Anda di halaman 1dari 24

1.

1 Pendahuluan
Adapun pihak yang membutuhkan laporan keuangan: Pemegang Saham,
investor, dan analis surat berharga, Manajer, Pegawai, Debitur dan pemasok lainnya,
Pelanggan, Badan pemerintah yang membuat peraturan. Pihak ini memerlukan
informasi laporan keuangan sebagai fasilitator untuk membuat keputusan, memantau
manajemen atau menginterprestasikan kontrak atau perjanjian termasuk ketentuan yang
berdasarkan informasi tersebut.

1.2 Kelompok-Kelompok Yang Membutuhkan Informasi Laporan Keuangan


a. Pemegang Saham, Investor dan Analis Surat Berharga
Penanam modal pada dasarnya adalah para pengambil resiko. Sebagai
pemilik bisnis, kekayaan mereka meningkat ketika perusahaan tersebut
memperoleh banyak keuntungan, dan menurun ketika perusahaan mulai
mengalami penurunan keuntungan. Mereka merupakan pemilik perusahaan yang
sah dan perusahaan berkewajiban melindungi kepentingannya. Tujuan dari
penanam modal adalah untuk meningkatkan nilai sahamnya ke tingkat resiko yang
dapat diterima. Maka mereka membutuhkan para análisis untuk menganalisis
laporan keuangan untuk membantu mereka dalam mencapai tujuannya ini.
Pemegang saham dan investor lainnya merapakan kelompok yang menerima
laporan keuangan perusahaan. Keputusan yang dibuat oleh kelompok ini tidak
hanya berupa keputusan untuk membeli saham, mempertahankan atau menjual,
tetapi juga menyangkut ketepatan waktu dalam membeli atau menjual saham-
saham tersebut. Umumnya keputusan tersebut berfokus pada investasi atau
melindungi kepentingan pemegang saham di perusahaan dan kadang kadang
meliputi kedua-duanya. Fokus terhadap investasi, menekankan pada pemilihan
saham yang dapat dimiliki pribadi yang merupakan kekonsitenan dari investor
terhadap resiko, pengembalian, deviden, likuiditas dan sebagainya. Informasi ini
dibutuhkan untuk membuat pilihan dapat bermacam-macam.
Analis membuat keputusan untuk pemegang saham dan investor yang dapat
dikerjakan oleh kelompok mereka sendiri atau dengan perantara seperti analis
surat berharga dan konsultan investor. Perantara ini dapat juga bertindak sebagai
penekan kelompok manajemen dan dewan lainnya (sebagai contoh badan pembuat
peraturan) yang mempengaruhi ketepatan dan isi informasi yang akan disediakan
untuk kelompok luar perusahaan.
b. Manajer
Manajer adalah seorang pebisnis yang profesional yang mengoperasikan
perusahaan untuk memberikan keuntungan bagi pemilik perusahaan. manajer
adalah salah satu sumber yang membutuhkan informasi laporan keuangan yang
disebabkan adanya kontrak yang meliputi ketentuan yang berbasiskan variabel-
variabel laporan keuangan.
c. Pegawai
Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang berharga untuk
memprediksi keuntungan dan solvabilitas pada saat ini dan masa yang akan
datang. Pegawai memberikan kepentingan yang berlanjutan dan menguntungkan
bagi operasional perusahaan, Pegawai dapat juga meminta laporan keuangan
untuk memonitor ke langsung rencana pensiun.
d. Pemberi Pinjaman dan Pemasok lainnya
Para kreditor menganalisis laporan keuangan untuk menilai kemampuan
pembayaran perusahaan untuk mengembalikan pinjaman secara cepat dan tepat.
Pinjaman jangka pendek digunakan untuk membiayai segala kegiatan operasional
perusahaan, Kreditor juga menganalisis laporan keuangan untuk menentukan
kemampuan perusahaan untuk membayar pinjaman dan melakukan analisa
terhadap sejarah umur kredit, pinjaman yang telah dilakukan dan proyeksi aliran
kas. Pada awal tahap hubungan pinjaman, umumnya laporan keuangan merupakan
hal yang terpenting.
e. Pelanggan
Pelanggan memiliki kepentingan untuk memonitor kelangsungan hidup
keuangan perusahaan dimana mereka mempunyai hubungan dalam jangka
panjang. Kepentingan ini tampaknya akan meningkat ketika terdapat indikasi
perusahaan akan bangkrut. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu
sumber dari informasi bagi pelanggan dan pemasok yang dapat digunakan
kesimpulan mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
f. Pemerintah dan Badan Regulator
Permintaan untuk informasi laporan keuangan oleh pemerintah/badan
regulator akan timbul dalam berbagai area pemerintahan, antara lain:
1) Meningkatkan pendapatan
2) Perjanjian pemerintahan
3) Penentuan harga
4) Intervensi peraturan
Informasi laporan keuangan bukanlah satu-satunya masukan dalam
membuat keputusan. Faktor politik juga dapat berpengaruh jika tidak terlalu
penting dalam beberapa kasus.
g. Kelompok – kelompok lainnya
Bermacam-macam kelompok seperti sarjana, organisasi perlindungan
lingkungan dan kelompok yang menegosiasi pinjaman memerlukan informasi
laporan keuangan. Banyak perusahaan berusaha untuk merespon beberapa
permintaan yang datang dari kelompok ini.

1.3 Konflik-Konflik diantara Berbagai Kelompok


Tindakan yang diambil oleh satu atau beberapa kelompok yang telah disebutkan
di atas dapat menghasilkan pendistribusian kembali kekayaan diantara kelompok-
kelompok tersebut.
Sebagai contoh:
1) Kekayaan pemegang saham, mungkin akan menurun, tetapi kekayaan manajer akan
meningkat ketika perusahaan melakukan sejumlah pengakusisian pada harga yang
lebih tinggi. Perusahaan besar sering kali membayar gaji yang tinggi kepada pihak
manajemen.
2) Kekayaan pemegang saham mungkin akan meningkat jika memperoleh deviden
yang besar yang menurunkan aset yang tersedia sebagai jaminan kepada kreditor.
3) Kekayaan pemegang saham mungkin meningkat ketika badan pengatur menetapkan
suku bunga yang lebih tinggi sehingga akibatnya pelanggan membayar jumlah
tagihan yang lebih tinggi.
Karena adanya perbedaan konflik-konflik tersebut yang mengakibatkan adanya
2 faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan akan informasi laporan
keuangan, yaitu:
1) Setiap kelompok tidak memiliki peringkat yang sama terhadap laporan keuangan
atau ketepatan dari pengungkapan ini.
2) Laporan keuangan dapat memainkan peranan yang penting sebagai alat untuk
memonitor potensi pendistribusian kembali kekayaan diantara kelompok-kelompok
tersebut.
Dengan adanya konflik yang terus berkelanjutan maka kepentingan dari setiap
kelompok akan mengambil tindakan yang akan tidak menguntungkan bagi kelompok
lainnya. Sebagai contoh, konflik kelompok pertama yang berusaha mencari cara untuk
membuat kepentingan yang sesuai.

1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Akan Laporan Keuangan


Permintaan akan informasi laporan keuangan diperoleh dari perbaikan dalam
pembuatan keputusan atau pengendalian yang muncul dengan adanya kebutuhan akan
ini. Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan seperti sebuah perbaikan yang
diharapkan terjadi termasuk :
a. Kemampuan informasi dalam mengurangi ketidakpastian.
Ketidakpastian timbul dari sumber-sumber dimana laporan keuangan
menyediakan sedikit pengetahuan. Sebuah elemen penting dalam keputusan adalah
ketidakpastian. Area utama dari ketidakpastian dalam memulai hubungan kerja sama
terhadap teknologi baru yang digunakan dan penerimaan pasar terhadap produk yang
belum dikembangkan, terlebih lagi informasi laporan keuangan perusahaan
menyediakan sedikit pengetahuan dalam area ini. Kualitas dan kerja sama
manajemen adalah kritik variabel dalam persekutuan dan usaha bersama.
b. Ketersediaan sumber-sumber informasi yang kompeten.
Sumber lain yang termasuk : Perusahaan yang berorientasi pada pembagian
deviden dan laporan produksi, Industri yang berorientasi pada kontrak perjanjian
terbaru dengan perusahaan gabungan, Ekonomi yang berorientasi mengeluarkan
pemberitahuan akan kebutuhan dana. Terdapat beberapa alasan bahwa laporan
keuangan masih bagus dibandingkan sumber-sumber yang ada:
1) Informasi laporan keuangan lebih langsung berkaitan dengan berbagai
kepentingan.
2) Informasi laporan keuangan sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan
atau dapat dipercaya.
3) Informasi laporan keuangan adalah sumber informasi yang murah.
4) Informasi laporan keuangan dihasilkan tepat waktu.
5) Pengeluaran laporan keuangan tahunan dan sementara merupakan salah satu
tujuan dimana pemegang saham dapat mengawasi kegiatan atau rilaku
manajemen. Walaupun terdapat alat-alat pengamanan lain yang tersedia.

1.5 Beberapa Komentar Umum


a. Banyak penelitian yang melaporkan bahwa hasil dari wawancara atau
pengajuan pertanyaan dari satu atau lebih responden adalah salah satu dari
bagian kebutuhan permintaan informasi laporan keuangan.
b. Pengungkapan laporan keuangan yang berbeda-beda muncul ketika terdapat
perbedaan dalam isi (atau waktu) saat informasi itu dihasilkan bagi pihak
yang berkepentingan.
c. Salah satu cara untuk menambah reliabilitas informasi dalam laporan
keuangan dan untuk mengurangi terjadinya konflik kepentingan diantara para
manajer, pemegang saham dan pemberi pinjaman adalah dengan menyewa
jasa auditor eksternal.
d. Dengan banyaknya pilihan yang dihadapi manajemen atas tingkat reliabilitas
laporan keuangan akan sangat berpengaruh terhadap reputasi manajemen.

Ringkasan Materi Kuliah


“Ketersediaan Informasi Laporan Keuangan”
BAB II
Laporan keuangan merupakan bagian dari pengungkapan perusahaan yang
berkisar dari tanggapan pertanyaan pemegang saham pada pertemuan tahunan.
Manajemen memiliki kebijakan yang cukup atas isi dan waktu dari banyak
pengungkapan publik. Pengungkapan tersebut dapat pengganti parsial untuk satu sama
lain sehingga ekspansi dalam satu bentuk pengungkapan dapat mempengaruhi pasokan
informasi yang diberikan dalam bentuk lain.

2.1 Kekuatan Peraturan dan Penawaran Informasi Laporan Keuangan


Fitur umum dari lingkungan pelaporan keuangan di banyak negara adalah
adanya kekuatan berbasis peraturan sektor publik yang mempengaruhi keputusan
pengungkapan perusahaan dan entitas lain. Dalam beberapa kasus, undang-undang
khusus yang mengatur isi laporan keuangan. Dalam kasus lain, undang-undang yang
berkaitan dengan pajak perusahaan merupakan faktor penentu penting dari isi laporan
keuangan. Sebelumnya dalam kasus lain, keputusan oleh badan pengawas pemerintah
memberikan pengaruh penting dengan adanya Securities and Exchange Commission
(SEC) di Amerika Serikat.

2.2 Lembaga yang Mengatur Mengenai Penawaran Informasi Laporan


Keuangan
a. Kerangka Institusional di Amerika Serikat
Rerangka institusional pelaporan keuangan di AS dapat dibagi menjadi 4 level
yaitu:
1) Level pertama terdiri dari eksekutif, legislatif dan pemuka hukum pemerintah
US.
2) Level dua terdiri dari badan pembuat undang-undang seperti SEC dan
Department of Treasury.
3) Level tiga terdiri dari organisasi non pemerintah pembuat undang-undang seperti
FASB (Financial Accounting Standards Board), the American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) and the New York Stock Exchange
(NYSE).
4) Level empat terdiri dari kelompok yang berusaha mempengaruhi keputusan yang
dibuat oleh institusi pada level 1, 2, dan 3. Semua level akan mempengaruhi
penyajian informasi laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Lembaga-
lembaga pada level satu tidak merumuskan suatu standar yang berhubungan
dengan pembuatan laporan keuangan. Lembaga ini mendelegasikan kekuatan
mereka kepada level dua dan level tiga.
b. Pengaruh dari Kekuatan Peraturan
Pengaruh adanya aturan-aturan yang diterbitkan, misalnya oleh SEC dan
FASB, sulit untuk diisolasi dari faktor lain yang juga memengaruhi keputusan
perusahaan terkait pelaporan keuangan. Namun demikian, dalam beberapa kasus,
terdapat bukti yang kuat bahwa pengungkapan tertentu merupakan hasil dari
diterbitkannya aturan-aturan tersebut.

2.3 Bukti Pengungkapan Sukarela atau Nonregulator


Ada beberapa bukti yang menyarankan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
penyajian laporan keuangan.
1. Laporan keuangan dipublikasikan oleh perusahaan dengan baik sebelum informasi
dari badan perundang-undangan sekarang mempengaruhi penyajian laporan
keuangan.
2. Laporan keuangan secara sukarela dikeluarkan oleh lembaga tidak
dalam pengawasan yuridiksi SEC.
3. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan pada interval waktu tertentu
yang ditentukan oleh badan perundang-undangan.
4. Beberapa perusahaan mempertimbangkan informasi yang lebih yang bisa disajikan
dalam laporan keuangan sebagaimana ditentukan oleh badan perundang-undangan.

2.4 Kekuatan Pasar dan Penawaran Informasi Laporan Keuangan


a. Kekuatan Pasar Modal
Masing-masing perusahaan bersaing dengan perusahaan lain dalam pasar
modal terutama dalam 3 dimensi berikut ini: (1) instrumen yang ditawarkan
seperti saham ekuitas, saham preferen, pinjaman bank, dll (2) persyaratan yang
ditawarkan dalam instrumen tersebut merupakan status pajak dari dividen yang
dibayarkan, (3) distribusi dari return yang diharapkan dari setiap instrumen. Dua
karakteristik penting dalam pasar modal yakni:
1) Adanya ketidakpastian mengenai kualitas produk, misalnya ada perusahaan
yang menerbitkan instrumen utang dan ekuitas namun kemudian bangkrut
dan gagal bayar.
2) Adanya biaya karena dianggap sebagai “lemon” (sebagaimana halnya pada
pasar mobil bekas), misalnya pengenaan beban bunga yang tinggi.
Karena ketidakpastian tersebut, perusahaan memiliki insentif untuk
menyediakan laporan keuangan yang diyakini memungkinkan adanya
peningkatan modal dalam kondisi yang lebih baik. Namun, dalam beberapa
kasus, seringkali informasi tersebut disajikan dengan terlalu optimistik sehingga
rawan miss interpretasi.
Setidaknya ada empat mekanisme untuk mengurangi misinterpretasi
terhadap laporan keuanganyaitu (1) Perhatikan reputasi perusahaan, (2)
Perhatikan reputasi manajemen, (3) Sertifikasi dari pihak ketiga, (4) Pinalti
hukum.
b. Kekuatan Pasar Tenaga Kerja
Jika tidak dibatasi, manajemen dapat melakukan tindakan yang mengurangi
nilai dari komponen utang atau ekuitas perusahaan. Tekanan pasar tenaga kerja
bisa muncul dari sumber eksternal maupun internal. Mekanisme untuk memonitor
manajemen dapat dilakukan melalui laporan keuangan dan sertifikasi pihak
ketiga.
c. Kekuatan Pasar Pengendalian Perusahaan
Usaha pihak eksternal untuk mengambil alih kontrol dari manajemen
seringkali diwujudkan dengan berperan sebagai pihak oposisi yang keras.
Financial press berisikan banyak contoh mengenai (1) perdebatan antara
manajemen dan penuntut yang tidak bersahabat, dan (2) pertarungan antara koalisi
manajemen dan segolongan pemegang saham dengan golongan pemegang saham
lainnya. Salah satu taktik yang dilakukan manajemen dalam menghadapi
pertarungan ini yakni dengan me-release informasi keuangan yang mereka anggap
dapat mempertahankan kontrol yang mereka miliki.

2.5 Biaya - Biaya yang Berkaitan dengan Pengungkapan


Salah satu faktor manajemen konsisten dalam keputusan pengungkapan adalah
biaya yang berkaitan dengan pengungkapan. Biaya ini meliputi:
a. Biaya Koleksi dan Pengolahan
Biaya pengumpulan dan pemrosesan terdiri dari biaya yang dikeluarkan baik
oleh penyusun maupun pengguna data keuangan. Beberapa contohnya yakni survei
Federal Trade Commission (FTC) mengenai estimasi biaya atas program Line of
Business Report Program yang diusulkan tahun 1970-an, dan survei mengenai
biaya implementasi FASB Statement No.33 tentang pengungkapan dolar konstan
dan current cost pada laporan tahunan 1981 yang dilakukan oleh Perry dan Searfoss
(1982).
b. Biaya Litigasi
Pada beberapa kasus, permasalahan hukum yang dihadapi perusahaan akan
mengurangi tingkat pengungkapan. Misalnya, perusahaan membuat earning
forecast yang terlalu optimistik. Perkiraan yang kurang tepat ini dapat digunakan
investor untuk menuntut manajemen karena menyebabkan turunnya nilai pasar
saham. Di sisi lain, permasalahan hukum dapat mendorong pengungkapan. Untuk
mencegah berkembangnya isu negatif, perusahaan segera membuat publikasi untuk
mencegah kerugian yang lebih jauh bagi investor dan mencegah timbulnya tuntutan
hukum lanjutan.
c. Biaya Politik
Pemerintah memiliki kekuasaan untuk “menyita” kekayaan suatu perusahaan
dan mendistribusikannya kembali ke pihak lain di masyarakat. Pelaporan keuangan
merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan pemerintah untuk memilih
perusahaan-perusahaan ini. Dengan demikian, biaya politis dapat memengaruhi
tingkat pengungkapan yang dilakukan perusahaan.
d. Biaya Kerugian Kompetitif
Argumen umum yang menentang adanya pengungkapan adalah kemungkinan
timbulnya biaya dimana kompetitor menggunakan informasi yang diungkapkan
untuk kepentingannya sendiri. Isu sensitif lainnya yakni pengungkapan anggaran
promosi dan iklan. Biaya kelemahan kompetitif juga muncul apabila serikat pekerja
dan pemasok lainnya mampu menggunakan pengungkapan keuangan untuk
meningkatkan bargaining power dan pada akhirnya meningkatkan struktur biaya
perusahaan.
e. Kendala pada Perilaku Manajerial
Contohnya ketika perusahaan mengungkapkan EPS forecast yang akan
dicapai, manajer tidak akan mengambil peluang yang akan memaksimalkan nilai
perusahaan, kecuali tindakan yang akan membawanya lebih dekat pada target EPS
tersebut.

2.6 Beberapa Komentar Umum


a. Beberapa argumen mengenai regulasi berbasis sektor publik dalam pelaporan
keuangan:
1) Tekanan pasar akan mengarahkan pada alokasi sumber daya yang “tidak efisien”,
dalam standar efisiensi tertentu.
2) Tekanan pasar akan mengarahkan pada alokasi sumber daya yang “tidak adil”,
dalam standar keadilan tertentu.
b. Biaya politis adalah biaya jika pemerintah “menyita” kekayaan dari perusahaan dan
mendistribusikannya kembali pada pihak lain di masyaakat. Hasil dalam penelitian
Watts dan Zimmerman (1978) adalah (a) 50 perusahaan terbesar dikenakan
persentase pajak yang tertinggi dan (b) rata-rata persentase pajak tidak meningkat
seiring peningkatan ukuran perusahaan, melainkan lebih merupakan suatu fungsi
yang bertahap.
c. Mulai berkembang penelitian terkait waktu pengungkapan dan faktor-faktor yang
memengaruhi perbedaan waktu pengungkapan antar perusahaan. Misalnya Chambers
dan Penman (1984) yang menemukan bahwa lag times (selisih antara akhir periode
fiskal dan pengumuman laba) untuk laporan interim berkisar antara 3-4 hari dan
sekitar 1 minggu untuk laporan tahunan. Kross dan Schroeder (1984) menemukan
bahwa industri perbankan konsisten menjadi industri yang paling cepat
menyampaikan laporan interim dan laporan tahunan.
d. Mulai banyak diketahui bahwa pengungkapan sukarela yang dilakukan bukanlah
suatu hal yang bersifat random.
1) Laporan dana - pada perusahaan besar: satu diantara tiga, pada perusahaan kecil
satu diantara dua puluh (Anton, 1954).
2) Perkiraan laba - perusahaan yang melakukan pelaporan memiliki fluktuasi laba
yang lebih rendah (Rulland, 1979).
3) Pengungkapan lini bisnis - perusahaan yang melakukan pengungkapan memiliki
ukuran yang lebih besar (Salamon dan Dhaliwal, 1980).
4) Faktor terkait pengungkapan yang masih jarang diteliti adalah pengaruh dari
individu yang dominan.

REFRENSI
George, Foster. 1986. Financial Statement Analysis, 2nd Edition. Singapore: Prentice
Hall International, Inc

Critical Review

Oleh:
KELOMPOK 2

I Wayan Dedik Widana 1881611030


Desak Putu Nitya Dewi 1881611040
Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi 1881611041
Ni Putu Ayu Nirvana Setyawati 1881611048
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

CRITICAL REVIEW
“CHALLENGES OF CORPORATE VOLUNTARY DISCLOSURES THROUGH
THE ANNUAL REPORTS: EVIDENCE FROM IRAQ”

Judul Penelitian : Challenges Of Corporate Voluntary Disclosures Through The


Annual Reports: Evidence From Iraq (Tantangan
Pengungkapan Sukarela Perusahaan Melalui Laporan
Tahunan: Bukti Dari Irak)
Peneliti : Akeel Almagtome, Inaam Almusawi dan Karrar Aureaar
(Fakultas Administrasi dan Ekonomi, Universitas Kufah, Irak)

A. DI TINJAU DARI ASPEK ONTOLOGI

Aspek ontologis berkaitan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan
objek studi. Dalam aspek ontologies berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa
yang dipikirkan atau apa yang menjadi masalah. Adapun review yang dapat kami
berikan ditinjau dari aspek ontology dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai
berikut:

1. RESEARCH BACKGROUND
Dalam research background ini akan di paparkan terkait hal/permasalahan apa
yang melatarbelakangi penelitian ini dan pembahasan relevansi antara permasalahan
atau fenomena dengan topic yang di angkat.

Adapun hal yang melatarbelakangi penelitian ini, dimana informasi keuangan


yang diungkapkan oleh laporan tahunan apakah pengungkapan wajib dan sukarela
memiliki hal penting dalam pengambilan keputusan karena pengungkapan informasi
menyiratkan serangkaian praktis peraturan dan standar kegiatan untuk beberapa pihak
tertentu di pasar modal. Pengungkapan sukarela perusahaan mengacu pada penyediaan
informasi tertentu di luar item wajib dalam laporan keuangan. Rendahnya tingkat
pengungkapan informasi telah dicatat di kebanyakan negara-negara berkembang dan
salah satunya adalah negara Irak. Perusahaan cenderung hanya mengungkapkan
persyaratan informasi wajib pada laporan tahunan, sedangkan pengungkapan sukarela
masih pada tingkat minimum dalam kebanyakan kasus penilaian. Meskipun, standar
akuntansi dan aturan memaksakan cukup banyak pengungkapan wajib melalui laporan
keuangan berkala.

Sehingga masalah asimetri informasi muncul sebagai akibat dari motivasi


pengungkapan sukarela yang kurang. Dalam situasi ini, menurut pandangan kami sangat
relevan fenomena atau permasalahan tersebut dengan topic yang diangkat.

2. TEORI YANG DIGUNAKAN


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Akeel Almagtome, Inaam Almusawi dan
Karrar Aureaar. Menurut kami ada beberapa uraian teori yang mendasari kerangka
berfikir peneliti dalam perumusan hipotesis, yaitu signalling theory. Menurut pandangan
kami, teori sinyal sangat relevan digunakan untuk mendasari penelitian ini yang
menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai
perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon
investor agar harga saham perusahaannya meningkat.Hal positif dalam signalling theory
dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka
dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita bagus” dengan menginformasikan pada
pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang
diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan
dipercaya oleh pasar.
Teori Signalling ini akan menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh
manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui
laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang
menghasilkan laba lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan
tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

B. DITINJAU DARI ASPEK EPISTEMOLOGI

Aspek estimologi berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek


studinya dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode
ilmiah yang didukung oleh sarana berfikir ilmiah. Dalam hal ini akan dijelaskan tentang
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, dan apakah metode tersebut cocok
dengan penelitian tsb, apakah ada metode lain yang bisa dilakukan, dan berikan
justifikasi serta rekomendasi yang logis dan teoritis.

1. Data & Pertimbangan Sampel


Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yaitu
tipe penelitian yang dilakukan untuk tujuan mengidentifikasi tingkat pengungkapan
sukarela perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan terbuka di Irak. Selain itu,
penelitian ini menguji pengaruh beberapa karakteristik khusus perusahaan (ukuran
perusahaan, industri, leverage keuangan, profitabilitas, jenis kepemilikan dan jenis
audit) pada tingkat pengungkapan sukarela perusahaan diukur dengan menggunakan
indeks pengungkapan sukarela berdasarkan metodologi analisis isi. Untuk mencapai
tujuan tersebut analisis isi telah digunakan untuk mengukur sejauh mana pengungkapan
sukarela dalam sampel termasuk 58 perusahaan. Penelitian difokuskan pada beberapa
komponen dari pengungkapan sukarela perusahaan, yaitu: informasi umum, informasi
sejarah, rasio kinerja, perkiraan masa depan dan informasi naratif lainnya.
Populasi makalah ini adalah perusahaan yang terdaftar di di Irak Sock Exchange
ISX, untuk penelitian ini sampel dari 58 perusahaan dipilih dari 8 sektor yang berbeda.
Laporan keuangan tahunan mereka untuk tahun yang berakhir pada Desember 2015
dikumpulkan dan dianalisis. Kumpulan data yang diperlukan untuk penelitian ini telah
diekstraksi dari database laporan tahunan di Irak Sock Exchange ISX.
Perlu kami tambahkan disini, menurut pandangan kami, pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode Probability Sampling adalah suatu teknik
pengambilan sample dimana semua elemen mempunyai peluang untuk terpilih menjadi
sample.

2. Desain Penelitian
Desain penelitian dapat dikelompokan menjadi desain eksploratif dan desain
konklusif (Malhotra, 2007; Wrenn et al, 2002). Adapun perbedaan dari kedua jenis desain
penelitian tersebut, yaitu
Keterangan Ekploratif Konklusif
Tujuan Memperoleh wawasan dan Menguji hipotesis
pengalaman
Karakteristik Informasi lebih abstrak, Informasi didefinisikan secara
proses riset tidak terstruktur jelas, proses riset terstruktur
Metode analisis Kualitatif Kuantitatif
Temuan Sementara Kesimpulan
Hasil Ditindaklanjuti konklusif Pertimbangan dalam
pengambilan kesimpulan

Desain konklusif dapat berupa desain deskriptif, desain kausal (sebab-akibat)


dan desain komparatif (asosiatif). Desain komparatif menggunakan manipulasi variabel
independen untuk melihat pengaruhnya pada variabel dependen. Maka dari itu, dalam
penelitian yang dilakukan oleh Akeel Almagtome, Inaam Almusawi dan Karrar Aureaar,
beliau menggunakan desain konklusif dengan model penelitian Kuantitatif. Ini
didasarkan pada jenis penelitian beliau yaitu penelitian yang ditujukan untuk mengkaji
sejauh mana pengungkapan sukarela pada perusahaan yang terdaftar Irak, di samping
untuk mengidentifikasi beberapa karakteristik khusus perusahaan pengungkapan
sukarela perusahaan dalam perusahaan Irak

3. KECOCOKAN PENGUJIAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN


Pada penelitian ini tidak dijelaskan analisis apa yang digunakan. Namun pada
penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hal ini terlihat
pada hasil table yang disajikan. Penelitian yang dilakukan Akeel Almagtome, Inaam
Almusawi dan Karrar Aureaar telah menunjukan kesinergisan antara metode pengujian
statistik yang digunakan. Hal ini terlihat dari hasil uji yang mampu menunjukan kualitas
penelitian yang relevan.
4. HASIL PENELITIAN
Untuk mengeksplorasi tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan sampel, checklist dari pengungkapan sukarela diterapkan. Hasil pada
gambar 2 menunjukkan CVD dari lima komponen indeks pengungkapan sukarela. Skor
CVD pada tahun 2015 menunjukkan bahwa perusahaan Irak rata-rata mengungkapkan
35% dari 50 item pengungkapan sukarela. Nilai rata-rata dari CVD untuk kategori
indeks menunjukkan bahwa perusahaan sampel mengungkapkan 45% sejarah item
informasi perusahaan dalam laporan tahunan mereka pada sejarah item informasi
perusahaan dalam laporan tahunan mereka padatahun 2015, sedangkan mereka
mengungkapkan 1,8% dari informasi perusahaan di masa depan, yang paling sukarela
skor pengungkapan antara kategori indeks. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
skor pengungkapan sukarela dalam kategori pengungkapan lainnya yang mencakup
umum, informasi lainnya dan kinerja yang 34,4%, 26,3% dan perusahaan di masa
depan, yang paling sukarela skor pengungkapan antara kategori indeks. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa skor pengungkapan sukarela dalam kategori pengungkapan
lainnya yang mencakup umum, informasi lainnya dan kinerja yang 34,4%, 26,3% dan
17,6% masing-masing. Temuan ini menyiratkan bahwa perusahaan sampel cenderung
mengungkapkan lebih klarifikasi dan penjelasan dari pengungkapan keuangan wajib
dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan ini sejak jenis informasi yang
dibutuhkan oleh investor untuk menurunkan asimetri informasi antara manajemen dan
kelompok lain dari para pemangku kepentingan. Sebaliknya, pengungkapan sukarela
perusahaan di masa depan adalah yang terkecil di antara kategori indeks pengungkapan,
yang mengungkapkan bahwa ada kurangnya minat dalam informasi yang
mencerminkan rencana perusahaan, tujuan dan perkiraan manajemen.

Studi ini memberikan bukti bahwa tingkat pengungkapan sukarela perusahaan


dalam laporan tahunan perusahaan Irak masih relatif rendah dibandingkan dengan
negara-negara berkembang lain seperti Iran, Mesir, Yordania, Bangladesh dan Malaysia.
Suatu alasan yang mungkin dari hasil ini adalah situasi yang luar biasa dari Irak pada
dekade terakhir, termasuk konflik politik dan memerangi terorisme dan menyebabkan
kerusakan pada kegiatan ekonomi, akibatnya, transparansi mendapat sedikit perhatian
oleh kelompok tekanan di masyarakat dan otoritas pemerintah. Hasil penelitian juga
mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan, industri, profitabilitas, jenis kepemilikan
dan jenis audit tantangan yang paling penting dari pengungkapan sukarela perusahaan di
Irak. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat korporasi meningkat pengungkapan
sukarela pada perusahaan dengan ukuran tinggi perusahaan, industri sensitif, kinerja
tinggi, kepemilikan pribadi dan dengan perusahaan audit besar. Bukti dalam penelitian
ini mendukung gagasan bahwa perusahaan memanfaatkan pengungkapan sukarela
perusahaan untuk mengelola persepsi para pemangku kepentingan tentang hasil
ekonomi dari perusahaan-perusahaan ini. Selain itu, tidak seperti perusahaan yang
bekerja dalam situasi normal perusahaan Irak menghadapi tekanan kurang sosial dan
biaya politik yang saling terkait dan sesuai menyebabkan pengungkapan sukarela
kurang perusahaan.

C. DITINJAU DARI ASPEK AKSIOLOGI

Aspek aksiologi berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat dari ilmu.
Nilai guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normative. Dalam hal ini dijelaskan
kontribusi penelitian ini, dan penelitian selanjutnya yang bisa dilakukan. Namun pada
penelitian ini tidak dijelaskan manfaat penelitian secara tersirat. Sehingga menurut
kami, manfaat yang dapat diambil setelah membaca penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan memanfaatkan pengungkapan sukarela perusahaan untuk mengelola


persepsi para pemangku kepentingan. Manfaat dari pengungkapan yang sukarela adalah
biaya transaksi yang lebih rendah dalam memperdagangkan surat berharga yang
dikeluarkan, minat para analis keuangan dan investor terhadap perusahaan yang
semakin besar, likuiditas saham yang meningkat, dan biaya modal yang lebih rendah.
Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan
sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa
perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan
pengungkapan sukarelanya.

2. Bagi Investor
Investor harus dapat ikut andil dalam mengawasi kinerja organ-organ
perusahaan (Manajer, Direksi, Komisaris dan seluruh anggota perusahaan
lainnya yang bertanggungjawab atas berlangsungnya pertumbuhan perusahaan),
diharapkan investor dapat memberikan tingkat pengawasan yang cukup tinggi
demi tercapainya tujuan perusahaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Dapat dijadikan literature atau kajian pustaka tambahan khususnya untuk
penelitian tentang pengungkapan sukarela pada perusahaan.

D. CRITICAL REVIEW

Dalam penelitian ini sudah dipaparkan pentingnya pengungkapan


sukarela di mata investor di samping pengungkapan wajib yang harus terpenuhi.
Namun, masih terdapat beberapa yang perlu dijelaskan pada penelitian ini dan
diharapkan menjadi kontribusi yang lebih baik pada penelitian selanjutnya. Hal
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perlu kami tambahkan disini, pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode Probability Sampling adalah suatu teknik pengambilan
sample dimana semua elemen mempunyai peluang untuk terpilih menjadi
sample. Dalam pengambilan sampel disarankan untuk menambah jumlah
sampel atau dapat juga menggunakan sampel perusahaan dari sektor yang
lain.
2. Menambahkan definisi operasional variable agar para viewer lebih
memahami tentang tujuan dan hasil penelitian.
3. Menambahkan metode analisis dan alat perhitungan yang digunakan dalam
memproses data sehingga mendapat hasil penelitian yang disajikan.
4. Diharapkan pada penelitian selajutnya, dijelaskan karakteristik-karakteristik
yang lebih detail tentang masing-masing variabel. Menambahkan variabel-
variabel lain yang berhubungan dengan disclosure yang belum diteliti dalam
penelitian ini.
CRITICAL REVIEW
JURNAL NASIONAL

Judul : Pengaruh Pengungkapan Sukarela Pada Laporan Tahunan


Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Pertambangan
Peneliti : Yanick Iglesias dan Denny Andriana
Jurnal : Jurnal Aset (Akuntansi Riset), 9 (1), 2017, 187-198 Universitas
Pendidikan Indonesia

A. DI TINJAU DARI ASPEK ONTOLOGI

Aspek ontologis berkaitan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan
objek studi. Dalam aspek ontologies berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa
yang dipikirkan atau apa yang menjadi masalah. Adapun review yang dapat kami
berikan ditinjau dari aspek ontologi dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai
berikut:

1. Research Background
Dalam research background ini akan di paparkan terkait hal/permasalahan apa
yang melatarbelakangi penelitian ini dan pembahasan relevansi antara
permasalahan atau fenomena dengan topic yang di angkat. Adapun hal yang
melatarbelakangi penelitian ini adalah kasus manipulasi laporan keuangan yang
dilakukan oleh PT Bumi Resources dan anak perusahaan sejak tahun 2003-2008
memberikan dampak pada menurunnya kepercayaan investor terhadap laporan
keuangan. Hasil perhitungan ICW menunjukkan laporan penjualan Bumi selama
2003-2008 lebih rendah US$ 1,06M. Dengan kata lain laporan keuangan yang
dilaporkan oleh perusahaan tidak dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas laba dari perusahaan tersebut kurang
baik (Wijaya, 2010). Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas laba
perusahaan juga dapat dilakukan dengan memberikan informasi secara sukarela
kepada pasar. Seperti yang diungkapkan oleh Francis (2008, hlm. 28) bahwa
pengungkapan sukarela dapat mempengaruhi kualitas laba perusahaan. Dalam
situasi ini, menurut pandangan kami sangat relevan fenomena atau permasalahan
tersebut dengan topik yang diangkat.

2. Masalah Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Yanick Iglesias dan
Denny Andriana, pokok permasalahannya dapat dilihat dari tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian itu, yaitu:
“Apakah pengungkapan sukarela pada laporan tahunan
berpengaruh terhadap kualitas laba?”

2. Teori Yang Digunakan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yanick Iglesias dan Denny Andriana,
teori yang mendasari kerangka berfikir peneliti dalam perumusan hipotesis hanya
menggunakan supporting theory diantaranya Pengungkapan Sukarela, Kualitas
Laba, Earning Response Coefficient (ERC).

3. Perumusan Hipotesis

H1 : Pengungkapan sukarela pada laporan tahunanberpengaruh positif terhadap


kualitas laba

B. DITINJAU DARI ASPEK EPISTEMOLOGI

Aspek estimologi berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek


studinya dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode
ilmiah yang didukung oleh sarana berfikir ilmiah.

1. Research Methodology
Dalam Research Methodology akan menjelaskan tentang metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian, dan apakah metode tersebut cocok dengan
penelitian tsb, apakah ada metode lain yang bisa dilakukan, dan berikan justifikasi
serta rekomendasi yang logis dan teoritis.

a. Data & Pertimbangan Sampel

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.


Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data sekunder. Data sekunder
tersebut terdiri dari laporan tahunan perusahaan-perusahaan pertambangan, daftar
harga saham perusahaan serta harga saham gabungan yang diperoleh melalui IDX
atau website www.idx.co.id, serta literatur-literatur seperti jurnal, penelitian
terdahulu, dan text book. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian
adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dari periode 2012-2014 yang berjumlah 44 perusahaan. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling.Perusahaan yang dijadikan sampel
harus memenuhi kriteria-kriteria berikut: Perusahaan yang sahamnya tetap aktif
beroperasi mulai tahun 2012 sampai bulan Desember 2014, perusahaan tidak
mengalami kerugian selama periode estimasi, memiliki data lengkap yang
digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini dan secara konsisten dilaporkan di
BEI. Berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah ditetapkan, dari total populasi
44 perusahaan pertambangan, diperoleh sejumlah 14 sampel perusahaan
pertambangan yang memenuhi pertimbangan.

b. Variabel dan Pengukuran

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengungkapan sukarela.


Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajeman perusahaan untuk
memberikan informasi akuntansi dan informasi lain yang relevan untuk pembuatan
keputusan para pemakai laporan tahunan (Meek, 2007, hlm. 94). Pengungkapan
sukarela dihitung dengan menggunakan indeks pengungkapan sukarela. Yakni
dengan membagi nilai yang diungkapkan perusahaan dengan total item
pengungkapan sukarela dikalikan dengan 100% (Botosan, 1997). Variabel terikat
pada penelitian ini adalah kualitas laba. Bellovary et al dalam Surifah (2010)
mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikan
kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba mendatang. Kualitas
laba diproksikan dengan menggunakan ERC (earnings response coefficient) yang
didapat dari regresi antara UE (unexpected earnings) dengan CAR (cummulative
abnormal return) (Scott, 2012, hlm. 163).
c. Kecocokan Pengujian Statistik Yang Digunakan
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
deskriptif dan juga analisis regresi sederhana dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh satu variable bebas terhadap variabel terikat. Penelitian yang dilakukan
saudara Yanick Iglesias dan Denny Andriana, telah menunjukan kesinergisan antara
metode pengujian statistik yang digunakan. Hal ini terlihat dari hasil uji yang
mampu menunjukan kualitas penelitian yang relevan.

d. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kualitas
laba dipengaruhi oleh pengungkapan sukarela perusahaan francis (2008, hlm. 28).
Pada penelitian ini diketahui bahwa pengungkapan sukarela pada perusahaan
pertambangan di Indonsia telah berjalan dengan cukup baik, hal tersebut dibuktikan
dengan rata-rata pengungkapan sebesar 33,6% dari item pengungkapan sukarela.
Sedangkan kualitas laba perusahaan mengalami kenaikan pada tahun 2013 dan
penurunan yang signifikan pada tahun 2014. Pada penelitin ini juga diketahui
bahwa terdapat pengaruh positif dari pengungkapan sukarela terhadap kualitas laba
pada perusahaan pertambangan.

C. DITINJAU DARI ASPEK AKSIOLOGI

Aspek aksiologi berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat dari ilmu.
Nilai guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normative. Manfaat praktis dari penelitian
ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai pengungkapan sukarela dan kualitas
laba sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengungkapan informasi pada
laporan tahunan. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode
pengukur kualitas laba selain Earnings Response Coefficient (ERC) serta subjek
penelitian selain sektor pertambangan. Bagi BAPEPAM (Sekarang disebut OJK
(Otoritas Jasa Keuangan), peneliti menyarankan untuk menambahkan beberapa item
pengungkapan sukarela ke dalam item wajib karena hal tersebut dapat membuat laporan
tahunan lebih mencerminkan kondisi terkini dan proyeksi masa depan perusahaan. Bagi
perusahaan, peneliti menyarankan untuk lebih mempertimbangkan pengungkapan
sukarela sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan pemangku
kepentingan.

D. CRITICAL REVIEW

Dalam penelitian ini, sudah dipaparkan pentingnya pengungkapan sukarela bagi


perusahaan. Namun, masih terdapat beberapa yang perlu dijelaskan pada penelitian ini
dan diharapkan menjadi kontribusi yang lebih baik pada penelitian selanjutnya. Hal
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini perlu ditambahkan grand theory yang mendukung penelitian ini.
Grand theory yang kompatibel dengan permasalahan adalah teori signalling. Dengan
adanya pengungkapan sukarela perusahaan telah memberikan isyarat atau sinyal
kepada investor untuk petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
mendatang terkait prospek perusahaan. Dengan pengungkapan sukarela yang tinggi
akan meningkatkan keinformatifan dari informasi laba, sehingga kondisi perusahaan
dapat lebih terlihat yang pada akhirnya tingkat kepercayaan pihak eksternal (investor
dan pemegang saham) kepada perusahaan semakin meningkat
2. Menambahkan definisi operasional variable agar para viewer lebih memahami
tentang tujuan dan hasil penelitian.

3. Diharapkan pada penelitian selajutnya, menambahkan variabel-variabel lain yang


berhubungan dengan kualitas laba yang belum diteliti dalam penelitian ini.
REFRENSI JURNAL

Akeel, dkk. 2017. Challenges Of Corporate Voluntary Disclosures Through The Annual
Reports: Evidence From Iraq. World Applied Sciences Journal 35 (10): 2093-2100.
[online] diakses pada
https://www.researchgate.net/publication/322489624_Challenges_of_Corporate_Vol
untary_Disclosures_Through_the_Annual_Reports_Evidence_from_Iraq

Yanick & Denny. 2017. Pengaruh Pengungkapan Sukarela Pada Laporan Tahunan
Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Pertambangan. JURNAL ASET
(AKUNTANSI RISET), 9 (1), 2017, 187. [online] diakses pada
http://ejournal.upi.edu/index.php/aset/article/viewFile/5262/3649

Anda mungkin juga menyukai