Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
disusun Oleh :
Dora Refliana Rahmah (1703841)
A. Tujuan Praktikum
1. Mengenal cara pengoperasian instrumen GC
2. Memahami cara kerja instrumen GC unruk analisis kualitatif
3. Menentukan beberapa komponen dalam sampel pertalite, pertamax, pertamax
plus.
B. Tinjauan Pustaka
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen dalam
suatu campuran berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen kedalam dua
fasa, yaitu fasa gerak berupa gas dan fasa diam bisa cairan ataupun padatan. Pada
kromatografi gas biasanya memisahkan senyawa-senyawa organik yang mudah
menguap dan stabil pada temperatur pengujian. Senyawa yang suka menguap atau
tidak stabil pada temperatur pengujian. Senyawa yang sukar menguap atau tidak stabil
juga dapat diukur tetapi harus melalui proses derivatisasi terlebih dahulu.
(Tim Kimia Instrumen, 2019 :19)
Kromatografi gas adalah salah satu jenis kromatografi yang sangat digemari
karena sangat praktis dan cepat. Fase gerak berupa gas inert sehingga hanya berfungsi
sebagai pembawa. Biasanya digunakan gas He, N2, H2, Ar. Aliran gas diatur dalam
program yang di sesuaikan dengan keadaan sampel. Seluruh rancangan alat harus
adalam sistem tertutup karena fase geraknya gas. Biasanya sistem GC akan
dikendalikan dengan computer.
(Wonorahardjo, 2013: 178)
Mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut.
1. Gas silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam
2. Cuplikan berupa campuran yang akan dipisahkan, biasanya dalam bentuk larutan,
disuntikan ke dalam aliran gas tersebut.
3. Cuplikan dibawa oleh gas pembawa kedalam kolom dan di dalam koom terjadi
proses pemisahan.
4. Komponen campuran yang telah terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom.
5. Suatu detector diletakkan di ujung kolom untuk mendeteksi jenis maupun jumlah
tiap komponen campuran
6. Hasil pendeteksian direkam dengan rekorder dan dinamakan kromatogram yang
terdiri dari beberapa peak.
No Tipe
Klasifikasi Spesifikasi Metode Fase Diam
. Kesetimbangan
Kromatografi Gas a. Gas - Liquid a. Liquid diadsorpsi a. partisi antara
(GC) Chromatografi pada permukaan gas dan cair
1.
(GLC) padat b. Adsorbsi
b. Gas - Padat b. padat
Kromatografi Cair a. Cair-cair (partisi) a. Cairan diadsorbsi a. Partisi
(LS) b. Cair-padat permukaan padat b. Adsorpsi
(adsorbs) b. Padat c. Ion exchange
2. c. Ion exchange c. Ion exchanger d. Partisi
d. Ukuran ekslusi resin e. Partisi
e. Afinitas d. Liquid in
interstices
(Skoog, 1985: 763)
1) Fase Gerak
Fase gerak berupa gas ditempatkan dalam suatu tabung silinder bertekanan
tingggi dimana untuk mengalirkannya dilengkapi denga kran regulator dan alat
pengukur tekanan. Dalam GC fasa gerak lebh dikenal sebagai gas pembawa
(carrier gas) harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut.
a. Inert atay tidak bereaksi dengan cuplikan dan fasa diam dan material
kolom.
b. Murni dan sedapat mungkin mudah diperoleh dan murah (tidak mutlak).
c. Sesuai atau cocok dengan detector.
d. Mempunyai sifat difusi gas yang rendah
(Ibrahim, 2003: 27)
Gas-gas yang sering dipakai adalah He, Ar, N2, CO2, H2. Gas helium dan
argon sangat baik tidak mudah terbakar, namun sangat mahal bila digunakan.
Sementara gas hidrogen mudah terbakar sehingga harus berhati-hati dalam
pemakaiaannya. Kadang-kadang digunakan CO2.
Tabel 3. Data berat molekul, titik didih, dan indeks polaritas dari komponen
heksana, toluena, dan xilena
Berat Molekul Titik Didih Indeks Polaritas
Bahan
(g/mol) (C) (D)
Heksana 86 68,95 0,1
Toluena 92,13 110 2,4
Xilena 106,16 138,35 (para) 2,5
Tabel 9. Data waktu retensi dan persen area dari kromatogram sampel
petamax plus dan waktu retensi dan persen area dari kromatogram sampel
petamax plus + standar
Penambahan
Waktu Selisih tr % Area
Waktu Area %
Area % Retensi Petamax Plus Puncak
Komponen Retensi Petamax
Petamax Petamax dengan Kromatogram
Standar Petamax Plus +
Plus Plus + Petamax Plus Petamax Plus
Plus Standar
Standar +Standar dan Petamax
Plus +Standar
Heksana 1,687 4,9943 1,676 14,5333 0,011 9,5390
Toluena 2,606 10,6148 2,508 36,1448 0,098 25,5300
Xilena 3,558 5,9837 3,544 28,8227 0,014 22,8390
Berdasarkan Tabel 9. selisih antara waktu retensi petamax plus dan
petamax plus + standar yang kecil dan penambahan luas area peak yang cukup
signifikan dapat dipastikan bahwa petamax plus mengandung komponen
heksana, toluena, dan xilena.
G. Kesimpulan
Pada praktikum analisis kualitatif heksena, toluena, dan xilene dengan
menggunakan kromatografi gas didapatkan hasil analisis kualitatif dengan metode ko-
kromatografi pada sampel pertalite, pertamax, dan pertamax plus terbukti bahwa
terdapat komponen heksana, toluena, dan xilena.
H. Daftar Pustaka
Chairil, A. (1994). Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Hendayana, Sumar. (2006). Kimia Pemisaaan : Metode Kromatografi dan
Elektroforesis Modern. Bandung: Rosda
Ibrahim, Sanusi. (2013). Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Tim Kimia Instrumen. (2019). Penuntun Praktikum Pemisahan dan Pengukuran.
Bandung : Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Wonorahardjo, Surjani. (2013). Metode-Metode Pemisahan Kimia. Jakarta :
Akademia Pertama
Skoog, H.D, dkk. (1998). Principles of Instrumenal Analysis, 6th edition. New York:
Saunders College Publishing
I. Lampiran