Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kelompok 3
Tingkat 3.3
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis sampaikan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia Beliau penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Resiko Perilaku Kekeraan” tepat pada waktunya. Makalah
ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa di
jurusan DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Karya tulis ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Jiwa dan juga seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
yang telah mendukung tersusunnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna sehingga penulis
sangat mengharapkan apresiasi baik kritik maupun saran untuk membenahi kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................44
PENUTUP................................................................................................................................44
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi oleh
seseorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan.Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan
pasien dengan perilaku kekerasasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-
tenaga yang professional (Keliat, danAkemat, 2009).
1
1.3 Tujuan Tulisan
1.3.1 Mengetahui definisi perilaku kekerasan
1.3.2 Mengetahui bagian dari teori agresi
1.3.3 Mengetahui rentang respon marah
1.3.4 Mengetahui bagiandari faktor presdisposisi
1.3.5 Mengetahui bagian dari faktor presipitasi
1.3.6 Mengetahui proses terjadinya perilaku agresi
1.3.7 Mengetahuideteksi potensi agresi
1.3.8 Mengetahui tanda gejala marah
1.3.9 Mengetahui mekanisme koping
1.3.10 Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan resiko perialaku
kekerasan
BAB II
PEMBAHASAN
2
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perlaku yang
bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowtz,
dalam Harnawati,1993).
Setiap aktiftas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (stuart dan
Sudeen, 1998)
Suatu keadaan dimana klien mengalami perlaku yang dapat membahayakan
klein sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang-barang (Maramis,1998).
Perilaku kekerasan sukar diprediksi. Setiap orang dapat bertindak keras tetapi
ada kelompok tertentu yang memiliki resiko tinggi yaitu pria berusia 15-25 tahun,
orang kota, kulit hitam, atau subgroup dengan budaya kekerasan, peminum
alkohol (Tomb, 2003 dalam Purba, dkk : 2008). Perilaku kekerasan adalah tingkah
laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain
yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk : 2008).
Sedangkan menurut Carpenito 2000, perilaku kekerasan adalah keadaan
dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya
sendiri ataupun orang lain.
Jadi, perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan individu yang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan/mencederai diri sendiri, orang lain bahkan
dapat merusak lingkungan
3
Dalam perkembangan konsep teori ini mengasumsikan juga bahwa pola
respon agresi seseorang memerlukan stimulus (impuls)/ berupa kondisi social
lingkungan (factor psikososial) untuk memunculkan prilaku agresi. Namun,
bentuk stimulus yang sama tidak selalu memunculkan bentuk prilaku agresi
yang sama pada setiap orang. Dengan kata lain, pola prilaku agresi seseorang
dibentuk oleh factor pengendalian diri individu tersebut (internal control) serta
berbagai stimulus dari luar (impulses). Saat keseimbangan antara kemampuan
pengendalian diri dan besarnya stimulus terganggu, maka akan
membangkitkan prilaku agresi (Keliat, 1996).
4
2.3
Frustasi Adalah respon yang timbul Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan
akibat gagal mencapai kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat
tujuan atau keinginan. menimbulkan kemarahan.
Pasif Sikap permisif/ pasif Sikap asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat,
adalah respon dimana dan kebutuhan kita secara jujur dan wajar.
individu tidak mampu Kemampuan untuk bersikap asertif ini sangat penting
mengungkapkan perasaan dimiliki sejak dini, karena hal ini akan membantu kita
yang dialami, sifat tidak untuk bersikap tepat untuk menghadapi situasi dimana
berani, mengemukakan hak-hak kita dilanggar. Salah satu alasan orang
keinginan dan pendapat melakukan permisif/pasif adalah karena takut atau
7
sendiri,tidak ingin terjadi malas/ tidak mau terjadi konflik. Lalu apakah konflik
konflik karena takut akan itu?. Apakah konflik adalah sesuatu yang negative?
tidak disukai atau Sekarang tidak jarang kita melihat perusahaan dengan
menyakiti perasaan orang sengaja menciptakan konflik di dalam perusahaannya
lain. untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan
(manajemen konflik). Konflik bisa positif bila kita
dapat mengatur konflik itu sendiri.
Agresif Sikp agresif adalah sikap Perilaku agresif sering bersifat menghukum, kasar,
membela diri sendiri menyalahkan, atau menuntut. Hal ini termasuk
dengan cara melanggar mengancam, melakukan kontak fisik, berkata-kata
hak orang lain. kasar, komentar yang menyakitkan dan juga menjelek-
jelekkan orang lain di belakang. Sikap agresif
merupakan prilaku yang menyertai marah na,un masih
dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya
tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat
bahwa setiap orang harus bertarung utnuk
mendapatkan kepentingan sendiri dan mengaharapkan
perlakuan yang sama dari orang lain. Agresif
memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut,
mendekati orang lain dengan ancaman, member kata
ancaman tanpa niat melukai. Umumnya klien masih
dapat mengontrol prilaku untuk tidak melukai orang
lain.
Kekera Disebut sebagai gaduh Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang
san gelisah atau amuk lain secara menakutkan, member kata-kata ancaman
melukai disertai melukai di tingkat ringan dan yang
paling berat adalah melukai/merusak secara serius.
Klien tidak mampu mengendalikan diri. Mengamuk
adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri. Pada keadaan ini, individu
dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang
lain (Keliat,2002).
8
2.5 Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang merupakan factor predisposisi, artinya
mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika factor berikut dialami oleh
individu (Keliat,1996) adalah:
a. Faktor Psikologis
Psychoanalytical Theory. Teori ini mendukung bahwa prilaku agresif
merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa prilaku
manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama, insting hidup yang
diekspresikan dengan seksualitas dan kedua, insting kematian yang
diekspresikan dengan agresivitas.
a. Klien
Kelemahan fisik, keputus asaan, ketidakberdayaan, kurang percaya diri
b. Lingkungan
Rebut, kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik interaksi social
1. Memahami pola pikiran (the mindset) seseorang dengan hostilitas dan potensi
melakukan tindak kekerasan. Seseorang pada hakekatnya membutuhkan kesempatan
untuk menyampaikan pendapatnya, berkan kesempatan padanya untuk mengutarakan
isi pikiran sekalipun pemahamanya menyimpang.
2. Sikapt empati
3. Hindari konfrontatif mengancam.
4. Alternatif solusi penyelesaian masalah ( merumuskan pemecahan masalah yang
menjadi resolusi).
5. Bergerak ke arah yang win-win resolusi. Mengalihkan fokus dari apa yang tidak dapat
anda melakukan apa yang dapat anda lakukan (keliat, 1996).
14
disertai reflek yang cepat.
2. Menyatakan secara asertif ( assertiveness), perilaku yang sering
ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perlaku pasif, agresif,dan asertif. Perlaku asertif
adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena
individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti
orang lain secara fisik maupun psikologis. Di samping itu,
perlaku ini dapat juga untuk mengembangkan diri klien.
3. Memberontak (acting out), perlaku yang muncul biasanya
disertai akibat konflik perlaku “acting out” untuk
menarikperhatian orang lain.
4. Perlaku kekerasan, tindakan kekerasan atau amukan yang
ditujukan kepada dir sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Sublimasi Menerima suatu sasaran pengganti artinya saat mengalami suatu dorngan,
penyalurannya ke arah lain. Misalnya seseorang yang sedang marah
melampiaskan kemarahannya pada objek lain seperti meremas adonan
kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
15
yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan uang
diterimanya sejak kecil, membenci orang tua merpakan hal yang tidak
baik dan dikutuk oleh Tuhan sehingga perasaan benci itu ditekannya dan
akhirnya ia dapat melupakannya.
Reaksi formasi Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan melebih-
lebihkan sikap dan perlaku yang berlawanan dan menggunakannya
sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya,
akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Biodata Klien : Nama, umur, alamat, pendidikan, agama, status, pekerjaan, jenis
kelamin, No. RM, tanggal pasien MRS, tanggal pengkajian dan rang rawat pasien
3. Faktor Predisposisi
4. Pemeriksaan Fisik
TD : Tekanan Darah
N : Nadi
S : Suhu
P : Pernafasan
2) Antropometri
17
Mengkaji BB ( Berat Badan) dan TB (Tinggi Badan) apakah ada kenaikan atau
penurunan
3) Keluhan fisik
1) Genogram
2) Konsep Diri
a. Citra Tubuh
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3) Hubungan social
4) Spiritual
b. Kegiatan Ibadah
6. Status Mental
a. Penampilan pasien : Tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai atau cara
berpakaian tidak seperti biasanya
k. Memori : gangguan daya ingat jangka panjang, gangguan daya ingat saat ini,
gangguan daya ingat jangka pendek, konfabulasi
19
n. Daya tilik diri : menghindari penyakit yang diderita, menyalahkan hal-hal
diluar dirinya
5) Isitirahat tidur
7) Pemeliharaan kesehatan
8. Mekanisme koping
20
2) Maladaptive : minum alcohol, reaksi lambat, reaksi berlebih, bekerja
berlebihan, menghindar, mencederai diri dan lainnya.
1) Diagnosa Medis
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
21
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
22
(obat) pasien - Untuk mengetahui
apakah sudah
SP 3
terlaksana
- Evaluasi kegiatan
SP 1 dan SP 2
- Melihat
perkembangan dari
- Latih secara pasien
social/verbal
- Agar hubungan
social pasien
membaik
- Menolak dengan
baik - Agar bisa
mengendalikan
amarah pasien
- Mengungkapkan
- Mengontrol perilaku
dengan baik
pasien
SP 4
- Evaluasi kegiatan
- Melihat
SP 1, SP 2, SP 3
perkembangan dari
pasien
- Masukkan dalam
- Mengontrol perilaku
jadwal harian
pasien
pasien
23
SP 5
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Evaluasi dibagi menjadi 2 yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, dimana evaluasi
formatif digunakan di bagian implementasi dan tidak menyeluruh sedangkan evaluasi
sumatif digunakan di bagian evaluasi dan bersifat menyeluruh dalam mengevaluasi
pasien.
24
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
RSJ BANGLI
I. PENGKAJIAN
Alamat : Jalan Merdeka no 33, Susut, Bangli Alamat : Jalan Merdeka No. 33, Susut,
Bangli
Pendidikan : SD
Pendidikan : SD
Agama : Hindu
Agama : Hindu
Pekerjaan : Buruh
Pekerjaan : Petani
No. RM : 123456
2. Alasan MRS
Keluarga pasien mengatakan 3 hari sebelum MRS, pasien bertingkah agresif, labil,
gelisah, bingung, marah-marah dan memukul istrinya karena keinginannya tidak
terpenuhi. Kemudian keluarga pasien membawa pasien ke RSJ Bangli untuk dirawat
inap kembali.
3. Keluhan Utama
25
Keluarga pasien mengatakan pasien masih merasa marah dan mengamuk serta
memukul pintu karena keinginannya tidak terpenuhi
4. Faktor Predisposisi
1) Pasien mengalami gangguan jiwa sejak berumur 23 Tahun dan pernah masuk
RSJ Bangli lebih dari 5 kali
2) Pasien control apabila pasien dibujuk dan putus obat selama 1 minggu
3) Pasien memiliki riwayat trauma aniaya fisik dan kekerasan dalam keluarga
saat usia 5 tahun dengan pelaku ayah kandung pasien, dan saksi kakak pasien
saat usia 7 tahun karena pasien ingin membeli mainan tetapi tidak
diperbolehkan oeh ayahnya dan pasien dipukul oleh ayahnya agar berhenti
menangis dan tidak merengek untuk membeli mainan. Kejadian tersebut
berulang kali hingga umur pasien menginjak 18tahun.
5. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-Tanda Vital
S : 36,5ºC RR : 22 x/menit
2) Antropometri
BB : 57 Kg TB : 169 cm
3) Keluhan fisik
26
6. PSIKOSOSIAL
1) Genogram
88 th 86 th 88 th 87 th
53 th 45 th
56 th 54 th
24th 19 th
Keterangan :
Laki-laki Pasien
Wanita
Penjelasan :
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, pasien berumur 54 Tahun, dan sudah
menikah dan mempunyai anak laki-laki 2 orang
27
2) Konsep diri
a. Citra tubuh
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
Pasien mengatakan pasien takut tidak bisa dan tidak percaya diri untuk
membuat anak anaknya dan istrinya bahagia karena sikap pasien yang
temperamental dan ringan tangan apabila kehendak pasien tidak
terpenuhi.
3) Hubungan social
a. Orang terdekat/berarti
4) Spiritual
Pasien mengatakan pasien beragama hindu, dan meyakini bahwa apa yang
diberikannya saat ini merupakan suatu anugrah dari Tuhan. Saat di rumah
pasien rajin sembahyang di rumah dan apabila ada upacara di pura pasien,
pasien selalu dating untuk sembahyang. Saat di rumah sakit pasien
sembahyang di tempat tidurnya.
7. Status mental
1) Penampilan
Penampilan pasien sedikit rapi, rambut pasien menyentuh telinga, gigi kuning,
kulit bersih. Cara berpakaian pasien rapi, baju dan celana pasien tidak terbalik.
Pasien menggunakan sandal.
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motoric/psikomotor
4) Alam perasaan
29
Pasien mengatakan perasaan pasien sesuai dengan keadaan pasien, jika
suasana sedih pasien tampak sedih dan jika suasana senang pasien gembira.
5) Afek
7) Persepsi
8) Proses pikir
9) Isi pikir
Waham
11) Memori
Pasien mengingat kejadian dimana dia dipukul oleh ayahnya saat ingin
membeli mainan di pasar.
30
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
1) Makan
Pasien mengatakan saat di rumah pasien makan 3 x/sehari dengan cara yang
baik dan seperti biasanya tanpa bantuan orang lain dan pasien minum air
sebanyak kurang lebih 8 gelas/hari tanpa bantuan orang lain.
2) BAB/BAK
3) Mandi
Pasien mengatakan pasien saat di rumah mandi 2x/sehari dan tanpa bantuan
orang lain
4) Berpakaian/berhias
Pasien mengatakan tidur siang selama 2 jam, tidur malam selama 7 jam dari
jam 22.00 s.d 05.00 dengan berdoa sebelum tidur dan bercengkrama dengan
istrinya sebelum tidur.
6) Penggunaan obat
Dalam penggunaan obat pasien mengatakan jika pasien sakit, pasien dibantu
untuk minum obat oleh istri atau anak-anaknya.
7) Pemeliharaan kesehatan
9. Mekanisme koping
3) Masalah pekerjaan
1) Diagnose medic
Bipolar
2) Terapi medic
Haloperidol : 3 x 5 mg
Risperidone : 2 x 2 mg
1) Perilaku Kekerasan
perilaku kekerasan
33
ketidakefetktifan koping keluarga
a. Perilaku kekerasan
- Latih secara
social/verbal
- Mengontrol perilaku
pasien
- Mengungkapkan
dengan baik
- Melihat
perkembangan dari
- Evaluasi kegiatan
pasien
SP 1, SP 2, SP 3
- Agar pasien lebih
- Latih secara
tenang
spiritual : berdoa
atau sholat
35
- Evaluasi kegiatan - Melihat
SP 1, SP 2, SP 3, perkembangan
SP 4 pasien
ORIENTASI
Perawat : “Selamat pagi Pak, Perkenalkan nama sayaAni, saya perawat yang.
Bertugas diruang Bratasena pada pagi hari ini. Hari ini saya yang akan
merawat bapak dari pukul 07.00 – 14.00. jika boleh saya tau, nama bapak
siapa?”
Perawat :“Bagaimanaperasaanbapaksaatini?
Perawa :"Bapak dapat menceritakan penyebab bapak marah dan kesal kepada saya.
Apakah bapak bersedia?"
36
Pasien :"Baik, 10 menit
KERJA
Perawat : “Baiklah pak, sekarang bapak bisa menceritakan alas an bapak merasa marah
Apa yang menyebabkan Bapak marah?”
Pasien : "Saya kesal dan marah karena jika saya pulang ke rumah setelah dari kantor,
saya tidak melihat istri di rumah, rumah dalam keadaan berantakan, belum
lagi saya lapar dan istri tidak menyiapakan makanan. Saat itulah saya merasa
marah ingin sekali memarahi dan memukul istri saya".
Perawat : “ Pada saat penyebab kemarahan seperti ketika Bapak pulang ke rumah
namun istri belum menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan ?”
Perawat : “ apakah bapak merasakan kesal kemudian dada Bapak berdebar – debar ,
mata melotot, rahang terkatup dan tangan mengepal?”
Pasien : “ iya “
Perawat : “Begini pak, kalau tanda – tanda marah tadi sudah bapak rasakan, bapak
dapat mengontrol emosi dengan beberapa cara. Cara 1 yaitu dengan bapak
berdiri lalu tarik nafas dari hidung , kemudian tahan sebentar lalu keluarkan
secara perlahan – lahan melalui mulut , lakukan sebanyak 5 kali . Bagus
sekali, bapak sudah bisa melakukanya. Cara 2 bapak dapat mengontrol
marah dengan kegiatan fisik yaitu dengan memukul bantal atau kasur. Nah,
sekarang coba lakukan pukul kasur dan Bantalnya. Ya bagus sekali.
TERMINASI
37
Pasien : "Cara 1 dengan berdiri kemuadian tarik nafas kemudian hembuskan secara
perlahan sebanyak 5 kali. Kemudian cara 2 yaitu dengan kegiatan fisik yaitu
dengan. Memukul kasur atau bantal."
Perawat : "Ya bagus sekali, bapak sudah dapat menyebutkan cara mengontrol emosi
dengan baik dan benar. Bagaimana, ada lagi yang ingin bapak tanyakan?"
Perawat : “Jika bapak merasakan keinginan untuk marah, gunakan kedua cara tadi ya
pak. Baiklah untuk hari ini sudah cukup. Besok pagi saya akan kembali datang
untuk berbincang – bincang kembali. Terimakasih dan sampai jumpa .
38
V. EVALUASI
No Tanggal Dx SP EVALUASI
A : Tujuan tercapai
1 SP 2
S : Pasien bernafas cepat dan jengkel
P : Lanjutkan SP 2
1 SP 3
S : pasien mengatakan marah dan jengkel dan ingin
memukul pintu
P : Lanjutkan SP 3
1 SP 4
S : pasien mengatakan tidak ada gunanya untuk
sembahyang karena penyakit pasien tidak kunjung
sembuh
39
O : pasien btampak berusaha untuk emncoba
kembali percaya dan berharap kepada Tuhan tentang
kesembuhan penyakitnya, pasien tampak sedih
P : lanjutkan SP 4
A : Tujuan tercapai
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen : 1995). Perspektif teoritis prilaku agresi
(Keliat, 1996) meliputi instinct teori, drive teori, social learning teori. Agersi dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu : Irritable aggression, Instrumental aggression, Mass agresiion.
Tanda dan gejala dapat dilihat dari fisik, verbal, perilaku , emosi, intelektual, spiritual.
Rentang respon mulai dari asertif, frustasi, pasif, dan agresif .
Faktor Predisposisi yaitu factor psikologis, factor social budaya, factor biologis
dan perilaku. Faktor presipitasi yaitu klien dan lingkungan. Cara melakukan deteksi
potensi agresi adalah dengan singkatan POSTAL = profile + Observable Warning Sign +
Shotgun + Triggering Event = Always Lethal (Keliat,1996). Gejala marah dapat dilihat
dari perubahan fisiologik, perubahan emosional, perubahan perilaku perilaku dan
perilaku. Mekanisme koping terdiri dari sublimasi, proyeksi, represi, reaksi formasi,
displacement. Asuhan keperawatan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan yaitu
pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi
3.2 Saran
Dengan penyusunan makalah ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
bagi mahasiswa keperawatan. Penyusun berharap agar para pembaca dapat lebih
memahami mengenai Asuhan keperawatan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan
sehingga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat dalam keseharian dan masa yang akan
datang.
41
DAFTAR PUSTAKA
https://sofaners.wordpress.com/2013/03/23/asuhan-keperawatan-jiwa-pada-tn-t-
dengan-gangguan-ekpresi-marah-perilaku-kekerasan/. Diaskes pada tanggal
20 September 2017
http://keperawatanprofesionalislami.blogspot.co.id/2013/02/askep-jiwa-dengan-
perilaku-kekerasan.html. Diakses pada tanggal 20 seotember 2017
42