Anda di halaman 1dari 11

4

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Pengertian

Defresi merupakan suatu masa tergangguanya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk

perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,

amhedonia, kelelahan, putus asa dan tak berdaya serta gagasan untuk bunuh

diri. (Kaplan dan sadock : 227)

Defresi dengan komponen psikologik misalnya rasa sedih, susah, rasa

tak berguna,gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang

patologis, dan komponen somatic misalnya anorexia, konstipasi, kulit lembab,

tekanan darah dan nadi turun, gangguan tidur, anorexia, berkurangnya

semangat kerja/ bergaul dan nafsu sexual.(Maramis : 107)

Gangguan defresif mayor ini terdapat sedikitnya lima gejala selama 2

minggu periode yang sama, bisa berupa alam perasaan defresi atau kehilangan

minat atau kesenangan. Gejala lain mungkin berupa kahilangan berat badan,

insomnia, agitasi atau retardasi psikomotor, keletihan, perasaan tidak

berharga, menurunnya kemampuan untuk berpikir , dan pikiran tentang

kematian yang timbul secara berulang-ulang. Defresi utama bisa

diklasifikasikan sebagai suatu episode tunggal atau kambuh kembali.


5

B. Rentang respon alam kesadaran

Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang

mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Alam

perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan

mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi. Sama

halnya dengan asfek lain dari kepribadian, emosi atau alam perasaan

memberikan suatu peran adaptif terjhadap individu. Jika memandang ekspresi

emosi dalam suatu rentang sehat sakit, maka akan tampak beberapa

parameter yang relevan.

Respon adaftip Respons

maladaftip

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Defresi/


Emosional tak terkomplikasi reaksi berduka mania

Gambar 1 : Rentang respons emosional

1. Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif

dalam dunia internal dan eksternal seseorang tersirat bahwa orang

tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.


6

2. Reaksi terbuka tak terkomplikasi terjadi sebagai respons terhadap

kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu

kehilangan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya

3. Supresi emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial)

terhadap perasaan sendiri , perasaan, dan keterikatan dengan emosi

atau penalaran terhadap semua asfek dari dunia afektip seseorang

4. Penundaan reaksi berkabung adalah ketidakadaan yang persisten

respons emosional terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada wal

proses berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses mulai

terjadi atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka

kadang terjadi bertahun – tahun

5. Defresi atau melonkalia suatu kesedihan atau perasaan duka yang

berkepanjangan dapat digunakan untuk menunjukan berbagai

fenimena, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau

klinik

6. Mania ditandai dengan elevasi alam perasaan , berkepanjangan atau

mudah tersinggung. Hipomania digunakan untuk menggambarkan

sindrom klinik serupa tetapi tidak separah mania atau episode manik

C. Tanda dan gejala

Sindrom defrasi berat diberi batasan dalam criteria sebagi berikut ini :
7

1. Sedikitnya lima gejala dibawah ini telah ditemukan dalam jangka

waktu dua minggu yang sama dan merupakan satu perubahan pola

fungsi dari sebelumnya sedikitnya satu gejala ialah :

a. Afek yang sedih (atau dapat juga afek yang irritable pada kanak-

kanak dan remaja) hamper setiap hari

b. Hilangnya minat atau kegembiraan yang amat menurun dalam

semua atau hampir semua kegiatan sehari-hari (ditunjukan baik

oleh ungkapan pribadi pasien atau pengamatan dari orang lain

adanya apatis hampir seluruh waktu)

c. Berkurang atau bertambahnya berat badan tanpa diet

d. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

e. Agitasi atau retadrasi psikomotor hamper setiap hari (dapat

diamati oleh orang lain, tidak hanya perasaan subjektif pasien)

f. Lelah atau hilang tenaga hamper setiap hari

g. Rasa tidak berguna atau rasa berdosa yang berlebihan atau tidak

sesuai hamper setiap hari

h. Turunnya kemampuan berpikir atau konsentrasi atau ragu hamper

setiap hari (baik pertimbangan subjektif atau pengamatan orang

lain)

i. Buah pikiran tentang kematian yang menetap dan berulang(tidak

hanya takut mati tau gagasan untuk bunuh diri yang berulang

tanpa rencana yang spesifik)


8

2. a. Tidak dapat dipastikan bahwa suatu factor organic yang

menyebabkan atau mempertahankan gangguan itu

b. Gangguan ini bukan merupakan suatu reaksi normal terhadap

terhadap kematian seseorang yang dicintai

3. Selama gangguannya ada tidak pernah terdapat waham atau halusinasi

selama dua minggu tanpa gejala afektip yang menonjol

4. Tidak tumpang tindih dengan skizoprenia, gangguan skizopreniform,

gangguan waham atau gangguan psikotik yang tak ditentukan

D. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Faktor predisposisi

Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan

alam perasaan yang parah. Teori ini menunjukan rentang

factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau

dalam kombinasi

1) Faktor genetic dianggap mempengaruhi tranmisi

gangguan afektip melalui riwayat keluarga atau

keturunan

2) Teori agresi menyerang ke dalam menunjukan bahwa

defresi terjadi karena perasaan marah yang ditunjukan

pada diri sendiri


9

3) Teori kehilangan objek merujuk kepada perpisahan

traumatic individu dengan benda atau yang sangat

berarti

4) Teori organisasi kepribadian menguraikan bagaimana

konsep diri yang negative dan harga diri rendah

mempengaruhi system keyakinan dan penilaian

seseorang terhadap stressor

5) Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan

masalah kognitip yang didominasi oleh evaluasi

negative seseorang terhadap diri seseorang, dunia

seseorang dan masa depan seseorang

6) Model ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukan

bahwa bukan semata- mata trauma menyebabkan

defresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak

mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam

kehidupannya oleh karena itu ia mengulang respons

yang adaftip

7) Model perilaku berkembang dari kerangka teori yang

belajar social yang mengasumsi penyebab defresi

terletak pada kurangnya keinginan positip dalam

berinteraksi dengan lingkungan

8) Model biologic menguraikan perubahan kimia dalam

tubuh yang terjadi selama masa defrresi termasuk


10

defidiensi katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekresi

kortisol, dan variasi periodic dalam irama biologis

b. Faktor presipitasi

Ada empat sumber utama stressor yang dapat mencetuskan

gangguan alam perasaan yaitu :

1) Kehilangan keterikatan yang nyata atau yang

dibayangkan termasuk kehilangan cinta, seseorang,

fungsi fisik, kedudukan, atau harga diri . Karena elemen

actual dan sibolik melibatkan konsep kehilangan maka

persepsi pasien merupakan hal yang sangat penting

2) Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan

sebagai pendahulu episode defresi dan mempunyai

dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi

sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah

3) Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan

mempengaruhi perkembangan defresi terutama pada

wanita

4) Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau

berbagai penyakit seperti infeksi, neoplasma dan

gangguan keseimbangan metabolic dapat mencetuskan

gangguan alam perasaan

2. Diagnosa Keperawatan
11

Diagnosa keperawatan gangguan alam perasaan tergantung pada

pemahaman tentang berbagai konsep terkait, termasuk ansietas,

konsep diri, dan rasa bermusuhan. Diagnosa keperawatan yang

mungkin muncul pada gangguan alam perasaan yaitu :

a. Ansietas

b. Komunikasi, kerusakan verbal

c. Koping, individu inefektip

d. Berduka, disfungsional

e. Keputusasaan

f. Cedera, resiko terhadap

g. Ketidakberdayaan

h. Perubahan nutrisi

i. Deficit perawatan diri

j. Gangguan harga diri

k. Isolasi social

l. Perubahan proses berpikir

m. Amuk, resiko terhadap

3. Perencanaan

a. Perencanaan di rumah sakit

 Bina hubungan saling percaya

 Beri pasien untuk berespons


12

 Gunakan pendekatan yang hangat menerima dan empati

 Bantu pasien untuk pindah ke lingkungan yang baru

jika memungkinkan

 Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan

dirinya, nutrisi, dan tidur

 Bantu pasien meningkatkan pemikiran yang positif

 Identifikasi persepsi yang salah, penyimpangan, dan

keyakinan yang tidak rasional.

 Berikan medikasi dan pengobatan somatic

b. Perencanaan di rumah

 Kaji keterampilan social dan dukungan dan minat pasien

 Tinjau sumber –sumber social potensial yang ada

 Instruksikan dan contohkan keterampilan yang efektif.

 Kerahkan keluarga untuk mendukung respons emosional

pasien

 Dukung atau libatkan keluarga atau kelompok terapi jika

sesuai.

4. Evaluasi
13

 Apakah semua sumber pencetus stress dan persepsi

sudah tergali atau belum?

 Perubahan pola perilaku dan respons yang biasa

digunakan pasien

 Apakah pasien telah dikaji sesuai masalah yang

berhubungan dengan konsep diri, kemarahan, dan

hubungan interpersonal?

 Apakah riwayat personal dan keluarga pasien tentang

episode defresi telah dievaluasi sepenuhnya?

 Apakah hubungan social pasien didukung sebagai suatu

sumber koping?

 Apakah intervensi keperawatan cukup luas dan

mencakup berbagai aspek dari kehidupan pasien?

E. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah klien kambuh

1. Jangan sampai klien telat minum obat seandainya obat sudah habis, segeralah

control dan jangan menunggu sampai obat benar-benar habis

2. Keluarga diharapkan dapat berperan aktif dalam pemberian obat bagi klien,

misalnya dengan cara mengawasi klien saat minum obat

3. Keluarga memperhatikan prinsip pemberian obat yang benar ( dosis harus

tepat tidak boleh dikurangi atau ditambah dan pemberian obat tidak boleh

berhenti sebelum ada instruksi dari dokter, waktu ).


14

4. Keluarga sebagai sumber pendukung harus berperan aktif dalam menepati

waktu control bagi klien

5. Jika ada gejala-gajala yang tidak biasa, segeralah periksakan klien meskipun

belum waktunya control.

Anda mungkin juga menyukai