LP Asfiksia
LP Asfiksia
DISUSUN OLEH :
Gilang Deka Hayuna
( 1808012 )
2. Klasifikasi
Asfiksia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu asfiksia pallida dan asfiksia
livida dengan masing-masing manifestasi klinis sebagai berikut (Nurarif,
2013):
Tabel 1. Karakteristik Asfiksia Pallida dan Asfiksia Livida
Perbedaan Asfiksia Pallida Asfiksia Livida
Warna Kulit Pucat Kebiru-biruan
Tonus Otot Sudah kurang Masih baik
Reaksi Rangsangan Negatif Positif
Bunyi Jantung Tidak teratur Masih teratur
Prognosis Jelek Lebih baik
Klasifikasi asfiksia dapat ditentukan berdasarkan nilai APGAR (Nurarif,
2013).
Tabel 2. APGAR score
Nilai
Tanda
0 1 2
A : Appearance Biru/pucat Tubuh kemerahan, Tubuh dan
(color/warna kulit) ekstremitas biru ekstremitas
kemerahan
P : Pulse (heart Tidak ada < 100x per menit >1100x per menit
rate/denyut nadi)
G : Grimance Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
(reflek)
A : Activity (tonus Lumpuh Fleksi lemah Aktif
otot)
R : Respiration Tidak ada Lemah, merintih Tangisan kuat
(usaha bernapas)
Bayi akan dikatakan mengalami asfiksia berat jika APGAR score berada
pada rentang 0-3, asfiksia sedang dengan nilai APGAR 4-6, dan bayi
normal atau dengan sedikit asfiksia jika APGAR score berada pada
rentang 7-10 (Nurarif, 2013).
3. Etiologi
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi
menjadi berkurang yang mengakibatkan hipoksia bayi di dalam rahim dan
dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu
diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir,
diantaranya adalah (Nurarif & Kusuma, 2013):
a. Faktor ibu
1) Preeklampsia dan eklampsia
2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
3) Partus lama atau partus macet
4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC,
HIV)
5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
b. Faktor Tali Pusat
1) Lilitan tali pusat
2) Tali pusat pendek
3) Simpul tali pusat
4) Prolapsus tali pusat
c. Faktor Bayi
1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan bawaan (kongenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Faktor Disebabkan Keterangan
Maternal Hipotensi syok dengan sebab Aliran darah menuju plasenta
apapun akan berkurang sehingga O2
dan nutrisi makin tidak
Anemia maternal seimbang untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
Penekanan respirasi atau Kemampuan transportasi O2
penyakit paru turun sehingga konsumsi O2
Malnutrisi janin tidak terpenuhi
Asidosis dan dehidrasi Metabolisme janin sebagian
Supine hipotensi menuju metabolisme anaerob
sehingga terjadi timbunan
asam laktat dan piruvat serta
menimbulkan asidosis
metabolic
Semuanya memberikan
kotribusi pada pertumbuhan
konsentrasi O2 dan nutrisi
makin menurun.
Uterus Aktivitas kontraksi Menyebabkan aliran darah
memanjang/hiperaktivitas menuju plasenta makin
Gangguan Vaskuler menurun sehingga O2 dan
nutrisi menuju janin makin
berkurang
Timbunan glukosanya yang
menimbulkan energy
pertumbuhan melalui O2
dengan hasil akhir CO2 atau
habis karena dikeluarkan
melalui paru – paru atau
plasenta janin, tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan.
Metabolisme beralih menuju
metabolisme anaerob yang
menimbulkan asidosis
Plasenta Degenerasi vaskuler Fungsi plasenta akan
Solusio plasenta berkurang sehingga tidak
Pertumbuhan hypoplasia mampu memenuhi kebutuhan
primer O2 dan nutrisi metabolisme
janin
Menimbulkan metabolisme
anaerob dan akhirnya asidosis
dengan pH darah turun.
Tali Kompresi tali pusat Aliran darah menuju janin
Pusat Simpul mati/lilitan tali pusat berkurang
Hilangnya jelly Wharton Tidak mampu memenuhi
nutrisi O2 dan nutrisi
Metabolisme berubah menjadi
metabolisme anaerob
Gangguan metabolism
Napas cepat Suplai O2 ke paru ↓ & perubahan asam
Suplai O2 dalam
basa
darah ↓
PENILAIAN :
Bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-
megap
LANGKAH AWAL (dilakukan dalam 30 detik) :
1). Jaga bayi tetap hangat, 2). Atur posisi bayi : leher agak ekstensi, 3). Isap lendir, 4).
Keringkan dan rangsang taktil, 5). Reposisi
Penilaian apakan bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur
Ya Tidak
VENTILASI :
1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan
2. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi
3. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan tekanan 20
cm air dalam 30 detik
4. Penilaian apakan bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur
Ya Tidak
Ya Tidak
3. Intervensi
Dx Tujuan dan
No. Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Gangguan NOC : NIC :
pertukaran gas Respiratory status : Respiratory Monitoring
b.d gangguan Gas Exchange (3350)
aliran darah ke Respiratory status : a. Monitor rata-rata
alveoli, alveolar ventilation kedalaman, irama dan
edema, alveoli- Vital sign status usaha respirasi.
perfusi (00030) Setelah dilakukan R/ Mengetahui status
tindakan keperawatan pernafasan
selama 3 x 45 menit b. Catat pergerakan dada,
gangguan pertukaran amati kesimetrisan,
gas klien dapat teratasi penggunana otot tambahan,
dengan kriteria hasil : retraksi otot subklavikular
1. Klien mampu dan interkostal.
menunjukkan R/ Indikasi dasar adanya
peningkatan ventilasi gangguan saluran
dan oksigenasi yang pernafasan
adekuat c. Monitor suara napas seperti
2. Memelihara dengkur
kebersihan paru-paru R/ Mengetahui adanya
dan bebas dari tanda- suara nafas tambahan
tanda distress d. Monitor otot diafragma
pernapasan (gerakan paradoksis)
3. Tanda-tanda R/ Mencegah nafas pendek
vital dalam rentang e. Auskultasi suara napas,
normal catat area penurunan/ tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan.
R/ Mengetahui
perkembangan pasien
f. Kolaborasi pemberian O2
R/ Membantu memenuhi
kebutuhan O2
2. Ketidakefektifan NOC : NIC :
pola napas Respiratory status : Oxygen Therapy (3320)
(00032) Gas Exchange a. Monitor aliran oksigen
Respiratory status : R/ Menjaga aliran
ventilation oksigen mencukupi
Vital sign status kebutuhan pasien
Setelah dilakukan b. Monitor kecepatan,
tindakan keperawatan irama,kedalaman dan
selama 3 x 45 menit kesulitan bernafas
ketidakefektifan pola R/ Untuk mengetahui
nafas klien dapat perkembangan status
berkurang dengan kesehatan pasien
kriteria hasil : c. Observasi adanya tanda-
1. Klien mampu tanda hipoventilasi
menunjukkan R/ Untuk mengetahui
peningkatan perkembangan status
ventilasi dan kesehatan pasien dan
oksigenasi yang menentukan intervensi
adekuat lanjutan
2. Memelihara d. Pertahankan jalan napas
kebersihan paru- yang paten
paru dan bebas dari R/ Menjaga keadekuatan
tanda-tanda distress ventilasi
pernapasan e. Atur peralatan oksigenasi
3. Tanda-tanda vital R/ Membantu
dalam rentang memenuhi kebutuhan O2
normal f. Pertahankan posisi
pasien.
R/ Posisikan pasien
dengan Posisi semi
fowler untuk
mengurangi sesak
g. Monitor penurunan
tingkat kesadaran.
R/ Menentukan
intervensi selanjutnya
untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut
3. Ketidakefektifan NOC : NIC :
perfusi jaringan Tissue perfusion : Peripheral Sensation
perifer cerebral management
berhubungan Setelah dilakukan a. Monitor adanya daerah
dengan hipoksia tindakan keperawatan tertentu yang hanya peka
organ selama 3x24 jam terhadap panas/dingin
ketidkefektifan perfusi R/ Monitor adanya
jaringan perifer dapat daerah tertentu yang
teratasi dengan kriteria hanya peka terhadap
hasil : panas/dingin
1. menunjukkan b. Monitor adanya paralise
fungsi sensori R/ Pa r a l i s e
motorik cranial merupakan suatu
yang utuh : tingkat kondisi kelemahan
kesadaran o t o t , apabila otot
membaik, tidak ada tidak bergerak maka
gerakan-gerakan sirkulasi darah ke
involunteer. perifer akan terganggu
c. Monitor adanya
tromboplebitis
R/ pembuluh darah
vena adalah
pembuluh darah
pentingd a l a m t u b u h
d a n l e t a k n ya d e k a t
dengan permukaan
t u b u h , j i k a vena
mengalami peradangan
,maka akan mengganggu
sirkulasi
d. Kolaborasi dengan
dokter
R/ pemberian terapi
e. Instruksikan kli en
atau keluarga
untuk melaporkan
j i k a a d a l e s i atau
laserasi
R/ laserasi menyebabkan
terbukanya jaringan dan
saat areatertentu luka
membuat aliran darah
akan banyak kedaerah
tersebutsehingga area
lain kemungkinan
kekurangan suplai darah
f. Batasi gerakan
pada kepala, leher
dan punggung
R/ menurunkan
kemungkinan
peningkatan
metabolismesehingga
kekurangan perfusi
jaringan perifer
4. Resiko NOC : NIC :
ketidakseimbang Thermoregulation Temperature Regulation
an suhu tubuh Thermoregulation: (3900)
(00005) newborn a. Monitor suhu tubuh
Setelah dilakukan minimal setiap 2 jam
tindakan keperawatan R/ Mengetahui
selama 2 x 24 jam perubahan suhu, suhu
resiko 38,9-41,1C
ketidakseimbangan menunjukkan proses
suhu tubuh klien dapat inflamasi
berkurang dengan b. Monitor TD,HR,RR
kriteria hasil : R/ Tanda-tanda vital
Suhu kulit normal dapat memberikan
1. Suhu badan 36o- gambaran keadaan
37oC umum klien.
2. TTV dalam batas c. Tentukan intake cairan
normal dan nutrisi
3. Gula darah dalam R/ kurangnya intake
batas normal cairan dan nutrisi dapat
4. Keseimbangan menyebabkan hipertermi
asam basa dalam d. Selimuti pasien
batas normal R/ mencegah terjadinya
5. Bilirubin dalam hipotermi
batas normal e. Kolaborasi pemberian
6. Hidrasi kuat antipiretik bila perlu
R/ mengatasi hipertermi
secara farmakologi
Resiko
5 cedera NOC : NIC :
berhubungan
. Risk Control Environmental Management
dengan hipoksia Setelah dilakukan (6480)
jaringan tindakan keperawatan a. Sediakan lingkungan
selama 2 x 24 jam yang aman untuk pasien
tidak ada resiko cedera R/ dapat menurunkan
pada klien dengan resiko cidera
kriteria hasil : b. Menghindarkan
1. Klien terbebas dari lingkungan yang
cedera berbahaya
2. Keluarga mampu R/ antisipasi terjadinya
menjelaskan cidera
cara/metode untuk c. Mengontrol lingkungan
mencegah cedera dari kebisingan
3. Keluarga mampu R/ lingkungan tenang
menjelaskan faktor menunjang kenyamanan
resiko lingkungan/ d. Berikan penjelasan
perilaku personal kepada keluarga tentang
4. Keluarga mampu adanya status kesehatan
memodifikasi gaya dan penyebab penyakit
hidup untuk R/ dapat berpastisipasi
mencegah cedera dalam pencegahan cidera
5. Keluarga dapat
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada untuk
klien
6. Keluarga mampu
mengenali
perubahan status
kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi
Keenam Bahasa Indonesia. Elsevier
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Asuhan Bayi Baru Lahir Dan.
Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia. Jakarta : JNPK.
Nurarif, Amir Huda & Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid
1&2.Yogyakarta : Mediaction Publishing