Sabilla Ananda
Sabilla Ananda
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan salah satu kota tua yang bersejarah di Indonesia. Kota ini,
menyimpan beranekaragam bangunan bersejarah (urban heritage) yang bernilai tinggi terutama
yang terletak di kawasan Tugu Muda Semarang. Penelitian ini, bertujuan untuk mengeksplor
elemen-elemen pembentuk kota yang mempengaruhi citra kawasan Tugu Muda, sehingga dapat
digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan citra kawasan Tugu Muda Semarang. Metode
penelitian yang digunakan ialah menggunakan studi literature, berdasarkan teori perancangan kota
(Roger Trancik) . Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk menentukan arah
perkembangan fisik kota yang semakin hari semakin berkembang baik dari pembangunan fasilitas
umum beserta sarana-prasarana, serta pengembangan kawasan wisata.
Kata kunci: elemen-elemen pembentuk kota, citra kota, teori Trancik
Blok medan
Elemen Void
Elemen void di wilayah studi adalah
elemen void sistem tertutup yang linear, Gambar 5. Linkage wilayah studi
elemen void sitem tertutup memusat, dan Sumber:Analinsis Penulis, 2018
terbuka linear.
KESIMPULAN
Land Use ( Tata Guna Lahan ) yang
ada pada Kawasan Tugu Muda Semarang
3. Place theory
terbagi menjadi dua yaitu luas terbangun dan
Berdasarkan teori place kawasan tugu luas ruang terbuka, keduanya sudah sesuai
muda adalah sebagai kawasan CBD dan dengan aturan tata guna lahan di kota
perkantoran. Kawasan tugu muda merupakan Semarang. Building Form and Massing (
salah satu elemen penting dari bentuk kota Bentuk dan Tatanan Massa ) pada Kawasan
karena dapat membantu orang untuk Tugu Muda menjadi ciri khas dari Kota
mengorientasikan diri di dalam kota dan Semarang. Fungsi nya sendiri yakni sebagai
membantu mengenali suatu kawasan. Selain kawasan peninggalan besejarah (urban
itu di kawasan ini juga terdapat bangunan heritage) yang bernilai seni tinggi. Konsep
bersejarah seperti lawang sewu. Kawasan perletakan dan bentuk massa yang ada pada
tugu muda ini merupakan salah satu nodes di kawasan Tugu Muda Semarang dipengaruhi
Kota Semarang karena merupaka point oleh bentuk site yang linear, sehingga tatanan
strategis dalam sebuah kota dan sebagai massa yang mengikuti alur site tersebut
sebuah aktivitas. Adanya landmark ini dinilai didominasi oleh tatanan massa yang bersifat
mampu meningkatkan ekonomi kota. Pada linear pula. Bagian depan dari kawasan
kawasan Tugu Muda Semarang, teori place tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pertokoan
dapat dibuktikan dengan adanya gereja (aktivitas perdagangan) sekaligus dijadikan
blenduk beserta kegiatan/aktivitas ekonomi sebagi akses masuk ke bangunan utama.
maupun sosial yang terjalin di dalam maupun
Tekstur yang dimiliki kawasan Tugu
disekitarnya.
Muda Semarang adalah Tekstur Heterogen,
dimana konfigurasi yang dibentuk oleh massa
dan ruangnya memiliki ukuran, bentuk dan
kerapatan yang berbeda. Hal ini ditujukan
agar pengunjung bisa merasakan banyak
variasi bentuk massa dan ruang dari kawasan
ini. Pola massa dan ruang yang disajikan oleh
kawasan Tugu Muda adalah Pola Organis,
terlihat dari konfigurasi massa dan ruang
yang dibentuk secara tidak beraturan.
Bangunan utama yang berbentuk linear dalam
kawasan ini dikelilingi oleh bangunan
pendukung sehingga kawasan ini memiliki
elemen solid, yang merupakan konfigurasi
dan terdiri dari kumpulan massa bangunan
yang tersebar merata. Hal ini berdampak juga
pada elemen voidnya, dimana elemen void
kawasan ini memiliki sistem terbuka sentral
yang dibatasi oleh massa sehingga
menimbulkan kesan ruang terbuka namun
masih tampak terfokus.
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis.Dk .1996. Arsitektur : Bentuk,
Ruang dan Tatanan ; Erlangga