Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“RETARDASI MENTAL”

Oleh:

Nama : ELSA ARYATI

Tingkat :1A

NIM : PO0320218010

POLTEKKES KEMENKES ACEH

TAHUN AJARAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“RETARDASI MENTAL”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca.
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih apabila ada kurang
lebihnya penulis minta maaf.
Wabillahi taufik wal hidayah,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................ 4
D. Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
A. Pengertian Retardasi Mental ......................................................................... 5
B. Aspek Fungsi Reterdasi Mental ..................................................................... 5
C. Klasifikasi Retardasi Mental Menurut DSM-IV-TR ..................................... 6
D. Epidemiologi Reterdasi Mental ..................................................................... 6
E. Etiologi Retardasi Mental .............................................................................. 7
F. Gejala Retardasi Mental ................................................................................ 8
G. Kriteria Diagnostik Retardasi Mental ........................................................... 8
H. Diagnosis Reterdasi Mental ........................................................................... 8
I. Pengobatan Rertardasi Mental .................................................................. ...10
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orangtua yang menganggap bahwa anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus
merupakan suatu aib yang sngat besar dan memalukan bagi keluarga.Dan tidak jarang
mereka membuang atau menggugurkan janin yang ada di rahim mereka.
Salah satu dari anak yang memiliki kebutuhan khusus itu adalah anak yang memiliki IQ
di bawah 70, dan pada umumnya orangtua akan menganggap anak meeka bodoh.
Anak-anak yang memiliki IQ di bawah 70 ini jarang sekali dapat mengurus dirinya
sendiri dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Untuk itu peran orangtua sangat
di butuhkan namun jarang sekali orangtua sadar dan mengerti akan kebutuhan anaknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah retardasi mental itu?
2. Bagaimana ciri seseorang menderita retardasi mental?
3. Apa perbedaan antara retardasi mental dengan autisme?
4. Bagaimana cara mencegah agar seseorang tidak mengidap retardasi mental?
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah psikologi.
2. Mengetahui pengertian retardasi mental dan penyebabnya.
3. Mengetahui perbedaan antara retardasi mental dan autisme.
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian retardasi mental.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya retardasi
mental.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Retardasi Mental


Menurut American Association of Mental Retardation (AAMR), retardasi mental (RM)
atau disabilitas intelektual (DI) adalah disabilitas/ketidakmampuan yang ditandai
dengan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan rendahnya kemampuan untuk
menyesuaikan diri (perilaku adaptif). Ketidakmampuan ini muncul sebelum berusia 18
tahun. Sekitar 2-3% dari populasi dunia mengalami retardasi mental. Retardasi mental
dapat muncul sebagai salah satu gejala dari gangguan atau penyakit lain.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia dari kata “oligo” yang berarti kurang atau
sedikit dan “fren” yang berarti jiwa. Sehingga oligofrenia berarti tuna mental. Retardasi
mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses
patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual
dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau
gangguan fisik lainnya.
Hasil bagi intelegensi (IQ = Intelligence Quotient) bukanlah satu-satunya patokan yang
dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya RM. Sebagai kriteria dapat dipakai
juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial. Tingkatannya mulai
dari taraf ringan, sedang, berat, dan sangat berat.
B. Aspek Fungsi Retardasi Mental
1. Fungsi Intelektual (IQ)
Fungsi ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk belajar, membuat alasan,
membuat keputusan, dan memecahkan masalah. IQ dapat diukur dengan melakukan tes
IQ. Rata-rata IQ adalah 100. Seseorang dianggap disabilitas intelektual jika ia memiliki
IQ kurang dari 70 atau 75.
2. Fungsi Perilaku Adaptif
Fungsi ini terkait dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupannya
sehari-hari, sebagai contoh berkomunikasi efektif, berinteraksi dengan orang, dan
mengurus diri sendiri. Untuk menilai perilaku adaptif seorang anak, para ahli akan
mengamati kemampuan anak tersebut dan membandingkannya dengan anak-anak lain

5
seusianya. Adapun hal-hal yang dapat diamati seperti seberapa mampu anak dapat
makan atau berpakaian sendiri, seberapa baik anak berkomunikasi dan memahami orang
lain, dan bagaimana ia berinteraksi dengan keluarga, teman, dan anak-anak lain dengan
usia yang sama.
C. Tingkat dan Klasifikasi Retardasi Mental Menurut DSM-IV-TR
1. Retardasi Mental Ringan
Pada tingkat ini, seseorang memiliki jangkauan IQ dari 50-55 sampai 70, mungkin
terkait kondisi, termasuk autisme, epilepsi, atau cacat fisik.
2. Retardasi Mental Sedang
Pada tingkat ini, seseorang dapat mengambil bagian dalam kegiatan sosial yang
sederhana, memiliki jangkauan IQ 35-40 sampai 50-55.
3. Retardasi Mental Berat
Pada tingkat ini, seseorang memiliki gangguan motorik, perkembangan abnormal dari
sistem saraf pusat yang parah dan memiliki jangkauan IQ 20-25 sampai 35-40.
4. Retardasi Mental Berat Sekali
Pada tingkat ini, seseorang tidak dapat memahami atau mematuhi permintaan atau
instruksi, membutuhkan bantuan konstan dan pengawasan dan memiliki IQ kurang dari
20 atau 25.
D. Epidemiologi Retardasi Mental
Disabilitas intelektual diperkirakan mempengaruhi sekitar 1% dari populasi. Dari yang
mengalami disabilitas, 85% diantaranya adalah ringan. Hal ini artinya mereka hanya
sedikit lebih lambat dari rata-rata dalam hal menerima informasi atau mempelajari
keterampilan baru.
Di Indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit diketahui
karena RM kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana
retardasi mentalnya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah
dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. RM mengenai 1,5 kali lebih banyak pada
laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

6
E. Etiologi Retardasi Mental
Menurut Psychology Today, hanya 25% dari kasus ini memiliki penyebab yang
diketahui seperti:
1. Trauma sebelum atau selama persalinan, kehilangan oksigen, paparan alkohol, atau
infeksi.
2. Kelainan genetik, seperti mewarisi gen abnormal, sindrom Down, sindrom X, danPKU
(fenilketonuria).
3. Keracunan merkuri.
4. Gizi buruk atau masalah diet lainnya.
5. Penyakit anak usia dini, seperti batuk rejan, campak, atau meningitis.
Terjadinya retardasi mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan
lingkungan. Sekitar 30-50% penyebab dari retardasi mental tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental:
1. Kelainan anatomis pada otak;
2. Kekurangan oksigen selama di dalam kandungan atau saat proses persalinan yang lama
dan susah.Otak memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Apabila terjadi
kekurangan oksigen selama lebih dari 5 menit dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
pada otak. Kerusakan pada otak dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental dan
gangguan pada kemampuan motorik;
3. Kerusakan otak yang luas akibat trauma atau cedera kepala berat;
4. Kanker ganas pada otak;
5. Infeksi selama di dalam kandungan, yaitu toksoplasma, sitomegalovirus (CMV),
rubella, herpes simpleks, dan sifilis. Penyakit-penyakit tersebut sudah terbukti sebagai
penyebab dari terjadinya kelainan atau cacat bawaan dari lahir dan retardasi mental.
Apabila infeksi terjadi pada trimester awal kehamilan, umumnya kelainan yang dialami
lebih berat daripada trimester akhir;
6. Ibu demam lama selama mengandung;
7. Penggunaan obat anti kejang dan alkohol selama kehamilan. Beberapa obat anti kejang
tidak aman untuk ibu hamil dan dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Pemilihan
obat anti kejang yang aman dan kontrol dokter yang teratur dapatmengurangi resiko ini.
Alkohol yang dikonsumsi ibu dapat masuk ke dalam sirkulasi janin dan mempengaruhi

7
janin. Konsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan terjadinya sindroma
fetal alkohol;
8. Kekurangan yodium selama di dalam kandungan dan di awal kehidupan sehingga
terjadi kekurangan hormon tiroid. Yodium merupakan bahan yang diperlukan untuk
membuat hormon tiroid. Hormon tiroid berfungsi untuk membantu pertumbuhan
termasuk pertumbuhan dari otak. Apabila kekurangan hormon ini dapat menyebabkan
terjadinya retardasi memtal;
9. Sindroma Down, terjadi kelainan genetik berupa trisomi pada kromosom 21;
10. Sindroma DiGeorge, terjadi kelainan genetik berupa delesi pada kromoson 22.
F. Gejala Retardasi Mental
Anak yang menderita retardasi mental cenderung mengalami keterlambatan
perkembangan, termasuk dalam perkembangan berbicara dan berjalan. IQ yang rendah
membuat anak memiliki kemampuan daya ingat dan kemampuan belajar serta
kemampuan menganalisis yang lebih rendah daripada anak-anak lainnya.
Seringkali, anak yang mengalami retardasi mental juga mengalami fase vegetatif total
yang membatasi perilaku dan pergerakan anak. Selain itu, anak penderita retardasi
mental juga membutuhkan perhatian khusus dan seringkali tidak dapat hidup mandiri.
Berbeda dengan anak autis, anak dengan retardasi mental mudah menjalin ikatan atau
kedekatan dengan orang lain.
G. Kriteria Diagnostik Retardasi Mental Menurut DSM-IV-TR, yaitu:
1. Fungsi intelektual yang secara siknifikan di bawah rata rata IQ kira kira 70/
dibawahnya pada individu yang di lakukan tes IQ.
2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan
menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan, dan keamanan
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun
H. Diagnosis Retardasi Mental
Diagnosa RM dapat diperkirakan karena berbagai alasan yang berbeda. Jika bayi
memiliki kelainan fisik yang menunjukkan kelainan genetik atau metabolik, dapat
dilakukan beberapa tes untuk mendiagnosanya seperti tes darah, tes urin, tes pencitraan
untuk mencari masalah dalam otak, atau Electroencephalography (EEG) untuk mencari
adanya kejang. Pada anak-anak dengan keterlambatan perkembangan, dokter akan
melakukan tes untuk menyingkirkan masalah lain, termasuk masalah pendengaran dan

8
gangguan neurologis tertentu. Jika tidak ada penyebab lain, maka akan dilakukan
pengujian formal.
Ada 3 faktor dalam mendiagnosa disabilitas intelektual yaitu wawancara dengan orang
tua, observasi anak, serta pengujian kecerdasan dan perilaku adaptif. Seorang anak
dianggap RM jika ia memiliki defisit pada IQ dan perilaku adaptif. Jika hanya salah satu
yang ada maka anak tidak dianggap mengalami keterbelakangan mental.Setelah tim ahli
melakukan diagnosis, mereka akan menilai kekuatan dan kelemahan tertentu pada anak.
Ini membantu untuk menentukan seberapa besar dan apa jenis dukungan anak yang
dibutuhkan untuk bisa survive di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
I. Pengobatan Retardasi Mental
1. Latihan dan pendidikan retardasi mental
Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah :
a. Menggunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada
b. Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau anti sosial
c. Mengajarkan suatu keahlian atau skill agar anak itu bisa mandiri
2. Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
a. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri, dan
kebersihan badan.
b. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini adalah perkembangan sosial.
c. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin, dan kedudukan sosial
d. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak
baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai dengan
hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak
masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah
intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang
atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari
proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa
gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental
merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran
keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi Adaptif. Retardasi Mental ini dapat
terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya.
Jadi, sebagai orangtua harus menjaga dan mengerti atas kebutuhan anaknya, serta tidak
menjatuhkannya namun, membimbing ia agar menjadi anak yang memiliki potensi
khusus di balik kekurangannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Moeschler, JB. Shevell, M. (2013). Clinical Genetic Evaluation of the Child with
Mental Retardation or Developmental Delays. American Academy of Pediatrics.
Daily, DK. Ardinger, HH. Holmes, GE. (2000). Identification and Evaluation of Mental
Retardation..
Reterdasi Mental (http//www.republikaonline.com) Diakses pada hari Selasa, 01 November
2016 Pukul 19.56
http//www.emedicine.com Diakses pada hari Selasa, 01 November 2016 Pukul 20.30
http://primanetcangkring.blogspot.co.id/2014/11/makalah-retardasi.html Diakses pada hari
Selasa, 01 November 2016 Pukul 20.31

11

Anda mungkin juga menyukai