Anda di halaman 1dari 7

149

Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

POTENSI PLTMH (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO


HIDRO) DI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN
MALANG JAWA TIMUR
Ikrar Hanggara1) dan Harvi Irvani2)
1,2)PS. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
email: ikrarhanggara@yahoo.com

ABSTRACT

Ngantang part of Malang Regency, located at an altitude between 500-700m above sea
level. Judging from the topographical conditions, the potential energy of the water used as a
source of energy for the MHP in this area is very high. To be able to calculate the potential
energy of MHP good electricity necessary to analyze the reliability of river discharge (m 3/s), high
water fall (meters) and the time of engine operation plan generation (hours). Reliability discharge
is obtained by calculating the flow data with FJ.Mock method. Evapotranspiration value in this
study using Penman Method. Meanwhile, the data discharge measurements conducted field
observations as a discharge control method of calculation results FJ.Mock. Based on the
research results obtained in four locations debit mainstay at 0:39 Q60 m3 / sec (Jombok), 1:02
m3 / sec (Waturejo), 0:48 m3 / sec (Ngantru I), 3:14 m3 / sec (Ngantru II). Average large
power awakened by calculation is 47.75 K. This amount is equivalent to the fulfillment of the
electricity needs of as many as 47 home residences.

Keywords: micro-hydro, mainstay debit, FJ mock, Ngantang

PENDAHULUAN (http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?ar
tikel&1101089425&9)
Kebutuhan energi semakin meningkat Kecamatan Ngantang merupakan
seiring meningkatnya perkembangan salah satu dari 33 Kecamatan di wilayah
kebutuhan manusia. Berbagai divertifikasi Kabupaten Malang yang terletak antara
pemanfaatan sumber energi dilakukan 7°48’15˝ – 7°57’25˝ antara 112°18’30˝ BT
untuk mengatasi semakin menipisnya – 112°26’30’’ BT dengan ketinggian
sumber energi yang memanfaatkan BBM antara 500–700 m dari permukaan laut.
(Bahan Bakar Minyak). Salah satu solusi Kecamatan ini berada di sebelah barat
adalah memanfaatkan energi baru dan Kabupaten Malang.
terbarukan, seperti energi surya, angin, Sebagai daerah dataran tinggi,
biomasa dan air. Potensi energi air Kecamatan Ngantang memiliki cukup
sebenarnya besar dan selama ini banyak potensi tenaga air yang dapat
pemanfaatannya masih belum maksimal. dikembangkan menjadi Pembangkit
Maka dari itu, sudah selayaknya Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
dikembangkan untuk memenuhi energi Potensi sumber energi air ini berupa
listrik di daerah terpencil, pedesaan, dan sumber air dari sungai-sungai yang
juga dikembangkan sebagai sistem memiliki kelangsungan debit sepanjang
interkoneksi dengan jaringan PLN yang tahun. Untuk melakukan pengembangan
ada. sumber energi air menjadi sebuah
150
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

PLTMH perlu dilakukan survei untuk memiliki terjunan air sangat berpotensi
mencari lokasi-lokasi strategis yang untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit
memiliki tinggi jatuh memadai. energi tenaga mikro hidro. Untuk
Sungai Konto merupakan salah satu membuat PLTHM perlu dilakukan
sungai besar di Kecamatan Ngantang. penelitian mengenai debit yang tersedia
Sungai ini mengalir berdampingan dengan serta berapa jumlah energi dan daya yang
jalan raya Malang–Kediri. Sungai Konto terbangkitkan di lokasi tersebut. Maka
dan anak sungai kecil lain disekitarnya fokus dari penelitian yang peneliti lakukan
bersumber dari dataran tinggi di terletak pada perhitungan debit air yang
Kecamatan Pujon berakhir dan dibendung tersedia serta jumlah energi dan daya yang
di Ngantang menjadi bendungan yang kini terbangkitkan yang dapat dimanfaatkan
disebut Bendungan Selorejo. Tujuan untuk membuat PLTHM yang baik dan
pembuatan bendungan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
dimanfaatkan untuk irigasi dan pariwisata. Prinsip kerja PLTMH adalah
Sungai Konto berwarna coklat karena memanfaatkan beda tinggi dan jumlah air
mengandung material erosi ini termasuk per detik yang ada pada aliran sungai. Air
sungai yang ber-arus deras dan berkelok- yang mengalir melalui intake dan
kelok khas sungai pegunungan. diteruskan oleh saluran pembawa hingga
Melihat kondisi topografi tersebut penstock, akan memutar poros turbin
maka potensi energi air yang digunakan sehingga menghasilkan energi mekanik.
sebagai sumber energi bagi PLTMH Turbin akan memutar generator dan
(Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) menghasilkan listrik.
sangat tinggi. Dalam mengidentifikasi potensi
Kajian ini penting untuk PLTMH, informasi yang harus didapatkan
dilaksanakan mengingat kebutuhan energi antara lain: (P.T Standardisasi Peralatan
listrik nasional sangat tinggi dan didukung dan Komponen Pembangkit Listrik
oleh target pemerintah untuk pelayanan Tenaga Mikrohidro (PLTMH, 2008)
energi listrik 35.000 MW. Penelitian ini 1. Kebutuhan energi listrik atau target
akan sangat berguna bagi kemandirian listrik yang ingin dihasilkan.
listrik daerah, sehingga setiap daerah dapat 2. Debit air sepanjang tahun termasuk
memaksimalkan potensi energi listrik di debit minimum dan maksimumnya.
daerahnya. Peneliti yakin bahwa pihak 3. Layout PLTMH yang meliputi Head
penyedia jasa layanan energi listrik (PLN) (beda tinggi) untuk mendapatkan
akan sangat peduli dan tertarik jika beda ketinggian antara pengambilan
penelitian ini nantinya dapat mensuplai air dengan lokasi turbin.
kebutuhan energi masa mendatang. 4. Kualitas dan sedimentasi air harus
Kondisi topografi Kecamatan memenuhi kriteria syarat untuk
ngantang yang berbukit dan banyak menggerakkan turbin.
151
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

Gambar 1: Bagan sitem PLTMH

Kebutuhan energi listrik yang ingin Pada literatur lain disebutkan nilai
dihasilkan koefisien guna menghitung daya yang
Target perencanaan energi PLTMH terbangkitkan. Persamaan daya tiap
adalah langkah awal dalam perencanaan satuan waktu: (Patty,1995:14)
PLTMH. Tinjauan target tersebut P = 9,8 x Q x Heff x ƞ
didasari oleh kondisi topografi daerah dimana:
kajian atau memang ada permintaan ƞ = efisiensi
khusus dari pihak terkait. Dengan
menentukan target PLTMH yang E = P . T . Ni
dihasilkan maka parameter penentuan Dimana:
head dan debit air dapat dengan mudah T = waktu operasi harian, jam
direncanakan secara jelas. Ni = jumlah operasi dalam setahun
Pada prinsipnya pembangkit listrik
tenaga air adalah suatu bentuk METODE PENELITIAN
perubahan tenaga air dengan ketinggian Metode yang Digunakan
dan debit tertentu menjadi tenaga listrik Untuk menghasilkan luaran yang
dengan menggunakan turbin air dan ditargetkan dalam penelitian ini maka
generator. Daya (power) teoritis yang perlu disusun metodologi pengerjaan
dihasilkan dapat dihitung berdasarkan penelitian. Secara umum metode
persamaan empiris berikut pengerjaan yang dilaksanakan adalah:
(Arismunandar dan Kuwahara, 1991) : 1. Metode analisa (desk study
P = 9,8 x Q x Heff (kW) analysis)
dimana: 2. Metode survey dan observasi
P = Tenaga yang dihasilkan secara lapangan
teoritis (kW), Metode survey dan observasi lapangan
Q = Debit pembangkit (m³/det) mutlak untuk dilakukan guna
Heff = Tinggi jatuh efektif (m), mengkalibrasi hasil perhitungan dan
9,8 = Percepatan gravitasi (m/s2). memastikan bahwa perhitungan tidak
152
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

melenceng jauh dari kondisi real di Dalam tahapan ini melakukan


lapangan. invatarisasi dan pengumpulan data yang
diperlukan guna mengetahui potensi
Waktu, Tempat dan Alat energi listrik yang akan dibangkitkan
Penelitian dilaksanakan pada bulan oleh PLTMH. Data yang diperlukan
April hingga Juni 2016 di Laboratorium antara lain adalah:
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, 1. Data stasiun hujan Kec. Ngantang
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, dan sekitarnya.
Malang. Survey dan kalibrasi perhitungan 2. Data Stasiun Debit (AWLR) Kec.
dilakukan pada bulan Mei, dengan Ngantang dan sekitarnya.
menggunakan alat sederhana yaitu: 3. Peta kontur skala 1:1000
1. Pelampung/currentmeter (untuk Kec.Ngantang; jika tidak
pengukuran kecepatan air) memungkinkan maka akan
2. Roll meter (untuk pengukuran digunakan skala 1:25.000 yang lebih
panjang) mudah didapatkan.
3. GPS (untuk verifikasi titik lokasi 4. Peta citra / raster Kec. Ngantang.
potensi)
Tahapan Penelitian Tahapan Analisa data
Agar penelitian dapat berjalan sesuai Beberapa tahapan dalam analisa data
dengan yang direncanakan, maka perlu antara lain:
dibuat tahapan penelitian yang 1. Penentuan target energi yang ingin
menunjukkan urutan rangkaian kegiatan dihasilkan.
dalam penelitian ini. Tahapan tersebut 2. Penentuan beberapa alternatif titik
dapat dilihat pada gambar berikut. lokasi potensi PLTMH
3. Analisa ketersedian debit tahunan
Tahapan
untuk kondisi maksimum dan
Pengumpulan minimum (ketersediaan debit
DATA
andalan)
4. Analisa kontrol hasil perhitungan
debit andalan terhadap data debit
Tahapan Analisa
DATA
(jika perhitungan merupakan
konversi dari data hujan ke debit)
5. Analisa lengkung kapasitas dan
FDC (Flow Duration Curve) pada
Tahapan Survey dan
Kalibrasi hasil lokasi pengamatan.
analisa DATA 6. Analisa head (beda tinggi jatuh)
pada data pengamatan.
7. Analisa perhitungan energi yang
Tahapan Pembuatan
Laporan dan luaran dihasilkan pada tiap titik alternatif.
hasil Analisa Kapasitas pompa diasumsi
menyesuaikan dengan kondisi debit
andalan yang sudah diperhitungkan.
Gambar 2: Tahapan Penelitian
Tahapan pengumpulan data
153
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

Tahapan Survey dan Kalibrasi Hasil Analisa a. Head (tinggi jatuh) : 3 meter
data b. Kecepatan aliran sungai (v) :
Setelah didapatkan hasil perhitungan 0.74 m/dt
energi pada tiap titik alternatif lokasi c. Lebar sungai (b) : 6.5 meter
PLTMH, maka perlu dilakukan survey d. Kedalaman aliran sungai (h)
guna mengkalibrasi atau mencocokkan : 0.3 meter
data debit dan head yang direncanakan e. Q = V. A ; dimana A = b x
tidak terjadi penyimpangan yang h
signifikan. Apabila terjadi demikian maka Sehingga Q = 0.74 x 6.5 x
akan dilakukan koreksi perhitungan dan 0.4 = 1.443 m3/dt
penambahan koefisien agar perhitungan 3. Ngantru 1
bisa lebih sesuai dengan kondisi real a. Head (tinggi jatuh) : 4 meter
dilapangan. b. Kecepatan aliran sungai (v) :
0.6 m/dt
HASIL DAN PEMBAHASAN c. Lebar sungai (b) : 6.7 meter
Dalam penentuan energi yang d. Kedalaman aliran sungai (h)
dihasilkan oleh PLTMH, maka terlebih : 0.4 meter
dahulu harus mengetahui debit yang e. Q = V. A ; dimana A = b x
tersedia untuk menggerakkan generator h
pembangkit. Besarnya debit sementara Sehingga Q = 0.67 x 6.5 x
(justifikasi) didapat dari pengukuran 0.4 = 1.742 m3/dt
lapangan. Pengukuran dilakukan pada 4. Ngantru 2
daerah yang curam (memiliki kemiringan a. Head (tinggi jatuh) : 4 meter
tinggi) dan sudah terdapat bangunan b. Kecepatan aliran sungai (v) :
berupa bendung. Ada banyak bendung 1 m/dt
yang berada di Kecamatan Ngantang, hal c. Lebar sungai (b) : 10 meter
tersebut dapat menjadi acuan dalam d. Kedalaman aliran sungai (h)
penentuan head (tinggi jatuh) aliran air : 0.5 meter
menuju turbin pembangkit. e. Q = V. A ; dimana A = b x
Berikut adalah hasil pengukuran debit di h
lokasi studi. Sehingga Q = 1 x 10 x 0.3 =
1. Jombok 3 m3/dt
a. Head (tinggi jatuh) : 5 meter
b. Kecepatan aliran sungai (v) : Dari pengukuran debit di
0.76 m/dt lapangan maka secara langsung dapat
c. Lebar sungai (b) : 5 meter dihitung energi yang dihasilkan
d. Kedalaman aliran sungai (h) berdasarkan rumus berikut.
: 0.25 meter P=ρ.g.Q.H
e. Q = V. A ; dimana A = b x Dimana:
h P = daya terbangkitkan (Watt)
Sehingga Q = 0.76 x 5 x ρ = massa jenis air = 1000 kg/m3
0.25 = 0.95 m3/dt g = gravitasi = 9.81 m2/dt
2. Waturejo Q = debit (m3/dt)
154
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

Heff = Head/tinggi jatuh efektif (meter) terbangkitkan berdasarkan pengukuran


Dari rumus tersebut dapat dilakukan debit lapangan satu kali. Berikut hasil
estimasi sementara untuk energi yang rekapan potensi daya di lokasi studi.

Tabel 1: Hasil perhitungan potensi PLTMH di 4 lokasi


Debit
Lokasi Head (m) Daya terbangkitkan (watt) P (KW)
(m3/dt)
Jombok 0.95 5 46597.5 46.60

Waturejo 1.443 3 42467.49 42.47

Ngantru 1 1.742 4 68356.08 68.36

Ngantru 2 3 4 117720 117.72

Dari hasil tersebut maka dapat diketahui rarata energi terbangkitkan untuk 4
lokasi pengamatan sebesar 47.75 KW. nilai tersebut setara untuk pemenuhan energi
listrik sebanyak 47 rumah jika diasumsikan kebutuhan daya tiap rumah sebesar 1 KW.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Aris Munandar, A, DR, dan Kuwahara,
1. Besar debit (Q) pengukuran S, DR. 1991. Buku Pegangan Teknik
langsung di lokasi studi yaitu Desa Tenaga Listrik jilid III: Gardu Induk.
Jombok (0.95 m3/dt), Waturejo Jakarta: Pradya Paramita.
(1.443 m3/dt), Ngantru 1 (1.742
m3/dt), Ngantru 2 ( 3 m3/dt). Sukamta S. dkk. “Perencanaan
2. Tinggi Head berdasarkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
pengukuran lapangan adalah Desa Hidro (PLTMH) Jantur Tabalas”
Jombok (5 meter), Desa Waturejo (3 Jurnal Teknik Elektro Vol.5 No.2.
meter), Desa Ngantru 1 (4 meter), Kalimantan Timur,
Desa Ngantru 2 (4 meter). Patty, OF. 1995. Tenaga Air. Jakarta:
3. Besar daya yang terbangkitkan Erlangga.
berdasarkan pengukuran debit
CD Soemarto, Dipl.HE. 1995. Hidrologi
adalah Desa Jombok (46.60 KW),
Teknik. Jakarta: Erlangga.
Desa Waturejo (42.47 KW),
Ngantru 1 (68.36 KW), Ngantru 2 Anonymous. 2008. Pedoman Teknis
(117.72 KW). Standardisasi Peralatan dan Komponen
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH), Jakarta: Direktorat
Jenderal Listrik Dan Pemanfaatan
Energi Departemen Energi Dan
Sumber Daya Mineral.
155
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

Amri, K. 2010. “Kajian Potensi Listrik Tenaga Mikrohidro (Pltmh)


Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Brumbung Di Kabupaten Kediri”
Hidro Di Sungai Air Kule Jurnal Teknik Pengairan. Malang:
Kabupaten Kalur” Jurnal Teknik Universitas Brawijaya.
Sipil. Bengkulu: Universitas http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel
Bengkulu. &1101089425&9, diunduh pada
Indiarto, dkk. 2013. “Kajian Potensi Februari 2016.
Sungai Srinjing Untuk Pembangkit

Anda mungkin juga menyukai