PENDAHULUAN
Delirium adalah suatu kondisi akut pada penurunan perhatian dan disfungsi
kognitif, merupakan sindrom klinis yang umum, mengancam hidup, dan dapat dicegah
secara umumnya terjadi pada individu berusia 65 tahun atau lebih. Sindrom delirium ini
didefinisikan sebagai kegagalan otak secara akut yang berhubungan dengan disfungsi
sering tidak terdiagnosis dan ditangani dengan buruk. Dalam dunia medis, kata
demam atau cedera kepala, kemudian berkembang menjadi pengertian yang lebih luas,
termasuk istilah “status konfusional akut”, “sindrom otak akut”, “insufisiensi serebral
untuk menjelaskan suatu kondisi akut transien, reversibel, berfluktuasi, dan timbul
pada kondisi medis tertentu. Sindrom delirium sering muncul sebagai keluhan utama,
atau tak jarang justeru terjadi pada hari pertama pasien dirawat, akan menunjukkan
gejala berfluktuasi yang tidak khas. Setidaknya 32-67% sindrom ini tidak terdiagnosis
TINJAUAN PUSTAKA
Otak terdiri dari tiga bagian yaitu otak bagian depan, tengah dan belakang. Otak
bagian depan terdiri dari dua bagian yaitu telensefalon dan diensefalon. Cerebrum
(Telensefalon) merupakan bagian terbesar otak dan menempati fossa cranial tengah dan
anterior. Cerebrum juga disebut dengan cerebral cortex, forebrain atau otak depan.
Seterusnya, cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam, fissura serebri
longitudinal, menjadi hemisfer kiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu
ventrikel lateral. Di otak bagian dalam, hemisfer dihubungkan oleh massa substansi
albikan (serat saraf) yang disebut korpus kallosum (corpus callosum). Bagian
superfisial cerebrum terdiri atas badan sel saraf atau substansi grisea, yang membentuk
korteks serebri,dan lapisan dalam yang terdiri atas serat saraf atau substansi albikan6.
Secara umum, belahan belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan
belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreatifitas dan
kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikiran rasional6.
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
pemecahan masalah. Lobus frontal dibagi lagi ke dalam korteks prefrontal, area
2) Lobus Parietal terletak di belakang lobus frontal dan di bagian belakang atas otak.
Ia adalah tempat pengaturan suhu, rasa tekanan, sentuhan dan rasa sakit
lobus parietal.
3) Lobus Temporal terletak di setiap sisi otak. Kebanyakan pendengaran dan fungsi
bahasa dikendalikan di lobus temporal. Proses emosi, belajar dan pendengaran juga
4) Lobus Oksipital terletak di bagian punggung bawah otak di bagian belakang kepala.
efektif antara hemisfer otak dan formasio retikularis di batang otak. Kesadaran dapat
terhadap keadaan lingkungan atau segala hal dalam pikiran kita. Hal ini bermaksud
bahwa seseorang menyadari seluruh asupan dari panca indera dan mampu bereaksi
secara optimal terhadap seluruh rangsangan baik dari luar maupun dari dalam tubuh.
Orang normal dengan tingkat kesadaran yang normal mempunyai respon penuh
terhadap pikiran atau persepsi yang tercermin pada perilaku dan bicaranya serta sadar
akan diri dan lingkungannya. Dalam kehidupan seharian kita, status kesadaran normal
bisa mengalami fluktuasi dari kesadaran penuh (tajam) atau konsentrasi penuh yang
perhatian, tetapi pada individu normal dapat segera mengantisipasi untuk kemudian
bisa kembali pada kondisi kesadaran penuh lagi. Mekanisme ini adalah hasil dari
interaksi yang sangat kompleks antara bagian formasio retikularis dengan korteks
Pada saat manusia semua lagi tidur, sebenarnya terjadi sinkronisasi pada semua
bagian otak. Bagian rostral substansia retikularis yang disebut sebagai pusat penggugah
awas-waspada. Manakala, apabila pusat tidur tidak diaktifkan, maka pembebasan dari
inhibisi mesensefalik dan nuklei retikularis pons bagian atas membuat area ini menjadi
aktif secara spontan. Justeru, keadaan ini sebaliknya akan merangsang korteks serebri
dan sistem saraf tepi, yang keduanya kemudian mengirimkan banyak sinyal umpan
balik positif kembali ke nuklei retikularis yang sama agar sistem ini tetap aktif. Begitu
timbul keadaan siaga, maka ada kecenderungan secara alami untuk mempertahankan
kondisi ini, sebagai akibat dari seluruh ativitas umpan balik positif tersebut11.
Tambahan lagi, masukan impuls yang menuju Sistem Saraf Pusat yang berperan
pada mekanisme kesadaran pada prinsipnya ada dua tipe, yaitu input yang spesifik dan
non-spesifik. Yang pertama, input spesifik merupakan impuls aferen khas yang
dari titik reseptor pada tubuh melalui jaras spinotalamik, lemniskus medialis, jaras
Impuls aferen spesifik ini yang sampai di korteks akan menghasilkan kesadaran yang
sifatnya spesifik yaitu perasaan nyeri di kaki atau tempat lainnya, penglihatan,
penghiduan atau juga pendengaran tertentu. Sebagian impuls aferen spesifik ini melalui
medulla spinalis dan batang otak menuju ke inti intralaminaris thalamus (disebut
lateral, serta menggalakkan inti tersebut untuk memancarkan impuls yang menggiatkan
seluruh korteks secara difus dan bilateral yang dikenal sebagai diffuse ascending
reticular system. Neuron di seluruh korteks serebri yang digalakkan oleh impuls aferen
non-spesifik ini menghantarkan setiap impuls dari titik-titik manapun pada tubuh ke
titik-titik pada seluruh sisi korteks serebri. Jadi pada kenyataannya, pusat-pusat bagian
Justeru, derajat kesadaran itu sendiri ditentukan oleh berapa banyaknya neuron
penggerak atau neuron pengemban kewaspadaan yang aktif. Kemampuan untuk dapat
neuron-neuron tersebut. Selain itu juga, hal itu juga didukung oleh proses-proses yang
Jaringan neuron dan serat saraf di batang otak yang menerima input dari traktus
hubungannya dengan fungsi berpikir otak. Respon buka mata saat dipanggil berarti
RAS berfungsi tapi tidak berarti orang tersebut sadar atau aware.
2. Korteks Serebri
Fungsi korteks serebri adalah untuk memodulasi informasi yang berasal dari
RAS karenanya korteks membutuhkan RAS untuk berfungsi dengan baik. Awareness
itu berarti korteks serebral bekerja dengan baik dan pasien dapat berinteraksi dan