“Biodiesel”
Disusun Oleh :
2018
BIODIESEL
A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Percobaan dari praktikum biodiesel adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel banyaknya NaOH yang digunakan
dalam pembuatan Biodiesel
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel perbandingan banyaknya metanol
yang digunakan dalam pembuatan Biodiesel
B. Prosedur Percobaan
a. Alat dan Bahan
- Water bath - NaOH
- Motor pengaduk - Metanol
- Minyak curah kelapa sawit
b. Diagram alir
a. Uji kadar FFA (Free Fatty Acid)
Mencatat volume titran (ml) dan hitung kadar FFA. Asam lemak
bebas dinyatakan
Gambar 1. Diagram sebagai
Alir Uji Kadar %FFA
FFA (Free Fatty Acid)
b. Proses trans-esterifikasi
Sampel minyak yang digunakan memiliki kadar FFA < 2%, jika melebihi
maka perlu dilakukan proses esterifikasi terlebih dahulu
Penguapan sisa air pencuci yang ada di metil ester dengan memanaskan
metil ester sampai temperatur 90-100℃
C. Variabel Percobaan
Variabel yang digunakan dalam percobaan biodesel sebagai berikut :
Variabel Percobaan 1 :
Massa minyak curah kelapa sawit 250 gram
Katalis NaOH 0,8% dari massa minyak curah kelapa sawit yakni
sebesar 2,01 gram
Methanol yang digunakan sebesar 3:1 dari massa minyak curah kelapa
sawit yakni sebesar 93,58 gram
Variabel Percobaan 2 :
Massa minyak curah kelapa sawit 250 gram
Katalis NaOH 0,6% dari massa minyak curah kelapa sawit yakni
sebesar 1,5 gram
Methanol yang digunakan sebesar 2,8:1 dari massa minyak curah
kelapa sawit yakni sebesar 87,98 gram
No Komposisi Pengamatan
1 2,01 gram NaOH + 93,58 gram Kedua bahan tercampur
methanol → larutan 1 sempurna saat dipanaskan
No Komposisi Pengamatan
1 1,5 gram NaOH + 87,98 gram Kedua bahan tercampur
methanol → larutan 1 sempurna saat dipanaskan
Pengujian kadar FFA (Free Fatty Acid) dari minyak sawit curah dengan
metode titrasi didapatkan kadar FFA <2% yaitu 0,135%. Prosentase perolehan
asam lemak bebas tersebut telah sesuai sebagai syarat bahan baku reaksi
transesterifikasi untuk produksi biodisel, sehingga tidak perlu dilakukan proses
esterifikasi. Efek kadar FFA minyak diatas 1% akan menurunkan tingkat
rendemen yang dihasilkan dan meningkatkan pembentukan sabun, sehingga
proses pemisahan biodesel dan gliserol menjadi sulit. Hasil pengujian kadar FFA
menyebabkan proses langsung dilakukan dengan menggunkan reaksi trans-
esterifikasi. Reaksi trans-esterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida dengan
alkohol membentuk metil ester asam lemak (FAME) dan gliserol sebagai produk
samping. Reaksi trans-esterifikasi ini menggunakan bantuan katalis NaOH dan
Methanol.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum biodiesel, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin banyak kadar metanol yang digunakan dalam reaksi trans-
esterifikasi, maka metil ester yang dihasilkan akan bertambah banyak.
2. Semakin sedikit katalis basa yang digunakan pada reaksi transesterifikasi,
maka semakin banyak jumlah metil ester yang dihasilkan karena katalis
basa yang berlebih akan menyebabkan reaksi penyabunan.
F. Daftar Pustaka
Auriyani, W. dkk. (2013): Pengaruh Kadar Methanol, Jumlah katalis, dan
waktu reaksi pada pembuatan biodiesel dari lemak sapi melalui proses
trans-esterifikasi, 19, 30-36.
Rhofita, I.E. (2015): Penurunan kadar FFA pada reaksi esterifikasi dalam
proses produksi Biodiesel : Kajian waktu reaksi dan temperature reaksi.
11, 39-40.
LAMPIRAN 1
- Perhitungan Variabel
- Perhitungan Densitas
- Perhitungan Viskositas
- Perhitungan Densitas
- Perhitungan Viskositas