Anda di halaman 1dari 1

Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning kecokelatan yang ditemukan di dalam

empedu, darah dan tinja semua orang. Jumlah bilirubin yang berlebihan dalam tubuh
bisa menjadi pertanda Anda mengidap penyakit ini. Kenali berbagai penyakit
berbahaya yang ditandai dengan kadar bilirubin yang tinggi.

Bilirubin diproduksi di dalam tubuh ketika protein hemoglobin dalam sel darah merah yang
tua dipecah. Di dalam tubuh, bilirubin akan bergerak melewati hati untuk akhirnya
dikeluarkan dari badan.

Namun terkadang hati tidak dapat memroses bilirubin dalam tubuh. Hal tersebut bisa terjadi
karena jumlah bilirubin yang diproduksi terlalu banyak, adanya sumbatan, atau peradangan
hati. Jika jumlah bilirubin dalam tubuh menjadi terlalu banyak, kulit dan bagian putih pada
mata kita akan mulai terlihat menguning. Kondisi inilah yang disebut sebagai penyakit
kuning.

Pada orang dewasa, kadar bilirubin langsung normal dalam darah biasanya berkisar antara 0-
0,3 mg/dL atau 0-0,4 mg/dL, dengan jumlah bilirubin total (konjugasi + tidak konjugasi) 0,3-
1,0 mg/dL atau 0,3-1,9 mg/dL. Sedangkan pada bayi yang baru lahir, dikatakan normal jika
jumlah bilirubin dalam tubuhnya lebih tinggi, yaitu di bawah 5,2 mg/dL dalam 24 jam
pertama kelahiran.

Tingginya kadar bilirubin dalam darah juga bisa menjadi gejala penyakit tertentu. Berikut
beberapa penyakit atau kondisi yang bisa menyebabkan kadar bilirubin dalam darah jadi
tinggi:

 Penyakit yang menyebabkan kerusakan hati seperti hepatitis (infeksi yang


menyebabkan hati membengkak dan meradang), sirosis (jaringan parut pada hati),
mononucleosis (sakit karena virus), dan penyakit hati lainnya.
 Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu, seperti batu empedu,
kanker pankreas, kanker empedu, dan striktur bilier (saluran empedu menyempit
dengan tidak normal).
 Beberapa jenis infeksi, misalnya infeksi pada kandung empedu atau kolesistitis
(peradangan pada kandung empedu yang biasanya terjadi bila batu empedu
menghalangi cairan dalam kantong empedu).
 Beberapa penyakit turunan, seperti sindrom Gilbert yaitu suatu kondisi yang
memengaruhi fungsi hati memroses bilirubin.
 Sel-sel darah merah rusak lebih cepat, contohnya pada penyakit anemia sel sabit,
erythroblastosis fetalis, dan anemia hemolitik. Selain itu, tingginya jumlah bilirubin
juga bisa dikarenakan reaksi alergi transfusi, yaitu ketika tubuh mengalami alergi
terhadap darah yang diterima ketika transfusi. Pada reaksi transfusi, sel-sel darah
merah transfusi dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh sendiri.
 Mengonsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar bilirubin, contohnya
beberapa obat antibiotik, beberapa jenis pil KB, diazepam, flurazepam, indomethacin,
dan phenytoin.

Anda mungkin juga menyukai