PENDAHULUAN
rakyatnya, memerlukan banyak dana. Baik dana yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri. Salah satunya dana tersebut adalah berasal dari pajak. Pengertian
Pajak itu sendiri merupakan suatu sumber anggaran penting dalam pembiyaan
iuran wajib bagi seluruh rakyat yang harus dibayarkan kepada kas Negara menurut
ketentuan undang-undang yang berlaku sehingga dapat dipaksakan dan tanpa adanya
pengeluaran umum negara. Maka dari itu, semua rakyat yang menurut undang-
undang termasuk sebagai wajib pajak harus membayar pajak sesuai dengan
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) yang mana pajak merupakan
salah satu penerimaan terbesar dalam negeri. Oleh karena itu jika pengeluaran
1
penerimaan pendapatan yang besar khususnya dalam sektor pajak. Sehingga tidak
berdampak pada perekonomian Negara. Salah satu yang berperan penting dalam
pajak yang mempunyai tugas meningkatkan penerimaan pajak dengan berbagai cara
yang sesuai undang-undang dan tidak lupa didukung oleh masyarakat sebagai wajib
undang- undang otonomi daerah yang mengtur tentang penerimaan dan pendapatan
penurunan 2,3 % dari target. Menurur Ken Dwijugiasteadi terkait realisasi APBN
Negara akhir bulan Mei 2016 mencapai Rp 496,6 triliun atau sebesar 27,2% dari
target APBN 2016 sebesar Rp 1.822,7 triliun, sedangkan realisasi belanja Negara
mencapai Rp 685,8 triliun atau sebesar 32,7 % dari pagu APBN 2016 sebesar Rp
2.095,7 triliun. Hal itu dibandingkan periode sama pada bulan Mei 2015 sebesar Rp
377,028 triliun atau 29,1 %. Turun 2,3 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
dan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjadi salah satu warga Negara yang baik
adalah warga Negara yang terdaftar sebagai wajib pajak dengan bukti menempunyai
2
kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan setiap wajib pajak diwajibkan
sebagai wajib pajak. Keengganan mereka mendaftar dirinya sebagai wajib pajak
serta meremehkan akan petingnya pajak bagi negara. Wajib pajak didalam
satunya niat untuk patuh atau tidaknya seorang wajib pajak untuk melakukan
salah satu model yang sering digunakan untuk meramalkan niat individu Meiliana
Kurniawati dan Agus Arianto Tolly (2014). Di dalam teori tersebut Azjen (1991)
Kurniawati
aturan-aturan perpajakan merupakan dasar yang harus dimiliki oleh wajib pajak.
(2012) bahwa sistem perpajakan yang kurang optimal dan pemahaman wajib pajak
yang masih rendah akan peraturan perpajakan yang berlaku merupakan salah satu
faktor yang dapat memicu bagi wajib pajak melakukan penggelapan pajak dalam
Wahyu Rahmadi (2014). Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat, banyak wajib
3
pajak yang tidak paham dan mengetahui tentang tata cara serta peraturan dalam
perpajakan. Fenomena tersebut merupakan salah satu tugas bagi pemerintah untuk
sadar dan mengetahui jika pajak merupakan pendapatan Negara yang dapat di
ketidaktahuan (ignorance), yaitu wajib pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya
wajib pajak yang sadar akan pentingnya pajak. Keberhasilan juga salah satu wujud
kerja sama yang baik dalam pemerintah yang berkecimbung dalam perpajakan
penggelapan pajak.
kalangan wajib pajak membuat wajib pajak merasa dibeda-bedakan karena tidak
4
adanya keseimbangan diantara orang yang mempunyai kedudukan dengan wajib
pajak yang berasal dari kalangan masyarakat biasa. Tindakan diskriminan sangat
apabila kebijakan yang diterapkan hanya menguntungkan pihak tertentu saja dan
disisi lain ada pihak-pihak yang dirugikan, dengan adanya diskriminasi yang
dilakukan pemerintah akan mendorong masyarakat untuk tidak setuju atas kebijakan
yang berlaku, salah satunya kebijakan yang ada didalam perpajakan dalam Devi Nur
untuk membayar pajak, mau tidak mau wajib pajak harus membayar pajak, karena
5
pemerintah pasti memberikan sanksi pada wajib pajak jika diketahui tidak mau
membayar pajak. Oleh karena itu banyak wajib pajak yang mencari ide untuk
cara melanggar undang- undang atau ketentuan yang berlaku demi keuntungan
mereka.
Penggelapan pajak (tax evasion) merupakan usaha aktif wajib pajak dalam hal
meloloskan diri untuk tidak membayar pajak sebagaimana yang telah terutang
dalam perpajakan, dan wajib pajak melaporkan surat pemberitahuan tahunan (SPT)
jumlah penghasilan yang lebih rendah dari pada penghasilan yang sebenarnya
yang lebih tinggi sehingga pembayaran pajak diperkecil Irma Suryani Rahman
(2013). Penggelapan pajak yang lebih parah dilakukan apabila seorang wajib pajak
6
perpajakan di Indonesia, instansi yang harus berusaha melakukan tugas pokoknya
pemerintah yang mampu menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan aturan-
aturan yang sudah ditetapkan dan tidak melakukan penyelewengan maka sangat
mempengaruhi atas penerimaan pajak, sehingga pajak dapat terealisasi sesuai dengan
Retailermart, PT Megah Citra Raya, PT Surya Alam, kasus Suwir Laut (2011) pada
PT Asian Agri Goup, kasus jhon basuki (2012) pada PT Mutiara Virgo (MV) dan
bahkan dari kalangan petugas pajak maupun wajib pajak. Seharusnya petugas pajak
itu tahu kalau perbuatan penyelewengan atau penggelapan pajak itu perbutan yang
menggambarkan minimnya etika dan tanggung jawab yang dimiliki. Petugas pajak
masyarakat.
Penelitian ini dilakukan karena peneliti tertarik dari penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad Ridwan 2014 di KPP Surakarta yang meneliti tentang sensitivitas etika
wajib pajak terhadap tax evasion bahwa gender tidak berpengaruh pada sensitivitas
7
etis atas tax evasion sedangkan usia dan tingkat pendidikan memadahai untuk
persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, keadilan positif serta system
penggelapan pajak. Penelitian dari Maria Angelina Sutiono dan Yenni Mangoting
(2014) semakin tinggi pandangan sosial terhadap penggelapan pajak maka semakin
sedangkan semakin tua usia wajib pajak dan semakin tinggi tingkat kepercayaan
seseorang wajib pajak terhadap pemerintah maka semakin rendah seseorang wajib
pajak untuk melakukan penggelapan. Penelitian dari Meliana Kurniawati dan Agus
signifikan, dan keadilan, biaya kepatuhan dan tarif pajak secara bersama sama
objeknya, variabel, serta lokasi observasinya. Yang mana objek pada penelitian
terdahulu meneliti wajib pajak yang bekerja diintansi sedangkan penelitian sekarang
objeknya wajib pajak pribadi yang terdaftar pada KPP berdasarkan penelitian Ahmad
Ridwan (2014). Pada variabelnya pada penelitian sekarang gabungan dari beberapa
8
Melliana dkk (2014). Sedangkan lokasi penelitian sekarang wajib pajak yang terdaftar
pada KPP Demak, Penelitian terdahulu pada wajib pajak di Surabaya berdasarkan
penelitian Maria dkk (2014). Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengambil
Penggelapan pajak pada akhir-akhir ini marak terjadi di Indonesia. Hal itu
dapat dilihat dari berbagai media massa, yang palakunya banyak dilakukan dari
kalangan wajib pajak maupun petugas pajak. Penggelapan pajak biasanya dilakukan
dengan berbagai variasi dan dengan jumlah uang yang relative banyak. Penggelapan
pajak sering dipengaruhi dengan berbagai aspek misalnya wajib pajak yang kurang
tahu tentang etika atau cara pembayaran pajak, pemahaman tentang pajak yang
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
9
3) Variabel independen (etika wajib pajak, pemahaman, diskriminan,
tax evasion.
tax evasion .
1) Menambah referensi dan juga wawasan bagi penelitian yang akan datang,
10
4) Meberikan acuan bagi pemerintah atau kantor KPP tentang faktor yang
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyelewengan pajak atau meminimalisir pajak yang terhutang dengan cara yang
melanggar aturan- aturan atau undang- undang dalam perpajakan. Penggelapan pajak
yang demikian biasanya terjadi karena beberapa hal diantaranya: kurangnya etika
wajib pajak, kurangnya pemahaman tentang pajak oleh wajib pajak, adanya
Tax evasion diartikan sebagai suatu skema mempekecil pajak yang terutang
dengan cara melanggar ketentuan pajak yang terutang dengan cara melanggar
ketentuan perpajakan. Menurut M. Zain (2008) dalam Kurniawati dan Toly (2014),
dan benar;
12
4) Tidak memenuhi kewajiban memelihara pembukuan;
dan dipungut;
lainnya.
usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara
ilegal, maka wajib pajak mengabaikan etika, norma-norma serta ketentuan yang telah
ditentukan dalam perpajakan. Hal itu dapat dilakukan dengan memalsukan dokumen,
mengisi data yang tidak sesuai dan tidak lengkap Irma Suryani Rahman (2013).
Menurut Rahayu (2010) penggelapan pajak adalah usaha aktif wajib pajak dalam hal
meloloskan diri untuk tidak membayar pajak sebagai mana yang telah terutang
menurut aturan undang - undang Meliana Kurniawati dan Agus toly (2014).
Tax evasion adalah skema memeperkecil pajak yang terutang dengan cara
penjualan atau memeperbesar biaya dengan cara fiktif. Cara-cara itu biasanya lakukan
13
berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan masyarakat lainnya Saundy (2011)
pajak untuk melakukan penghindaran pajak Nurmantu (2004) dalam Irma Suryani
ketentuan tertentu
14
pendapatan dan pengeluaran. Sehingga menjadikan inflasi tarif pajak yang
pajak mungkin mengira bahwa Negara mengambil sejumlah yang sudah ada
kekurangan yang timbul oleh wajib pajak yang tidak menunaikan kewajibannya
(2) Penggelapan pajak tersebut merupakan stagnasi perputaran roda ekonomi jika
terhadap perekonomian Indonesia, karena dapat merugikan banyak orang, baik pelaku
15
ekonomi dari kalangan penanam modal, investor, pengusaha dan lain sebagainya
kelangsungan perekonomian.
penipuan yang seharusnya membayar kewajibannya sebagai wajib pajak tapi wajip
pajak enggan membayar , dan apabila hal itu dapat terungkap oleh pihak- pihak
terkait maka wajip pajak akan mendapatkan sanksi maupun denda yang berlipat
berdampak besar khususnya dalam bidang keuangan, ekonomi, dan juga psikologi.
dapat terlaksana, perekonomian tidak setabil serta banyaknya wajib pajak yang
mengalami tekanan psikologis yang terbiasa melakukan suatu tindakan yang tidak
sesuai aturan.
perubahan yang baru atas undang- Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang disebut dengan Wajib Pajak adalah orang
16
perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan
administrasi pajak hanya mengenal istilah-istilah wajib pajak efektif dan wajib pajak
(1) Wajib Pajak Efektif Adalah Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban
sebagaimana mestinya.
(2) Wajib pajak non efektif adalah wajib pajak yang tidak melakukan
Dan Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam surat edaran Direktorat Jendral
Pajak Nomor SE-89/PJ/2009, dan wajib pajak non aktif Mukharoroh (2014) sebagai
berikut:
17
(2) Wajib Pajak yang sudah meninggal dunia atau bubar tetapi belunm ada
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custo). Etika berkaitan dengan moral
yang merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu “mos” yang dalam bentuk melakukan
perbuatan baik dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk Irma Suryani Rahman
(2013).
Etika dapat dipahami sebagai gambaran dari prinsip-prrinsip moral atau nilai-
nilai individu berdasarkan keyakinan (belief) serta sikap (attitudes) yang sudah
terinternalisasi Grosh dan Crain (1996) dalam Nur Cahyono, Dwi Ratmono, Faisal
(2012). Song dan Yarbrough (1978) mendefinisikan etika pajak sebagai norma –
norma yang mengatur perilaku warga Negara sebagai pembayar pajak dalam
Etika adalah peraturan dalam lingkup dimana orang per orang atau kelompok
melaksanakan kewajiban perpajakanya, apakah sudah benar, salah, baik ataukah jahat
18
Sumanirsasi (2011). Dalam pengertian diatas etika dapat disimpulkan merupakan
(2) Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sejauh dengan nilai dan
norma moral
(1) Pemikiran moral berfikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya
(3) Berbicara tentang etika sebagai praktis atau mengambil praktis etik
sebagai objeknya
19
1) Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
3) Nilai tentang benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
Menurut Sidik (2007) dalam Irma suryani Rahman (2013) etika dapat
2) Etika merupkan hukum sosial, sifat dasar etika adalah sifat kritis, etika
bertugas.
suatu tindakan yang tidak etis. Maka dari itu orang yang mempunyai perilaku beretika
maka seorang wajib pajak biasanya menghindari perbuatan tersebut. Etika juga
merupakan suatu perbuatan yang moral yang bersifat normatif dalam kehidupan dan
20
Menurut Bosco dan Mittone (1997) yang meneliti penggelapan pajak dalam
dibandingan dengan budaya Sri Hutami (2014). Moral sering dianggap oleh manusia
merasa berdosa jika tidak menjalankan kewajibannya berbeda dengan Budaya. Bosco
lebih menyoroti teori tentang pandangan etika dalam dua teori yaitu Teori Kant dan
Altruistic Approach.
Dalam Sri Hutami (2014) Penggelapan pajak dipandang dari Teori etika
adalah
1. Teori Egoisme
Teori egoism, dalam teori ini penggelapan pajak tidak dapat dianggap sebagai
Teori etika yang dikemukakan oleh kant adalah teori hak dan kewajiban.hal
tersebut sangat tepat dikaitkan dengan penggelapan pajak. Karena seorang wajib
pajak mempunyai kewajiban dalam membayar pajak kepada Negara. Dan Negara
Hak seorang wajib pajak menikmati fasilitas yang disediakan oleh Negara. Hak
dapat diartikan bahwa wajib pajak tidak membayarkan iuran sesuai dengan ketentuan
21
perundangan atau tidak melaporkan yang seharusnya menjadi kewajibannya.
Sedangkan wajib pajak menikmati fasilitas yang sudah di berikan hal tersebut dapat
Altruistic approach Bosco (1997) adalah suatu tindakan yang peduli pada
kepentingan umum. Tetapi dengan tidak membayarkan iuran pajak untuk kepentingan
sendiri di bandingkan kepentingan orang banyak. Penggelapan pajak terjadi jika dana
4. Teori Utilitarianisme
Dalam teori ini mengorbankan prisip keadilan dan hak individu demi
menekan perusahaan untuk membayar pajak karena dana yang digunakan untuk
Sifat yang harus ada dalam diri seseorang itu harus jujur, dapat dipercaya,
benar, beretika serta sosial. Penggelapan pajak adalah tindakan yang tidak jujur,
melanggar kepercayaan, dan bukan perbuatan yang wajar baik yang dilakukan wajib
22
pajak maupun aparat pajaknya. Oleh karena ketidak sesuaian itu bisa dikategorikan
pelanggaran etika.
agama dianjurkan untuk memeberi suatu yang kita miliki dan digunakan memebantu
sesame. McGee (1997) menjelaskan bahwa dalam berbagai agama (Islam, Kristen,
membayar pajak sesuai dengan peraturan maka wajib pajak melakukan pelanggaran
Didalam perpajakaan pemahaman tentang tata cara pembayaran itu sangat erat
akan peraturan perpajakan adalah seorang wajib pajak yang memahami tentang
sesuai dengan aturan- aturan yang berlaku. Pengetahuan dan pemahaman didalam
adanya pemahaman wajib pajak maka resiko penggelapan pajak akan semakin
berkurang.
23
Pemahaman peraturan perpajakan adalah merupakan suatu proses wajib pajak
memahami dan mengetahui tentang peraturan dan undang-undang dan juga tata cara
seperti: membayar pajak, melaporkan SPT dan lainnya Nirawan (2013). Ketika
wawasan bagi wajib pajak tentang perpajakan dan secara tidak langsung mampu
Dua syarat diatas dapat menjadi indikator kemauan membayar pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak, oleh karena wajib pajak baru yang akan membayar pajak
yang sudah memepuyai NPWP harus memperbaruhi kepemilikan tersebut agar dapat
di tindak lanjuti dengan melaporkan SPT oleh wajib pajak waluyo (2007) dalam
24
pemahaman dan ketidaktahuan dengan tata cara melakukan pembayaran pajak,
dan Tata, pengertian Diskriminasi adalah perbedaan perlakuan kepada sesama warga
didasarkan perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras , etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik,
pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam
kehidupan, baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum,
sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya Irma Suryani Rahman (2013)
25
ras, kesukubangsaan agama atau keanggotaan kelas-kelas sosial Suminarsasi (2014).
perilaku apa saja, yang berdasarkan perbedaan yang dibuat berdasarkan alamiah atau
serta nilai-nilai yang ada dan berdampak buruk terhadap hak asasi manusia.
jika pajak itu suatu hal yang merugikan atau bahkan menjadi beban bagi masyaraka.
Minimnya pengetahuan dan sosialisasi dari pemerintah dapat menjadikan suatu yang
melekat dalam nurani jika penggelapan pajak itu suatu hal yang biasa tanpa ada rasa
penggelapan pajak. Hal itu beralaskan bahwa masyarakat Indonesia merupakan tipe
26
penduduk yang sangat sosial, dimana norma dan anggapan sosial seringkali
perpajakan. Penggelapan pajak dianggap hal yang biasa jika diantara wajib pajak
yang satu dengan yang lainnya ada teman yang tidak membayar atau melaporkan
bahwa adanya parameter lain untuk menjelaskan penggelapan pajak sebagai fenomina
tanpa adanya sanksi maka pandangan wajib pajak yang lain akan cenderung
2) Model A-S yang di kembangkan lagi oleh Traxer, 2006 dan didukung teori
dapat membuat secara psikologis itu “murah” bagi membayar pajak lain untuk
menghindari pajak (bahkan saat tingkat audit dan hukuman tetap sama).
27
Maka dari itu kepatuhan pajak dalam melakukan pembayaran yang dilakukan
Kedua teori tersebut didukaung oleh penelitian Kalinsky, et al, 2004 yang
sebabkan oleh pandangan wajib pajak Amerika Serikat kalau penggelapan pajak
Table 1.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti, Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
1 Wahyu Suminarsasi Pengaruh Keadilan Hasil penelitian bahwa
dan Supriyadi, 2012 Sistem Perpajakan dan keadilan berpengaruh positif,
Diskriminasi Terhadap system perpajakan
Persepsi Wajib Pajak berpengaruh positif ,
Mengenai Etika diskriminasi berpengaruh
Penggelapan pajak (Tax negatif terhadap persepsi
Evasion) wajib pajak mengenai etika
penggelapan penggelapan
pajak.
28
usia dan tingkat pendidikan
memadai untuk
mempengaruhi sensitivitas
terhadap etika atas tax
evasion.
(Tax Evasion) merupakan suatu tindakan yang tidak etis untuk dilakukan oleh wajib
29
pajak yang mempunyai etika. Variabel penggelapan pajak dalam penelitian ini
dipengaruhi oleh empat variabel independent yaitu etika wajib pajak, pemahaman,
Pemahaman wajib
pajak (H2) Penggelapan Pajak
(Tax Evasion)
Diskriminasi (H3)
Pandangan Sosial
(H4)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
2.3 Hipotesis
Etika didalam perpajakan suatu hal yang penting, jika seorang wajib pajak
tidak mempunyai etika serta tidak memahami etika tata cara pembayaran pajak,
seorang akan cenderung enggan membayar pajak. Etika biasanya itu ada dalam diri
30
wajib pajak jika seorang wajib pajak mempunyai sifat – sifat yang tidak etis dalam
kehidupan sehari- hari maupun lingkungan. Etika merupakan suatu gambaran dalam
prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai berdasarkan keyakinan dan sikap yang telah
terinternalisasi Gosh dan Crain (1996) dalam Nur Cahyonowati,Dwi Ratmono dan
Faisal (2012). Etika pajak juga sebagai norma-norma dalam mengatur dalam
sebagai suatu transfer yang mana bagian daya beli dari seorang individu di tukarkan
dengan jasa-jasa publik yang dapat diberikan oleh pemerintah dari dana pajak yang di
dapat dari pembayaran pajak Gosh dan Crain (1996) dalam Nur Cahyonowati, Dwi
H1 : Etika wajib pajak berpengaruh positif atas tax evasion (Penggelapan pajak).
2.3.2 Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak atas Tax Evasion (penggelapan pajak).
tentang perpajakan , mengerti tentang paerpajakan dan di patuhi aturan yang ada dan
kemudian dilaksanakan apa yang menjadi kewajiban dan tugas sebagai wajib pajak.
yang tidak mengetahui peraturan perpajakan secara jelas tentang parpajakan maka
31
cenderung menjadi wajib pajak yang tidak patuh. oleh karena itu wajib pajak akan
beranggapan jika pajak itu hal yang baik jika seorang wajib pajak mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang baik. Dari kesimpulan diatas peneliti mengambil
pajak)
agama, ras, sosial budaya yang sering terjadi didalam masyarakat. Dalam perpajakan
sering terjadi juga antar orang yang mempunyai tingkat sosial tinggi dan tingkat
sosial yang rendah, hal itu dapat menjadikan wajib pajak enggan membayar pajak
jika terjadi tingkat diskriminan yang tinggi. Maka hipotesis yang ketiga dari
masyarakat Amerika Serikat bahwa penggelapan pajak bukanlah masalah yang serius
32
Wahyu Racmadi (2014) dari penelitian tersebut peneliti ingin mengambil hipotesis
H4= Pandangan Sosial Berpengaruh Positif atas Tax Evasion (penggelapan pajak)
2.3.5 Pengaruh Simultan variabel independen atas tax evasion (penggelapan pajak)
variabel etika wajib pajak, variabel pemahamn, variabel diskriminan, dan variabel
diajukan adalah:
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pengujian hiporesis. Explanatory Research adalah salah satu metode penelitian yang
what, who, hownya menurut Wiwit Wijayanti (2015) . Suatu fenomena yang sudah
terjadi dan memiliki deskripsi untuk dilakukan penelitian sehingga, dapat diketahui
hasilnya. Oleh karena itu Penelitian ini mencari penyebab serta alasan dibalik suatu
fenomena yang berhubungan dengan paparan menurut Efferi, Darmaji dan Tan
(2004) dalam wiwit Wijayanti (2015). Penelitian ini untuk menguji pengaruh etika
Didalam penelitian ini populasi dan sampel merupakan suatu yang di perlukan
untuk mendapatkan data yang digunakan untuk menunjang dalam penelitian ini.
Sehingga tujuan didalam penelitian ini dapat tercapai. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memepunyai kualitas dan
34
ditarik kesimpulan Sugiyono (2011). Dan sampel menurut Sugiyono (2011) adalah
bagian atau jumlah serta krakteristik yang mewakili populasi tersebut. Oleh karena itu
Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak pribadi yang terdaftar pada kantor
pelayanan pajak kabupaten Demak. Sampel dari penelitian ini adalah wajib pajak dari
sampling, yaitu anggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan
memperoleh data yang dibutuhkan atau unit sample yang ditarik mudah untuk
diukurnya dan bersifat koorperatif Hamid, (2010) dalam Irma suryani Rahman
(2013). Tehnik dalam pemilihan sampel ini karena pertimbangan lokasi yang mudah
yang digunakan didalam penelitian ini Irma Suryani Rahman, (2013). Teknik tersebut
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
data yang diperoleh langsung dari objeknya yang diteliti mengenai data-data yang
berhubungan langsung dari sumbernya. Dan data yang diperoleh dengan cara
menyebarkan kuisoner kepada wajib pajak secara langsung yang terdapat di empat
35
3.4 Metode Pengumpulan Data
responden yang berada didalam unit observasi Indrianto dan Supomo (1999) dalam
Muhammad Ary (2014). Pengumpulan data primer dapat diperoleh dengan cara
membagikan kuisoner kepada responden wajib pajak yang terdaftar didalam KPP
Demak. Responden tersebut yang ditunjuk sebagai sampel dalam penelitian ini.
Kuisoner dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan skala Likert Wiwit
Wijayanti (2015).
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut untuk ditarik kesimpulan Sugiono (2009) dalam wiwit Wijayanti (2015).
36
dilakukan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah etika
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
37
dalam lingkup dimana 3. Banyak orang yang
orang per orang atau berkembang karirnya
kelompok yang menjalani tanpa adanya jalan pintas
kehidupan dalam lingkup 4. Apapun alasannya
perpajakan, bagaimana berbohong bukan alasan
mereka melakukan yang dibenarkan.
kewajiban perpajakn
apakah sudah benar,
sesuai, baik atau salah.
3 Pemahaman Pemahaman dan 1. Wajib pajak harus Resmi
Pengetahuan dalam mempunyai NPWP (2009)
Perpajakan adalah seorang 2. Wajib pajak Harus dalam
wajib pajak yang mengetahui Kewajiban wahyu
memahami tentang sebagai wajib pajak rahmadi
perpajakan dan 3. Wajib pajak pajak harus (2014)
menerapkan dalam tahu tentang hak sebagai
pembayaran sehingga wajib pajak.
pajak dapat dibayarkan 4. Wajib pajak harus
sesuai dengan aturan- memahami peraturan
aturan yang berlaku. dalam perpajakan.
38
norma dan anggapan sosial 3. Wajib pajak cenderung
seringkali menentukan enggan membayar pajak
keputusan yang akan karena lingkungan sosial
diambil oleh individu pada tidak membayar
tersebut. pajak.
3.7 Pengukuran
keadaan wajib pajak tanpa ada paksaan. Jawaban dari responden bersifat kualitatif
Wijayanti (2015) menurut Kinner dalam penentuan skor pada masing-masing item
pertanyaan terhadap masalah diukur menggunakan skala Likert yaitu skala yang
diukur dengan menggunakan lima rincian skala Likert yaitu 1 = sangat tidak
setuju(STS), 2 = tidak setuju (TS), 3 = netral (N), 4 = setuju (S), 5 = sanagt setuju
(SS).
menjawab permasalahan yang dibahas. Dalam peneilian ini metode analisis yang
digunakan adalah statistik dekriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji
hipotesis.
39
Statistik dekriptif digunakan untuk mengukur konsistensi dan akurasi pada
sampel penelitian. Statistik dekriptif dapat memberikan gambaran atau dekripsi suatu
Data yang digunakan dalam penelitian harus berkualitas, oleh karena itu
dilakukan pengujian data untuk mengukur kualitas data scara valid dan reiabel
1. Uji Validitas
kuisoner atau yang harus di ukur bisa dikatakan valid atau tidaknya. Sedangkan
penelitian yang baik jika data atau kuisoner itu valid. Kuisoner bisa dikatakan Valid
jika kuisoner yang disebarkan mampu menghasilkan data yang sesuai dengan
pertanyaan yang ada dalam kuisoner. Uji yang digunakan dengan mengukur dua sisi
2) Jika r hitung < r table, maka item pertanyaan dikatakan tidak valid (gugur).
2. Uji Reliabilitas
40
Uji reliabilitas adalah uji yang dapat digunakan untuk mengukur indikator
dari variabel dan konstruk. Reliabilitas merupakan instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
Irma Suryani Rahman (2013). kuisoner dikatakan reliabel jika jawaban dari seseorang
atas peretayaan itu konsisten atau stabil dari waktu kewaktu ghozali (2011). Uji
reliabilitas ini digunakan untuk mengukur dalam jangka waktu tertentu yang artinya
data tersebut dapat terpecaya dan diandalkan. Dan untuk mengukur keandalan maka
1) Jika variabel nilai reliabilitasnya (alpha cronbach) > 0,6 dikatakan reliable
2) Jika variabel nilai reliabilitasnya (alpha cronbach) < 0,6 dikatakan tidak
Uji asumsi klasik yaitu merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi
pada analisis regresi linier berganda Ghozali (2007). Uji asumsi klasik dilakukan
untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bisa dengan varian yang minimum
(Best Linier Unbiased Estimator = BLUE) yang berarti model regresi tidak
mengandung masalah Wiwit Wijayanti (2015). Tidak ada ketentuan tertentu yang harus
dipenuhi dalam urutan yang diuji terlebih dahualu. Ada empat uji asumsi klasik , yaitu: uji
1. Uji Normalitas
41
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model variabel dependen dan
independent mempunyai konstribusi atau tidak Ghozali (2011). Regresi yang baik
adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendekati normal dapat
melihat pendekatan dengan penyebaran titik pada sumbu diagonal grafik Irma
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal dapat dilihat dengan
garis lurus yang sama dengan diagonalnya. Data distribusi normal adalah
2. Uji Multikolinearitas
diketahui dengan nilai tolerance dan besaran VIP (variance inflasion factor).
Tolerance adalah untuk mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak
dijelaskan oleh idependen lainya Irma Suryani Rahman (2013). Jika nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance Wiwit Wijayanti
(2015). Dan untuk melihat variabel independen yang saling berkorelasi yaitu dengan
Korelasi yang kurang dari 0,95 membuktikan bahwa antar variabel independen tidak
terdapat variabel yang serius Gozali (2007) dalam Wiwit Wijayanti (2015)
42
3. Uji heterokedasitas
ketidaksamaan residual dengan pengamat satu dan pengamat lainnya. Jika variance
residual satu dengan pengamat lain tidak ada perbedaan atau tetap maka disebut
Irma Suryani Rahman (2013). Untuk menditeksi ada tidaknya heterokedasitas dengan
melihat grafik plot (secatterplot) antara variabel terikat (ZPRED) dan residual
(SRESIT). Model regresi yang baik adalah homokedastisitas dan tidak terjadinya
hetorokedatisitas adalah jika grafik plot menyebar belgelombang dan titik titik tidak
terdapat pada atas maupun bawah pada titk 0 dan sumbu Y Ghozali (2011).
Uji ini menggukan uji regresi linier berganda yaitu uji yang bertujuan
Keterangan :
43
X1 = Etika Wajib Pajak.
X2 = Pemahaman.
X3 = Diskriminan.
X4 = Pandangan Sosial.
variabel independen dalam penelitian ini yaitu etika wajib pajak, pemahaman,
diskriminan dan pandangan sosial atas variabel dependen yaitu penggelapan pajak
44