga disebut (heteronomous morality), bercirikan
kekakuan, penyesuaian yang sederhana.
Tahap kedua, moralitas kerja sama juga disebut (autonomous morality), bercirikan moral
yang fleksibel (kenyal).
Dua tahap perkembangan moral menurut Piaget
Aspek Moralitas Hambatan Moralitas Kerja sama Moralitas
Pandangan Seorang anak memandang Anak-anak dapat
suatu tindakan baik atau menggantikan orang lain.
buruk dan berpendapat Mereka tidak absolut dalam
bahwa tiap orang penyesuaian, tetapi
melihatnya dengan cara melihatnya dari beberapa
yang sama sudut pandang
Kesungguhan Anak menyesuaikan Beberapa tindakan
tindakan dengan penuh penyesuaian anak
tanggung jawab, bukan berdasarkan kesungguhan
karena ada motif di bukan karena konsekuensi
belakangnya
Peraturan Anak-anak tunduk pada Anak-anak mengenal bahwa
peraturan sebab sakral dan peraturan dibuat oleh
tidak dapat diubah manusia dan dapat diubah
oleh manusia
Hukuman Anak sangat takut pada Anak lebih bersifat lunak
hukuman terhadap hukuman yang
dikompensasikan dengan
pengorbanan dan
pertolongan
2. Koherlberg dan alasan moral
Koherlberg melukiskan tiga tingkatan alasan moral:
Tingkat 1, Pra-conventional morality (anak usia 4-10 tahun) anak masih dibawah
pengawasan orang tua dan lain-lain, tunduk pada peraturan untuk mendapatkan hadiah atau
menghindari hukuman.
Tingkat 2, Conventional morality (anak usia 10-13 tahun) anak telah menginternalisasikan
figur kekuasaan standar. Mereka patuh terhadap peraturan untuk menyenangkan orang lain.
Tingkat 3, Post-conventional morality (anak usia 13 tahun atau lebih) moralitas
sepenuhnya internal. Dewasa ini orang-orang telah mengenal beberapa konflik standar moral
dan memilih di antara standar tersebut.
C. Perbedaan Kemampuan
Tahap-tahap persahabatan
Tahapan Usia Karakteristik
0. Persahabatan 3-7 Anak-anak bersifat egosentris, mereka berpikir hanya
sementara mengenai sesuatu yang mereka inginkan dari
hubungan
1. Bantuan 4-9 Anak-anak membatasi teman sebagai seseorang yang
satu arah mau mengerjakan sesuatu sebagaimana dilakukan
temannya
2. Dua cara, 6-12 Persahabatan melibatkan masalah menerima dan
bekerja sama memberi namun masih ada unsur membedakan
kepentingan diri daripada kepentingan orang lain
3. Keintiman 9-15 Anak-anak memandang persahabatan seperti sesuatu
yang berlangsung lama, sistematik
4. Kebebasan 12-dst Anak-anak saling menghargai kebutuhan temannya
secara otomatis untuk keduanya saling bergantung atau memiliki
otonomi

KB 4. Jenis-jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar


A. Jasmaniah
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki
tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan
kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk:
1. Memberikan rasa aman kepada anak, dengan memberitahukan kepada mereka secara
tegas apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan.
2. Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang
ditafsirkan sebagai tanda penerimaan dirinya.
3. Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin tersebut
sesuai dengan perkembangan dirinya.
4. Membantu anak mengembangkan hati nuraninya, dan mengasah intuisi dalam dirinya.
B. Kasih Sayang
Pada tahap perkembangan social anak usia SD terutama yang duduk di kelas tinggi SD, sudah
ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan
untuk disayangi dan menyayangiteman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga
sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya
kesenangannya mengumpulkan perangko, komik, kartu dan sebagainya.
C. Memiliki
Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya
sebagai pusat perhatian. Anak-anak ini akan cenderung mengikuti aturan dari kelompok
bermainnya/setia, dan juga menggantungkan dirinya kepada kelompok tersebut.
D. Aktualisasi Diri
Anak usia kelas tinggi di SD mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya
sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau
berusaha mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti
ingin jadi juara tinju, pembalap dan sebagainya.
De Cecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan guru memberikan dan meningkatkan
motivasi siswa:
1. Membangkitkan semangat siswa
2. Memberikan harapan yang realistis
3. Memberikan insentif
4. Memberi pengarahan
RESUME MODUL 3

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

NAMA : RATNAWATI DEWI


NIM : 835635733
KELAS :B
POKJAR : WINAYA PAGADEN
PRODI : S.1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2018
Modul 3
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah

KB 1. Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional


A. Pertumbuhan Fisik/Jasmani
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum
berlangsung secara pesat menurun, sangat lambat
2. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat
sering kurang seimbang badan lebih seimbang mendekati
kekuatan tubuh orang dewasa
3. Munculnya ciri-ciri sekunder Siap berfungsinya organ-organ
reproduksi
4. Gerak-gerik tampak canggung dan Gerak-geriknya mulai mantap
kurang terkoordinasikan
5. Aktif dalam berbagai jenis cabang Jenis dan jumlah cabang permainan
permainan yang dicobanya lebih selektif
B. Pertumbuhan Intelektual
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan
mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah-kaidah logika formal disertai
formal kemampuannya membuat generalisasi
2. Kecakapan dasar umum menjalani laju Tercapainya titik puncak
perkembangan yang terpesat
3. Kecapakan dasar khusus mulai Kecenderungan bakat tertentu
menunjukkan kecenderungan- mencapai titik puncak dan
kecenderungan lebih jelas kemantapannya
C. Perkembangan Emosional
Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin tinggi prestasi
yang diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).

KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap


A. Perkembangan Sosial, Moralitas dan Sikap
Perbedaan profil perkembangan pemikiran sosial dan moralitas antara siswa SLTP dengan
siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Diawali dengan kecenderungan Bergaul dengan jumlah teman yang
ambivalensi keinginan menyendiri dan terbatas dan selektif
keinginan bergaul dengan banyak orang
tetapi bersifat temporer
2. Adanya ketergantungan yang kuat kepada Ketergantungan kepada kelompok
kelompok sebaya disertai semangat sebaya berangsung fleksibel
konformitas yang tinggi
3. Adanya ambivalensi antara keinginan Mulai dapat memelihara jarak dan
bebas dari dominasi pengaruhorang tua batas-batas kebebasannya mana yang
dengan kebutuhan bimbingan dan harus dirundingkan dengan orang
bantuan dari orang tuanya tuanya
4. Dengan sikapnya dan cara berpikinya Sudah dapat memisahkan antara nilai-
yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah nilai dengan kaidah-kaidah normatif
atau sistem nilai etis dengan yang universal dari para
kenyataannya dalam perilaku sehari-hari pendukungnya yang mungkin dapat
oleh para pendukungnya berbuat keliru atau kesalahan
B. Perkembangan Pemikiran Politik
Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena memang
keduanya berkaitan erat.
Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya atau tidak sama sekali, sebagai
ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-
pengetahuan politik yang bersifat khusus.
C. Perkembangan Agama dan Keyakinan
Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan Eksistensi dan sifat kemurahan serta
keadilan Tuhan mulai dipertanyakan keadilan Tuhan mulai dipahami dan
secara kritis dan skeptis dihayati
2. Penghayatan kehidupan keagamaan Penghayatan dan pelaksanaan
sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan kehidupan keagamaan sehari-hari
atas pertimbangan adanya semacam mulai dilakukan atas dasar kesadaran
tuntutan yang memaksa dari luar dirinya dan petimbangan hati nuraninya
sendiri yang tulus ikhlas
3. Masih mencari dan mencoba menemukan Mulai menemukan pegangan hidup
pegangan hidupnya yang definitif
Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat bahwa anak-
anak secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya. Sebaliknya Jean
Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir
naluriah anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.
Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan teori tabula rasa. Anak
bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui pengalamannya. Locke
menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang
bergantung pada pengalaman yang ia peroleh.
Menurut penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik oleh pembawaan
maupun oleh lingkungan. Tokohnya William James. Teori inilah yang dianut oleh
kebanyakan ahli saat ini.
Menurut Papalia dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat
dikategorikan ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh normatif
melawan pengaruh bukan normatif. Faktor internal, faktor pembawaan sejak lahir yang
disebut heredity. Faktor eksternal, faktor yang berpengaruh terhadap diri individu yang
berasal dari lingkungan.
Menurut Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan pengaruh
lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang
sangat global:
1. Pengaruh lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti
lingkungan sekolah, rumah, pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya.
2. Pengaruh lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan sistem yang
melibatkan individu di dalamnya.
3. Pengaruh lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti
pengaruh sekolah, pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan
pemerintahan.
4. Pengaruh lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan erat
pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh
keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.
Pada masa sekolah menengah ini merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau
the worst of time (Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu
mengatasi berbagai tuntutan yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan identitasnya
yang akan dibawanya menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia akan berada
pada krisis identitas (identity crisis) yang berkepanjangan.

KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah


A. Perbedaan Kemampuan
B. Perbedaan dalam Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat
dan mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping
the essentials… seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki
kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu
memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding dengan yang lain. Indikator perilaku
inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996), antara lain:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisiensi dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemudahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi
Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dlaam tiga kategori yaitu biologis
(kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan, dalam arti
menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-terangan
maupun tersamar sebagai hasil dari pengalaman), psikologis (lebih menekankan pada
efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam menggunakan
bahasa simbol) dan operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih rinci
dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain,
Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner.
Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)
IQ Persentase dari Populasi Klasifikasi
140 ke atas 1 Genius (jenius)
130-139 2 Very superior (sangat
120-129 8 Unggul
110-119 16 Superior (unggul
100-109 23 Average
90-99 23 Normal
80-89 16 Dull average (mendekati normal)
70-79 8 Borderline (lambat)
C. Perbedaan dalam Kepribadian
Kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi dinamis
dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam pandangan Erikson (Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm und Drang (masa
angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam pengintegrasian unsur-
unsur kepribadian.
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu viscerogenic dan
psychogenic. Kebutuhan viscerogenis adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan
untuk makan, minum, bernafas dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk
mempertahankan hidup. Kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives.
Murray memilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan:
1. Abasement Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat
keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain.
2. Needs for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhanuntuk
melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik
mungkin.
3. Needs for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti
teman sebaya, setia kawan.
4. Needs for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan,
menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya.
5. Autonomy Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara mandiri
6. Counteraction, kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
7. Defendance needss, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.
8. Deference needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain.
9. Needs for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi
10. Exhibition (n Exh), kebutuhan pamer diri.
11. Order, kebutuhan teratur.
12. Sentience, kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
RESUME MODUL 4

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

NAMA : RATNAWATI DEWI


NIM : 835635733
KELAS :B
POKJAR : WINAYA PAGADEN
PRODI : S.1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2018
Modul 4
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Dewasa

KB 1. Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual


A. Pertumbuhan Fisik
B. Pertumbuhan Intelektual
Menurut Schaine, perkembangan kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin saya
ketahui” (what I need to know). Proses transisi oleh Chaine dibagi atas lima tahap berikut:
1. Tahap pemerolehan (aquisitive), berlangsung pada masa anak dan remaja
Anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan keterampilan. Sebatas menguasai tetapi
pengetahuan dan keterampilan tersebut belum digunakan untuk kepentingan hidupnya dalam
masyarakat.
2. Tahap penguasaan (achieving), berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an
Menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk mencapai keunggulan
dan kemandirian.
3. Tahap tanggung jawab (responsible), pada usia akhir 30-an sampai akhir 60-an
Menggunakan pengetahuan dan pemikirannya untuk memecahkan masalah.
4. Tahap eksekutif (executive), pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an
Individu mempunyai tanggung jawab yang luas, bukan hanya dalam unit keluarga, tetapi juga
dalam sistem kemasyarakatan.
5. Tahap reintegrasi (reintegrative), pada usia 60 tahun ke atas
Orang dewasa sudah tidak disibukkan oleh tugas dan tanggung jawab
C. Perkembangan Moral
Tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa menurut Gilligan:
Tahap 1. Orientasi terhadap keberadaan diri
Wanita lebih mengonsentrasikan hidupnya pada keberaaadaan dan kepentingan dirinya,
kepada apa yang baik dan berguna bagi dirinya. Perubahan yang terjadi adalah perubahan
dari mementingkan diri kepada tanggung jawab.
Tahap 2. Kebaikan sebagai pengorbanan diri
Mereka mulai menyadari tentang tanggung jawabnya terhadap orang lain, serta mulai
melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan pengorbanan
Tahap 3. Moralitas tidak berbuat kekerasan
Terjadi perubahan atau perkembangan kesadaran dari tidak mau menyakiti orang lain dan
menyakiti dirinya kepada prinsip persamaan.
KB 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Dewasa
7 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan
fisik:
1. sarapan pagi
2. makan secara teratur
3. makan secukupnya
4. tidak merokok
5. tidak meminum minuman yang mengandung alkohol
6. olahraga secukupnya
7. tidur secara teratur 7-8 jam
faktor yang ikut menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang dewasa:
1. jenis kelamin
wanita lebih berminat pada agama dari pada pria
2. kelas sosial
golongan kelas menengah cenderung lebih tertarik agama
3. lokasi tempat tinggal
4. latar belakang keluarga
5. minat religius teman-teman
6. pasangan dari iman yang berbeda
7. kecemasan akan kematian
8. pola kepribadian
faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa:
a. mobilitas sosial
semakin besar keinginan orang dewasa untuk meningkatkan status sosialnya semakin giat
pula ia berusaha melibatkan diri dengan organisasi
b. status sosial ekonomi
c. lamanya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat
d. kelas sosial
e. lingkungan
f. jenis kelamin
pria yang telah menikah lebih bebas berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan sosial di luar
rumah
g. umur kematangan seksual
h. urutan kelahiran
i. keanggotaan dari tempat beribadah
Ciri-ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksi dengan lingkungannya:
1. Karakter yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam melakukan aturan etika
perilaku.
2. Temperamen yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan
yang datang
3. Sikap, yang mengacu pada positif atau negatif atau ambivalensinya sambutannya
terhadap objek-objek
4. Stabilitas emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung marah
5. Tanggung jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan
6. Sosiabilitas, yang mengacu pada keterbukaan atau ketertutupan dirinya
Witherington menunjukkan lebih terperinci dari indikator-indikator perilaku inteligen:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisien dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemudahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi

KB 4. Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa


Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan orang dewasa digolongkan ke dalam tingkatan:
1. Kebutuhan yang bersifat biologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan harga diri
5. Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik
Orang dewasa memiliki empat kebutuhan (Morgan):
1. Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
4. kebutuhan mengatasi kesulitan
Lima belas aspek kebutuhan orang dewasa (Murray dan Edwards):
1. Kebutuhan berprestasi (achievement)
2. Kebutuhan rasa hormat (deference)
3. Kebutuhan keteraturan (order)
4. Kebutuhan memperlihatkan diri (exhibition)
5. Kebutuhan otonomi (autonomy)
6. Kebutuhan afiliasi (affiliation)
7. Kebutuhan intrasepsi (intraception)
8. Kebutuhan berlindung (succorance)
9. Kebutuhan dominan
10. Kebutuhan merendah (abasement)
11. Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)
12. Kebuthan perubahan (change)
13. Kebutuhan ketekunan (endurance)
14. Kebutuhan heteroseksual
Dorongan untuk bepergian dengan lawan jenis
15. Kebutuhan agresi
Dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda

Tugas-tugas perkembangan masa dewasa:


1. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa/muda
a. mengembangkan sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama
b. memperoleh atau memulai suatu pekerjaan
c. memilih pasangan
d. mulai memasuki pernikahan
e. belajar hidup berkeluarga
f. mangasuh dan mendidik anak
g. mengelola rumah tangga
h. memperoleh kemampuan dan kemantapan karier
i. mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat
j. mencari kelompok sosial yang menyenangkan
2. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa madya
a. memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
b. mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
c. membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa
d. menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan
e. memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
f. mencapai dan mempertahankan prestasi
g. memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa
3. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa lanjut (masa tua)
a. lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma
b. mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik
c. menyesuaikan diri dengan masa pensiun
d. menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
e. membentuk hubungan dengan orang lain yang seusia
f. memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga
RESUME MODUL 5

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

NAMA : RATNAWATI DEWI


NIM : 835635733
KELAS :B
POKJAR : WINAYA PAGADEN
PRODI : S.1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2018
Modul 5
Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan bagi Anak Berkelainan

KB. 1 Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak yang Berkelainan Fisik


Bagian otak yang mengatur hubungan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan,
pengenal rasa dan penciuman adalah corpus collosum.
Karakteristik umum kesulitan yang dialami anak berkelainan fisik:
1. Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat diterimanya informasi
atau untuk mengungkap sesuatu secara memadai
2. Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi berinteraksi dengan
image diri dan percaya diri, yang berakibat pada berbagai motivasi
3. Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak
untuk bergabung dalam kegiatan kelas.
Beberapa kelainan fisik:
1. Cerebral Palsy, ketidaknormalan gerakan dan postur karena gangguan atau
ketidakmatangan otak (Denhoff). Cerebral palsy sebagai akibat dari kerusakan gangguan otak
dapat ditelusuri, mungkinkarena adanya kerusakan fisik (trauma) atau oleh penyebab lain
yang tidak langsung misal kekurangan oksigen, contol lain, epilepsi adalah bagian dari
cerebral palsy.
2. Spina Bifida, gangguan saraf
Gangguan saraf pada spina bifida terpusat, sedangkan pada cerebral palsy gangguannya
menyebar.
Gangguan lain yang terjadi pada spina bifida dan sering memerlukan bantuan operasi
(pembedahan) adalah hydrocephalus.
3. Epilepsi, gangguan saraf yang mempengaruhi pendidikan anak.
Convulsion adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan perilaku yang ditunjukkan
oleh seseorang bila gangguan pada bagian otak tertentu.

KB. 2 Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak yang Berkelainan Psikis


IQ normal menurut skala Binet dari Amerika Serikat adalah antara 61-100.
Klasifikasi berdasarkan IQ pada ketidakmampuan intelektual
Tingkat ketidakmampuan Menurut skor Binet Menurut skor Wechsler
Ringan 68-52 69-55
Sedang 51-36 54-40
Parah 35- 39-

Menurut Bower, siswa yang emosinya terganggu mempunyai karakteristik:


1. Ketidakmampuan belajar, yang tidak dapat diterangkan dengan faktor kesehatan
intelektual dan sensori
2. Ketidakmampuan membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal dengan
teman dan gurunya
3. Bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di bawah normal
4. Menunjukkan ketidakbahagiaan dan berada dalam suasana depresi

Peserta Didik Autis


Selain faktor genetik dan lingkungan yang tercemar populasi, pandangan yang lebih
mendapat dukungan ilmuwan mengungkapkan bahwa kelainan sistem kerja otak, terutama
pada lapisan korteks serbral, serebelum dan sistem limbik merupakan penyebab autistik pada
anak.
1. Karakteristik anak autis
Menurut pengklarifikasian Lauren B. Alloy, dkk, dalam Abnormal Psychology, empat
karakteristik anak autis; isolasi diri, keterbelakangan mental, kemampuan bahasa rendah, dan
perilaku menyimpang.
Ciri (khas) perilaku anak autis:
a. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
b. Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak mempunyai empati
c. Pemahaman anak sangat kurang
d. Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat
e. Anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya
f. Memperbaiki perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan
2. Stategi pembelajaran anak autis
Strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan Wina Sanjaya adalah perencanaan yang
berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.. pilihan
strategi yang digunakan beranjak dari strategi individual sampai pada penggunaan strategi
kelompok, bagi anak yang telah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan.
Dalam uji coba dan penerapannya, strategi yang kerap digunakan untuk anak autis mengacu
pada teori A-B-C (autecendent-behavior-consequence) yang diperkenalkan psikologi Loovas
atau dikenal applied Behavior analysis (ABA). Strategi ini dimulai dengan instruksi atau
antecedent atau pra-kejadian, yakni pemberian instruksi kepada anak baik berupa perintah
meniru, pertanyaan atau visual. Setelah 3-4 detik, anak diharapkan akan memberikan
behavior (perilaku) atau respon sesuai dengan instruksi. Untuk membuat respon anak
bertahan makan diperlukan consequence atau akibat; baik berupa reinforcemenet
(penglihatan), prompt (bantuan) kepada anak untuk memberikan jawaban yang benar.
RESUME MODUL 6

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

NAMA : RATNAWATI DEWI


NIM : 835635733
KELAS :B
POKJAR : WINAYA PAGADEN
PRODI : S.1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2018
MODUL 6

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

KB 1 Kriteria perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan Karakteristik peserta


didik

Karakteristik yang menonjol pada anak usia Sekolah Daasar adalah senang bermain.senang
bergerak,bermain atau bekerja dalam kelompok dan senantiasa ingin melaksanakan
/meragakan sesuatu secara langsung.
Perincian tugas-tugas perkembangan anak usia SD menurut Havighurst dan implikasinya
terhadap penyelenggaraan pendidikan adalah:
1.Pembelajaran ketrampilan fisik yang diperlukan untuk Petmainan sehari-hari
2.Membangun keutuhan Sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
3.Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya
4.Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita
5.Pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca ,menulis dan berhitung
6.Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
7.Pengembangan kata hati ,.moral dan nilai-nilai
8.Mencari kemandirian pribadi

Implikasi karakteristik anak usia sekolah menengah terhadap penyelenggaraan pendidikan


adalah pada perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik ,perkembangan bahasa dan
perilaku kognitif,perkembamgan perilaku sosial -moralitas dan religius serta perkembangan
perilaku afektif-konatif dan kepribadian.
Karakteristik perkembangan dan kebutuhan yang menonjol pada orang dewasa awal adalah:
1.Mengembangkan sikap,wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama
2. memperoleh dan memulai suatu pekerjaan
3.memilih pasangan
4.mulai memasuki pernikahan
5.belajar hidup berkluarga
6.mengasuh dan mendidik anak
7.mengelola rumah tangga
8.memperoleh kemampuan dan kemantapan karier
9.mengamnbil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat
10.mencari kelompok sosial yang menyenangkan

Dalam memperhatikan perbedaan andragogi (pendidikan bagi orang dewasa) dan


pedagodi(pendidikan bagi anak-anak),pendidikan bagi orang dewasa hendaknya menerapkan
sistem pembelajaran berikut:
1.Sistem belajar yang cocok diterapkan bagi orang dewasa adalah menemukan
sendiri(discovery method) oleh Rogers
2.Belajar pemecahan masalah (Problem solving) oleh gagne
3.Belajar konsep

KB 2 Kriteria Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta


didik

UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah memasukan jenjang


pendidikan SLTP kedalam pendidikan dasar.Pasal 13 ayat 1 dikemukakan bahwa pendidikan
dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang diselenggarakan selama 6 tahun di
SD dan 3 tahun di SLTP .Ketentuan ini diperjelas dalam pasal 1 PP No 28 tahun 1990 tentang
pendidikan dasar .
Satuan pendidikan pada tingkat SLTP melipuyi :
1.rumpun SLTP yang terdiri atas:
a.SLTP
b.Madrasah Tsanawiyah
c.SMP Kecil
d.SLTP Terbuka
2.rumpun SLTP Luar biasa :
a.Sekolah Luar Biasa
b.SLTP Terpadu
3.rumpun Pendidikan Luar Sekolah:
a. Paket B
b.Ujian Persamaan SLTP
d.Pondok Pesantren.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkelainan fisik dan psikis.
Adaptasi strategi pembelajaran untuk anak yang terbatas kemampuan visualnya mencakup:
1.Braille
2.Pemanfaatan kemampuan visual yang terbatas
3.Ketrampilan mendengarkan.
4.Orientasi dan latihan mobilitas
motivasi merupakan variabel penting dalam mengembangkan O & M skill.

Tentang kesulitan belajar yang dikaitkan dengan matematika.Sejumlah prinsip remediasi


dapat diambil dari literatur matematik,yaitu:
1.Keterlibatan anak
2.Menyemangati anak untuk memandang pelajaran matematika sebagai konstruksi
3.Menggunakan masalah dari kehidupan nyata
4.Pembelajaran hendaknya melalui langkah-langkah kecil secara berurutan dan menggunakan
alat bantu.

KB 3 Kriteria Penilaian Proses dan hasil belajar yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah


memberikan dasar bagi pelaksanaan evaluasi kurikulum .Pasal 57 UU Nomor 20 tahun 2003
menyebutkan:"evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan"
Unsur yang perlu diperhatikan dalam penilaian bagi peserta didik usia sekolah
dasar,yaitu:
1.Ketrampilan fisik:menangkap,melempar,menendang,berguling,berenang serta
mempergunakan alat permainan
2.Bagi kelas rendah membaca ,menulis,dan berhitung merupakan materi khusus untuk bekal
pada kelas berikutnya
3.Nilai-nilai yang berkaitan dengan moral,budi pekerti,etika dan estetika.
4.Kemampuam mengendalikan diri dan melakukan tenggang rasa dan kemandirian
5.Penguasaan materi pembelajaran
Unsur yang perlu diperhatikan dalam penilaian bagi peserta didik usia sekolah
menengah,yaitu:
1.Ketrampilan fisik yang sesuai dengan tahap perkembanganya
2.Nilai-nilai yang berkaitan dengan moral,budi pekerti,etika,estetika
3.Kemampuan bekerja /belajar mandiri,kemampuan mengendalikan diri dan bekerja sama
dengan teman-temanya serta berkomunikasi baik dengan teman-teman maupun dengan guru
dan staf sekolah.
Unsur yang perlu diperhatikan dalam penilaian bagi orang usia dewasa,yaitu:
1.Berkaitan dengan masalah nyata untuk ditemukan pemecahanya
2.Tidak lagi recall
3.Pengkajian konsep dan mencari keterkaitan antara suatu konsep dengan konsep lainya.
4.Penilaian mengarah kepada kerjasama antara pendidik dengan peserta didik untuk menuju
ketercapaian tujuan program.

Anda mungkin juga menyukai