Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN
BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI BAHAN BAKAR NABATI
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
BERBASIS LEMAK DAN MINYAK
DARI TANAMAN KEHUTANAN (BIODIESEL)
Djeni Hendra, Santiyo Wibowo,
Novitri Hastuti, Heru S. Wibisono
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
BAHAN BAKAR NABATI
BERBASIS LEMAK DAN MINYAK
DARI TANAMAN KEHUTANAN (BIODIESEL)
ISBN: 978-979-313-273-0
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................iii
Daftar Isi............................................................................................ iv
Daftar Gambar................................................................................... iv
I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
II PEMBUATAN BIODIESEL............................................................ 3
1. Tahapan Proses Pembuatan Biodiesel...................................3
2. Teknologi Pembuatan Biodiesel.............................................7
III KINERJA BIODIESEL................................................................ 17
1. Pembuatan Biodiesel Kemiri Sunan..................................... 17
2. Pembuatan Biodiesel Nyamplung, Malapari, dan Bintaro...... 19
IV APLIKASI BIODIESEL................................................................ 21
V REKOMENDASI.........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah dan biji kemiri sunan (Aleurites trisperma B).............7
Gambar 2. Teknik pembuatan biodiesel bintaro dan kemiri sunan........8
Gambar 3. Teknik pembuatan biodiesel malapari............................... 10
Gambar 4. Buah dan biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L)........11
Gambar 5. Bunga, buah, dan biji malapari (Pongamia pinnata)......... 12
Gambar 6. Buah dan biji bintaro (Carbera manghas L)....................... 13
Gambar 7. Penyempurnaan proses pembuatan biodiesel................... 14
Gambar 8. Tahapan proses pembuatan minyak lemak....................... 15
Gambar 9. Aplikasi biodiesel pada berbagai peralatan.......................22
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBUATAN
BIODIESEL
b. Pengepresan/ekstraksi biji
Pembuatan minyak kasar (crude oil) dari biji yang telah
melalui proses pengupasan, pengukusan, dan pengeringan
(kadar air <12%), selanjutnya diekstrak dengan mengunakan
alat pengepres. Secara umum alat yang digunakan untuk
memisahkan minyak kasar menggunakan 2 tipe mesin pres
sebagai berikut.
Esterifikasi
Proses esterifikasi dilakukan dengan menambahkan metanol
teknis dalam perbandingan molar metanol terhadap berat free
fatty acid (FFA) 20:1, menggunakan katalis HCl/H2SO4 teknis 1%
(v/v), dan zeolit (untuk minyak yang mempunyai bilangan asam
tinggi), kemudian dipanaskan pada suhu 60oC selama 1 jam
disertai pengadukan dimulai dengan kecepatan rendah sampai
tinggi di dalam reaktor Estrans yang terbuat dari baja tahan karat
(stainless steel) yang dilengkapi dengan sistem pendingin metanol.
Selanjutnya setelah selesai, terhadap refined oil dilanjutkan
dengan proses transesterifikasi seperti yang diterangkan dalam
paragraf sebelumnya.
Proses ini digunakan apabila kadar FFA dari refined oil cukup tinggi
karena apabila proses yang digunakan langsung transesterifikasi
maka asam lemak bebas bukan diubah menjadi biodisel, tetapi
menjadi emulsi sabun. Prinsip proses ini adalah melakukan terlebih
dahulu proses esterifikasi sebelum proses transesterifikasi.
Seri Paket Iptek Teknologi Pengolahan Bahan Bakar Nabati Berbasis Lemak dan Minyak dari Tanaman Kehutanan (Biodiesel)
6
Transesterifikasi
Proses transesterifkasi dilakukan pada bahan baku yang
mempunyai bilangan asam rendah (≤1 mg basa/g). Prinsip
transesterifikasi adalah mereaksikan refined oil dengan metanol
teknis dalam perbandingan molar metanol terhadap berat
refined oil 10:1 dengan menggunakan katalis NaOH/KOH 0,5%
(b/v) dan dipanaskan pada suhu 60oC selama 30 menit disertai
pengadukan di dalam reaktor Estrans yang terbuat stainless steel
(baja tahan karat) yang tertutup rapat yang dilengkapi dengan
sistem pendingin metanol. Setelah proses selesai, biodiesel
yang dihasilkan diendapkan selama 3–4 jam untuk memisahkan
gliserol yang terbentuk dari pembuatan biodiesel tersebut.
Filterisasi
Filterisasi dimaksudkan yaitu penyaringan dilakukan pada
minyak hasil pencucian yang apabila hasil dari minyak biodiesel
tersebut masih terdapat kotoran-kotoran yang terdapat di
dalamnya yang tidak dikehendaki dan dapat menurunkan
kualitas minyak itu sendiri.
Pengemasan
Biodiesel hasil pemurnian dikemas menggunakan kemasan
dari bahan plastik dan ditutup rapat (agar tidak terjadi reaksi
oksidasi). Untuk menghindarkan terjadinya oksidasi, dapat pula
diberikan bahan antioksidan sebanyak 0,3% (b/v), berupa BHT,
BHA, TBHQ, dan NDGA.
6
Gambar 1.
Buah dan biji kemiri sunan
(Aleurites trisperma B)
BINTARO/KEMIRI
SUNAN
PENGUPASAN
DAN PENGUKUSAN
SINAR
PENGERINGAN
MATAHARI
PENGEMPAAN
ANALISIS
BILANGAN ASAM
DEGUMMING I (H3PO4)
ANALISIS
BILANGAN ASAM
ESTERIFIKASI
ANALISIS
BILANGAN ASAM
TRANSESTERIFIKASI
- BILANGAN ASAM
- DENSITAS ANALISIS
- KADAR AIR BILANGAN
PENCUCIAN ASAM
- BILANGAN IOD
- BILANGAN
PENYABUNAN
- BILANGAN ESTER PENGHILANGAN AIR
- VISKOSITAS
- BILANGAN SETANE
- RENDEMEN BIODIESEL BIODIESEL
- UJI COBA BAHAN
BAKAR BIODIESEL
MALAPARI
PENGUPASAN
DAN PENGUKUSAN
SINAR
PENGERINGAN
MATAHARI
PENGEMPAAN
ANALISIS
BILANGAN ASAM
DEGUMMING I (H3PO4)
DAN II (bentonit+zeolit)
ANALISIS
BILANGAN ASAM
ESTERIFIKASI
ANALISIS
BILANGAN ASAM
TRANSESTERIFIKASI
Gambar 4.
Buah dan biji nyamplung
(Calophyllum inophyllum L)
Gambar 5.
Bunga, buah, dan biji malapari
(Pongamia pinnata)
Seri Paket Iptek Teknologi Pengolahan Bahan Bakar Nabati Berbasis Lemak dan Minyak dari Tanaman Kehutanan (Biodiesel)
13
Gambar 6.
Bunga, buah, dan biji bintaro
(Carbera manghas L)
BIJI NYAMPLUNG,
MALAPARI, DAN BUINTARO
PENGUPASAN
DAN PENGUKUSAN
SINAR
PENGERINGAN
MATAHARI
PENGEMPAAN
ANALISIS
BILANGAN ASAM
DEGUMMING I (H3PO4)
DAN II (bentonit)
ANALISIS
BILANGAN ASAM
ESTERIFIKASI + zeolit
ANALISIS
BILANGAN ASAM
TRANSESTERIFIKASI
1 2 3
4 5 6
Keterangan Gambar:
1. Penggilingan/pengempaan dengan mesin
kempa hidraulik manual,
2. Penggilingan/pengempaan dengan mesin
ekstruder,
3. Minyak kasar (crude oil),
4. Degumming, proses estran, pencucian, dan
pemurnian (multifungsi),
5. Penyaringan minyak biodiesel,
6. Pengemasan minyak biodiesel hasil
produksi.
BAB III
KINERJA
BIODIESEL
b. Biodiesel malapari
c. Biodiesel bintaro
1 2
3 4
Gambar 9.
Aplikasi biodiesel
pada berbagai
peralatan
5 6
Keterangan Gambar:
1. Mobil bak terbuka merk Mitsubishi
Strada,
2. Bus angkutan karyawan kehutanan,
3. Mesin diesel untuk menggerakan kincir
air pada tambak udang,
4. Mesin penggilingan padi berjalan,
5. Mesin diesel penggerak perahu,
6. Mesin traktor pertanian.
BAB V
REKOMENDASI
Canaki M, Gerpen JV. (2001). Biodiesel from oils and fats with hight free
fatty acids. Trans Am Soc Automotive Engine. 44: 1429–1436.
Demiebas A. (2008). Biodiesel A Realistic Fuel Alternative for Diesel Fuel.
London: Springer-Verlag.
Fessenden RJ, Fessenden JS. (1986). Kimia Organik Jilid II Edisi ke-3.
Pudjaatmaka AH, penerjemah. Pakpahan M, Harianja B (ed). Jakarta
(ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry. Trird
Edition.
Fukuda H, Kondo A, Noda H. (2001). Biodiesel Fuel Production by
Transesterification of Oil. Jou of Bios and Bioeng. 92: 405–416.
Gubitz GM, M Mittelbach, M Trabi. (1998). Exploitation of the Tropical Oil
Seed Plant Jatropha curcas, L. Bioresource Technology. 67: 73–78.
Ketaren S. (1986). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta
(ID): UI Press.
Ketaren S. (2005). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta (ID): UI Press.
Ketaren S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta
(ID): UI Press.
Krause R. (2001). Bio and alternative fuels for mobility. In enhancing
biodieseldevelopment and use.Proceedings of the International
Biodiesel Workshop, Tiara Convention Center, Medan.24 Oktober
2001. Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta.
Pasae Y, Jalaluddin N, Harlim T, Pirman. (2010). Pembuatan Ester Metil
dan Ester Isopropil dari Minyak Kepoh Sebagai Produk Antara
Aditif Biodiesel. Jurnal Industri Hasil Pertanian. 5(2): 98–103.
Reksowardoyo RP. (2005). Melaju kendaraan berkat biji-bijian. Trubus,
XXXVI/ November 2005. Jakarta.
Samiarso L. (2001). Indonesian policy on renewable energy development
dalam enhancing biodiesel development and use.Proceedings of
the International Biodiesel Workshop, Tiara Convention Center,
Medan. 24 Oktober 2001. Ditjen Perkebunan, Departemen
Pertanian. Jakarta.
Soerawidjaja TH. (2002). Menjadikan biodisel sebagai bagian dari
liquor fuel mix di Indonesia. Materi presentasi pada Rapat Teknis
Penelitian Energi ke-311. Pusat Penelitian Material dan Energi. ITB.
Bandung.21 Juli 2002.
Seri Paket Iptek Teknologi Pengolahan Bahan Bakar Nabati Berbasis Lemak dan Minyak dari Tanaman Kehutanan (Biodiesel)
24