(“QUICK LOOK”)
Meskipun dewasa ini kemudahan untuk menyediakan komputer pada situasi sekeras apapun dilokasi
pemboran sudah dapat diatasi, tetapi sangat manusiawi bila tetap memberikan peran terbesar kepada
engineer dengan membekali kemampuan melakukan interpretasi dan membuat keputusan cepat pada
situasi terburuk yang tidak bergantung pada komputer. Modul ini menguraikan panduan praktis, tetapi
hendaknya disadari bahwa hendaknya hasilnya diperlakukan sebagai informasi awal dan membutuhkan
penghalusan (refinement) keakuratannya lebih lanjut pada kesempatan pertama yang memungkinkan.
1. TUJUAN
Menghitung saturasi pada satu atau beberapa lapisan prospek
(“QUICK LOOK”)
Dengan alur yang sama, pada daerah hidrokarbon yang dapat bergerak (movable)
2
Sw Rmf ⎛ S w ⎞
< 1 dan R xo = Rt × ×⎜ ⎟⎟ , merupakan persamaan garis-garis untuk
S xo S xo ⎜⎝ S xo ⎠
berbagai harga saturasi yang sejajar dengan garis saturasi Sw = 100%.
2. 1. 3. Metode Grafis
a. Nomograph
Ro FRw
Didasarkan pada persamaan Archie tentang saturasi: S w = =
Rt Rt
2. 1. 4. Metode dengan menggunakan mini-komputer (tidak dibahas dalam petunjuk kerja ini)
2. 2. PERSYARATAN
1. Lapisan dianggap bersih (clean-formation).
2. Ada lapisan air dengan Rw dianggap tetap; memiliki rekaman SP atau petunjuk lain untuk
pembanding Rw yang didapat (lihat PF 06),
3. Memiliki kombinasi sebagai berikut:
1
a. Untuk metode cross plot φ terhadap :
Rt
Resistivitas jangkauan dalam (Induction, Laterolog) dengan salah satu dari ketiga logging
berikut: ρb (FDC), ∆t (sonik) atau φN (SNP/CNL)
(“QUICK LOOK”)
3. LANGKAH KERJA
3. 1. METODE CROSS PLOT
1
a. Cross Plot φ terhadap
Rt
3. Plot ρb dan Rt pada pola langkah 2, dan tarik garis lurus dari sudut kiri bawah (ρmatrik)
menghubungkan titik-titik (umumnya di daerah kuadran 2: kiri atas bidang gambar)
Ini merupakan garis saturasi Sw = 100%.
(“QUICK LOOK”)
F F
Dipilih sembarang harga F untuk Menghitung pasangan harga Rt yang bersangkutan.
Selanjutnya tarik garis lurus menghubungkan titik sudut kiri bawah dengan titik pasangan F
dan Rt yang bersangkutan.
Cara analog dapat dikerjakan untuk saturasi Sw = 25%, dan seterusnya.
5. Plot pasangan Rt dan ρb lapisan prospek pola langkah 4, dari letak titik tersebut dapat
diperhitungkan saturasi lapisan.
Catatan: langkah kerja yang sama dapat diterapkan pada pasangan kedalaman, Rt dan ∆tsonic
atau φN (SNP/CNL).
2. Pada kertas grafik log-log (contoh Gambar 1) tempatkan Rxo di sumbu tegak dan Rt di sumbu
mendatar. Plot pasangan Rt dan Rxo lapisan air dan tarik garis lurus dengan kemiringan 1
(45°) melewati sebanyak mungkin titik dengan resistivitas kecil (paling sedikit 2 buah titik).
Ini adalah garis saturasi Sw = 100%.
R xo Rmf R ⎛ R xo ⎞
Dari = (S w )58 , diisi mf = R xo dari aquifer, dan (S w )5 8 = 0.35 , didapat ⎜⎜ ⎟⎟
Rt Rw Rw Rt ⎝ Rt ⎠
(“QUICK LOOK”)
Pilih sembarang Rt untuk menempatkan Rxo pasangannya. Dari titik ini dibuat garis saturasi
Sw = 50% sejajar garis pada langkah 2. Cara analog dapat dikerjakan untuk saturasi Sw = 25%
dengan (S w )
5
8 = 0.075 , dan seterusnya.
4. Plot pasangan harga Rxo dan Rt lapisan prospek pada pola langkah 3.
Dari letak titik tersebut dapat diperkirakan saturasi lapisan tersebut.
2. Pilih lapisan prospek, tempatkan mistar eksponen 5/8 seperti pada Gambar 4 dengan indeks 1
pada resistivity jangkauan dalam, kemudian geserlah mistar ke kanan sepanjang selang yang
Rmf
jaraknya sama dengan jarak dari indeks 1 ke harga pada langkah 1.
Rw
3. 3. METODE GRAFIS
a. Nomograph
1. Tentukan Rw pada temperatur formasi (PF 06) dan φ (PF 03)
2. Gunakan nomograph Gambar SW-1: tarik garis dari titik Rw pada sumbu Rw melalui titik φ
pada sumbu φ (atau FR) hingga memotong sumbu Ro (yang menyatakan harga Ro = FR =Rw).
3. Tentukan harga Rt (PF 07). Tarik garis dari Ro pada langkah 2, melalui Rt pada sumbu Rt
Ro
hingga memotong sumbu Sw yang menyatakan harga S w = .
Rt
(“QUICK LOOK”)
1. Tentukan harga Rxo (PF 08) dan Rt (PF 07), serta Rmf dan Rw (PF 06)
Rxo Rmf
2. Gunakan grafik Gambar SW-2 : hitung , tempatkan pada sumbu tegak; hitung ,
Rt Rw
⎛ R Rmf ⎞
tempatkan pada sumbu mendatar untuk mendapatkan titik A ⎜⎜ xo , ⎟ ; dari titik
⎟
⎝ Rt Rw ⎠
tersebut tarik garis sejajar dengan garis diagonal Sw yang ada hingga memotong pinggiran
Gambar sebelah kanan, selanjutnya dari titik pada pinggiran gambar ini ditarik garis
mendatar hingga memotong garis tegak yang menyatakan pilihan harga Sor (yang
diperkirakan dari kebiasaan yang umum dipakai pada lapangan tersebut); harga Sw dapat
diperkirakan dengan interpolasi kurva Sw yang ada.
absis paling bawah dan ikuti kembali alur yang ada hingga memotong garis temperatur
atau K, kemudian ditarik ke atas hingga berpotongan dengan garis baru yang ditarik dari
titik (1, 1) melalui titik B yang telah diperoleh di atas, ini akan memberikan titik C yang
Rxo
menunjukkan harga yang telah dikoreksi terhadap kandungan lempung (shaliness)
Rt
(“QUICK LOOK”)
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Desbrandes, R., “Borehole Logging”, Technip., 1982
2. Schlumberger, “Well Evaluation Conference”, 1973
3. Schlumberger, “Log Interpretation Charts”, 1986.
4. John T. Dewan, “Essentials of Modern Open Hole Log Interpretation”, Pennwell books Penwell
Publishing Co. Tulsa, Oklahoma, 1983.
5. Schlumberger, “Log Interpretation Charts “, 1997
6. Adi Harsono, “Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log - Edisi 8”, 1997
(“QUICK LOOK”)
5. DAFTAR SIMBOL
φ = porositas
φN = porositas dari log neuron
φmf = porositas terisi filtrat lumpur
ρb = bulk density
ρma = ρmatriks = matrix density
ρmf = densitas filtrat lumpur
∆t = Sonic interval transit time
∆tma = Sonic interval transit time untuk batuan matriks
F = Formation Resistivity Factor
Rmf = Resistivitas Filtrat Lumpur
Rt = Resistivitas lapisan sebenarnya
RW = Resistivitas air formasi
Rxo = Resistivitas flushed zone
SW = Saturasi air
Sxo = Saturasi air flushed zone
(“QUICK LOOK”)
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.1.1. Metode Cross Plot
1
a. Cross plot φ terhadap
Rt
Pada lapisan air, Sw = 100%
a ⋅ Rw
Rt = F ⋅ Rw =
φ2
1
Sehingga φ = a ⋅ Rw × (1)
Rt
= ρ ma − (ρ ma − ρ mf )φ
= ρ ma − (ρ ma − ρ mf )
1
a ⋅ RW × (3)
Rt
1
Terbukti ρb merupakan fungsi linier dan bila Rt Æ ∞, diperoleh ρb = ρma
Rt
F
dimana F = fungsi (φ)
φ = fungsi (ρb) pada persamaan (2),
dengan asumsi ρmf = 1 dan ρma diketahui.
(“QUICK LOOK”)
Sw
bergerak (non movable) S w = S xo , =1
S xo
Rmf
Dalam kedua hal tersebut R xo = Rt , dan hubungan antara Rxo dan Rt pada skala log
Rw
R xo Rmf
Formula yang dipakai : = (S w )8 5 (5)
Rt Rw
Rmf
Dimana dan Sw diketahui.
Rw
Rmf
Mistar khusus pada Gambar 3 dengan eksponen = 1 menunjukkan harga = 1 , maka
Rw
mistar khusus pada Gambar 4 menunjukkan harga Sw menurut persamaan (5). Apabila
(“QUICK LOOK”)
Rmf
≠ 1 , maka diperlukan koreksi dengan menggeser indeks pada mistar tersebut sejauh
Rw
Rmf
harga yang bersangkutan.
Rw
(“QUICK LOOK”)
Jawab :
1. Tabel lihat di atas
2. Pilih pola Gambar Sw-15 untuk matrik batuan pasir (ρmatrik = 2.65) dan formula
Humble :
0.62
F=
φ 2.15
3. Dibuat plotting data lapisan air, dan tarik garis saturasi Sw = 100%
4. Untuk ρb =2.32, φ = 20% dan F = 20.
Rt = 2 Ω-meter.
Rt 2
Dari Rw = diperoleh RW = = 0.1 Ω − meter
F 20
Rt
Rw = (S w )2
F
Rt
= 0.1× 0.25 = 0.025
F
Bila diambil F = 20, pasangan Rt = 0.025 × 20 = 0.5
Tarik garis saturasi Sw = 50% dari sudut kiri bawah (ρma) melalui titik (20.05) yaitu:
(F = 20, Rt = 0.5).
Untuk Sw = 25%, ditarik garis dari sudut kiri bawah melalui (F = 25, Rt = 40)
(“QUICK LOOK”)
(“QUICK LOOK”)
Jawab :
1. Dibuat tabel seperti pada data
2. Plot Rxo terhadap Rt skala grafik log-log dinyatakan pada Gambar 1. Garis saturasi Sw
= 100% diperoleh dengan membuat garis lurus dengan kemiringan 1 (45°) melalui
titik-titik 12, 13, 14, 15, dan 16.
⎛R ⎞
3. ⎜⎜ xo ⎟⎟ diperoleh sebesar 2.85 pada Rt = 1.
⎝ Rt ⎠ max
R xo ⎛ Rmf ⎞
⎟ ⋅ (S w ) 5
8
= ⎜⎜ ⎟
Rt ⎝ Rw ⎠
R xo
= 2.85 × 0.35 = 0.9975 ≈ 1
Rt
(“QUICK LOOK”)
Tabel 2.
Rekapitulasi hasil perhitungan
No Kedalaman Rxo (Ω-m) Rt (Ω-m) Catatan Sw (%)
1 3330 4.80 50.00 12
2 3300 6.80 25.00 22
3 3290 10.00 50.00 20
4 3250 2.60 32.00 10
5 3240 2.20 12.00 20
6 3230 40.00 23.00 70
7 3220 5.50 20.00 22
8 3214 1.80 12.00 18
9 3210 16.00 62.00 22
10 3200 1.85 2.10 49
11 3185 1.55 2.20 47
12 3180 4.00 1.80 lap. air 100
13 3170 1.50 0.43 lap. air 100
14 3166 1.50 0.65 lap. air 100
15 3162 4.00 1.60 lap. air 100
16 3160 1.50 0.55 lap. air 100
(“QUICK LOOK”)
(“QUICK LOOK”)
(“QUICK LOOK”)
(“QUICK LOOK”)
(“QUICK LOOK”)
1
Gambar 5. Rekapitulasi contoh metode cross plot φ terhadap
Rt
(“QUICK LOOK”)