Anda di halaman 1dari 4

TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

A. Analisa Isi Kebijakan


1. Kepentingan kelompok sasaran atau target group sudah termuat dalam isi kebijakan, yaitu
mencantumkan beberapa tempat yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok ( KTR),
yaitu pada BAB II Pasal 2 ayat 2, disebutkan tempat – tempat tertentu sebagai KTR
adalah :
a. Sarana Kesehatan
b. Tempat proses belajar mengajar
c. Arena kegiatan anak
d. Tempat ibadah
e. Tempat kerja
f. Sarana oleh raga
g. Angkutan umum
h. Tempat umum yang tertutup

Namun penjelalslan lebih lanjut mengenai KTR akan ditetapkan kemudian


dengan Keputusan Walikota ( pasal 3 ). Sebaiknya ketentuan lebih lanjut tentang KTR ini
langsung dapat dituangkan dalam lampiran Perwal ini, tanpa harus membuat Surat
Keputusan Walikota

2. Jenis manfaat yang diterima oleh target group. Pada Perwal ini tidak dicantumkan
manfaat dari KRT, tidak menjelaskan manfaat KTR bagi kesehatan, social dan ekonomi.
Juga tidak menjelaskan manfaat dari KTR terhadap tempat-tempat yang ditetapkan
sebagai KTR dalam Perwal ini.

3. Perubahan yang diinginkan oleh kebijakan adalah terlaksananya KTR pada tempat-
tempat yang telah ditetapkan. Sejauh ini, perubahan yang diharapkan belumlah
menampakkan hasil yang memuaskan, dimana pada kenyataannya masih kita dapati
perokok bebas merokok pada beberapa lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi KTR.
Perunahan ini sulit di implementasikan karena sulitnya pengawasan terhadap
implementasi KTR, sulitnya seseorang yang sudah kecanduan rokok untuk berhenti
merokok. Pengetahuan yang dimiliki perokok tentang bahaya merokok bagi kesehatan
tidakserta merta merubah perilakunya untuk berhenti merokok. Ancama kesehatan yang
di promosikan, bahkan pada bungkusan rokok sekalipun tidak membuat pecandu rokok
untuk berhenti merokok. Apalagi sanki yang disebutkan dalam Perwal Banda Aceh ini,
sanki yang diberikan hanya berupa sanki administrasi,dan sejauh ini pun belum pernah
muncul ke public sanki administrasi yang telah di jatuhkan kepada pelanggar Perwal ini.

4. Letak Peraturan KTR ini sudah tepat, yaitu pada Peraturan Walikota yang jangkauannya
meliputi seluruh lapisan dan unsure dalam wilayahKota Banda Aceh. Namun sebaiknya
peraturan ini dijabarkan lagi pada semua tempat-tempat KTR seperti yang disebut
dalamPerwal ini, dengan harapan bahwa implementasinya lebih mengena kepada
kelompok sasaran, misalnya :
a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan setempat tentang KTR pada sarana kesehatan
b. Keputusan Kepada Dinas Pendidikan setempat tentang KTR pada sarana pendidikan
dan oleh raga
c. Dan lain-lain

5. Kebijakan Perwal no 47 tahun 2011 ini sudah menyebutkan implementator secara rinci,
dimana implementasinya dibebankan kepada pimpinan atau penanggungjawab tempat-
tempat yang ditetapkan sebagai KTR

6. Sumber daya untuk implementasi. Dari segi sumber daya fisik mungkin tidak terlalu
membebankan para implementator, karena dalam pasal 4 disebutkan kewajiban
implementator adalah membuat dan memasang tanda / petunjuk / peringatan larangan
merokok, yang mungkin tidak membutuhkan biaya besar. Dan kewajiban yang kedua
adalah memberikan teguran dan peringatan kepada setiap orang yang melanggar
ketentuan yanag berlaku pada KTR, yang tidak membutuhkan dana untuk
mengimplementasikannya.
Namun sumber daya manusianya belum memadai, terutama dari fungsi
pengawasan. Dalam Perwal ini disebutkan bahwa yang ditugaskan sebagai Tim
Pengawas adalah Tim yang terdiri dari Pejabat PNS dan Pejabat Penyidik PNS
dilingkungan Pemkot Banda Aceh. Tugas tim ini tentunya hanya dapat mengawasi
implementasi KTR pada sarana pemerintah, seperti sarana kesehatan dan pendidikan.
Sedangkan untuk sarana umum tidaklah mungkin diawasi oleh Pejabat PNS dan Pejabat
Penyidik PNS. Untuk pengawasan implementasi KTR pada sarana ibadah ataupun sarana
umum sebaiknya ditetapkan unsure lain, seperti unsure Satpol PP.

B. Analisa Lingkungan Kebijakan


1. Kekuatan, kepentingan dan strategi yang dimiliki oleh para actor yang telibat dalam
implementasi Perwal Banda Aceh no 47 tahun 2011
a. Kekuatan yang dimiliki adalah bahwa kebijakan ini memiliki dasar hukum yang lebih
tinggi diatasnya, yaitu Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2003 tentang
pengamanan rokok bagi kesehatan, dan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.
b. Kepentingan yang dimiliki oleh para actor yang dilibatkan dalam implementasi
Perwal ini adalah kepentingan public, dimana para actor berusaha melindungi
masyarakat dari bahaya rokok, mulai dari anak-anak, sampai masyarakat dewasa,
mulai dari tenaga kesehatan dan tenaga pendidik itu sendiri sampai kepada
masyarakat sebagai pengguna fasilitas umum.
Tidak ada kepentingan pribadi para actor dalam implementasi Perwal ini. Stategi
yang dimiliki oleh para actor masih sangat minim, mengingat implementasi ini adalah
mengharapkan kepatuhan perokok atau pedagang rokok untuk memetuhi peraturan
tentang KRT. Pelanggaran terhadap Perwal hanyalah berupa sanki administrasi, yang
tidak membuat efek jera bagi pelanggar.

2. Karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa tidak begitu berarti bagi
dikeluarkannya Perwal ini, karena Perwal ini dikeluarkan oleh Walikota Banda Aceh
selaku pimpinan pemerintahan tertinggi di tingkat Kabupaten/Kota, yang bisa
mengakomodir semua lapisan masyarakat. Dan tidak ada kepentingan rezim pejabat yang
sedang berkuasa saat itu, karena isinya adalah tentang penetapan beberapa tempat sebagai
kawasan tanpa rokok. Bagi para perokok masih banyak tempat lain yang bisa digunakan
sebagai tempat merokok, dan bagi pedagang rokok masih banyak dan luas tempat yang
bisa digunakan untuk memasang iklan rokok, dan masih banyak tempat berdagang rokok
yang tidak dilarang.

3. Tingkat kepatuhan dan responsibilitas sasaran. Sasaran dalam Perwal ini adalah melarang
kegiatan yang berhubungan dengan rokok di tempat-tempat tertentu yang telah
ditetapkan. Bagi pimpinan tempat yang dimaksud mungkin tidaklah terlalu sulit untuk
menerapkan aturan bahwa harus membuat dan memasang tanda / petunjuk / peringatan
larangan merokok, namun yang sulit adalah mengawasi terhadap pelanggaran Perwal ini.
Sanki administrasi yang diberikan adalah kepada pimpinan atau penanggungjawab
tempat-tempat KTR, bukan kepada perokok atau pedagang rokok, sehingga bagi para
pelanggar tidak mendapat efek jera.

Anda mungkin juga menyukai