PENGERTIAN
Hipertensi adalah ditetapkannya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik
diatas 140 mmHg dan diastolnya di atas 90 mmHg.
(Bongkman, 2000: 216)
Hipertensi adalah tekanan darah darah persisten dimana tekanan sistolnya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolnya > 90 mmHg.
(Smelzen, 2002: 296)
Hipertensi adalah tekanan darah bila keadaan istirahat.
(Hinderwood, 2000 :33)
Hipertensi adalah didefinisikan oleh (JHC) sebagai tekanan yang lebih tinggi 140/90
mmHg dan diklasifikasikn sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan
darah normal, tinggi sampai hipertensi maligman.
(Doengoes, 1999: 39)
NO KRITERIA Tekanan Darah (mmHG)
Sistol Diastol
1.
2.
3. Normal
Perbatasan (High Normal)
Hipertensi
- Derajad 1
- Derajad 2
- Derajad 3
- Derajad 4 < 130 130 – 139 140 – 159 160 – 179 180 – 209 > 210 < 85 85 – 89 90 – 99 100
– 109 110 – 119 > 120
B. ETIOLOGI
Penyebab dari hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Essensial / Hipertensi Primer
Terdapat sekitar 95% kasus hipertensi yang menyebabkan belum diketahui secara
pasti/idiopatik. Tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : genetik, usia,
obesitas, konsumsi alkohol, merokok.
2. Hipertensi Sekunder / Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 3 % kasus hipertensi, penyebab spesifikasinya telah diketahui. Hipertensi
vaskuler renal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
(Mansjoer, 1999: 548)
Penyebab hipertensi belum diketahui secara pasti namun para ahli mengungkapkan ada 2
faktor yang memiliki terjadinya penyakit hipertensi.
a. Faktor yang tidak dapat dikontrol
- Keturunan : jenis kelamin
umur
b. Faktor yang dapat dikontrol
Umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan, antara lain :
- Kegemukan
- Kurang olah raga
- Stress
- Konsumsi kopi
- Konsumsi alkohol dan merokok
- Konsumsi garam yang berlebihan
D. PATOFISIOLOGI
Peningkatan tekanan darah/hipertensi dipengaruhi oleh curah jantung yang meningkat dan
tekanan pada dinding perifer yang meningkat sebagai faktor seperti keturunan, obesitas,
konsumsi garam yang berlebihan, konsumsi alkohol, merokok. Olahraga yang kurang
berperan penting dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer.
Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meningkatkan dan tekanan perifer normal
disebabkan oleh peningkatan aktifitas saraf simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung
dan tekanan perifer meningkat karena reflek antiregulasi (mekanisme tubuh untuk
mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal) karena curah jantung meningkat
terjadi konstriksi shugfer pre kapiler.
Hal ini disebabkan oleh adanya kelainan struktural pada pembuluh darah terjadi hipertensi
dinding pembuluh darah, sedangkan pada jantung terjadi pencegahan dinding ventrikel
adanya penyempitan pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya vase
kontraksi pembuluh darah.
Vase kontraksi dari pembuluh darah dapat mengakibatkan aliran darah ke ghinal
menyebabkan pelepasan renin, produksi renin di pengaruhi oleh stimulasi syaraf simpatis,
renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi Angiotensin II
yang merangsang skresraldosteron oleh kortek adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Akibat dari vase kontriksi pembuluh darah mengakibatkan perifer meningkat sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah. Hal ini menyebabkan kerusakan vaskuler. Kerusakan vaskuler
akibat hipertensi terlihat jelas pada seluruh pembuluh perifer. Perubahan vaskuler dapat
berupa perubahan vaskuler retina yang dapat mengganggu fungsi penglihatan.
(Tembayang, 2000: 899)
E. PATHWAY
Alkohol, merokok Penggunaan estrogen penyakit
Ginjal
Otak
peningkatan TIK
lambung hiperaktivitas
mual, muntah
beban kerja
jantung
hipertensi vaskuler
payah jantung
letih, lesu, lemah dan aktifitas menurun
Intoleransi
aktifitas
Ginjal
sekresi renin
angiotensin I
Angiotensin II
Aldosteron me
Retensi na dan Qi
Vasokontraksi
Tekanan perifer me
F. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal ginjal
3. Kebutaan
4. Gagal jantung
Beberapa komplikasi dari hipertensi :
1. Penyakit jantung koroner
2. Gagal jantung
3. Kerusakan pembuluh darah otak dapat berupa pecahnya pembuluh darah (stroke) dan
kerusakan dinding pembuluh darah
4. Gagal ginjal
5. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Keperawatan
- diit rendah lemak
- diit rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium benzoat, monosodium glutamat.
Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol
- Lakukan olahraga secara teratur
- Hentikan kebiasan merokok (minum kopi)
- Menjaga kestabilan BB tapi penderita hipertensi yang disertai kegemukan
- Menghindari stress dan gaya hidup yang lebih santai.
(Wijaya Kusuma, 2004: 11)
2. Penatalaksanaan Medis
- Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan causal
- Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk enurunkan tekanan darah dengan harapan
meprpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.
- Upaya menurnkan tekanan darah ilakukan dengan mengunakan obat anti hipertensi selain
dengan perubaha gaya hidup.
- Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan memunkginakn
besat untuk seumur hidup.
H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Aktifitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek
Tanda : frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipinea
2. Sirkulasi
Gejala : Arteosklerosis, penyakit jantung koroner
Tanda : Kenaikan tekanan darah dan penyakit serebrovaskuler
3. Integritas Ego
Gejala : ansietas, ego, depresi, eliforid, riwayat perubahan, kepribadian
Tanda : gelisah, penyempitan kontinyu, perhatian otot mulai tegang, gerakan fisik cepat
peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / cairan
Tanda : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak
tinggi kolesterol, mual muntah, perubahan BB (meningkat/menurun)
Tanda : adanya adema, obesitas
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing, gangguan penglihatan epitaksis
Tanda : status mental, perubahan keterjagaan proses pikir respon motorik, penurunan
kekuatan genggaman tangan/reflek, tandon dalam.
7. Nyeri (ketidaknyamanan)
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala, oksipital berat seperti yang
pernah terjadi sebelumnya, nyeri abdomen/mussa
8. Pernafasan
Gejala : distress, respirasi, bunyi nafas tambahan (krakles/mengisianosis)
Tanda : dispenia yang berkaitan dengan aktiftas, takipnea, batu dari tanpa sputum, riwayat
merokok.
9. Keamanan
Gejala : Ganggung koordinasi/cara berkjalan, hipotensi, postura
(Doengoes, 2000: 39)
I. FOKUS INTERVENSI
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan skemia miokard
a. I : Pantau tekanan darah ukur pada kedua paha/tangan
R : Memikirkan gambaran yang lebih lengkap
b. I : Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
R : Untuk mengetahui adanya trakles
c. I : Amati warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler
R : Untuk mengetahui adanya dekompensasi jantung
d. I : Catat adema umum tertentu
R : Untuk mengidentifikasi gagal jantung
e. I : Kolabroasi dengan dokter dalam pemberian diuretik izud klorotiazid
R : Menurunkan tekanan darah pasien
3. Nyeri : sakit kepala berhubungan dengan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
a. I : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
R : Meminimalkan stimulus meningkatkan relaksasi
b. I : Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala
misal : kompres dingin
R : Menurunkan tekanan vaskuler serebral
c. I : Meminimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat meingkatkan sakit
kepala
R : Agar tidak terjadi sakit kepala
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marylin, E. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencaan dan
Pendokumetasian Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. Edisi 3 : EGC, Jakarta.
Smeltzer S.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 2, EGC : Jakarta.
Sulalit, E, DKK. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. PKUI : Jakarta.
Wijaya Kusuma H. Pembuluh Darah. Dkk. 2004. Ramuan Tradisonal Untuk Pengobatan
Darah Tinggi. Swadaya : Jakarta.