Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

TAWURAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK CUT NYAK DIEN
KETUA : CICI KURNIAH
ANGGOTA : ERISKA AGUSTIANA DEWI
DEVIA MAWARMI
SERLY
KELAS : IX.2
GURU : FAUZIAH, S.Pd

SMP YWKA PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tawuran”. makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMP YWKA.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Fauziah, S.Pd selaku Guru Bahasa Indonesia, yang telah memberikan bimbingan selama
penulisan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah memberikan
kemudahan dalam pengumpulan data, serta pihak lain yang telah memberikan bantuannya
sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin
Palembang, Maret 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat meneruskan
perjuangan bangsa dan mengangkat martabat negara dihadapan dunia. Namun generasi muda
juga rentan untuk diadu domba dan keadaan psikologis yang belum stabil menjadi penyebab
sering terjadi perkelahian atau tawuran baik sesama pelajar, mahasiswa, ataupun warga RT
atau RW dikawasan setempat.
Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan
bukan “hanya” antar pelajar , tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang
mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi.
Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat 157 kasus
perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10
pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota
masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota
Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke
tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu
hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa agar :
1. Memahami dan menyadari faktor – faktor yang menjadi penyebab tawuran
2. Peka terhadap masalah – masalah sosial dan ikut serta dalam penanggulannya
3. Memahami dan menyadari dampak daripada tawuran tersebut

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tawuran


Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang
meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga
pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal
perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
a. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan”
mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah secara cepat.
b. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang
harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan
apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita
ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk
yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa
adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok
teman sebayanya.
Menurut Ridwan tawuran pelajar didefinisikan sebagai perkelahian massal yang
dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap sekelompok siswa lainnya dari sekolah yang
berbeda. Tawuran terbagi dalam tiga bentuk: (1) tawuran pelajar yang telah memiliki rasa
permusuhan secara turun temurun, (2) tawuran satu sekolah melawan satu perguruan yang
didalamnya terdapat beberapa jenis sekolah dan (3) tawuran pelajar yang sifatnya insidental
yang dipicu oleh situasi dan kondisi tertentu. Tawuran juga dapat didefinisikan sebagai
perkelahian massal yang adalah perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang
ditujukan kepada kelompok pelajar dari sekolah lain.
2.2. Faktor – Faktor Penyebab Tawuran
Banyak faktor yang menyebabkan tawuran antara lain :
1. Faktor Keluarga
Biasanya pelajar yang mengikuti tawuran atau menjadi provokator terjadinya
perkelahian antar sekolah memiliki keluarga yang broker, di mana keharmonisan keluarga,
perhatian dan kasih sayang orang tua tidak iya dapatkan dan untuk mencari perhatian dia
mengikuti kegiatan di luar norma. Keharmonisan dalam keluarga sangat penting, inilah yang
menjadi faktor utama dalam psikologis pemikiran anak. Peran orang tua dalam mendidik
anaknya menjadi penyebab perilaku dan pola pikir anak, oleh karena itu ini menjadi penyebab
utama pada anak.
2. Faktor Pergaulan
Pada sekolah biasanya terbentuk beberapa kelompok siswa, di mana ada kelompok
siswa yang rajin, yang sering menjadi juara kelas, yang menjadi perwakilan sekolah dalam
berbagai ajang lomba dan ada juga sekelompok siswa yang salah dalam pergaulan yang sering
sekali melanggar norma-norma yang ada di sekolah.
Ada juga siswa yang biasa-biasa saja, siswa ini biasanya asyik dengan kehidupan nya
sendiri dan hanya bergaul sekadarnya saja, siswa yang satu ini biasanya tidak begitu aktif
dalam sekolahnya, kelompok ini adalah siswa yang biasanya suka bermain game tapi tidak
menutup kemungkinan termasuk ke dalam dua kelompok di atas.
Siswa yang sering melanggar peraturan sekolah biasanya membentuk sebuah
kelompok dengan sendirinya, kelompok ini mempunyai solidaritas yang kuat pada kelompok
ini jugalah yang menjadi ujung tombak terjadinya perkelahian antar pelajar.
3. Faktor Lingkungan
Keadaan urban dengan kondisi lingkungan di Indonesia yang di mana masyarakat nya
banyak yang menengah ke bawah menjadi rentan akan kekerasan dan kejahatan. Lingkungan
yang sering dirasakan oleh siswa di tempat tinggalnya sangat berpengaruh kepada siswa.
Seringnya terjadi keributan di lingkungan tempat tinggalnya membuat pola pikir anak
berubah, bahwa masalah yang seharusnya bisa di selesaikan dengan kekeluargaan akan tetapi
di selesaikan dengan cara kekerasan dan adu otot.
4. Faktor Sekolah
Faktor penyebab terjadinya tawuran pelajar selanjutnya adalah sekolah, sekolah juga
ikut berperan dalam penyebab terjadinya tawuran antar pelajar. Sekolah dapat memberikan
peraturan-peraturan dan akan memberikan sangsi tegas kepada siswa yang melanggar.
Pendidikan moral dan perilaku harus ditekankan dalam pembentukan karakter siswa, banyak
siswa yang melanggar peraturan sekolah tapi hukuman yang diberikan sekolah tidak
membuat jera, seharusnya sekolah memberikan pendidikan yang khusus terhadap kelompok
siswa yang sering melanggar.
Pihak sekolah juga mempunyai tanggung jawab tidak hanya pada jam sekolah, banyak
siswa yang bolos dan melakukan kegiatan yang negatif tampan diketahui oleh pihak sekolah,
kegiatan di luar sekolah lah yang menjadi cela bagi sekelompok siswa untuk melakukan
tawuran.
5. Faktor Mental dan Gengsi
Siswa laki-laki yang biasanya mempunyai gengsi jika tidak mengikuti kegiatan yang
satu ini, bagi siswa yang tidak ikut akan dianggap bahwa dia adalah siswa yang lemah,
penakut, dan akan menjadi bahan ejekan bagi siswa yang lainnya.
Gengsi yang tertanam di jiwa siswa laki-laki sangat besar, tawuran juga biasa
dijadikan aksi unjuk gigi dan ajang kuat-kuatan, siapa saja yang berhasil menaklukkan lawan
akan disegani oleh siswa lainnya, gengsi seperti ini harus dihilangkan.
6. Narkoba dan Barang Haram Lainnya
Ketegasan sekolah dalam melarang siswa nya untuk merokok sangat kecil, bahkan
guru-gurunya pun dengan seenaknya saja merokok di hadapan para siswa, kenapa rokok
karena rokok adalah awal dan jembatan untuk menggunakan barang haram lainnya
Jika terdapat siswa yang sudah sering dan menjadi seorang perokok akut, ia akan
mencoba mengkonsumsi hal lainnya tidak menutup kemungkinan untuk mengkonsumsi
narkoba, selain narkoba minuman keras lainnya menjadi penyebab terjadinya tawuran.
Siswa yang bolos dan ngumpul dengan siswa lainnya biasanya mencari kegiatan, tidak hanya
nongkrong saja banyak dari mereka yang meminum minuman keras yang efek nya adalah
membuat keberanian pada siswa muncul.
Sehingga siswa tersebut berani melakukan apa saja, saat dalam keadaan tidak sadar
juga sekelompok siswa biasanya berjalan-jalan hingga akhirnya bertemu dengan siswa
lainnya yang diawali dengan saling mengejek lalu tidak terima dan akhirnya menyebabkan
tawuran.
7. Tumbuhnya Jiwa Premanisme
Siswa yang ingin tampil keren tapi tidak punya uang dan ingin mempunyai uang dengan
cepat tampa kerja akan melakukan pemalakan atau merampas uang siswa lain yang
menurutnya lemah. Melakukan secara beramai-ramai menjadikan siswa yang dipalak takut.
Tapi jika siswa yang dipalak tidak terima, lalu melapor kepada teman kelompoknya yang
akhirnya membuat kesolidaritasan mereka diuji, maka hal ini akan berujung pada tawuran di
mana siswa yang dipalak dengan kelompoknya akan membalas.
8. Perhatian Guru
Perhatian dari guru yang kurang terhadap siswa nya menjadi penyebab terjadinya
tawuran, guru yang lebih memperhatikan siswa yang berprestasi saja mengabaikan siswa yang
kurang cakap dalam menerima pelajaran. Perbedaan menangkap pelajaran dan bakat siswa
semuanya disamaratakan, biasanya jika siswa tidak pandai dalam ilmu pelajaran memiliki
bakat di seni atau olahraga lainnya. Seharusnya guru melakukan perhatian khusus terhadap
siswa yang kurang dalam belajar nya.
Bukan hanya memperhatikan akan tetapi juga menyalurkan bakat yang dimiliki dengan
mengadakan extrakulikuler untuk menampung bakat siswa di luar kemampuan dalam
mengolah dan memahami ilmu pelajaran yang didapatkan.
Jika guru lebih cenderung memperhatikan siswa yang berprestasi dan mampu maka
siswa yang kurang mampu akan merasakan iri dan kurang perhatian untuk mencari perhatian
biasanya mereka melakukan kegiatan yang melanggar peraturan sekolah salah satunya adalah
tawuran.
9. Faktor Sejarah Sekolah
Salah satu yang menjadi faktor terjadinya tawuran antar pelajar adalah sekolah yang
mereka tempati memiliki hubungan yang kurang baik dengan sekolah lain, hubungan kurang
baik ini biasanya sudah berlangsung sudah lama dan dijadikan sebagai rivalitas.
Jika sudah begini terjadinya tawuran antar sekolah sangat sering terjadi dan sulit untuk di
selesaikan, apa lagi jika ada perlombaan pertandingan yang mempertemukan dua sekolah
yang sejak dulu memiliki hubungan buruk maka bisa terjadi tawuran.
10. Faktor Agama
Agama menjadi faktor yang paling penting dan utama, jika diurutkan agama menjadi
faktor di atas pendidikan orang tua dan keluarga. Siswa yang kurang dalam menjalankan
ibadah dan cenderung untuk bermain dari pada mengikuti pengajian-pengajian.
Minimnya waktu pembelajaran di sekolah menjadi penyebab pengetahuan siswa tentang
agama minim juga, sebenarnya peran orang tua dalam mengajari anaknya tentang agama juga
sangat besar oleh karena itu baiknya sekolah kan di Pesantren
2.3. Dampak perkelahian Pelajar
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat
kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar. Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang
terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera
atau bahkan tewas. Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya,
serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan. Ketiga, terganggunya proses belajar di
sekolah. Terakhir, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah
berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang
lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk
memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar
tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang
terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
Tawuran juga berdampak pada pekembangan psikologis pelajar dan masyarakat seperti:
1. Membentuk kepribadian yang penuh dengan tindak kekerasan
2. Menjadi pribadi yang mudah frustasi karena tidak bisa mencapai tujuan yang diinginkan
yang disebabkan rasa takut akibat segala aksinya tersebut.
3. Mudah stress karena tekanan, ketegangan yang dialaminya sehingga mengganggu kondisi
mental palajar dan tidak mampu menjalani aktivitasnya seperti biasa.
4. Menimbulkan keresahan dan traumatic pada masyarakat sehingga muncul rasa tidak
percaya dan rasa takut, tidak berani berhadapan kelompok pelajar.
2.4. Cara Menanggulangi Tawuran
Adapun solusi tawuran pelajar antara lain :
1. Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan
dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa sedang gencar dialami, sehingga
perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar itu sendiri perlu mengisi waktu
luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan dapat mengembangkan bakat yang
dimiliki, seperti mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler, belajar, dan sebaginya.
2. Keluarga :
 Pengasuhan anak secara baik, penuh kasih sayang, disiplin, membedakan hal baik
dan buruk, bertanggung jawab, dan lain sebagainya.
 Menciptakan suasana yang hangat dan bersahabat sehingga membuat anak betah
dirumah dan selalu rindu ingin pulang ke rumah.
 Meluangkan waktu untuk bersama dengan keluarga
 Memperkuat nilai moral dan beragama pada individu dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari- hari.
 Melakukan pengawasan anak dalam menonton film yang berisi tindak kekerasan
dan melakukan pemilahan permainan video games yang cocok dengan usianya
3. Sekolah
 Mengadakan kurikulum pendidikan yang baik dan bisa mengembangkan potensi
anak dalam berpikir, berestetika dan berkeyakina terhadap Tuhan.
 Adanya ruang atau lapangan olahraga di setiap sekolah, selain untuk kegiatan
olahraga juga untuk penyaluran agresivitas pelajar.
 Menjalin komunikasi dan koordinasi yang terpadu , bersama- sama
mengembangkan pola penanggulangan dan penanganan kasus dan bisa juga
mengadakan acara pertandingan atau kesenian diantara sekolah- sekolah.
4. Aparat kepolisian juga dapat melakukan kegiatan penyuluhan disekolah- sekolah
mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran.
dan ikut andil dalam menanggulangi tawuran seperti melakukan penempatan petugas
didaerah rawan guna untuk pemantauan terhadap tawuran, juga melakukan razia pada
pelajar yang membawa senjata tajam.
5. Pemerintah berperan menghapuskan tayangan berbaru kekerasan yang merajalela di
layar kaca. Sudah tugas negara untuk menjaga mental rakyatnya dari informasi media
massa yang merusak.

BAB III
KESIMPULAN
Tawuran merupakan salah satu prilaku penyimpangan yang sebenarnya hal pencegahannya
sangat mudah namun sangat kritis. Dan sebenarnya pelaku tawuran tersebut adalah hasil dari
timbal balik yang keluarga maupun lingkungan berikan kepada orang tersebut, atau bisa
sebagai kegagalan dalam menjalin silahturahmi antar masyarakat itu sendiri sehingga
menimbulkan gesekan – gesekan kurang percaya terhadap orang lain, juga dari faktor
ketakwaan diri pelaku tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Intinya semua berasal dari diri
kita sendiri bila kita baik terhadap diri kita dan orang lain, orang lainpun akan tidak mau
berbuat jahat terhadap kita.

FOTO TAWURAN ANTAR PELAJAR


DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar isi ............................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 1
BAB II Tinjaun Pustaka ............................................................................................... 2
2.1 Pengertian Tawuran ...................................................................................... 2
2.2 Faktor – Faktor Penyebab Tawuran ............................................................. 2
2.3 Dampak Perkelahian Pelajar ........................................................................ 5
2.4 Cara Menanggulangi Tawuran ..................................................................... 6
BAB III Kesimpulan ....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

Florence Denmark; Leonore Loeb Adler (2004). International Perpectives on Violence.


Greenwood Publishing Group.pp.100-.ISBN 978-0-275-97498-5
http://Pengertian Kasih sayang Keluarga.Blogspot.co.id/2015/01/behavio url defaultvmlo.html
https://mardasatria.wordpress.com/2015/02/01/makalah-dampak-sosial-tawuran-antar-
wilayah-rtrt-di-jakarta

Anda mungkin juga menyukai