Anda di halaman 1dari 7

Jl.

Raya Lapan- Rumpin-Suradita Kecamatan Cisauk


Tangerang Banten

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 002/RSS/PAP/SK-Dir/Keb/XII/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN TERINTEGRASI ANTAR BERBAGAI
UNIT PELAYANAN RS SELARAS

DIREKTUR RS SELARAS

menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Selaras, maka diperlukan kebijakan pelayanan dan
asuhan terintegrasi antar berbagai unit pelayanan baik
sesama pemberi pelayanan dan pemberi pelayanan ke
pasien
b. Bahwa agar pelayanan dan asuhan terintegrasi antar
berbagai unit pelayanan dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Selaras sebagai
landasan bagi penyelenggaraan edukasi pasien di Rumah
Sakit Selaras.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih.

mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kedokteran.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 tahun
1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Jl.Raya Lapan- Rumpin-Suradita Kecamatan Cisauk
Tangerang Banten

menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SELARAS
TENTANG KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN SERAGAM DI
RS SELARAS

KEDUA : Kebijakan Asuhan Pasien Seragam di RS Selaras sebagaimana


tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan Asuhan Pasien
Seragam di RS Selaras dilaksanakan oleh Manajer Pelayanan
Medis Rumah Sakit Selaras.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang
Pada Tanggal : 08 Desember 2017
Direktur RS Selaras

Muhammad Husein
Jl.Raya Lapan- Rumpin-Suradita Kecamatan Cisauk
Tangerang Banten

Lampiran : Keputusan Direktur RS Selaras


Perihal : Tentang Kebijakan Asuhan Pasien Seragam di RS Selaras
Nomor : 001/RSS/PAP/SK-Dir/Keb/XII/2017 Tertanggal 08 Desember 2017

KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN SERAGAM


DI RS SELARAS

1. RS memberikan pelayanan kepada pasien yang sama dan tidak membedakan keturunan, ras,
agama.
2. Pelayanan pasien RS mengacu pada Undang-Undang tentang Standar Pelayanan RS.
3. RS memberikan pelayanan yang seragam dalam kondisi apapun baik dalam keadaan gawat
maupun pasien Rawat Jalan.
4. RS memberikan pelayanan yang seragam yang dilakukan oleh praktisi yang kompeten dalam
setiap harinya.
5. RS memberikan pelayanan yang seragam dengan sumber daya yang efisien dan
menghasilkan evaluasi yang bermutu tinggi.

Asuhan Pasien Seragam, meliputi :


a. Pelayanan Unit :
1. Pelayanan Unit Gawat Darurat, Rawat Inap, Rawat Intensif, Laboratorium, dan
Radiologi dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan jadwal
praktik dokter.
2. Pelayanan Kamar Operasi dilaksanakan dalam jam kerja, dan dilanjutkan dengan
sistem oncall.
3. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien
4. Seluruh staf Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman /
panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai dengan etika
Rumah Sakit dan peraturan perundangan yang berlaku
5. Seluruh staf Rumah Sakit dalam melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai
dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3), termasuk
dalam penggunaan alat pelindung diri ( APD)

b. Skrining dan triase


1. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat
dilayani oleh Rumah Sakit.
2. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan
fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
3. Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triase berbasis
bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.

c. Identifikasi;
1. Setiap pasien yang termasuk rawat inap harus dipasang gelang identitas pasien
Jl.Raya Lapan- Rumpin-Suradita Kecamatan Cisauk
Tangerang Banten

2. Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum tranfusi darah, atau
produk darah lainnya, sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan laboratorium klinis, sebelum pemeriksaan radiologi, serta sebelum
dilakukan tindakan.

d. Transfer/ perpindahan di dalam rumah sakit


1. Transfer dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
2. Pasien yang ditranfer harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum dipindahkan

e. Transfer keluar rumah sakit/ rujukan


1. Stabilisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk
2. Rujukan ke rumah sakit atau sarana kesehatan ditujukan kepada Unit yang
fasilitasnya lebih tinggi
3. Merujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan
berkelanjutan
4. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta
perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama tranformasi
5. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
6. Proses rujukan didokementasikan di dalam rekam medis

f. Penundaan pelayanan ;
1. Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau penundaan untuk
pelayanan diagnostik dan pengobatan
2. Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan
3. Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan memberikan informasi
tentang alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinis mereka

g. Pemulangan pasien;
1. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan
kesiapan pasien untuk dipulangkan
2. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik atau
sesuai kebutuhan pasien
3. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis
4. Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang
5. Resume berisi pula instruksi untuk tindak lanjut
6. Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis
7. Salinan resume pasien pulang diberikan kepada praktisi kesehatan yang dirujuk

h. Tranformasi ;
1. Tranformasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
2. Tranformasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
3. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk tranformasi, baik kontrak maupun milik
rumah sakit , dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan
medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa
Jl.Raya Lapan- Rumpin-Suradita Kecamatan Cisauk
Tangerang Banten

i. Hak pasien dan keluarga


1. Menghormati kebutuhan privasi pasien
2. Melindungi pasien dari kekerasan fisik
3. anak- anak, individu yang cacat, lanjut usia, dan lainnya yang berisiko, mendapatkan
perlindungan yang layak

4. Membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan didalam maupun
diluar rumah sakit.
5. Pernyataan persetujuan ( Informed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses
yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa
yang dipahami pasien
6. Informed concent diperoleh sebelum operasi, anestesi, sedasi, penggunaan darah atau
produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi

j. Penolakan pelayanan dan pengobatan;


1. Memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan.
2. Memberitahukan tentang konsekuensi, tanggung jawab berkaitan dengan keputusan
tersebut dan tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
3. Memberitahukan pasien dan keluarganya tentang menghormati keinginan dan pilihan
pasien untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan
hidup dasar ( Do Not Resuscitate )
4. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan
resusitasi dan membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.
5. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya masyarakat,serta
persyaratan hukum dan peraturan.

k. Pelayanan pasien tahap terminal :


1. Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih
sayang pada akhir kehidupannya
2. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek
pelayanan pada tahap akhir kehidupan
3. Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya yaitu
meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder,manajemen nyeri,respon
terhadap aspek psikologis,sosial,emosional,agama dan budaya pasien dan
keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.

l. Asesmen pasien :
1. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya
melalui suatu proses asesmen yang baku.
2. Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik,psikologi ,sosial dan
ekonomi ,termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan
3. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan ,undang - undang dan peraturan yang
berlaku dan sertifikasi dapat melakukan sesmen
4. Asesmen awal medis dilakukan dalam 24 jampertama sejak rawat inap atau lebih dini
/ cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit
5. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap
atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
Jl.Raya Lapan- Rumpin-Suradita Kecamatan Cisauk
Tangerang Banten

6. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum
tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat
medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulang.
7. Untuk asesmen yang berumur kurang dari 30 hari, apabila ada perubahan kondisi
pasien yang signifikan, maka perubahan dicatat dalam rekam medis pasien pada saat
masuk rawat inap.

8. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien


(discharge planning)
9. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada internal tertentu atas dasar kondisi dan
pengobatan untuk menetapkan respon terhadap pengobatan dan untuk merencanakan
pengobatan atau untuk pemulangan pasien.
10. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diinterasikan.

m. Manajemen obat :
1. Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja di area tersebut, bila diperkenankan dengan kebijakan khusus.
2. Elektrolit kosentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas
dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restricted access).

n. Manajemen nutrisi ;
1. Pasien di skrining untuk status gizi
2. Respon pasien terhadap terapi gizi di monitor
3. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi resiko kontaminasi dan
pembusukan
4. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik
5. Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi permintaan khusus

o. Manajemen nyeri;
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan
asesment apabila ada rasa nyerinya
2. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif
3. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol
4. Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan
gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama masing-masing.
p. Surgical Safety Checklist;
1. Digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan
melibatkan pasien dalam proses penandaan / pemberian tanda
2. Menggunakan suatu check list untuk melakukan verifikasi pra operasi tepat-lokasi,
tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, benar dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/ mendokementasikan prosedur”
sebelum insisi/ time–out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/ tindakan
pembedahan.

q. Hand hygiene;
1. Mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang baru- baru ini diterbitkan dan
sudah diterima secara umum (dari WHO Patient Safety)
2. Menerapkan program hand hygiene yang efektif
Jl.Raya Lapan- Rumpin-Suradita Kecamatan Cisauk
Tangerang Banten

r. Resiko Jatuh;
1. Penerapan asesment awal resiko pasien jatuh dan melakukan asesment ulang
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
2. Langkah- langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesment dianggap berisiko

3. Langkah- langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera


akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja

s. Komunikasi Efektif ;
1. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
2. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
kembali oleh penerima perintah atua pemeriksaan tersebut
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
atau pemeriksaan tersebut

t. Manajemen di Instalasi;
1. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan
3. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali
4. Setiap bulan Instalasi wajib membuat laporan

u. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan RS;


1. Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua peralatan tetap dalam kondisi yang
baik
2. Perbaikan peralatan dilaksanakan dengan memperhatikan kontiunitas pelayanan RS
terutama pada palayanan yang menyangkut emergency dan bantuan hidup.

Ditetapkan di : Tangerang
Pada Tanggal : 08 Desember 2017
Direktur RS Selaras

Muhammad Husein

Anda mungkin juga menyukai