TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OKSIGEN
OLEH
SYARIF HIDAYATULLAH, S. Kep
NIM. 18.31.1210
LOG BOOK
TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OKSIGEN
OLEH :
SYARIF HIDAYATULLAH , S. Kep
NIM. 18.31.1210
Mengetahui,
Riwayat Penyakit
1. Pengkajian
a. Keadaan Umum
Klien nampak lemas dan kesadaran klien composmentris
b. B1 (Breathing)
Pada inspeksi didapatkan peningkatan frekuensi (pernapasan kusmaul) dan terdapat
penggunaan otot bantu napas
c. B2 (Bleeding)
nadi lemah halus, sesak napas
d. B3 (Brain)
ketidakmampuan berkonsentrasi dan gelisah
Pemeriksaan ini meliputi pemerikasaan saraf cranial I – XII
1) Saraf I: Tidak ada kalinan pada fungsi penciuman.
2) Saraf II: Secara keseluruhan klien masih mampu melihat dengan normal, tetapi lapang
pandang menurun.
3) Saraf III, IV dan VI: Kemampuan otot klien secara keseluruhan masih bisa bergerak
tetapi kemampuan gerakan otot dibatasi agar tidak mengalami kelemahan.
4) Saraf V: Kemampuan koordinasi gerakan mengunyah klien masih normal walaupun
pelan pelan.
5) Saraf VII: Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
6) Saraf IX dan X: Kemampuan menelan sedikit menurun karena terkadang mual.
7) Saraf XI: Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
8) Saraf XII: Lidah simetris, serta indra pengecapan normal.
e. B4 (Bladder)
Klien mengalami penurunan frekuensi urine
f. B5 (Bowel)
Klien mengalami mual dan anoreksia
g. B6 (Bone)
Aktifitas dibantu keluarga. Tidak ada keterbatasan pada gerak klien. Terpasang infus di
tangan kanan. Kekuatan otot 4/4/4/4
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan nafas tidak efektif sehubungan sputum dalam jumlah yang berlebihan
b. Insomnia sehubungan dengan higien tidur tidak adekuat
c. Intoleransi aktifitas sehubungan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Intervensi (Pilihan)
a. Indikasi
Ada indikasi pemberian oksigen dengan nasal kanule yaitu
Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk
memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak)
b. Kontra Indikasi
Ada kontra indikasi pemberian oksigen dengan nasal kanule yaitu
a) Fraktur dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal
b) Pada klien yang membutuhkan kecepatan aliran >6 L/menit dan konsentrasi
>44%
4. Prinsip Tindakan
a. Pengertian
Nasal kanul adalah alat sederhana yang murah dan sering digunakan untuk
menghantarkan oksigen. Nasal kanul terdapat dua kanula yang panjangnya
masing-masing 1,5 cm (1/2 inci) menonjol pada bagian tengah selang dan dapat
dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk memberikan oksigen dan yang
memungkinkan klien bernapas melalui mulut dan hidungnya. Oksigen yang
diberikan dapat secara kontinyu dengan aliran 1-6 liter/menit. Konsentrasi oksigen
yang dihasilkan dengan nasal kanul sama dengan kateter nasal yaitu 24 % - 44 %.
Berikut ini adalah aliran FiO2 yang dihasilkan nasal kanul:
1 Liter /min : 24 %
2 Liter /min : 28 %
3 Liter /min : 32 %
4 Liter /min : 36 %
5 Liter /min : 40 %
6 Liter /min : 44 %
Formula : ( Flows x 4 ) + 20 % / 21 %
Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah,
relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur, cocok untuk
pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan
oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak mengganggu klien untuk melakukan
aktivitas, seperti berbicara atau makan.
b. Tujuan Pemberian Oksigen dengan Nasal kanule
a) Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan
oksigen minimal.
b) Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
c. Komplikasi
a) Pemasangan selang nasal yang terlalu ketat dapat mengiritasi kulit di daerah
telinga dan hidung
b) Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring
d. Alat dan Bahan
a) Handscoon
b) Tabung O2 lengkap dengan flow meter dan humidifier
c) Nasal kanule
d) Vaselin atau jelly
e) Plester
f) Gunting
e. Prosedur Tindakan
1) Melakukan Informed Consent kepada pasien:
a) Menjelaskan indikasi pemberian oksigen sesuai dengan kondisi pasien.
b) Prosedur pemberian oksigen dengan menggunakan nasal kanule.
c) Meminta persetujuan pasien.
2) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemberian oksigen dengan nasal
kanule
3) Mencuci tangan dan memakai Personel Protective Equipment (Handscoon).
4) Memposisikan pasien setengah duduk dengan kepala sedikit di tekuk ke
depan (High Fowler)
5) Mengoles nasal kanule dengan jelly.
6) Memasukkan kanule ke dalam hidung
7) Memberikan posisi yang nyaman
8) Mengatur aliran O2 sesuai dengan terapi
9) Membersikan nasal kanule 8 jam sekali.
10) Bila perlu beri plester pada selang di sekitar telinga agar tidak mudah lepas
11) Bersihkan alat dan bahan
12) Membuka dan membuang handschoen pada tempat sampah medis.
13) Melakukan cuci tangan
5. Respon pasien: Pasien kooperatif