Anda di halaman 1dari 23

MODEL PEMBIAYAAN KESEHATAN DI NEGARA

MALAYSIA DAN SINGAPURA

Dosen Pengasuh :SRI ROSITA, SKM.,M.K.M

OLEH :

Rian Maulana (1616010008)


Fitri Julaiha (1616010007)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin dapat berlangsung aktivitas seperti
biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya bernilai sangat
investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senantiasa “siap
pakai” dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit. Pembiayaan Kesehatan sebagai
subsistem penting dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, terdapat beberapa faktor
penting dalam pembiayaan kesehatan yang mesti diperhatikan. Pertama, besaran (kuantitas)
anggaran pembangunan kesehatan yang disediakan pemerintah maupun sumbangan sektor
swasta. Kedua, tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan (fungsionalisasi) dari anggaran
yang ada. Terbatasnya anggaran kesehatan di negeri ini, diakui banyak pihak, bukan tanpa
alasan. Berbagai hal biasa dianggap sebagai pemicunya. Selain karena rendahnya kesadaran
pemerintah untuk menempatkan pembangunan kesehatan sebagai sector prioritas, juga karena
kesehatan belum menjadi komoditas politik yang laku dijual di negeri yang sedang
mengalami transisi demokrasi ini(Thabarany, 204).
Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang
peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu negara diantaranya adalah
pemerataan pelayanankesehatan dan akses (equitable access to health care) dan pelayanan
yang berkualitas (assured quality) . Oleh karena itu reformasi kebijakan kesehatan di suatu
negara seharusnya memberikan fokus penting kepada kebijakan pembiayaan kesehatan untuk
menjamin terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan (equity), efisiensi (efficiency)
dan efektifitas (effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu sendiri. Perencanaan dan
pengaturan pembiayaan kesehatan yang memadai (health care financing) akan menolong
pemerintah di suatu negara untuk dapat memobilisasi sumber-sumber pembiayaan kesehatan,
mengalokasikannya secara rasional serta menggunakannya secara efisien dan efektif.
Kebijakan pembiayaan kesehatan yang mengutamakan pemerataan serta berpihak
kepada masyarakat miskin (equitable and pro poor health policy) akan mendorong
tercapainya akses yang universal. Pada aspek yang lebih luas diyakini bahwa pembiayaan
kesehatan mempunyai kontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi(Manajemen
Pembiayaan Kesehatan, 2014).
Implementasi strategi pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada
beberapa hal pokok yakni; kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi
pembiayaan kesehatan secara tunai perorangan (out of pocket funding), menghilangkan
hambatan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses
pelayanan, peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya (resources) serta
kualitas pelayanan yang memadai dan dapat diterima pengguna jasa(Ali Imran, 2013).
Di lingkungan internasional, Jerman tergolong negara dengan pelayanan medis
terbaik. Banyaknya rumah sakit, praktek dokter dan institusi kedokteran menjamin pelayanan
medis untuk semua orang. Dengan lebih dari empat juta tempat kerja, bidang kesehatan
adalah sektor pekerjaan terbesar di Jerman. Secara keseluruhan 10,4 persen pendapatan
nasional bruto dipakai untuk pengeluaran bagi kesehatan – 1,5 persen lebih banyak daripada
pengeluaran rata-rata, Jerman mencatat kenaikan pengeluaran per kapital untuk kesehatan
paling kecil di antara semua negara: Antara tahun 2007 dan 2010, pengeluaran nyata
meningkat dengan 1,4 persen per tahun(Suparyanto, 2014).
Khusus masalah pembiayaan kesehatan per kapita. Indonesia juga dikenal paling
rendah di negara-negara ASEAN. Pada tahun 2000, pembiayaan kesehatan di Indonesia
sebesar Rp. 171.511, sementara Malaysia mencapai $ 374. Dari segicapital expenditure
(modal yang dikeluarkan untuk penyediaan jasa kesehatan) untuk sector kesehatan,
pemerintah hanya mampu mencapai 2,2 persen dari GNP sementara Malaysia sebesar 3,8
persen dari GNP. Kondisi ini masih jauh dibanding Amerika Serikat yang mampu mencapai
15,2 persen dari GNP pada 2003 (Adisasmito, 2008).
Saat ini kebijakan pembiayaan kesehatan yang berlaku di Indonesia tidak konsisten
dengan UU yang mengaturnya. Disatu pihak, peraturan yang mengatur kebijakan ini yaitu
UU no 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional menyatakan bahwa sistem
pembiayaan kesehatan berbasis asuransi sosial, namun dalam implementasinya sistem
pembiayaan kesehatan di Indonesia didominasi oleh pembiayaan pemerintah dari sumber
pajak (Kompasiana, 2011).
Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia. Yang berlaku saat ini adalah Jaminan
Kesehatan Nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang secara bertahap. Tetapi untuk
Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesmas/Jamkesda) yang
mencakup lebih dari 75 juta penduduk menggunakan sistem pajak yaitu negara membayar
langsung kepada pemberi pelayanan kesehatan. Sementara itu dualisme yang berlangsung
yaitu antara UU yang berlaku dan implementasinya di lapangan, membingungkan
pengambilan kebijakan teknis dan berdampak pada inefesiensi , kurang tepatnya sasaran dan
ketidakadilan akses dalam pelayanan kesehatan(Trisnantono, 2014).
Pada saat ini Indonesia memerlukan suatu kebijakan yang menyeluruh dan terpadu
untuk menjawab tantangan yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan yang semakin
kompleks yang disebabkan antara oleh: perubahan pola kependudukan Indonesia, jenis
penyakit yang dihadapi dan juga perubahan nutrisi yang disebabkan oleh perubahan pola
hidup. Indonesia masih dianggap negara yang kurang memberikan prioritas kesehatan untuk
penduduknya. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya alokasi dana pemerintah untuk sektor
kesehatan yang jumlahnya hanya sekitar 2% dari PDB, dan masih jauh dibawah rekomendasi
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang merekomendasikan 5% dari PDB(Trisnantono,
2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pembiayaan kesehatan di Malaysia dan Singapura?
2. Dari mana saja sumber biaya kesehatan di Malaysia dan Singapura?
3. Bagaimana cara mengetahui Perbandingan Sistem Kesehatan Malaysia dan
Singapura?

C. Tujuan
1. Mengetahui sistem pelayanan kesehatan di Negara Singapura dan Malaysia
2. Diketahuinya sistem pembiayaan kesehatan di Malaysia dan Singapore
3. Untuk mengetahui Perbandingan Sistem Kesehatan Malaysia dan Singapura

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman dalam menulis makalah mengenai pembiayaan kesehatan.
Memberika wawasan yang sangat luas dan menarik mengenai pembiayaan
kesehatan dinegara lain yang sudah baik.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan mengenai pembiayaan kesehatan
nasional, regional dan internasional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pembiayaan Kesehatan


Pembiayaan kesehatan (WHO, 2011), Merupakan sekumpulan dana danpenggunaan
dana tersebut untuk membiayai kegiatan kesehatan yang dilakukansecara langsung serta
memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat baik itu dalam lingkup
Kabupaten, Provinsi maupun Negara.Biaya Kesehatan ialah besarnya dana yang harus di
sediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Azrul Azwar : 1996)
Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur
tentang besarnya alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. (Helda : 2011). Sedangkan, Subsistem Pembiayaan Kesehatan
adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan sumber daya keuangan secara terpadu dan saling mendukung untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. (Ana Faiza : 2013)
Dari beberapa pendapat mengenai Pembiayaan Kesehatan diatas, terlihat bahwa
biaya kesehatan dapat ditinjau dari beberapa sudut, yaitu :
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimakasud biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (Health
Provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan.Dengan pengertian yang seperti ini tampak
bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama
pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan
menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai Jasa Pelayanan
Yang dimakasud biaya kesehatan dari sudut pemakai jalan pelayanan
(Health Consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya
kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam
batas-batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam
rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang membutuhkannya.
2.2 Macam-Macam Biaya Kesehatan
Biaya kesehatan banyak macamnya, karena semuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang di selenggarakan atau yang dimaNfaatkan. Biaya
kesehatan secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
1) Biaya Pelayanan Kedokteran
Biaya yang dimaksudkan disini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran ,yakni yang tujuan
utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita
2) Biaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Biaya yang dimaksudkan disini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat ,yakni
yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit.

2.3 Sumber Biaya Kesehatan


Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas-
fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public) dan swasta
(private). Kini masih diperdebatkan apakah kesehatan itu sebenarnya barang public atau
private mengingat bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan yang dipegang oleh pihak swasta
(private) cenderung bersifat komersil. Di sebagian besar wilayah Indonesia, sektor swasta
mendominasi penyediaan fasilitas kesehatan, lebih dari setengah rumah sakit yang tersedia
merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan kesehatan
diberikan oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen). Hal ini tentunya
akan menjadi kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Tingginya
biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-fasilitas kesehatan
swastatidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia
yang tergolong menengah ke bawah.
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain. Secara
umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Bersumber dari anggaran pemerintah
Surnber pernbiayaan kesehatan oleh pernerintah adalah sernua surnber
anggaran yang dikeluarkan oleh pernerintah sesuai dengan sistem anggaran yang
berlaku. Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-
cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya
belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat
besar. Terrnasuk didalarnnya anggaran Pernerintah Pusat, Propinsi dan
KabupatentKota.Sumber Pembiayaan pemerintah berasal dari : (a) Pendapatan
pajak secara umum, (b) Pinjaman luar negeri/’deficit financing, (c) Pendapatan
pajakpenjualan, (d) Asuransi sosial (Soewondo, 1998).
b) Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini
mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam
penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya
pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan
fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya
pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan
tersebut. Contohnya CSR atau Corporate Social Reponsibility) dan pengeluaran
rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.
c) Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan
penyakit-penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain,
misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan
dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 yang diberikan oleh
WHO kepada negara-negara berkembang (termasuk Indonesia).
d) Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan
kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung
sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi.
Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya
kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.
Dengan ikut sertanya masyarakat menyelenggarakan pelayanan kesehatan, maka
ditemukan pelayanan kesehatan swasta. Selanjutnya dengan diikutsertakannya masyarakat
membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan tidaklah cuma-
cuma. Masyarakat diharuskan membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.
Sekalipun pada saat ini makin banyak saja negara yang mengikutsertakan masyarakat dalam
pembiayaan kesehatan, namun tidak ditemukan satu negara pun yang pemerintah sepenuhnya
tidak ikut serta. Pada negara yang peranan swastanya sangat dominan pun peranan
pemerintah tetap ditemukan. Paling tidak dalam membiayai upaya kesehatan masyarakat, dan
ataupun membiayai pelayanan kedokteran yang menyangkut kepentingan masyarakat yang
kurang mampu.
a. Alur pembiayaan kesehatan
Alur pembiayaan kesehatan dimulai dari dari mana sumber dana didapat
(pemerintah atau swasta), jika sumber dana sudah jelas, maka akan dikelola oleh
agen pembiayaan (misalnya:asuransi) yang nantinya dana tersebut akan digunakan
oleh provider kesehatan (Dokter, RS,Dinkes) atau fungsi kesehatan (pengobatan
pasien, pengelolaan Rumah Sakit).
Sumber-sumber pendanaan kesehatan setiap negara berbeda-beda sesuai
dengan kebijakan yang diatur oleh negara masing-masing. Faktor situasional,
struktural, kultural, dan lingkungan bisa mempengaruhi kebujakan publik.
Beberapa sumber pendanaan yang dipengaruhi oleh ideologi negara adalah :
a) sosialis (welfare state).
Negara bertanggung jawab dan memberikan kebebasan biaya pada
seluruh masyarakat. Aspek kesehatan warga ditanggung penuh oleh negara dan
hal tersebut tidak untuk mencari keuntungan. Hal ini tidak melihat kelas
ekonomi warga, masyarakat dari kalangan ekonomi rendah sampai dengan
kalangan ekonomi tinggi dapat merasakannya. Tetapi hal tersebut memberi
konsekuensi bahwa biaya kesehatan negara tersebut menjadi tinggi.
Cth : Eropa barat, AS, Australia
b) liberal-kapitalis
Negara tidak bertanggung jawab sepenuhnya dalam pendanaan
kesehatan. Negara menyerahkan harga pembiayaan kesehatan tergantung pasar
sehingga bisa disebut juga profit-oriented, dimana pembiayaan tidak dilihat dari
status ekonomi masyarakat sehingga penyedia pelayanan kesehatan dapat
mengambil untung sebesar-besarnya.
Cth : Mesir, Senegal Afrika Selatan
c) Kombinasi
Kombinasi yang berarti perpaduan antara pendanaan dari pemerintah,
swasta dan masyarakat. Hal ini dimaksudnya jika ketika pemerintah tidak
mampu ikut andil dalam pembiayaan kesehatan, maka dapat dibantu oleh biaya
dari masyarakat atau swasta.
Cth : Jerman, Belanda, dan Perancis
1) Peningkatan Efektifitas

Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau


alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki,
maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya
pencegahan, bukan pengobatan penyakit.

2) Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk
peningkatan efisiensi antara lain:
a) Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan.
Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan
yakni:
 standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan
standar minimal laboratorium.
 standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan
perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial.Dengan adanya
standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi
juga sekaligus dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai
mutu pelayanan.
 Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan
efisiensi ialah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai
sarana pelayanan kesehatan. Terdapat dua bentuk kerjasama yang
dapat dilakukan yakni:
b) Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli
peralatan kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan
pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang
tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan peralatan yang rendah.
Dengan demikian efisiensi juga akan meningkat.
c) Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan
kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana
kesehatan lainnya.
3) Fungsi pembiayaan kesehatan
a) Penggalian dana
 Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber
dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun
daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta
berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan
masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta
dihimpun dengan menerapkan prinsip public-private patnership yang
didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan pajak untuk
setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari masyarakat
dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna membiayai upaya
kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau
dilakukan secara pasif yakni menambahkan aspek kesehatan dalam
rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat,
contohnya dana sosial keagamaan.
 Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal
dari masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi
masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari
pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
b) Pengalokasian dana
 Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja baik pusat maupun daerah sekurang-
kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan
belanja setiap tahunnya.
 Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk
UKM dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan
dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan wajib dan atau
sukarela.
c) Pembelanjaan
 Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership
digunakan untuk membiayai UKM.
 Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana
Sosial Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
 Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan
kesehatan keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan wajib.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sistem Pembiayaan kesehatan di Malaysia


3.1.1. Pembiayaan Kesehatan di Malaysia

Sebagai Negara persemakmuran, sistem jaminan sosial di Malaysia berkembang lebih


awal dan lebih pesat dibandingkan dengan perkembangan sistem jaminan sosial di negara lain
di Asia Tenggara. Pada tahun 1951 Malaysia sudah memulai program tabungan wajib
pegawai untuk menjamin hari tua (employee provident fund, EPF ) melalui Ordonansi EPF.
Seluruh pegawai swasta dan pegawai negeri yang tidak berhak atas atas pensiun wajib
mengikuti program EPF yang dikelola terpusat, meskipun Malaysia merupakan negara
federasi. Ordonansi EPF kemudian diperbaharui menjadi UU EPF pada tahun 1991. Pegawai
pemerintah mendapatkan pensiun yang merupakan tunjangan karyawan pemerintah2.
Selain itu, Malaysia juga memiliki sistem jaminan kecelakaan kerja dan pensiun cacat
yang dikelola oleh Social Security Organization (SOCSO) (bukan Bhd atau PT di Indonesia)
yang dalam bahasa Malaysia disebut H Thabrany – Analisis BPJS Hal – 39 Pertubuhan
Keselamatan Sosial (PERKESO), yang juga dikelola terpusat oleh pemerintah federal. Dalam
pelayanan kesehatan, pemerintah federal Malaysia (Departemen Kesehatan) bertanggung
jawab dan mengelola langsung pembiayaan dan penyediaan pelayanan kesehatan secara cuma
– cuma bagi seluruh penduduk. Karena seluruh rakyat sudah mendapat jaminan pelayanan
kesehatan gratis, maka jaminan kesehatan tidak masuk dalam sistem jaminan sosial di
Malaysia (Kertonegoro,1998-31;Roy,2001-32).Sistem pembiyaan kesehatan di Malaysia
terbagi menjadi dua yaitu kesehatan publik dan kesehatan privat. Untuk kesehatan publik
Sumber dana berasal dari beberapa sumber yaitu pajak masyarakat yang dibayarkan
langsung kepada pemerintah federal, anggaran pendapatan negara tahunan, dan dari lembaga
SOSCO dan EPF. Dana ini kemudian dialokasikan untuk program preventif dan promotif
seperti kesehatan lingkungan, izin fasilitas kesehatan, inspeksi bangunan, kontrol terhadap
vektor kebersihan, kontrol terhadap kualitas makanan, kontrol terhadap penyakit menular,
kontrol terhadap kebersihan air, dan perencanaan pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk
program kuratif dan rehabilitatif, Pemerintah Malaysia menetapkan Universal Coverage yaitu
semua warga dijamin atas pelayanan kesehatan yang diterima dengan hanya iur bayar 1 RM
(Ringit Malaysia) untuk berobat pada dokter umum serta 5 RM untuk berobat pada dokter
spesialis. Namun beberapa penyakit berat dengan harga pengobatan yang mahal tidak
tercakup dalam sistem pembiayaan kesehatan ini. Selain untuk program preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif, Dana kesehatan juga digunakan untuk pembiayaan pendidikan calon
tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, apoteker dan lain sebagainya.
Biaya pengobatan yang di keluarkan warga untuk berobat relatif murah (1 RM – 5
RM) maka antrian pengobatan di rumah sakit pemerintah tergolong panjang (untuk penyakit
kritis akan didahulukan) sehingga bagi warga yang tidak sabar untuk mendapatkan layanan
pengobatan akan memilih berobat di sektor swasta dengan uang sendiri (out of pocket). Atau
mereka mengikuti asuransi kesehatan yang disediakan lembaga swasta dengan penyakit
tertentu yang tidak tercover oleh pembiayaan kesehatan dari pemerintah.
Biaya operasional kesehatan di negara Malaysia tergolong murah karena pemerintah
membebaskan pajak untuk alat kesehatan dan obat-obatan. Dokter dibatasi hanya boleh
berpraktik di satu tempat yaitu pelayanan kesehatan milik pemerintah atau memilih bekerja di
satu tempat pelayanan kesehatan milik swasta. Gaji dokter juga sangat tinggi sehingga mutu
kesehatan di negara Malaysia terjamin kualitasnya.
Rumah sakit milik pemerintah melakukan klaim pembiayaan kesehatan dengan
melihat besarnya pengeluaran untuk kesehatan di tahun sebelumnya kemudian mengajukan
anggaran pembiyaan kepada Kementrian Kesehatan / MoH ( Ministry of Health ).

Kelebihan Model Pembiayaan Malaysia yaitu :

1. Masyarakat iur bayar dengan harga yang sangat murah yaitu 1 RM – 5 RM.
2. Walaupun Tenaga kesehatan (dokter) hanya boleh berpraktik di satu tempat tetapi
terjamin kesejahteraannya yaitu dengan gaji yang cukup tinggi.
3. Biaya operasional kesehatan tergolong murah karena alat kesehatan dan obat-obatan
dibebaskan dari pajak.
4. Anggaran kesehatan dialokasikan juga untuk pembiyaan pendidikan tenaga kesehatan.
5. Pelayanan kesehatan milik pemerintah terstandarisasi.
6. Akses pelayanan kesehatan mudah. Setiap penduduk tinggal maksimal 5 km dari
layanan kesehatan (Rumah sakit atau klinik pemerintah).
7. Pajak langsung dibayarkan ke pemerintah federal sehingga tidak ada dana yang
terhambat di daerah.
8. Mencangkup lebih banyak orang sampai 100% (universal coverage).
9. Sumber pendanaan berasal dari banyak sektor ( pajak, APBN, EPF, SOSCO, dll).
10. Lebih mudah dikelola.
Kekurangan Model Pembiayaan Malaysia yaitu :

1. Dengan iur bayar yang murah dan layanan kesehatan yang terstandar, antrian warga
berobat panjang. Rumah sakit dan klinik pemerintah padat oleh pengunjung dengan
jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang terbatas.
2. Pembayaran untuk biaya operasional rumah sakit atau klinik pemerintah dengan cara
melihat pengeluaran tahun sebelumnya sehingga kemungkinan rumah sakit bisa
mengalami kerugian apabila terjadi pembengkakan biaya untuk tahun selanjutnya.
3. Bersifat kurang stabil atau kurang memadai karena anggaran secara tahunan harus
bersaing dengan dinas lain / bagian lain.
4. Tidak efisien karena cenderung menguntungkan yang kaya dibanding dengan
masyarakat miskin apabila tidak ada kondisi yang mendukung misalnya pertumbuhan
ekonomi yang baik, administrasi pajak yang profesional dan institusi yang kompeten.
5. Rentan terhadap “moral hazard” karena masyarakat akan tergantung dengan
pelayanan kesehatan yang gratis sehingga keinginan menjaga kesehatan menjadi
rendah.

3.1.2. Pelayanan Kesehatan Di Malaysia

Dalam sejarahnya, pelayanan kesehatan di Malaysia telah melalui perubahan radikal.


Pada masa prakolonial awal, perawatan medis hanya terbatas pada obat tradisional yang
umum di kalangan populasi lokal, seperti Malaysia, Cina, dan kelompok etnis lain.
Kedatangan kolonialisme membawa praktik medis Barat ke negara ini. Sejak kemerdekaan
Malaysia pada Agustus 1957, sistem perawatan medis berubah secara bertahap untuk
memenuhi kebutuhan medis saat ini.
Malaysia, sebagai salah satu negara berkembang paling dikenal di Asia, memiliki
potensi luar biasa pada sektor yang kini semakin penting - pariwisata medis. Pelayanan
kesehatan di Malaysia, di bawah tanggung jawab Kementerian Kesehatan, memiliki sistem
layanan kesehatan yang efisien dan luas, dengan mengoperasikan dua sistem pelayanan
kesehatan; terdiri dari sistem pelayanan kesehatan umum yang dikelola pemerintah serta
sistem pelayanan kesehatan swasta yang berjalan berdampingan.
Semakin banyak rumah sakit swasta Malaysia yang menawarkan keahlian dalam
bidang medis, antara lain kardiologi, onkologi, bedah estetika, bedah robotik, penanganan
kesuburan, bedah bariatrik, ortopedi, implantasi gigi, optalmologi, neurologi, dan prosedur
estetika seperti bedah akses minimal. Selain diatur oleh Kementerian Kesehatan, sebagian
besar rumah sakit ini juga memiliki akreditasi yang diakui internasional, misalnya, dari Joint
Commission International, yang mengakreditasi organisasi dan program pelayanan kesehatan
di Amerika Serikat.

Maka, dengan layanan medis papan atas yang menyediakan perawatan andal, aman,
dan efektif dalam lingkungan nyaman dengan kemudahan akses dan harga terjangkau,
Malaysia jelas telah menjadi pilihan unggul untuk pasien asing yang mencari perawatan
kesehatan di luar negeri. Industri pelayanan kesehatan kami jelas sudah melangkah jauh ke
depan.

Beberapa institusi terlibat dalam sistem kesehatan malaysia adalah :


1. Menteri Kesehatan
2. Kantor Pemerintahyang Berfungsi Kesehatan
3. Lembaga Kesehatan Sukarela
4. Perusahaan Yang Bergerak Di Bidang Kesehatan dan
5. Lembaga Swasta.
Pembiayaan kesehatan di Malysia selain dari unsur pemerintah , beberapa organisasi
seperti organisasi sukarela (palang merah dan lain-lain), badan usaha milik negara dan
perusahaan milik negara dan perusahaan swasta memberikan andil yang banyak dalam
penyedia pelayaanan kesehatan di Malaysia. Secara umum, peran pemerintah dalam
pembiayaan kesehatan dalam alokasi dana kesehatan mencapai 75% dan sisanya swasta
(Adisasmito, 2011).

3.2 Sistem Kesehatan di Singapura


3.2.1. Definisi Sistem Kesehatan di Singapura
Singapura memiliki sistem non-dimodifikasi kesehatan universal di mana pemerintah
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan dalam sistem kesehatan masyarakat, terutama
melalui sistem tabungan wajib, subsidi dan kontrol harga. Sistem Singapura menggunakan
kombinasi tabungan wajib dari pemotongan gaji untuk memberikan subsidi dalam rencana
asuransi kesehatan dinasionalisasi dikenal sebagai Medisave. Dalam Medisave, setiap warga
negara terakumulasi dana yang secara individual dilacak, dan dana tersebut dapat
dikumpulkan di dalam dan melintasi seluruh keluarga. Sebagian besar warga Singapura
memiliki tabungan besar dalam skema ini. Salah satu dari tiga tingkat subsidi dipilih oleh
pasien pada saat episode kesehatan.
Sebuah prinsip utama skema kesehatan nasional Singapura adalah bahwa ada layanan
medis disediakan secara gratis, terlepas dari tingkat subsidi, bahkan dalam sistem kesehatan
publik. Mekanisme ini dimaksudkan untuk mengurangi overutilisation layanan kesehatan,
fenomena yang sering terlihat di subsidi penuh sistem asuransi kesehatan universal. Out-of-
saku biaya bervariasi untuk setiap layanan dan tingkat subsidi. Pada tingkat tertinggi subsidi,
meskipun masing-masing biaya out-of-saku biasanya kecil, biaya dapat menumpuk dan
menjadi substansial bagi pasien dan keluarga. Pada tingkat terendah, subsidi ini berlaku tidak
ada, dan pasien diperlakukan seperti pasien swasta, bahkan di dalam sistem publik. Sektor
swasta semakin besar menyediakan perawatan bagi mereka yang pribadi tertanggung, pasien
asing, atau pasien umum yang mampu membayar apa yang sering berjumlah sangat besar
out-of-saku pembayaran atas tingkat subsidi yang diberikan oleh pemerintah.
Sekitar 70-80% dari Singapura mendapatkan perawatan medis mereka dalam sistem
kesehatan masyarakat. Pemerintah secara keseluruhan pengeluaran kesehatan untuk jumlah%
hanya 3-4 dari PDB tahunan, sebagian karena pengeluaran pemerintah pada kesehatan dalam
sistem swasta sangat rendah. Singapura saat ini memiliki tingkat kematian bayi terendah di
dunia (hanya bisa disamai oleh Islandia) dan di antara harapan hidup tertinggi sejak lahir,
menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Singapura memiliki "salah satu sistem kesehatan yang
paling sukses di dunia, baik dari segi efisiensi dalam pembiayaan dan hasil yang dicapai
dalam hasil kesehatan masyarakat," menurut sebuah analisis oleh perusahaan konsultan
global yang Watson Wyatt. Pemerintah teratur menyesuaikan kebijakan untuk aktif mengatur
"pasokan dan harga dari pelayanan kesehatan di negara" dalam upaya untuk menjaga harga di
cek. Namun, untuk sebagian besar pemerintah tidak secara langsung mengatur biaya
perawatan medis swasta. Biaya ini sebagian besar tunduk pada kekuatan pasar, dan sangat
beragam dalam sektor swasta, tergantung pada spesialisasi medis dan layanan yang
disediakan.
Fitur khusus dari sistem kesehatan Singapura yang unik, dan telah digambarkan
sebagai "sistem yang sangat sulit untuk mereplikasi di banyak negara lain." Singapura juga
banyak memiliki asuransi kesehatan tambahan swasta untuk layanan yang tidak tercakup
oleh program pemerintah.
3.3 Jenis Asuransi Kesehatan Di Singapura
3.3.1 Singapore Asuransi Kesehatan Pribadi

Rencana ini dirancang untuk individu dan yang paling sering diambil oleh Singapura

dan warga asing mencari untuk melindungi terhadap biaya yang lebih tinggi terkait dengan

fasilitas top Singapura medis yang berkualitas.

1. Singapore Family Asuransi Kesehatan

Banyak ekspatriat yang pindah ke Singapura mungkin tertarik dalam rencana

asuransi keluarga yang akan mencakup semua kebutuhan medis bagi seluruh

keluarga, bahkan di rumah sakit swasta paling mahal.

2. Singapore Medical Group Asuransi

Sebagai pusat bisnis internasional, Singapura memiliki banyak perusahaan

besar dan konglomerat internasional yang menjaga kantor di negara-kota. Banyak

perusahaan di Singapura akan menawarkan cakupan untuk karyawan mereka

melalui kebijakan asuransi kelompok kesehatan.

3. Singapore Travel Medical Insurance

Rencana perjalanan adalah untuk orang-orang yang baik bepergian atau

bekerja di Singapura. Mereka dapat custom-made untuk periode waktu yang

berbeda, namun perjalanan tunggal tidak dapat melebihi 12 bulan.

4. Singapore Guru Asuransi Kesehatan

Mengingat posisi Singapura sebagai kota internasional, ia memiliki sejumlah

sekolah internasional dari berbagai sistem sekolah. Rencana Guru adalah salah

satu cara terbaik untuk guru-guru di sekolah-sekolah seperti ISS International

School Singapore untuk mendapatkan cakupan asuransi kesehatan.


3.4 Perbedaan Sistem Pembiayaan antara Malaysia dengan Singapura

No Faktor Pembeda Malaysia Singapora

1 Sistem pembiayaan Biaya kesehatan ditanggung oleh Sedangkan di Singapura memberikan


kesehatan pemerintah dan masyarakat. Biaya jaminan kesehatan menyeluruh bagi
berasal dari pajak yang dibayarkan penduduknya melalui sebuah sistem
oleh masyarakat kepada pemerintah pembiayaan yang berdasarkan kepada
federal dan masyarakat juga tanggung jawab individual dan
diharuskan iur biaya sebesar 1RM- pelayanan kesehatan yang terjangkau.
5RM . Alokasi dana ditentukan Tingkat perlindungan (sistem
oleh Kementrian keuangan dan pembiayaan) yang pertama dilakukan
sistem pembiayaan kesehatan melalui subsidi pemerintah yang
langsung dikendalikan oleh berasal dari perolehan pajak
kementrian kesehatan / Ministry of
Health (MoH)

2 Sumber biaya Pajak dan iur masyarakat Tingkatan sistem pembiayaan


selanjutnya dilakukan melalui social
insurance (asuransi sosial) yang telah
ditetapkan oleh pemerintah
Singapura.

3 Pengelola sistem Kementrian Kesehatan / MoH Sistem pembiayaan pelayanan


pembiyaan kesehatan (Ministry of Health) kesehatan seperti yang telah
disebutkan diatas hanya berlaku untuk
pelayanan kesehatan yang dilakukan
di sektor publik

4 Cakupan kepesertaan Bisa mencapai 100% (universal Bisa mencapai 100% (universal
coverage) coverage)

5 Pembayaran oleh Warga iur bayar 1 RM-5 RM setiap memberikan jaminan kesehatan
peserta berobat ke klinik/RS menyeluruh bagi penduduknya
melalui sebuah sistem pembiayaan
yang berdasarkan kepada tanggung
jawab individual dan pelayanan
kesehatan yang terjangkau

6 Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan (dokter) dibayar Tenaga kesehatan (dokter) dibayar
dengan gaji yang tinggi dan hanya dengan gaji yang tinggi dan hanya
boleh berpraktik pada satu tempat boleh berpraktik pada satu tempat

7 Penyedia layanan Klinik/RS pemerintah Penyedia layanan tingkat I :


kesehatan
Dokter keluarga, puskesmas, klinik

Penyedia layanan tingkat lanjut

Rumah sakit pemerintah dan rumah


sakit spesialis
8 Paket Manfaat Paket manfaat bersifat Paket manfaat yang ditawarkan
komprehensif mulai dari upaya bersifat komprehensif. Setiap peserta
promotif (kampanye hidup sehat), berhak memperoleh manfaat jaminan
preventif (kontrol sanitasi kesehatan yang bersifat pelayanan
lingkungan, inspeksi banguanan, kesehatan perorangan, mencakup
kontrol sanitasi makanan) pelayanan promotif, preventif, kuratif,
penyediaan pelayanan tingkat dan rehabilitatif termasuk pelayanan
pertama sampai lanjutan. obat dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan. Manfaat jaminan
kesehatan sebagaimana dimaksud
terdiri atas manfaat medis dan manfaat
non medis. Manfaat medis tidak
terikat dengan besaran iuran yang
dibayarkan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Malaysia, sebagai salah satu negara berkembang paling dikenal di Asia, memiliki
potensi luar biasa pada sektor yang kini semakin penting - pariwisata medis. Pelayanan
kesehatan di Malaysia, di bawah tanggung jawab Kementerian Kesehatan, memiliki sistem
layanan kesehatan yang efisien dan luas, dengan mengoperasikan dua sistem pelayanan
kesehatan; terdiri dari sistem pelayanan kesehatan umum yang dikelola pemerintah serta
sistem pelayanan kesehatan swasta yang berjalan berdampingan.
Beberapa institusi terlibat dalam sistem kesehatan malaysia adalah :
1. Menteri Kesehatan
2. Kantor Pemerintahyang Berfungsi Kesehatan
3. Lembaga Kesehatan Sukarela
4. Perusahaan Yang Bergerak Di Bidang Kesehatan dan
5. Lembaga Swasta.

Singapura memiliki sistem non-dimodifikasi kesehatan universal di mana pemerintah


menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan dalam sistem kesehatan masyarakat, terutama
melalui sistem tabungan wajib, subsidi dan kontrol harga. Sistem Singapura menggunakan
kombinasi tabungan wajib dari pemotongan gaji untuk memberikan subsidi dalam rencana
asuransi kesehatan dinasionalisasi dikenal sebagai Medisave. Dalam Medisave, setiap warga
negara terakumulasi dana yang secara individual dilacak, dan dana tersebut dapat
dikumpulkan di dalam dan melintasi seluruh keluarga. Sebagian besar warga Singapura
memiliki tabungan besar dalam skema ini. Salah satu dari tiga tingkat subsidi dipilih oleh
pasien pada saat episode kesehatan.

Jenis jenis asuransi kesehatan di Singapura di antaranya adalah :

1. Singapore Asuransi Kesehatan Pribadi


2. Singapore Fa
3. mily Asuransi Kesehatan
4. Singapore Medical Group Asuransi
5. Singapore Travel Medical Insurance
6. Singapore Guru Asuransi Kesehatan
4.2 Saran
1. Seharusnya setiap negara menerapkan sistem penyediaan pelayanan kesehatan
yang lebih pluralistik, berdasarkan asuransi sosial wajib ataupun asuransi swasta.
2. Pembiayaan kesehatan di Asean seharusnya menggunakan prinsip kombinasi yaitu
perpaduan antara pendanaan dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Hal ini
dimaksudnya jika ketika pemerintah tidak mampu ikut andil dalam pembiayaan
kesehatan, maka dapat dibantu oleh biaya dari masyarakat atau swasta.
3. Seharusnya setiap sistem pembiayaan kesehatan disuatu negara disesuaikan
dengan kondisi masyarakat, wilayah dan beban penyakit serta derajat kesehatan
masyarakat.
4. Sistem pembiayaan kesehatan di Asean seharusnya berpegang teguh pada
ketentuan konstitusi yaitu peraturan perundang-undangan tentang sistem
kesehatan .
5. Semoga Indonesia dapat mencontoh sistem kesehatan Negara tetangga yaitu
Singapura, Malaysia yang menduduki peringkat kedua sistem kesehatan yang
terbaik di dunia.
DAFTAR USTAKA
(2014, November 28). Dipetik Desember 14, 2014, dari Manajemen Pembiayaan Kesehatan:
http://manajemen-pembiayaankesehatan.net/

Ali Imran, L. O. (2013). Ekonomi Kesehatan. Kendari.

Harbianto, L. d. (2011). Sumber-sumber pembiayaan kesehatan nasional .

Kompasiana. (2011, Oktober 16). Kesehatan. Dipetik Desember 14, 2014, dari
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/10/16/kebijakan-pembiayaan-kesehatan-
403770.html

Suparyanto. (2014). Pembiayaan Kesehatan.

tatsachen. (2011). Fakta mengenai Jerman. Dipetik 12 16, 2014, dari www.tatsachen:
http://www.tatsachen-ueber-
deutschland.de/id/masyarakat/inhaltsseiten/glossary08.html?type=1&no_cache=1

Thabarany, H. (204). Masalah dan Tantangan pendanaan dan Pembiayaan Kesehatan di


Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.

Trisnantono, R. S. (2014, April 3). Kebijakan Pembiayaan Kesehatan. Dipetik Desember 14,
2014, dari pmmc.or.id: http://pmmc.or.id/news/health-news/72-kebijakan-pembiayaan-
kesehatan-.html

Azwar, Azrul. 1998. Administrasi Kesehatan. Jakarta:Bina Aksara


Ghufron, Ali dkk.2008. Kesmas : Administrasi dan Praktik. Jakarta:EGC
Syukrini, Rahmah. 2011. Sistem Pembiayaan Kesehatan untuk Cakupan Universal.
http://www.academia.edu/7194604/Sistem_Pembiayaan_Kesehatan_untuk. (12
desember 2014)

Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan.
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Ite
mid=1. (12 desember 2014)

Malik, Ridwan. 2002. Pembiayaan Kesehatan Dl Indonesia Tahun 1990-2000. Buletin


Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desernber 2002: 93-105.
download.portalgaruda.org/article.php?article=80389&val=4892. (10 desember 2014
Lucy Stefani, Delfi. 2013. Pembiayaan Kesehata, (Online).
https://delfistefani.wordpress.com/2013/06/19/makalah-pembiayaan-kesehatan/. (12
Desember 2014)

Putri, Ayu Aprilia Paramitha Krisnayana. (2010). Analisis Perencanaan Sistem Program
Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) Tahun 2010. Tesis pada Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia Jakarta: tidak diterbitkan.

Japskren. Sistem Jaminan Kesehatan di Jepang. Diakses pada


http://www.scribd.com/doc/45305754/Sistem-Jaminan-Kesehatan-Di-Jepang-
Paper#force_seo (14 Desember 2014).

Liputan 6. (2014). Mengintip Asuransi Nasional di Negara Lain. Diakses pada


http://manajemen-pelayanankesehatan.net/papua/berita-media-nasional/1828-
mengintip-asuransi-nasional-di-negara-lain. (14 Desember 2014).

Anonimous. (2014). Alur Belanja Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah. Dipetik


December 12, 2014, dari Manajemen Pembiayaan Kesehatan: http://manajemen-
pembiayaankesehatan.net/index.php/80-sumber-dana/154-alur-belanja-apbn-ke-
daerah

BPK DKI Jakarta. (2014). Ringkasan APDB Tahun Anggaran 2014. Dipetik December 12,
2014, dari Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah DKI Jakarta:
http://www.jakarta.go.id/web/apbd

Hendrartini, Yulita. Perkembangan Pembiayaan Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Sosial


di berbagai Negara.
Niam, Muh. Miftachun. 2011. Masalah Kesehatan Amerika Serikat. FISIP. Universitas
Slamet Riyadi. Surakarta.
Thomson, Sarah, etc. 2012. International profiles of health care system, 2012. The
Commonwealth Fund
Chapter 1. Understanding the U.S. Healthcare System.
www.nhs.uk diakses pada 13 desember 2014

Anda mungkin juga menyukai