Anda di halaman 1dari 7

REKAYASA LALU LINTAS LANJUTAN

DISUSUN OLEH :

INCE MUTHIA PUTRI


4516041153

DARA WULANDARI
4516041171

DOSEN PEMBIMBING :
Ir. NUR HADIJAH YUNIANTI, MT

TEKNIK SIPIL (LEADERSHIP)


UNIVERSITAS BOSOWA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kehendak-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Perkuliahan “Rekayasa Lalu Lintas Lanjutan” di Universitas Bosowa – Makassar jurusan
Teknik Sipil. Pembahasan dalam makalah ini mengenai “Survai Kecepatan”.
Makalah ini telah kami selesaikan berkat kerjasama dan bantuan dari beberapa
situs edukasi di internet.
Di luar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,susunan kalimat maupun isi.
Demikian yang bisa kami sampaikan,semoga makalah ini dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk kami dan orang banyak.

Makassar, 27 Maret 2019


Ince dan Dara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lalu lintas merupakan turunan kedua dari transportasi di dalam Undang-Undang No. 22
Tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan,
sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan
fasilitas pendukung.
Beberapa permasalahan lalulintas yang ada disekitar kita yang disebabkan oleh
kendaraan (faktor hambatan samping, kecepatan, parkir, kemacetan), infrastruktur (jalan
berlubang, rusak, kapasitas jalan untuk menampung kelas kendaraan tertentu), manusia
(perilaku manusia itu sendiri karena kurangnya edukasi dan regulasi) dan adanya faktor dari
lingkungan.
Terjadinya kecelakaan lalu lintas kendaraan di jalan raya dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pada jalan perkotaan, salah satu faktor yang paling mempengaruhi terjadinya kecelakaan
lalu lintas adalah kecepatan kendaraan bermotor yang melebihi batas kecepatan yang
ditetapkan. Kecepatan yang terlalu besar untuk suatu kondisi lalu lintas merupakan suatu
faktor penyebab dalam 37% dari kecelakaan fatal, 17 % dari kecelakaan cedera, dan 13%
dari seluruh kecelakaan kendaraan bermotor, serta 52 % mempengaruhi peristiwa
kecelakaan yang menelan korban jiwa sepeda motor (Oglesby, 1999).
Kecepatan kendaraan yang terlalu tinggi untuk suatu kondisi jalan tertentu, mungkin
bisa menjadi sesuatu yang umum bila kendaraan tersebut berada di lalu lintas jalan bebas
hambatan, namun bila kondisi tersebut di lalu lintas jalan perkotaan yang memiliki batas
kecepatan, maka bisa menjadi faktor penting sebagai penyebab kecelakaan (Oglesby,1999).

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Survai Kecepatan


a. Mengidentifikasi karakteristik kecepatan berbagai jenis kendaraan pada ruas
jalan perkotaan.
b. Mengidentifikasi karakteristik kecepatan kendaraan pada berbagai tipe ruas
jalan perkotaan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kecepatan


Kecepatan adalah besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah.
Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per
sekon (m/s atau ms-1).
Kecepatan merupakan salah satu dari tiga komponen utama dari arus lalu lintas yang
meliputi Kepadatan dan Volume. Kecepatan merupakan indikator kinerja lalu lintas, selain
indikator kecepatan ada indikator hambatan. Kecepatan dan hambatan perlu dianalisis
untuk mengetahui kinerja dan permasalahan lalu lintas.
Kecepatan merupakan parameter yang penting khusus dalam redisign jalan dan sebagai
informasi mengenai kondisi perjalanan, tingkat pelayanan dan kualitas arus lalu lintas. dan
jangan lupa bahwa kecepatan adalah salah satu penyebab kecelakaan yang sering terjadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kecepatan kendaraan yaitu perilaku
masyarakat, kecelakaan, lingkungan, jenis dan kondisi jalan, tata guna lahan, dan kondisi
cuaca.

 Persamaan kecepatan :
Ket :
S : Kecepatan (km/jam)
d : Jarak (km)
t : Waktu tempuh (jam)

 Rumus kecepatan rata-rata adalah :

Ket :
Us : Kecepatan rata-rata (km/jam)
X : Panjang ruas jalan (m)
t : Waktu tempuh kendaraan (detik)
n : Jumlah sampel yang diamati
2.2 Klasifikasi Kecepatan
Kecepatan dapat dibedakan atas tiga klasifikasi, yaitu :
1. Kecepatan perjalanan (Journey Speed)
2. Kecepatan bergerak (Running Speed)
3. Kecepatan setempat (Spot Speed)
2.2.1 Kecepatan Perjalanan (Journey Speed)
Kecepatan perjalanan (Journey Speed) adalah kecepatan efektif kendaraan yang
sedang dalam perjalanan antara dua tempat, dan merupakan jarak antara dua tempat
dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua
tempat tersebut, dengan lama waktu mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan
oleh hambatan lalu lintas.
2.2.2 Kecepatan Bergerak (Running Speed)
Kecepatan bergerak adalah kecepatan rata-rata kendaraan untuk menempuh
jarak tertentu dalam kondisi kendaraan tetap berjalan, yaitu kondisi setelah dikurangi
oleh waktu hambatan terjadi (misalnya : lampu merah, kemacetan, dsb). Kecepatan
bergerak ini dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi dengan total waktu
perjalanan yang telah dikurangi dengan waktu berhenti karena adanya hambatan yang
disebabkan oleh gangguan yang terjadi di tengah perjalanan.
2.2.3 Kecepatan Setempat (Spot Speed)
Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat
diukur dari suatu tempat yang ditentukan. Dalam suatu aliran lalu lintasyang bergerak
setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehinggaaliran lalu lintas tidak
mempunyai sifat kecepatan yang tunggal akan tetapi dalam bentuk distribusi kecepatan
kendaraan individual.
Ada dua jenisanalisis kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu
lintas yaitu :
a. Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh
kendaraanyang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu
tertentu.Kecepatan terdistribusi dalam waktu, sedangkan lokasinya tetap.
b. Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan
yangmenempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.
2.3 Tata Cara Survai

2.4 Sumber Daya


2.4.1 Alat-alat Survai
a. Hand counter untuk menghitung volume kendaraan
b. Stopwatch untuk menghitung waktu tempuh kendaraan
c. Pita ukur/meteran 50 m untuk menentukan segmen jalan sepanjang 100 meter
pada pengukuran waktu tempuh
d. Lakban untuk menandai titik-titik pengamatan pada permukaan jalan
e. Formulir pencatatan
f. Formulir survey kecepatan
g. Clif Board
h. Ballpoint
i. Pensil
j. Penghapus
k. Meteran
l. Kamera
2.4.2 Tenaga Survai
Jumlah surveyor tergantung pada volume dan type kendaraan yang diamati
Obyek yang harus diamati/dicatat:
a. Waktu tempuh kendaraan
b. Jumlah kendaraan pada masing-masing arah
c. Pengamatan dilakukan dengan interval 5 menitan
2.5 Data yang Diperoleh
Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan sebagai berikut :
a. Pemantauan ( monitoring )
b. Prakiraan ( forecasting )
c. Kalibrasi ( calibration )
d. Validasi (validation )

Anda mungkin juga menyukai