FITOKIMIA
PENYUSUN:
Marline Nainggolan
Suryadi Ahmad
Dewi Pertiwi
Sony Eka Nugraha
PROGRAM S1-REGULER/MANDIRI
LABORATORIUM FUTOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
PRAKATA
Terlebih dahulu Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya
merevisi buku penuntun praktikum fitokimia ini. Kebutuhan akan suatu buku praktikum
fitokimia dirasakan perlu sekali untuk membantu mahasiswa melaksanakan praktikum sehari-
hari. Hal inı yang telah mendorong kami untuk menyusun buku petunjuk praktikum ini
dengan mengubah formatnya sehingga lebih mudah untuk digunakan mahasiswa.
Adapun percobaan-percobaan yang tercantum didalam buku ini ialah percobaan
percobaan dasar yang harus dikuasai mahasiswa secara baik. Materi yang dipraktikumkan
meliputi skrining fitokimia; cara-cara mengisolasi senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan,
antara lain: ekstraksi metode maserasi, ekstraksi dengan alat Perkolasi, ekstraksi dengan
menggunakan alat Soklet dan melakukan hidrolisis dengan alat Refluks; melakukan
pemisahan dan identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi
kertas (KKt) serta mclakukan isolasi dan pemisahan senyawa kimia dari bahan alam
menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi cair vakum. Didalam buku penuntun ini
juga dilengkapi dengan laporan hasil/data praktikum dari setiap praktikum yang sudah
dikerjakan oleh masing-masing mahasiswa, selain itu juga dilengkapi dengan beberapa
gambar yang menarik serta latihan yang menyangkut praktikum sehingga diharapkan
mahasiswa fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara khususnya program S1-Farmasi
Reguler/Mandiri dapat lebih memahami dan menambah pengetahuan mengenai seluruh isi
materi mata praktikum yang dikerjakan.
Kami menyadari buku penuntun ini masih jauh dari sempurna sehingga saran dan
kritik yang konduktif sangat kami harapkan dengan senang hati. Akhir kata semoga penuntun
ini bermanfaat bagi yang menggunakanya.
1. Pendahuluan
Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji pendahuluan
dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi
dari suatu tumbuhan. Skrining fitokimia tumbuhan dijadikan informasi awal dalam
mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat didalam suatu tumbuhan. Dalam
percobaan ini, skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu
sehingga dapat diketahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan tersebut.
Uji skrining fitokimia bersifat kimiawi, tetapi untuk mengetahui adanya minyak atsiri
dalam suatu tumbuhan dapat juga diperiksa secara mikroskopik yaitu dengan melihat apakah
terdapat kelenjar-kelenjar minyak atsiri atau rambut-rambut kelenjar yang mengandung
minyak atsiri, misalnya terdapat pada famili Labiate atau Asteraceae. Sebenarnya, dengan
mengetahui sistematika suatu tumbuhan sudah dapat dibuat dugaan mengenai senyawa apa
yang terkandung didalam suatu tumbuhan karena banyak famili tumbuhan yang memiliki
kandungan senyawa yang khas, misalnya Solanaceae mengandung alkkaloida tropan, famili
Rubiaceae mengandung alkaloida golongan purin dan sebagainya.
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah dapat digunakan sebagai informasi
awal kandungan metabolit sekunder bahan tumbuhan yang mempunyai aktivitas biologis.
Selain itu, praktikan diharapkan dapat melakukan sendiri skrining fitokimia untuk keperluan
penelitian, khususnya penelitian tugas akhir terhadap bahan tumbuhan yang diduga
mempunyai aktivitas biologis.
3. Prosedur Fitokimia
3.1 Skrining Fitokimia Golongan Alkaloida
Bahan: daun Kecubung (Datura metel L.)
Prosedur:
Ditimbang 500mg serbuk simpilisa atau tumbuhan segar, ditambahkan 1 ml asam
klorida(Hcl) 2N dan 9 ml air, kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit,
kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat dipindahkan masing-masing 3 tetes ke dalam spot
plat atau tabung reaksi, kemudian ditambahkan ke masing-masing spot plat/tabung reaksi 2
tetes larutan pereaksi (LP) Meyer,Bouchardat dan Dragendorff.
Jika terdapat alkaloid maka dengan LP Meyer terbentuk endapan/adanya gumpalan putih atau
putih kekuningan, dengan LP Bouchardat terbentuk endapan berwarna coklat, coklat
kemerahan sampai coklat kehitaman, dengan LP Dragendorff terbentuk endapan kuning
jingga. Serbuk atau tumbuhan segar dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi
diatas memberikan reaksi positif.
Lanjutkan percobaan dengan mengocok sisa filtrat dengan 3 ml amonia pekat dan 10 ml
campuran eter-kloroform (3:1), diambil fae organik, ditambahkan natrium sulfat
anhidrat,kemudian disaring. Diuapkan filtrat diatas penangas air, dilarutkan sisa dengan
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
No. Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan
1. Alkaloid
2. Glikosida
3. Glikosida Sianogenik
4. Glikosida Antrakuinon
5. Saponin
6. Tanin
7. Flavanoid
8. Triterpenoida
9. Steroida
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
No. Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan
1. Alkaloid
2. Glikosida
3. Glikosida Sianogenik
4. Glikosida Antrakuinon
5. Saponin
6. Tanin
7. Flavanoid
8. Triterpenoida
9. Steroida
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
No. Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan
1. Alkaloid
2. Glikosida
3. Glikosida Sianogenik
4. Glikosida Antrakuinon
5. Saponin
6. Tanin
7. Flavanoid
8. Triterpenoida
9. Steroida
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Piperin ditemukan sebagai bahan aktif dan merupakan alkaloid yang bertanggung
jawab terhadap rasa pedas serta bau merica hitam. Konsentrasi piperin dalam merica hitam
sekitar 5-9 % Piperin juga digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai insektisida .
Piperin merupakan senyawa amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan asam
mineral kuat. Piperin bisa dihidrolisis dengan KOH-etanolik yang akan menghasilkan kalium
piperinat dan piperidin. Senyawa amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum, berwarna
kuning, tidak berbau, tidak berasa, lama-kelamaan pedas, larut dalam etanol, asam cuka,
benzene, dan klorofom. Spesies tanaman piper banyak digunakam dalam pengobatan seperti
Piper longum, Piper nigrum L., Piper cubeba L., Piper retrofraktum Vahl., dan Piper bettle L.
Piperin digunakan dalam pengobatan colic, diarroea, cholera, scarlatina, chronic gonorrhea
dan tinea capitis. Piperin juga digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai
insektisida. Piperidin yang terdapat dalam piperin merupakan salah satu senyawa olo66 yang
memiliki aktivitas sebagai antikanker (Amalina, 2008).
Sokletasi meraupakarn salah satu metode ekstraksi yang dilakukan dalam sebuah alat
yang disebut soklet. Cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia atau bahan tumbuhan
diisikan pada tabung yang sebelumnya serbuk atau bahan tumbuhan telah dibungkus dengan
kertas saring. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap cairan penyari akan naik ke
atas melalui pipa samping, kemudian akan terkondensasi oleh pendingin tegak. Setelah terjadi
kondensasi uap akan berubah menjadi cairan dan cairan akan turun ke labu melalui tabung
yang berisi bahan tumbuhan. Cairan penyari akan merendam beberapa saat bahan tunbuhan
sehingga akan melarutkan zat aktif bahan tumbuhan. Adanya sifon pada bagian alat, maka
setelah cairan penyari mencapai permukaan sifon. seluruh cairan akan kembali ke labu dan
seterusnya akan terjadi diklus yang sama sampai cairan penyari yang ada di dalam tabung
sampel (bahan tumbuhan) warnanya jernih atau hampir sama dengan warna cairan penyari.
2. Manfaat Percobaan
Manfat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia piperin pada
tumbuhan lain yang diduga mengandung senyawa kimia piperin. Pada percobaan ini, proses
isolasi piperin dari Lada Hitam menggunakan alat unakan alat Sokhlet, sehingga diharapkan
praktikan dapat mengetahui prinsip kerja alat soklet dan melakukan isolasi/ekstraksi
menggunakan alat soklet untuk bahan tumbuhan lain.
3. Prosedur Percobaan
Bahan Percobaan: buah Lada Hitam yang diperoleh dari pasar tradisional.
Prosedur:
Sebanyak 10 gram lada hitam diserbuk, kemudian diekstraksi dengan 150 ml etanol 96 %
memakai alat Sokhlet selama 2 jam. Filtrat disaring dan dipekatkan kemudian ditambalh
sebanyak 10 ml larutan KOH 10 % dalam alkohol dan residu yang terbentuk dibuang .
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Waktu yang Dibutuhkan 1 siklus :
Jumlah Bahan yang Diekstraksi :
Jumlah Piperin Hasil Isolasi :
Organoleptis Piperin Hasil Isolasi : Warna:
Bau:
Rasa:
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-
komponennya. Kromatografi merupakan teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, kompo
komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam
akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen
campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan
komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Pada kromatografi
lapis tipis, fase diam berupa padatan dan fase gerak berupa cairan. Fase gerak mengalir
melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran.
Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda (Haqiqi, 2008).
Urutan Polaritas Eluen Urutan Adsorban Urutan Elusi Senyawa
Petroleum eter Selulosa Hidrokarbon tak jenuh
Karbon tetraklorida Gula Alkena
Benzen Asam silika (silika gel) Hidrokarbon aromatik
n-heksana Florisil (magnesium silikat) Eter
Kloroform Alumina oksida (alumina) Aldehida, keton, ester
Dietil eter Alkohol
Etilasetat Asam karboksilat
Aseton
Etanol
Metanol
Air
Catatan: dari atas ke bawah, kepolaran makin tinggi.
(Sumber: Noviyanti, 2010).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan golongan senyawa kimia alkaloida
pada tumbuhan lain yang diduga mengandung golongan senyawa kimia alkaloida. Pada
percobaan ini, proses isolasi alkaloid dari daun Kecubung menggunakan metode ekstraksi
cair-cair menggunakan pelarut organik, sehingga diharapkan praktikan dapat mengetahui
prinsip kerja metode ekstraksi cair-cair dan melakukan isolasi/ekstraksi menggunakan metode
ekstraksi cair-cair serta dapat memilih pelarut berdasarkan kepolaran pelarut dan senyawa
yang akan diisolasi dari bahan tumbuhan lain.
3. Prosedur Percobaan
Bahan Percobaan: daun Kecubung
Prosedur:
Sebanyak 10 g daun segar/serbuk kering daun Kecubung ditambahkan 20 ml etanol,
dihaluskan dalam lumpang (sampai terbentuk masa kental). Kemudian disaring, filtratnya
disisihkan. Ampas ditambah 10 ml etanol, diaduk, disaring, filtratnya digabung dengan filtrat
yang pertama. Filtrat dipekatkan dengan menguapkan sebagian dari pelarut. Kemudian filtrat
sisa dibasakan dengan beberapa tetes NH4OH (check dengan kertas lakmus). Kemudian
filtrat yang sudah dibasakan dimasukkan ke dalam corong pisah, sari 2x dengan masing-
masing sebanyak 10 ml CHCl3. Sari CHCl3, digabung, kumpulan sari dikocok 2x dengan 10
ml HCl 1N. Dipisahkan sari CHCl3 dengan sari asam. Selanjutnya sari asam dibasakarn
dengan larutan NH4OH sampai alkalis (check dengan kertas lakmus). Kemudian sari asam
yang telah dibasakan dikocok 2x dengan 10 ml kloroform, lapisan kloruform dipisahkan,
kemudian diuapkan sehingga diperoleh ekstrak yang mengandung alkaloida kasar.
Identifikasi alkaloida kasar dari kecubung dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Fase diam/adsorben : plat pra lapis silika GF254
Fase gerak/pelarut pengembang :campuran CHCL3- MeOH- NH4OH (84:15:1) dlm 5ml
Penampak noda/bercak : larutan I2 dalam CCI4, LP Dragendorf, LP Bouchardat
Prosedur:
Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang, caranya 2/3 bagian dari chamber dilapisi
kertas saring. Dimasukkan pelarut pengembang kedalamnya, chamber dikatakan jenuh apabila
seluruh kertas saring telah basah oleh pelarut pengembang (dicatat waktu jenuh chamber oleh
uap fase gerak). Ditotolkan larutan ekstrak yang mengandung alkaloida kasar (titik
penotolan: 1,5 cm dari batas bawah) pada plat KLT (bentuk noda atau pita) sampai plat
KLT jenuh oleh larutan ekstrak, diamkan plat KLT selama ± 15 menit, kemudian plat KLT
dimasukkan kedalam chamber yang sudah jenuh. Noda dari titik penotolan akan merambat
sampai ke garis batas pengembangan (catat/ukur batas pengembang) (batas pengembang: 0,5
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
visualisasi
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)
(bila perlu)
1. Pendahuluan
Diosgenin (saponin steroid) merupakan senyawa yang sangat bermanfaat untuk
mengontrol hiperkolesterolemia dengan menghambat absorpsi kolesterol dan meningkatkan
sekresi kolesterol. Matsui et al. (2006) menyatakan bahwa saponin dari daun teh yang
diekstrak mempunyai aktivitas antihiperkolesterolemia dengan menekan peningkatan level
kolesterol serum pada tikus yang dinduksi hiperkolesterolemia dan meningkatkan ekresi
kolesterol melalui feses. Saponin dari ekstrak daun teh pada percobaan in vitro, dapat
menghambat inkorporasi kolesterol menjadi micelles dan menghambat absorpsinya dalam
usus halus (Sumber: Suharti et al., 2008).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia diosgenin pada
tumbuhan lain yang diduga mengandung senyawa kimia diosgenin. Pada percobaan ini,
proses isolasi diosgenin dari rimpang Pacing menggunakan metode ekstraksi alat Refluks,
sehingga diharapkan praktikan dapat mengetahui prinsip kerja alat Refluks dan melakukan
isolasi/ekstraksi menggunakan alat Refluks untuk bahan tumbuhan lain.
3. Prosedur Percobaan
Bahan Percobaan: rimpang Pacing (Costus speciosus), Dioscorea, Agave, Cordyline
Prosedur:
Isolasi diosgenin dari rimpang Pacing (Costus speciosus)
Ditimbang 15 g bahan segar/kering rimpang Pacing, dihaluskan dengan blender dengan 20 ml
air. Campuran direfluks dengan penambahan 5 ml HCI pekat (sehingga konsentrasi akhir HCl
2-3 N) selama 4 jam, kemudian disaring, ampas dibuang. Filtrat dimasukkan ke dalam corong
pisah, disari dengan 20 ml CHCl3 sebanyak 3x (hati-hati pengocokan yang terlalu kuat dapat
membentuk emulsi yang sukar pecah). Kumpulkan sari CHCl 3 dan diuapkan pelarutny
sehingga diperoleh sari kasar diosgenin.
Idendifikasi sari kasar diosgenin dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
fase diam/adsorben : plat pra lapis silikal GF254
Fase gerak/pelarut pengembang : campuran dari CHCl3-etanol 95 % (95 : 5) dalam 5 ml
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
visualisasi
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil,
volatile) yang merupakan salah satu hasil metabolisme tanaman. Bersifat mudah menguap
pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya. Minyak atsiri larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Beberapa
jenis minyak atsiri mampu bertindak sebagai bahan terapi (aromaterapi) atau bahan obat suatu
jenis penyakit. Fungsi minyak atsiri sebagai bahan obat tersebut disebabkan adanya bahan
aktif, sebagai contoh bahan antiradang, hepatoprotektor, analgetik, antiseptik, psikoaktif dan
anti bakteri (Arniputri et al., 2007)
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar (pada
famili Labiatae), didalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), didalam rongga
skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae).minyak atsiri dapat terbentuk secara
langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh
hidrolisis dari glikosida tertentu. Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu: 1) penyulingan (distillation), 2) pengepresan (solvent extraction), 3) ekstraksi dengan
pelarut menguap (pressing), 4) ekstraksi dengan lemak.
Ekstraksi merupakan proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Cara ekstraksi yang tepat
tergantung pada bahan tumbuhan yang diekstraksi dan jenis senyawa yang diisolasi (DitJen
POM. 2000; Gritter, 1991). Salah satu metode ekstraksi adalah maserasi yaitu proses ekstraksi
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan. Keuntungan ekstraksi dengan cara maserasi adalah pengerjaan dan peralatan yang
digunakan sederhana, sedangkan kerugiannya yaitu cara pengerjaannya lama dan
penyariannya kurang sempurna (Depkes, 1986; DitJen POM, 2000).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan minyak menguap/minyak atsiri pada
tumbuhan lain yang diduga mengandung minyak menguap/minyak atsiri. Pada percobaan ini,
proses isolasi minyak menguap/minyak atsiri dari tumbuhan famili Rutaceae dan
Zingiberaceae menggunakan metode ekstraksi maserasi, sehingga diharapkan praktikan dapat
mengetahui prinsip kerja metode ekstraksi maserasi dan melakukan isolasi/ekstraksi
menggunakan metode maserasi untuk bahan tumbuhan lain.
3. Prosedur Percobaan
Bahan Percobaan : Rimpang Temu Hitam, rimpang lempuyang, daun Nilam, daun Sirih,
batang Sereh
Prosedur :
Ditimbang 1 g bahan tumbuhan segar/kering yang sudah dihaluskan/diserbuk, ditambahkan
10 ml etanol, diekstraksi dengan metode maserasi selama 30 menit sambil dikocok kemudian
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
visualisasi
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Antosianin (salah satu golongan senyawa kimia flavonoid) merupakan pewarna yang
paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan
larut dalam air ini penyebab hamper semua warna merah jambu, merah mirak, ungu, dan biru
dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin
merupakan turunan suatu struktur aromatic tunggal yaitu sianidin dan semuanya terbentuk
dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan
metilasi atau glikolisasi.
3. Prosedur Percobaan
Bahan Percobaan : corolla bunga berwarna warni, seperti bunga warna merah, ungu, pink
Prosedur:
Ditimbang 10 g corolla bunga berwarna yang segar, kemudian dihaluskan, ditambahkan
pelarut HCL 1 % dalam methanol sampai teremdam, dibiarkan 10-15 menit kemudian
disaring. Filtrat dipakai untuk identifikasi menggunakan kromatografi kertas, jika jumlah
bahan yang dipakai banyak, bahan dimaserasi selama 5 menit dalam pelarut HCl 1% dalam
metaol. Maserat nya disaring kemudian filtrat atau supernatant dipekatkan dengan bantuan
alat rotary evaporator pada suhu 35-40 C sampai volumenya seperlima dari semula. Filtrat
yang diperoleh dipakai untuk identifikasi menggunakan kromatografi kertas.
Identifikasi antosianin corolla bunga berwarna menggunakan Kromatografi Kertas
(KKt)
Fase diam/adsorben : Kertas Whatmann No.1
Fase gerak/pelarut pengembang : Campuran BAW/BAA (butanol:asam asetat:air) (4:1:5)
Campuran butanol-HCl 1%
Campuran HCl 1%
Catatan:
Cara membuat pelarut pengembang BAW/BAA: campur ketiga pelarut, kemudian
dimasukkan kedalam corong pisah, dikocok berulang-ulang sampai tercampur sempurna,
didiamkan selama 3-5 jam, dipisahkan, diambil bagian atas. Prosedur pembuatan fase gerak
Bu-HCl 2M sama seperti pembuatan fase gerak BAW/BAA.
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
visualisasi
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Kromatografi cair vakum (KCV) pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuwan dari
Australia untuk mengatasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk separasi menggunakan
kolom kromatografi klasik. . Pada dasarnya metode ini adalah kromatografi lapis tipis yang
berbentuk kolom. Aliran fase gerak dalam metode ini diaktifkan dengan natural dari laut
bantuan kondisi vakum (Coll and Bowden, 1986). Kromatografi cair vakum pada awalnya
digunakan untuk separasi senyaan steroid dan [roduk-produk natural dari laut (Targett et al,
1979). Kromatografi cair vakum terdiri dari suatu corong Buchner yang memiliki kaca masir.
Corong Buchner ini diisi dengan fase diam yang tingkat kehalusannya seperti yang umumnya
dipakai dalam kromatografi lapis tipis (70-230 mesh). Corong Buchner yang berisi fase diam
ini digunakan dalam kondisi vakum/bertekanan, yang berakibat pada kemampuan yang
dihasilkan oleh kromatografi cair vakum akan sama dengan kromatografi gravitasi namun
diperlukan waktu yang lebih singkat (Targett et al, 1979). Cara asli yang diperkenalkan oleh
Coll menggunakan corong Buchner kaca masir atau kolom pendek, sedangkan Target
menggunakan kolom yang lebih panjang untuk meningkatkan daya pisah (Hostettman et al,
1986). Kolom kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan
kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke
permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Cuplikan, dilarutkan dalam pelarut yang cocok,
dimasukkan langsung pada bagian atas kolom atau pada lapisan prapenjerap dan dihisap
perlahan-lahan ke dalam kemusan dengan memvakumkannya. Kolom, dielusi dengan
campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang kepolarannya rendah lalu kepolaran
ditingkatkan perlahan-lahan, kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi.
Berbeda dengan metode yang menggunakan tekanan pada bagian atas kolom untuk
meningkatkan laju aliran, mengubah kolom (mengubah pelarut dan sebagainya) mudah karena
kepala kolom berada dalam tekanan atmosfer (Hostettman et al, 1986). Kromatografi cair
vakum dapat digunakan untuk fraksinasi dan memurnikan fraksi (Muhtadi, 2008)
(Sumber: Adriana, 2009).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimía tumbuhan secara
kromatografi cair vakum (KCV) memakai pelarut landaian serta menginterpretasi
kromatogram yang dihasilkan kromatografi cair vakum (KCV)
3. Prosedur Percobaan
Bahan Percobaan: ekstrak etanol tumbuhan
Prosedur:
Kolom yang dipakai adalah corong Buchner yang didasarnya terdapat kaca masir, kolom
dikemas kering. Pada dasar kolom dilapisi dengan kertas saring kemudian dimasukkan silika
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
visualisasi
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
34 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019
Gunakan kertas karkil (ukuran 20x20cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT
dibawah ini.
Gambar kromatogram hasil uv, panjang gelombang:.................... nm
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)
(bila perlu)
1. Pendahuluan
Kromatografi adalah proses pemisahan yang tergantungpada perbedaan distribusi
campuran komponen antara fase gerak dan fase diam. Fase diam dapat berupa pembentukan
kolom dimana fase gerak dibiarkan untuk mengalir (kromatografi kolom) atau berupa
pembentukan lapis tipis dimana fase gerak dibiarkan untuk naik berdasarkan kapilaritas
(kromatografi lapis tipis). Perlu diperhatikan bahwa senyawa yang berbeda memiliki koefisien
partisi yang berbeda antara fase gerak dan diam. Senyawa yang berinteraksi lemah dengan
fase diam akan bergerak lebih cepat melalui sistem kromatografi. Senyawa yang berinteraksi
kuat deengan fase diam akan bergerak sangat lambat . Solven murni atau sistem solven
tunggal dapat digunakan untuk mengelusi semua komponen.selain itu, sistem gradient solven
juga digunakan. Pada elusi gradien, polaritas sistem solven ditingkatkan secara perlahan
dengan meningkatkan konsentrasi solven ke yang lebih polar. Pemilihan solven eluen
tergantung pada jenis adsorben yang digunakan dan kemurnian senyawa yang dipisahkan,
solven harus mempunyai kemurnian yang tinggi (Noviyanti, 2010).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia tumbuhan secara
kromatografi kolom graviti (KK) serta menginterpretasi kromatogram yang dihasilkan
kromatografi kolom grafiti (KK).
3. Prosedur Percobaan
Bahan percobaan : ekstrak n-heksana tumbuhan
Prosedur :
Pengemasan kolom metode basah :
Dilakukan pengemasan kolom secara basah, terlebih dahulu gelas wool/kapas direndamdalam
pelarut sampai bebas dari gelembung udara, dimasukkan kebagian bawah dari kolom (sebagai
filter) kemudian dimasukkan fase gerak dan dibiarkan mengalir. Silika gel dibuburkan hingga
tidak mengandung gelembung udara lagi, selanjutnya dituang kedalam kolom secara perlahan
lahan sampai memenuhi 2/3 bagian dari panjang kolom, sambil diketok ketok perlahan lahan.
Fase gerak dialirkan dialirkan beberapa kali hingga diperoleh kolom yang kompak dan tidak
terdapat gelembung udara dikondisikan paling cepat selama 1 jam, paling lama 24 jam.
Proses pengulsian :
Tetap dijaga kolom jangan sampai kering , sampel dilarutkan dengan sedikit pelarut kemudian
dicampur dengan sedikit silika gel hingga berbentuk serbuk, kemudian dimasukkan kedalam
kolom secara hati - hati dengan batang pengaduk, ekstrak yang melekat pada dinding kolom
dibersihkan dengan pelarut. Secara perlahan lahan dialirkan pelarut sambil kran kolom dibuka
(pengelusian dimulai). Hasil elusi masing-masing ditampung 5 atau 10 ml dalam vial yang
telah dinomori . elusi dilakukan sampai semua pita – pita atau kromatogramnya telah habis
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
Isilah titik dibawah ini, analisis kromatogram hasil kromatogravi kolom gravity, dengan
kromatografi lapis tipis :
Fase diam : plat pra lapis silika gel GF 254 ukuran 20x20 cm
Fase gerak : .....................................................................................................
Penampak noda/visualisasi : LP asam sulfat 50% dalam methanol (pa) dengan pemanasan
Mengapa dipilih penampak noda tersebut diatas?
Alasan :
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Bahan yang dianalisis? : .....................................................................................................
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
visualisasi
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu tanaman obat
yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Data pustaka menyebutkan
kandungan kimia berupa diterpen lakton dan flavonoid. Kandungan kimia utama dari herba
ini adalah andrografolida yang mempunyai sifat sukar larut dalam air dan rasa sangat pahit.
Berbagai penelitian diketahui bahwa andrografolida mempunyai berbagai efek farmakologi
antara lain sebagai imunostimulan pada tikus, mempunyai aktivitas hepatoprotektif terhadap
metabolit galaktosamin, paracetamol dan karbon tetraklorida yang bersifat toksik pada hepar
tikus secara in vitro, antimalaria dan sebagai antikanker yaitu aktivitas menginduksi
deferensiasi sel myeloid leukemia (Suharmiati dan Handayani, 2001)
Banyak tanaman yang memiliki potensi dalam bentuk tepung, ekstrak atau minyak
atsiri sebagai pengendali patogen, diantaranya tanaman kunyit (Curcuma domestica)
(Syamsudin, 2003:5). Beberapa penelitian secara in vitro, membuktikan bahwa senyawa aktitf
dalam rimpang kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus dan bakteri baik gram
positif maupun gram negatif seperti Escherchia coli, Klebsiela pneumoniae dan
Staphylococcus cereus (Hidayati, 2002: 43). Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit
yang telah diketahui, yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa
monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna
kuning yang disebut curcuminoid sebanyak 5 % ( meliputi curcumin 50-60 % .
monodesmetoksicurcumin dan bidesmetoksicurcumin), protein, fosfor, kalium, besi dan
vitamin C (Didinkaem, 2007: 1).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah praktikan diharapkan dapat
memisahkan senyawa kimia dari bahan alam (tumbuhan) menggunakan kromatografi lapis
tipis (KLT).
3. Prosedur Percobaan
Bahan: Herba Sambiloto, Rimpang Kunyit
Prosedur:
Ekstraksi: Sebanyak 10 gram bahan tumbuhan dimaserasi dengan 30 ml etanol 96% selama
30 menit, kemudian disaring, filtrat diambil. Ampas diremaserasi dengan cara yang sama
sebanyak dua kali. Filtrat pertama, kedua dan ketiga digabungkan lalu diuapkan diatas
penangas air sampai seperlima volume awal.
Identifikasi golongan senyawa kimia dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Analisis
Senyawa Terpenoid dari Herba Sambiloto
Fase diam/adsorben : Plat pra lapis silika gel GF254
Fase gerak : Penyemprot kloroform- metanol (85:15) dan (90:10)
Penyemprot : larutan asam sulfat 10 % dalam etanol
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
Visualisasi
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas/Group :
Hari/Tgl. Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelum :
Visualisasi
Gunakan kertas karkil (ukuran 2x10cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT
dibawah ini.
Kromatogram sebelum Kromatogram hasil uv, Kromatogram hasil
visualisasi Panjang gelombang: ..... nm visualisasi LP: .............
Ket. Warna:
.......................................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI
JUDUL PERCOBAAN: Pemisahan Senyawa Kimia dari Bahan Alam Dengan kromatografi
Lapis Tipis
Medan, 2019
Pengawas Praktikum, Praktikum,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)
(bila perlu)