Anda di halaman 1dari 22

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Pengertian Pajak  tolong disesuaikan penomoran selanjutnya

Banyak definisi atau batasan yang telah dikemukakan oleh pakar yang satu

sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu merumuskan

pengertian pajak sehingga mudah untuk dipahami. Perbedaannya hanya terletak

pada sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing pihak pada saat

merumuskan pengertian pajak.

Pengertian pajak secara umum adalah iuran wajib dari penduduk kepada

Negara berdasarkan udanng-undang yang pelaksanaannyadapat dipaksakan tanpa

mendapat imbalan secara langsung yang hasilnya digunakan untuk

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan nasional.

Defini pajak menurut beberapa ahli :

Menurut P.J. A. Andriani (Waluyo, Wirawan, 2002)bahwa :

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut Undang-Undang dengan tidak
mendapat prestasi kembali dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara dalam pemerintahan.”

Sedangkan menurut Rachmat Soemitro (Mardiasmo, 2002) bahwa :

“Pajak ialah iuran rakyat kepada Negara (peralihankekayaan dari sektor swasta
ke sektor publik) berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan
tidak mendapat imbalan yang secara langsung dapat ditunjukan,
yangdigunakan sebagai alat pendorong, penghambat, atau pencegah untuk
mencapai tujuan yang ada dalam bidang keuangan Negara.”

1
2

Dan menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan (KUP) bahwa :

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya

dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai

public investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

2.1.2Fungsi Pajak

Menurut Wirawan dan Burton (2007), fungsi pajak dapat dibedakan atas

beberapa jenis. Adapun fungsi pajak tersebut adalah:

a. Fungsi budgetair, disebut juga fungsi fiskal, yaitu fungsi untuk

mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan Undang-

Undang yang berlaku yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai
3

pengeluaran-pengeluaran negara, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan dan bila ada sisa (surplus) akan digunakan sebagai tabungan

pemerintah untuk investasi pemerintah.

b. Fungsi regulerend, adalah suatu fungsi bahwa pajak-pajak tersebut akan

digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang

terletak di luar bidang keuangan.

c. Fungsi demokrasi, yaitu suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan

atua wujud sistem gotong royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan

pembangunan demi kemaslahatan manusia. Fungsi demokrasi pada masa

sekarang ini sering dikaitkan dengan hak seseorang apabila akan memperoleh

pelayanan dari pemerintah. Apabila seseorang telah melakukan kewajibannya

membayar pajak kepada negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka

ia mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang baik dari masyarakat.

d. Fungsi distribusi, yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan

dan keadilan dalam masyarakat.

Dari pemaparan mengenai fungsi pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pajak dapat dijadikan sebagai sarana atau akses bagi pemerintah untuk

mewujudkan suatu tatanan pemerintahan yang lebih baik dan

berkesinambungan.Oleh karena itu, pemerintah selalu berupaya untuk

meningkatkan jumlah penerimaan pajak agar perekonomian negara dapat berjalan

sebagaimana mestinya.
4

2.1.3 Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak, sering disingkat dengan sebutan WP adalah orang pribadi atau

badan (subjek pajak) yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk

pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan

“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.”

Dari pengertian ini dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang mempunyai

peluang untuk menjadi Wajib Pajak. Wajib Pajak akan dan harus menjalankan

kewajiban perpajakannya sekaligus memperoleh hak dalam bidang perpajakan.

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang memenuhi definisi

sebagai subjek pajak dan menerima atau memperoleh penghasilan yang

merupakan objek pajak.

Dengan kata lain, dua unsur harus dipenuhi untuk menjadi Wajib Pajak :

Subjek Pajak dan Objek Pajak. Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa Wajib

Pajak ini terdiri dari dua jenis, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak

Badan.Namun demikian, kriteria siapa yang harus menjadi Wajib Pajak ini tidak

dijelaskan.Pemahaman dan arti Wajib Pajak harus merujuk lebih dalam lagi untuk
5

mengetahui siapa itu Wajib Pajak, yang menjadi Wajib Pajak, serta hak dan

kewajiban perpajakannya.

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yaitu tax policy, tax

law, dan tax administration.Sistem perpajakan dapat disebut sebagai metode atau

cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat

mengalir ke kas negara. Menurut Wirawan dan Burton (2007) sistem pemungutan

pajak dibedakan atas:

a. Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberikan wewenang kepada petugas pajak untuk menentukan besarnya

pajak yang harus dibayar oleh seseorang.

b. Semi Self Assessment System adalah suatu pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada petugas pajak dan Wajib Pajak untuk menentukan besarnya

pajak yang terutang.

c. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan,

menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.

d. With Holding Tax adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak

yang terutang.

2.1.5 Pengertian Penerimaan Pajak


6

Penerimaan pajak adalah nilai yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pajak

berupa uang pajak yang diperoleh dari para Wajib Pajak yang mempunyai peranan

sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan

pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk

membiayai semua pengeluaran pembangunan.Penerimaan pajak diklasifikasikan

ke dalam beberapa jenis pajak, secara garis besar yaitu Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan,

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Bea Materai.

Masing-masing jenis pajak ini merupakan unsur-unsur penerimaan pajak.

Jenis-jenis pajak ini diakumulasikan dan menjadi total penerimaan pajak.

Berkaitan dengan penelitian terhadap penerimaan berdasarkan klasifikasi

lapangan usaha, maka penerimaan pajak disini adalah akumulasi dari seluruh

penerimaan per klasifikasi lapangan usaha sehingga total penerimaan pajak dapat

diketahui.

2.1.6 Surat Setoran Pajak (SSP)

Apabila seseorang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, maka terhadap

seseorang tersebut berlaku kewajiban untuk melakukan perhitungan pajak yang

terutang dengan menggunakan sarana Surat Pemberitahuan (SPT).Apabila

berdasarkan perhitungannya, ternyata terdapat pajak yang masih harus dibayar,

maka Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan sarana untuk melakukan pembayaran

pajak.
7

Dalam formulir Surat Setoran Pajak, Wajib Pajak harus melengkapi data-data

atau keterangan yang diperlukan terkait dengan pembayaran pajak tersebut,

berupa:

a. Nomor Pokok Wajib Pajak

b. Nama Wajib Pajak

c. Mata Anggaran Penerimaan (MAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS)

d. Masa Pajak dan Tahun Pajak

e. Nomor Ketetapan Pajak (khusus untuk pembayaran Surat Tagihan Pajak atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/ Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan

f. Jumlah Pembayaran

g. Tanggal Pembayaran.

Pembayaran pajak dilakukan di kantor pos dan bank-bank yang ditunjuk

sebagai penerima pembayaran pajak. Sekarang hampir semua bank merupakan

bank yang dapat menerima pembayaran pajak.Jadi, pembayaran pajak tidak

dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak.Kantor Pelayanan Pajak hanya

mengadministrasikan pelaporan pajak serta melakukan pengawasan terhadap

kebenaran pelaporan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

Surat Setoran Pajak (SSP) ini biasanya dibuat dalam rangkap 4 (dalam kasus

tertentu bisa menjadi 5), dimana setelah dilakukan validasi oleh Bank, lembar

pertama dan lembar ketiga akan dikembalikan kepada Wajib Pajak. Lembar

pertama merupakan arsip bagi Wajib Pajak dan Lembar ketiga dilampirkan dalam

Surat Pemberitahuan yang akan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat


8

Wajib Pajak terdaftar. Adapun Surat Setoran Pajak lembar empat menjadi arsip

bagi Bank, dan lembar dua melalui Bank akan dikirim ke Kantor Pelayanan dan

Perbendaharaan Negara.

2.1.7 Klasifikasi Lapangan Usaha

Seperti dijelaskan pada Bab Pendahuluan, bahwa untuk memudahkan

pengawasan terhadap penerimaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak membagi

sektor-sektor lapangan usaha menjadi 21kategori lapangan usaha, dimana masing-

masing kategori memiliki beberapa klasifikasi lapangan usaha. Pembagian ini

merujuk kepada konsep Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang juga

membagi unit produksi dalam suatu region dalam jangka waktu tertentu dalam 9

unit lapangan usaha, yaitu : Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan

Air Bersih; Konstruksi; Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Transportasi dan

Komunikasi; Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; dan Jasa-jasa lain

seperti Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, Jasa

Kemasyarakatan, dan Jasa Perorangan.

Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara kategori lapangan usaha menurut

konsep PDRB dengan menurut Direktorat Jenderal Pajak, karena kesemuanya

mencakup seluruh sektor usaha yang dimiliki oleh masyarakat. Hanya saja demi

memudahkan Direktorat Jenderal Pajak dalam menyusun tabulasi sektor lapangan

usaha, 9 kategori lapangan usaha menurut konsep PDRB dipecah menjadi 21

kategori lapangan usaha. Hal ini didasarkan pada Klasifikasi Baku Lapangan
9

Usaha Indonesia (KBLI) Badan Pusat Statistik Tahun 2009 Cetakan III dan

disesuaikan dengan kebutuhan administrasi perpajakan dan evaluasi pendapatan

negara dari pajak.

Berikut diuraikan ruang lingkup dan definisi dari masing-masing kategori

lapangan usaha beserta kode huruf yang digunakan untuk memudahkan

pengklasifikasian:

1. Pertanian, kehutanan, dan perikanan

Pertanian mencakup Pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan, dan

Hortikultura, yaitu pertanian padi, palawija, perkebunan tebu, tembakau,

karet, tanaman obat, termasuk juga pertanian buah-buahan, perkebunan

kelapa sawit. Kategori ini juga mencakup Jasa Pertanian, Perkebunan, dan

Peternakan, seperti jasa pengolahan lahan, jasa pemupukan, jasa penanaman

bibit, jasa pemanenan dan pasca panen, dan yang berhubungan dengan

kehutanan misalnya Jasa kehutanan bidang reboisasi dan rehabilitasi, usaha

perkayuan, rotan, mahoni, damar, getah pinus, daun kayu putih.

Selain itu, pembibitan dan budidaya ternak juga termasuk dalam kategori ini,

seperti pembudidayaan sapi perah, kuda, domba, ayam, itik, burung merpati,

dan unggas. Termasuk juga kombinasi peternakan dan perkebunan (mixed

farming).

Perikanan mencakup kegiatan perikanan laut, seperti penagkapan biota laut,

budidaya biota laut, juga di perairan umum, kemudian perikanan darat serta

pengolahan sederhana, seperti pengeringan dan penggaraman ikan.


10

2. Pertambangan dan penggalian

Termasuk disini adalah kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan bahan-

bahan galian (mineral, batu bara, minyak bumi, dan gas alam). Pada kategori

ini juga mencakup jasa pertambangan minyak dan gas bumi.

3. Industri pengolahan

Sektor ini mencakup sub sektor industri besar dan sedang, serta industri kecil

dan kerajinan rumah tangga, yaitu Industri makanan dan minuman, industri

pengolahan tembakau, industri tekstil, industri pakaian jadi, industri kulit,

barang dari kulit dan alas kaki, industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak

termasuk furnitur), dan barang-barang anyaman dari rotan, bambu dan

sejenisnya, industri kertas, barang dari kertas dan sejenisnya, industri

penerbitan, percetakan, reproduksi media rekaman, industri batubara,

pengilangan minyak bumi dan pengolahan gas bumi, industri kimia dan

barang-barang dari bahan kimia, industri karet, barang dari karet, dan barang

dari plastik, industri barang galian dan bukan logam, industri logam dasar,

industri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya, industri mesin

dan perlengkapannya, industri mesin dan peralatan kantor, akuntansi dan

pengolahan data, industri mesin listrik lainnya dan perlengkapannya, industri

radio, televisi, dan peralatan komunikasi serta perlengkapannya, industri


11

peralatan kedokteran, alat-alat ukur, peralatan optik dan jam, industri

kendaraan bermotor, industri alat angkutan, selain kendaraan bermotor roda

empat atau lebih, dan industri furnitur dan industri pengolahan lainnya.

4. Pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin

Listrik mencakup seluruh ketenagalistrikan, yaitu Pembangkitan tenaga

listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, dan jasa penunjang

kelistrikan.

Gas mencakup pada pengadaan gas dan distribusi gas baik alam maupun

buatan.

Begitu juga dengan pengadaan uap/air panas, udara dingin serta produksi es.

5. Pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembuangan dan

pembersihan limbah dan sampah

Pengadaan air meliputi penampungan, penjernihan, penyaluran air minum,

penyaluran air baku, dan jasa penunjang pengadaan air.

Pengelolaan Limbah, sampah dan daur ulang barang logam serta non logam

juga bagian dari sektor ini.

6. Konstruksi

Termasuk disini kegiatan pembangunan, baik berupa konstruksi gedung,

misalnya perkantoran, gedung perbelanjaan, gedung kesehatan, dan

pendidikan serta bangunan sipil, seperti jalan, jembatan, terowongan, dan

pengairan.Selain itu juga mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan

komunikasi, instalasi gedung, penyelesaian konsruksi gedung, penyewaan

alat-alat konstruksi.
12

7. Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda

motor

Yang termasuk dalam kategori ini adalahPerdagangan mobil, perawatan dan

reparasi mobil, perdagangansuku cadang dan aksesoris mobil, perdagangan,

pemeliharaan dan reparasi sepeda motor, serta suku cadang dan aksesorisnya,

perdagangan besar berdasarkan balas jasa (fee) atau kontrak, perdagangan

besar hasil pertanian dan hewan hidup, perdagangan besar barang keperluan

rumah tangga, perdagangan besar mesin, peralatan dan perlengkapannya,

perdagangan besar khusus seperti logam, bahan konstruksi, dan barang sisa,

perdagangan eceran khusus komoditi makanan, minuman, dan tembakau di

dalam bangunan, perdagangan eceran khusus bahan bakar kendaraan

bermotor, perdagangan eceran khusus peralatan informasi, perdagangan

eceran tekstil, jahit menjahit, kaca, dan bahan konstruksi, perdagangan eceran

khusus barang budaya dan rekreasi, danperdagangan eceran kaki lima dan los

pasar.

8. Transportasi dan pergudangan

Transportasi dalam hal ini terdiri dari kegiatan pengangkutan barang dan

penumpang melalui darat, termasuk jasa penunjang pengangkutannya.

Angkutan darat dibagi menjadi angkutan rel dan jalan raya, sedangkan jasa

penunjang disini berarti kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas

yang sifatnya berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal,

parkir, serta keagenan barang dan penumpang.


13

Pergudangan mencakup usaha yang melakukan kegiatan penyimpanan

barang-barang sementara sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir

dengan tujuan komersil, juga termasuk jasa cold storage (tempat pendingin

sementara untuk pengawetan).

Dalam kategori ini juga termasuk jasa jalan tol, jasa perjalanan wisata, agen

perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa konsultasi pariwisata, jasa informasi

pariwisata, jasa pengepakan dan pengiriman serta jasa ekspedisi.

9. Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum

Penyediaan akomodasi mencakup usaha hotel bintang, hotel melati,

penginapan remaja, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan

karyawan serta jasa akomodasi lainnya.

Penyediaan makan mimum mencakup restoran/rumah makan, warung makan,

bar, kedai makanan dan minuman, pedagang makanan dan minuman keliling,

juga jasa boga (catering).

10. Informasi dan komunikasi

Yang termasuk dalam kategori ini adalah Penerbitan Buku, Majalah dan

Terbitan lainnya, Penerbitan Software, Distribusi gambar bergerak, video dan

program televisi, perekaman suara dan penerbitan musik, penyiaran radio,

penyiaran dan pemrograman televisi.

Komunikasi; kegiatan yang termasuk adalah pemberian jasa pos dan giro,

serta telekomunikasi. Pos dan giro meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan

giro, seperti pengirimian surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan

sebagainya. Sedangkan telekomunikasi adalah kegiatan pemberian jasa dalam


14

hal pemakaian hubungan telepon, telegraf, dan teleks.Termasuk juga jasa

satelit, jasa radio panggil, jasa komunikasi paket data (provider).

11. Jasa keuangan dan asuransi

Kegiatan Bank, baik Bank sentral, Bank devisa, dan Bank non devisa,

Pembiayaan non-leasing, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit,

pegadaian, koperasi simpan pinjam, asuransi dan dana pensiun, administrasi

pasar modal, bursa efek, jasa penukaran mata uang (money changer), agen

asuransi, dan broker.

Juga termasuk dalam sektor ini adalah asuransi, reasuransi dan dana pensiun,

administrasi bursa efek, dan perdagangan perantara kontrak komiditas dan

surat berharga.

12. Real estat

Real estat yang dimaksud disini adalah mencakup usaha pembelian,

persewaan, dan pengoperasian real estat yang dimiliki sendiri atau disewa,

seperti apartemen, bangunan tempat tinggal, dan bukan tempat

tinggal.Termasuk juga asrama yaitu usaha penyediaan jasa pelayanan

penginapan dalam periode waktu singkat, misalnya indekos.Selain itu, ada

juga real estate atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.

13. Jasa profesional, ilmiah dan teknis

Kategori ini mencakup jasa hukum, akuntansi dan pembukuan, konsultasi

pajak, penelitian pasar, dan konsultasi bisnis dan manajemen, jasa konsultasi

arsitek, kegiatan teknik, jasa sertifikasi, jasa periklanan, jasa penyeleksian dan
15

penyediaan tenaga kerja, jasa penyelidikan dan keamanan, jasa kebersihan

gedung, jasa fotografi,jasa pengepakan, jasa komputer (hardware dan

software), jasa pengolahan data dan kegiatan database, penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan.

14. Jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha

lainnya

Meliputi Jasa Persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa

ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggara tur dan jasa reservasi,

jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan pertamanan, jasa

administrasi kantor dan penunjang kantor,

15. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

Kategori ini meliputi kegiatan administrasi pemerintahan yaitu bendahara

pemerintah pusat, bendahara pemerintah daerah yang sumber dana dalam

kegiatan pengelolaan keuangan negara bersumber dari APBN dan APBD,

juga jaminan sosial wajib yang diselenggarakan pemerintah, seperti jaminan

sosial kesehatan, kecelakaan, pengangguran dan pensiun.

16. Jasa pendidikan

Kategori ini meliputi jasa pendidikan dasar, jasa pendidikan menengah, dan

jasa pendidikan tinggi baik pemerintah maupun swasta, jasa pendidikan

swasta lainnya, seperti jasa pendidikan komputer swasta, jasa pendidikan

bahasa swasta, jasa pendidikan kecantikan dan kepribadian swasta, jasa

pendidikan keterampilan swasta.

17. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial


16

Termasuk dalam kategori jasa kesehatan ini adalah Jasa Rumah Sakit, Praktek

Dokter, dan Jasa pelayanan kesehatan lainnya.

Untuk kegiatan sosial, termasuk panti wreda, panti asuhan, dan panti sosial

lainnya.

18. Jasa kebudayaan, hiburan, dan rekreasi

Kegiatan hiburan, kesenian dan kreativitas, perpustakaan, arsip, museum,

kegiatan kebudayaan, kegiatan perjudian, kegiatan pertaruhan, kegiatan

olahraga, dan kegiatan rekreasi lainnya seperti wisata arung jeram, karaoke,

dan kolam pancing.

19. Jasa lainnya

Kategori ini meliputi kegiatan organisasi bisnis, pengusaha dan profesional,

kegiatan organisasi buruh, organisasi keagamaan, organisasi politik, jasa

reparasi komputer dan peralatan komunikasi, jasa reparasi barang keperluan

rumah tangga, jasa binatu, jasa pangkas rambut dan salon kecantikan, jasa

pemakaman, jasa penjahitan, jasa perorangan seperti Pegawai Negeri Sipil,

Anggota Militer, Pegawai BUMN, Pegawai Swasta dan jasa perorangan yang

tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.

20. Jasa perorangan yang melayani rumah tangga, kegiatan yang menghasilkan

barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi

kebutuhan

21. Kegiatan badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya

Kelompok ini mencakup kegiatan lembaga/instansi dari perwakilan negara

asing, badan internasional dan regional lainnya, seperti kedutaan besar,


17

konsulat, perwakilan PBB dan suborganisasi UNICEF, UNESCO, WHO,

ASEAN, ILO, IMF dan OPEC.

Seluruh kategori tersebut nantinya akan diklasifikasikan lagi berdasarkan

klasifikasi lapangan usaha dan ini merupakan unsur-unsur penerimaan negara

yang sengaja diklasifikasikan demi memudahkan analisa penerimaan pajak dan

penyusunan strategi penggalian potensi pajak.

2.2 Pengertian Perusahaan dan Badan Usaha

Istilah perusahaan merupakan istilah yang tidak asing bagi kita. Apalagi saat

ini telah banyak bermunculan perusahaan-perusahaan kecil di masyarakat. Secara

umu, perusahaan diartikan sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan dan

dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan motif

atau insentif keuntungan.

Menurut Murti Sumarni, perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi

yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi

masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan

masyarakat.

Badan usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, namun pada

kenyataannya berbeda. Pengertian badan usaha adalah kesatuan yuridis dan

ekonimis atau kesatuan organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang

bertujuan mencari keuntungan. Jadi, perbedaan utamanya, badan usaha adalah

lembaga, sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha itu mengelola
18

faktor-faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan

kewirausahaan.

2.2.1 Jenis-Jenis Perusahaan

Secara garis besar, perusahaan dapat digolongkan menjadi :

1. Perusahaan Jasa (Service Firm) yaitu perusahaan yang kegiatannya

menjual jasa atau menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat

mata. Contoh perusahaan ini adalah hotel, kantor akuntan, kantor

pengacara, jasa pengangkutan, dll.

2. Perusahaan Dagang (Merchandising Firm) yaitu perusahaan yang

kegiatannya membeli barang jadi dan menjualnya kembali tanpa

melakukan pengolahan terhadap barang tersebut. Contoh perusahaan ini

adalah Dealer, Toserba, Supermarket, dll.

3. Perusahaan Manufaktur/ Pabrik/ Industri (Manufacturing Firm) yaitu

perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi

dan kemudian menjual barang jadi tersebut. Contoh perusahaan ini adalah

pabrik sepatu, pabrik roti, dll.

2.2.2 Jenis-jenis Badan Usaha

Pada umumnya badan usaha terdiri dari :

1. Perusahaan Perseorangan yaitu perusahaan yang keseluruhannya dimiliki

oleh perseorangan. Perusahaan perseorangan dimiliki oleh individu,

pemilik tunggal. Bentuk ini mudah pengelolaannya, biayanya juga tidak


19

terlalu mahal. Kelemahan utama bentuk perusahaan ini adalah sumberdaya

keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

2. Perusahaan Persekutuan (Firma dan CV) yaitu perusahaan yang dimiliki

oleh dua orang atau lebih dengan adanya suatu perjanjian yang ada

diantara mereka. Perusahaan persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih

individu, masing-masing pemilik menyetorkan modalnya ke perusahaan

untuk bekerja secara bersama-sama. Sumber daya keuangan tidak hanya

berasal pada satu orang saja, tetapi berasal dari beberapa pemilik

perusahaan.

3. Perseroan Terbatas yaitu badan hukum terpisah yang dibentuk berdasarkan

hukum, dimana pemiliknya dibagi dalam bentuk saham-saham.

Perusahaan perseroan Sering disebut juga korporasi. Perusahaan ini

dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah sebagai suatu badan hukum.

Biasanya modalnya terdiri dari saham-saham, yang diterbitkan oleh

korporasi tersebut dan dijual kepada masyarakat yang berminat.

Keunggulan utama bentuk perusahaan korporasi adalah kemampuan untuk

mendapat sejumlah sumberdaya keuangan dengan cara menerbitkan saham

tersebut. Sehingga pemegang saham perusahaan ini bisa perorangan, atau

individu yang membeli saham perusahaan ini.

2.4 Penelitian Terdahulu

Dibuat tabel

No Peneliti, tahun Judul penelitian Hasill penelitian


20

Urutkan tahun

penelitinya

Pradipta (2010), Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan jumlah

wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak, pertumbuhan penerimaan

pajak bertumbuh seiring dengan penambahan jumlah wajib pajak. Asrul Hidayat

(2013), Mahasiswa Universitas Indonesia melakukan penelitian dengan judul

Analisis Penerimaan Pajak dengan Pendekatan Produk Domestik Bruto Sektoral.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan penerimaan produk

domestik bruto terhadap penerimaan pajak penghasilan dan pajak pertambahan

nilai serta untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

penerimaan pajak. Hasil Penelitian menunjukkan adanya pengaruh dominan

Produk domestik bruto sektoral terhadap penerimaan pajak, yaitu pada sektor

industri pengolahan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas Penulis tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap klasifikasi dan kategori lapangan usaha tersebut diatas serta menganalisa

kategori-kategori lapangan usaha yang memberi kontribusi besar terhadap

penerimaan pajak, khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarmasin.

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Sumber pendapatan paling populer bagi negara saat ini adalahpenerimaandari

sektor pajak, hal ini terjadi sebagai akibat adanya kecenderungan

penurunanpenerimaan negara dari sektor lainmisalnya sektor migas, yang


21

sebelumnyadianggap sebagai sumber penerimaan terbesar bagi negara. Usaha

untuk menghimpun penerimaan pajak dari masyarakat tentunya bukanlah

merupakan upaya yang mudah untuk dilakukan. Dalam tata cara perpajakan di

Indonesia yang menganut sistem self assessment, tingkat kepercayaan masyarakat

pada seluruh aparatur pajak menjadi kunci penting untuk menjamin tercapainya

target pajak dari tahun ke tahun.

Tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat kepada seluruh aparatur

perpajakan berawal dari rasa puas yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri atas

pelayanan yang didapatkannya saat menjalankan administrasi perpajakan di

kantor-kantor pelayanan pajak. Pelayanan prima kepada wajib pajak pada sistem

self assessment adalah suatu keharusan karena bagaimanapun juga wajib pajak

adalah stakeholder dan mitra yang harus diperlakukan dengan sopan. Pelayanan

prima diperlukan agar wajib pajak senantiasa jujur dalam menjalankan bisnis dan

melaporkan pajaknya. Pemberian pelayanan prima yang terus menerus dan

berkesinambungan akan mengedukasi wajib pajak sehingga pada akhirnya nanti

wajib pajak mengetahui dengan pasti jumlah yang tepat pajak yang harus dibayar.

Dari sisi pengamanan penerimaan pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak,

Kantor Pelayanan Pajak harus mengetahui kontribusi masing-masing sektor

lapangan usaha yang sudah disusun menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Nomor KEP-321/PJ/2012 tanggal 31 Oktober 2012 tentang Perubahan atas

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2012 tentang Klasifikasi

Lapangan Usaha Wajib Pajak. Hal ini akan sangat membantu unit kerja Kantor
22

Pelayanan Pajak dalam menentukan strategi yang tepat untuk penggalian potensi

sektor usaha tersebut.

Strategi yang tepat dalam memaksimalkan kinerja penggalian potensi

masing-masing wajib pajak pada kategori lapangan usaha tertentu menjadi

kunci penting dalam mengamankan penerimaan pajak pada unit kerja

Direktorat Jenderal Pajak. Strategi ini diharapkan dapat diterapkan pada unit

kerja Kantor Pelayanan Pajak di seluruh Indonesia.

Wajib Pajak Kewajiban Penerimaan Pajak


Badan Perpajakan Penghasilan
Badan

Klasifikasi Lapangan
Usaha Kontribusi Penerimaan
Pajak

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Anda mungkin juga menyukai