Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Pencegahan Penyakit

Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil terlebih dahulu


sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data/keterangan yang bersumber dari
hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan/penelitian epidemiologi
(Nasry, 2006). Pencegahan merupakan komponen yang paling penting dari
berbagai aspek kebijakan publik (sebagai contoh pencegahan kejahatan,
pencegahan penyalahgunaan anak, keselamatan berkendara), banyak juga yang
berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung untuk kesehatan. Konsep
pencegahan adalah suatu bentuk upaya sosial untuk promosi, melindungi, dan
mempertahankan kesehatan pada suatu populasi tertentu (National Public Health
Partnership, 2006).
B. Tingkat Pencegahan Penyakit dan Contoh
Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan penyakit,
yaitu :
1. Pencegahan tingkat dasar (Primordial)
Primordial prevention adalah usaha mencegah terjadinya resiko atau
mempertahankan keadaan resiko rendah dalam masyarakat terhadap
penyakit secara umum. Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan
mempertahankan kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau
mengurangi tingkat resiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap
berbagai penyakit secara umum. Umpamanya memelihara cara makan
masyarakat pedesaan yang kurang mengonsumsi lemak hewani dan
banyak mengonsumsi sayuran, kebiasaan berolah raga, dan kebiasaan
lainnya dalam usaha mempertahankan tingkat resiko yang rendah
terhadap berbagai penyakit menular.
Bentuk lain dari pencegahan ini adalah usaha mencegah
timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah generasi
yang sedang tumbuh untuk tidak meniru atau melakukan kebiasaan
hidup yang dapat menimbulkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti
kebiasaan merokok, minum alkohol, dan lain sebaginya. Sasaran
pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok masyarakat usia muda
dan remaja, tidak mengabaikan orang dewasa dan kelompok manula.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini
diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan
masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan
suatu penyakit atau factor risiko dapat berkembang atau memberikan
efek patologis. Factor-faktor itu tampaknya banyak bersifat social atau
berhubungan dengan gaya hidup atau pola makan. Upaya awal terhadap
tingkat pencegahan primordial ini merupakan upaya mempertahankan
kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi masyarakat dari
gangguan kondisi kesehatan yang sudah baik.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa usaha pencegahan primordial
ini sering kali disadari pentingnya apabila sudah terlambat. Oleh karena
itu, epidemiologi sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit.
2. Pencegahan tingkat pertama (Primer)
pencegahan tingkat pertama (primary prevention) merupakan suatu
usaha pencegahan penyakit melalui usaha pencegahan penyakit melalui
usaha mengatasi atau mengontrol faktor-faktor risiko (risk factors)
dengan sasaran utamanya orang sehat melalui usaha peningkatan derajat
kesehatan secara umum (promosi kesehatan) serta usaha pencegahan
khusus terhadap penyakit tertentu. Pencegahan tingkat pertama
didasarkan pada hubungan interaksi antara pejamu (host), penyebab
(agent/pemapar), lingkungan, dan proses kejadian penyakit. Usaha
pencegahan tingkat pertama secara garis besarnya dapat dibagi dalam
usaha peningkatan khusus.
Usaha peningkatan derajat kesahatn (health promotion) atau pencegahan
umum yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan danmasyarakat
secara optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat risisko serta
meningkatkan lingkungan yang sehat secara optimal. Adapaun usaha
pencegahan khusus (specific protection) merupakan usaha yang terutama
ditunjukan kepada pejamu dan / atau pada penyebab untuk
meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap
penyakit tertentu. Ada 2 macam strategi pokok dalam usaha pencegahan
ini, yakni :
1. Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan dan
2. Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok riisko tinggi
(high risk group) yang memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Startegi pertama mempunyai sasaran lebih luas sehingga lebih
bersifat radikal, memiliki potensi yang besar pada populasi dan sangat
sesuai untuk sasaran perilaku. Namun secara individual kurang
bermanfaat, dan rasio anatara manfaat dengan tingkat risiko mungkin
cukup rendah. Pada trategi kedua sangat mudah diterapkan secara
individual, motivasi subjek dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara
manfaat dengan tingkat risiko cukup baik, tetapi juga memiliki
kelemahan, antara lain sulit memilih kelompok dengan risiko tinggi
efeknya sangat rendah dan hanya bersifat temporer serta kurang sesuai
untuk sasaran perilaku.
Bila sesaran ditunjukan pada unsur penyebab maka usaha diutamkan
dalam mengurangi atau menghilangkan sumber penyebab dan
menghindari atau mengurangi setiap faktor, terutama faktor perilaku
yang dapat memperbesar tingkat risiko. Untuk penyakit menular dengan
sasaran khusus ditujukan pada penyebab kausal seperti desinfekasi,
sterelisasi, pasteurisasi, karantina dan lain-lain. sedangkan untuk
penyakit tidak menular (bukan infeksi) dengan jalan menghilangkan
sumber aelergen, sumber keracunan, dan sumber pencemaran kimiawi
maupun radiasi.
Bila sasaran ditujukan pada lingkungan maka sasaran dapat ditujukan
pada lingkungan fisik seperti pengadaan air dan jamban. Juga sasaran
dapat dilakukan terhadap lingkungan biologis seperti pemberantasan
serangga atau ditujukan pada lingkungan sosial melalui perbaikan dan
peningkatan derajat terhadapa sosial masyarakat. Adapun sasaran
pencegahan tingkat pertama ini dapat pula ditujukan pada faktor
penjamu seperti perbaikan gizi, pemberian imunisasi, peningkatan
kehidupan sosial dan psikologis individu dan masyarakat serta
peningkatan ketahanan fisik individu. Tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan primer meliputi penyuluhan mengenai perlunya pengaturan
gaya hidupsehat sedini mungkin dengan cara memberikan pedoman:
* Mempertahankan perilaku makan seharihari yang sehat dan seimbang
dengan meningkatkan konsumsi sayuran dan buah, membatasi makanan
tinggi lemak dan karbohidrat sederhana.
* Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan umur dan tinggi
badan.
* Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan
kemampuan.
3. Pencegahan tingkat kedua (Sekunder)
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini serta
pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan
tingkat kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit atau
terjadinya wabah pada penyakit menular dan untuk menghentikan proses
penyakit lebih lanjut serta mencegah komplikasi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah menemukan
penerita secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini meliputi:
1. Pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti
pegawai negeri, buruh pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah
dan mahasiswa serta kelompok tentera, termasuk pemeriksaan
kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai, calon tentara, serta
bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan untuk
kepentingan tertentu;
2. Penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk
penyakit yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara
umum atau pada kelompok risiko tinggi;
3. Surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan
secara teratur-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses
penyakit yang ada dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang
kelompok risiko tinggi.
Selain itu, pemberian pengobatan dini pada mereka yang dijumpai
menderita atau pemberian kemoprofilaksis bagi mereka y ang sedang
dalam proses patogenesis termasuk mereka dari kelompok risiko tinggi
penyakit menular tertentu.
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosa dini serta
pemberian pengobatan yang cepat dan tepat.Salah satu kegiatan
pencegahan tingkat kedua adanya penemuan penderita secara aktif pada
tahap dini. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan berkala, penyaringan
(screening) yakni pencarian penderita dini untuk penyakit yang secara
klinis belum tampak pada penduduk secara umum pada kelompok resiko
tinggi dan pemeriksaan kesehatan atau keterangan sehat (Noor, 2002).
4. Pencegahan tingkat ketiga (Teresier)
Merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita
penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit
atau mencegah terjadinya cacat serta program rehabilitas. Tujuan
utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti
pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan
darah tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya
cacat maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha
rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik,
psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi
fisik/medis (seperti pemasangan protese), rehabilitasi mental )
psychorehabilitation) dan rehabilirasi sosial, sehingga setiap individu
dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.
Pencegahan tingkat pertama; kedua; dan ketiga tersebut, dalam
pelaksanaannya saling berhubungan erat satu dengan yang lain sehingga
sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.

Salah satu upaya penanggulangan adalah berupa penyelidikan epidemiologi. Penyelidikan


epidemiologi adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab penyakit,
sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah. Contoh
pada kasus penyakit Demam Berdarah Dengue, maka petugas akan mengunjungi rumah
penderita untuk mencari tau asal dan sumber penularan sehingga dapat dilakukan tindakan yang
perlu untuk pengendalian penyakit misalnya dengan tindakan pengasapan (fogging) sehingga
mengurangi kemungkinan orang lain untuk tertular penyakit tersebut.

Kendala yang dihadapi dalam upaya penyelidikan epidemiologi adalah alamat penderita yang
masuk rumah sakit dengan diagnosa penyakit yang berpotensi wabah seringkali tidak jelas, juga
termasuk penderita yang berasal dari luar Kota Manado. Hal ini membuat petugas kesulitan
untuk menemukan tempat tinggal penderita tersebut sehingga upaya penanggulangan tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Diharapkan agar penderita dan keluarga penderita dapat
memberikan alamat yang jelas, misalnya selain mencantumkan alamat Lingkungan dan
Kelurahan juga marka atau penunjuk tempat seperti disamping bangunan/gedung A, sehingga
upaya penanggulangan bisa lebih efektif dan efisien. Selain itu petugas kesehatan diharapkan
dapat mendata alamat penderita dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai