PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada awal semester III bidang studi rancangan listrik telah memberikan teori perancangan
instalasi listrik dengan kombinasi-kombinasi dari berbagai sistem pengaturan yang kelak bisa digunakan
atau pun bisa diterapkan dalam praktek bengkel listrik. Buku pelajaran LATIHAN BENGKEL LISTRIK
SEMESTER III ini akan menerangkan semua sistem pengaturan instalasi penerangan yang dioperasikan
dari berbagai jenis saklar secara manual dan otomatis. Dengan memberikan suatu latihan perencanaan
gambar diagram lokasi praktek dari pemakaian peralatan dan perhitungannya serta melengkapi diagram
kerja rangkaian, diharapkan mahasiswa akan berhasil dalam praktek bengkel listrik ini. Pelajaran ini
boleh dikatakan sudah seluruhnya sebelumnya diketahui mahasiswa, sehingga dengan sedikit instruksi
dan pengarahan maka mahasiswa akan mampu melaksanakannya. Seluruh latihan ini dituangkan dalam
modifikasi latihan rancangan listrik dengan judul “Proyek Sudomo”.
Proyek sudomo ialah rancangan instalasi penerangan dirumah tuan Sudomo. Tuan Sudomo
memesan pada konsultan untuk merancang instalasi penerangan dirumah tinggalnya. Dalam hal
penggambaran rancangan instalasi penerangan ini mahasiswa diumpamakan sebagai konsultan. Pada
semester III ini seluruh gambar rancangan penerangan ini dipraktekkan dalam bentuk simulasi.
Mengingat lokasi penerangan rumah tuan Sudomo yang begitu besar dan memiliki taman yang
luas maka kerja praktek bukan dilakukan di tempat yang sebenarnya. Melainkan dikerjakan pada papan
berukuran 120 x 100 cm sebagai simulasinya. Semua peralatan listrik yang dipasang disesuaikan
seluruhnya dengan deskripsi data.
Didalam pemasangan instalasi listrik banyak hal yang harus dikerjakan dengan mengingat enam
prinsip dasar instalasi listrik, antara lain :
Keamanan.
Keandalan.
Kemudahan tercapai.
Ketersediaan (cadangan).
Ekonomis dan,
Pengaruh lingkungan.
Jadi pemasangan instalasi listrik harus direncanakan dari awal pekerjaan hingga selesainya.
Untuk lebih jelasnya diharapkan mahasiswa membaca PUIL ’87, disana dijelaskan bagaimana cara
menginstalasi yang baik. Didalam praktek ini teori teknik bengkel dilaksanakan sepenuhnya
sebagaimana mestinya, diantaranya : membengkokan pipa, memasang pipa, penarikan kabel,
1
penempatan peralatan, penyambungan kabel dan mencari kesalahan ( trouble shooting ) telah menjadi
sasaran utama.
Dari praktek ini kami mencoba menyusun laporan yang memaparkan teknik penerangan secara
umum. Pengoperasian Manual dan Otomatis adalah sebagian dari sistem yang dipakai dalam rangkaian
listrik. Sebagaimana dari itu telah menjadi bahan dalam laporan ini. Semoga praktek listrik ini dapat
dipakai setelah selesai pendidikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
2
1. Bench Drilling digunakan untuk melubangi busbar bingkai panel dan pintu panel.
2. Pemanas (heater) digunakan untuk memanaskan pipa PVC agar PVC dapat denagan mudah
dibengkokan.
1. 3. 3. Alat Pengukuran
1. Rol kayu digunakan sebagai alat bantu dalam pembuatan garis pada papan kerja.
2. Level (water pass) digunakan dalam menentukan posisi horizontal dan vertical.
3. Meter digunakan dalam pembuatan ukuran.
1. 3. 4. Multi Check
Multi Check digunakan sebagai alat Bantu dalam pemasangan / penyambung terminal. Apakah
penyambungan yang kita pasang hubungannya sudah benar di check dengan menggunakan peralatan
ini.
BAB II
3
PROYEK TUAN SUDOMO
Tuan Sudomo berniat membuat rumah tinggal. Dia telah menerima rancangan bangunannya dari
arsitek dan juga telah menghubungi kontraktor dimana anda bekerja untuk pemasangan instalasi
listriknya. Berdasarkan keinginan Tuan Sudomo, anda buat perencanaan instalasi penerangannya.
Tanpa menulis dahulu deskripnya, anda langsung menggambarkan simbol-simbol listrik pada
gambar denah bangunannya ( lihat halaman 3 )
1. Lampu penerangan di atas meja makan terdiri dari 6 lampu pijar yang dilayani oleh saklar seri.
2. Penerangan diatas meja diruang keluarga dilayani dari 3 tempat menggunakan kontak tekan.
3. Tempat parkir dan penerangan luar menggunakan sistem pengaturan sbb :
Selection :Antara Manual ( M ), Automatic ( A ) dan Off.
Automatic :Penerangan akan menyala begitu keadaan diluar gelap dan padam jika
keadaan diluar terang.
Manual :Pada keadaan ini, penerangan dapat diatur setiap saat baik
untuk pengoperasian otomatis padam setelah menyala selama 2-5 menit
atau menyala permanen. Untuk keadaan ini ( M ) ditandai dengan lampu
tanda merah.
Peralatan pengatur yang mutlak dibutuhkan untuk penerangan di ruang keluarga (Fuse 1), yaitu
:
2. Lampu : 3 buah
3. Fitting : 3 buah
6. Kotak-Kontak : 2 buah
Peralatan pengatur yang mutlak dibutuhkan untuk penerangan dapur – Fuse 2,yaitu:
4
1. Saklar Tukar : 2 buah
2. Lampu : 1 buah
4. Kotak-Kontak : 1 buah
Peralatan pengatur yang mutlak dibutuhkan untuk penerangan luar dan tempat parkir (Fuse 3 &
Fuse 4), yaitu :
Peralatan pengoperasian diatas dipasang sebagaimana tertera pada perencanaan lokasi pada
halaman 8.
1. Timer : 1 buah
2. Relay Kontaktor : 2 buah
3. Staircase : 1 buah
4. Impuls : 1 buah
5. Fuse : 4 buah
6. Terminal Line Up : 17 buah
7. Pertinax : 2 buah
8. Wiring Chanel : 1 buah
5
6
2.2. Terminal dan Sambungan
Sambungan penghantar listrik sering kali merupakan sumber kerusakan dan jatuhnya instalasi
yang berakibat pada sifat-sifatnya ( mis : kebenaran ).
Dengan demikian sambungan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam menentukan
keandalan instalasi. Kita mengetahui bahwa penghantar akan naik panasnya bila arus yang melalui
semakin besar. Kenaikan panas tersebut harus di batasi supaya tidak merusak isolasi penghantar.
Standard pembatasan ini biasnya 70˚ Celcius untuk isolasi penghantar PVC dan dibatasi oleh penghantar
yang membawa kapasitas arus : Sambungan-sambungan itu harus bisa menampung kapasitas arus yang
dialirkan melalui penghantar yang disambungkan dan harus tetap dapat diandalkan dalam setiap
temperatur.
Pemilihan sambungan yang baik dan penerapan teknik sambungan yang benar penting sekali
untuk sambungan yang dapat diandalkan. Bab ini akan membuat anda mampu :
Mengenai tipe-tipe terminal dan terminal blok yang biasa di pakai untuk instalasi listrik.
Mempersiapkan macam-macam penghantar untuk sambungan yang dapat diandalkan
untuk sambungan khusus.
Akhir dari pengahantar yang berisolasi disambungkan pada komponen listrik dan alat-alat, atau
satu dengan yang lainnya dengan menggunakan terminal dan sambungan.
Sebelum yang fleksibel harus di siapkan sedemikian rupa, hingga semua untaian penghantar
benar-benar sambungan yang dapat di andalkan.
Bila ujung dari penghantar di kencangkan pada terminal dengan sekrup atau mur, itu disebut
terminal skrup.
Bila ujung dari penghantar pengencangnya pada terminal dengan cara ditusukkan atau
disisipkan maka terminal terminal itu disebut terminal tusuk.
Bila ujung dari penghantar dikencangkan pada terminal oleh penyolderan, terminal itu disebut
terminal solderan.
Ketiga kategori terminal diatas digunakan pada keterampilan teknik listrik dan elektronik.
7
2.3. Denah
8
2.4. Diagram Lokasi
9
2.5. Diagram Kontrol
10
DISTRIBUTION PANEL
2.6. Diagram Pengawatan pada Panel
7 3 1 9
1 L 3 2 1 2
F1 F2 F3 F4
10 A 10 A 10 A 6A
DIAGRAM PENGAWATAN
Fasa Sumber
Fuse 1
Fuse 2
Fuse 3
Pentanahan
11
2.7. Diagram Pengawatan pada Papan Praktik/Diagram Penerangan
12
2.8. Bill of Quantity
13
26 Sakelar tekan 2 buah Import / tender
C. Panel
27 Sekering Diazca lengkap 10 A 3 buah Import / tender
27 a Sekering Diazca lengkap 6A 1 buah Import / tender
28 Relay kontraktor 220 V / 10 A 2 buah Import / tender
29 Sakelar relay impuls 220 V 1 buah Import/tenderDRA
0033,K7,K9A
30 Saklelar waktu 220 V 1 buah Tender DRA 003 K1
Import
31 Sakelar relay tangga 220 V 1 buah Tender DRA 003 K1
Import
32 Busbar tembaga 3 - 5 x 15 mm 280 mm Lokal
33 Profil C22 s 12 mm alu 100 mm Lokal
34 Profil untuk terminal 150 buah Import / tender
14
47 Kabel NYM re 3 x 1,5 mm, warna 1,0 mm Lokal ( pejal )
untuk Ph + N + PE
48 NYA merah dan kuning dan hitam 17,0 mm Lokal ( pejal )
1,55 mm
49 NYA biru tua 1,5 mm 13 mm Lokal ( pejal )
50 NYA hijau / kuning 1,55 mm 13,5 mm Lokal ( pejal )
51 NYA hijau 1,55 mm 8,5 mm Lokal ( pejal )
52 Dempul untuk kayu (putty) 0,1 mm Lokal ( pejal )
53 Nomor-Nomor utk terminal blok 1 mm Lokal ( pejal )
54 Steker 10 – 16 A PNE 1 mm Lokal ( pejal )
55 Kabel NYMHY 3 x 1 mm (fleksibel) 2,0 mm Lokal ( pejal )
56 Asbes plafon,lebar x panjang x tebal 1 mm LokaL ( atau 8 mm)
253 x 453 x 8 mm
57 NYA coklat dan putih dan merah 12 mm Lokal ( pejal )
jambu
D. Mur, Baut, Sekrup dan Panel
58 Sekrup kayu, kepala ½ bulat
3,5 x 15 100 buah Lokal
3,5 x 30 40 buah Lokal
3,5 x 20 20 buah Lokal
3,5 x 40 10 buah Lokal
59 Sekrup kayu, rata perseng 4 x 30 (20) 8 buah Lokal
4 x 50 (45) 4 buah Lokal
3,5 x 25 6 buah Lokal
60 Mur baut M4 x 10 20 buah Lokal
61 Mur baut M4 x 50 8 buah Lokal
62 Rumah kontrol panel ( housing) 1 buah Persiapan (housing)
63 Bingkai panel 1 buah Persiapan (frame)
64 Mur geser M4 4 buah Lokal
65 Mur baut M4 x 15 4 buah Lokal
15
BAB III
ANALISA
3.1. Deskripsi Peralatan Pengatur pada Panel Distribusi
Peralatan pengatur yang dipasang pada panel distribusi merupakan komponen yang sangat
penting, seperti diantaranya yaitu :
Fuse I : berfungsi mengoperasikan dua buah lampu dengan menggunakan saklar seri
yang dipasang pada ruang keluarga, selain itu berfungsi juga mengoperasikan
sebuah lampu yang menggunakan dua buah tombol tekan yang juga diatur oleh
impuls instalasi ini dipasang di ruang kamar.Kondisi Fuse I baik.
Fuse III : berfungsi mengoperasikan lampu taman dan lampu parkir,yang mana kerjanya
diatur juga oleh Relay K7 dan K9A, Timer, LDR, dan Staircase. Kondisi Fuse III
baik.
Staircase : berfungsi sebagai saklar waktu, yang dapat memadamkan dan menyalakan
penerangan sesuai berapa menit yang telah ditentukan. Kondisi Staircase baik.
Saklar Dimmer (LDR) : berfungsinya tergantung pada keadaan tempat. LDR beroperasi pada
keadaan gelap maka lampu akan menyala, begitu sebaliknya lampu akan padam
pada saat LDR mendapat cahaya terang.LDR akan bekerja ketika pukul 18.00 –
22.00,kemudian akan padam pada pukul 22.00 – 04.00,dan akan bekerja kembali
pada pukul 04.00-07.00.Kondisi LDR baik.
16
Relay : berfungsi untuk mengunci / pengontak sekaligus mengoperasikan tombol tekan
dengan lampu dan lampu tanda dengan IP55.Relay yg digunakan ada 2 buah yaitu
Relay K7 dan K9A.Kondisi Relay baik.
Line Up Terminal : berfungsi sebagai penghubung kabel masuk dan keluar antar komponen
kontrol maupun dari papan kerja.Kondisi Line Up terminal ini kurang baik
dikarenakan pada saat dilakukan penguncian terhadap kabel,kabel masih bisa
lepas walaupun penguncian pada terminal sudah penuh.
Wiring Chanel : berfungsi sebagai jalur masuk dan keluarnya kabel menuju komponen kontrol
maupun terminal.Kondisi Wiring Chanel baik.
17
3.3. Analisa Instalasi Penerangan “Proyek Sudomo”
Yang pada tempat pertama yaitu ruang dapur telah dipasang sebuah lampu yang diatur dengan
dua buah saklar tukar.
Yang pada tempat kedua yaitu ruang keluarga dipasang dua buah lampu yang diatur dengan
menggunakan saklar seri, dan diruang kamar telah dipasang sebuah lampu yang diatur dengan dua buah
tombol tekan dan tombol tekan diatur dengan saklar impuls.
Pada tempat ketiga dan keempat yaitu ditempat parkir dan lampu taman yang dioperasikan
secara selektor. Operasi selektor yaitu secara manual dan otomatis, penjelasannya adalah sebagai berikut
:
Manual : yang mana pada keadaan ini lampu tanda dalam kondisi menyala, begitu juga pada
lampu parkir dan lampu taman. Lampu parkir dan lampu taman dioperasikan oleh
staircase, yang mana dalam waktu yang telah ditentukan (2-5 menit) pada staircase
lampu taman dan lampu parkir akan padam. Begitu juga apabila diulang kembali
operasi tersebut.
Otomatis : yang mana pada keadaan ini tidak ditandai dengan lampu tanda (lampu tanda
dalam keadaan padam). Pada keadaan ini pengoperasian bisa dilakukan oleh Timer,
LDR, staicase dan Relay. Pengoperasian dengan LDR terjadi pada saat keadaan
diluar gelap maka lampu taman dan lampu parkir akan meyala, dan pada saat
keadaan diluar terang maka lampu taman dan lampu parkir akan padam. Selain itu,
pemasangan instalasi ini juga bertujuan untuk menghemat energi, yaitu dengan
pengoperasian Timer. Demi menghemat energi, waktu pada Timer dapat diatur
pada jam 22.00 – 04.00 akan padam.Pada saat keadaan otomatis tombol tekan masih
dapat dioperasikan selama 2-5 menit ketika pengaturan LDR padam.
18
3.4. Cara Memperoleh Kesalahan.
Dengan mengecek apakah komponen – komponen dan kabel – kabel sudah terhubung dengan
benar, pengecekan dilakukan dengan menggunakan alat seperti multitester / tespen.Kemudian
memberikan hubungan singkat antar phasa dan netral yang terdapat pada komponen itu.
2. Letak kesalahan :
Setelah melakukan pengecekan, telah ditemukan letak kesalahan terdapat pada LDR. Arus pada
LDR mengalir ternyata kabel pada terminal 10 pada line up tidak terhubung dikarenakan penguncian
pada terminal line up sudah mulai aus.
19
BAB IV
PENUTUP
Setelah melakukan praktek yang berjudul “Proyek Sudomo”, maka telah dapat disimpulkan
bahwa di dalam membuat suatu rangkaian sangat dibutuhkan ketelitian dan pemahaman pada saat
pengerjaan pemasangan instalasi penerangan tersebut.
Dengan melakukan praktek tersebut kita mendapat pengetahuan lagi tentang fungsi alat – alat
yang belum kita pelajari di semester I dan II, seperti selektor, relay, timer. Dan sedikit mengulang, di
praktek semester III ini kita juga menggunakan impuls, staircase dan LDR. Bukan hanya itu kita juga
sudah bisa menerangkan bagaimana cara kerja masing – masing komponen yang dipakai pada praktik
ini.
Pemasangan kabel juga perlu diperhatikan pada saat pemasangannya, agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat berakibat fatal juga apabila ada kesalahan dalam penyambungan dan pemasangan
kabel tersebut. Maka dari itu sangat diperlukan ketelitian dan pemahaman disetiap melakukan
praktikum.
20