Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN

PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA NASIONALISME TERHADAP


KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)

Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi
Sukirman
Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT

The main purpose of this research is to examine the effect of perceived tax understanding, tax
penalties, trust in government and law, and nationalism towards taxpayer compliance in
paying property tax. Using Slovin formula, 100 respondents were selected as representative
sample from the tax payers in Banjar, Indonesia. Data were collected using closed
questionnaire and analyzed by multiple linear regression. The results showed that the
understanding of tax regulation, tax penalties, and nationalism had significantly positive
effect. However, trust in goverment and the law did not significantly affect taxpayer
compliance in paying property tax.

Keyword: Understanding of Tax Regulation, Tax Penalties, Trust in Goverment and Law,
Nationalism

PENDAHULUAN 598,270 triliun. Sedangkan sesuai APBN-P


Pajak adalah iuran rakyat kepada kas 2015 target penerimaan pajak sebesar
negara berdasarkan undang-undang (yang Rp..1.294,258 triliun, maka realisasi
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat penerimaan pajak sudah mencapai 46,22%
jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung (Direktorat Jenderal Pajak, 2015).
dapat ditunjukkan dan yang dipergunakan Pemerintah melakukan berbagai
untuk membayar pengeluaran umum upaya untuk meningkatkan penerimaan
(Mardiasmo, 2011). Sekarang ini pajak. Hal ini tidak hanya dilakukan
pendapatan terbesar negara berasal dari pemerintah pusat tetapi dilakukan pula oleh
sektor perpajakan. Menurut data yang pemerintah daerah. Penggelompokan pajak
diperoleh dari website Kementerian menurut lembaga pemungutnya dibedakan
Keuangan (2015), realisasi penerimaan menjadi pajak pusat dan pajak daerah
pajak tahun 2014 sebesar Rp..1.143,3 (Mardiasmo, 2011). Sekarang ini pungutan
triliun atau 74,37% dari total pendapatan daerah yang berupa pajak dan retribusi
negara. Sampai 31 Agustus 2015, realisasi diatur dengan Undang-Undang No. 28
penerimaan pajak telah mencapai Rp. Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
22 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
Retribusi Daerah. Pemerintah daerah diberi Penelitian ini merupakan replikasi
kewenangan yang lebih dalam mengatur dari penelitian Alm, Vazquez, and Torgler
kebijakan perpajakan karena hasil (2005), Russian Attitudes Toward Paying
penerimaan pajak dan retribusi diakui Taxes- Before, During, and After the
belum memadai dan memiliki peranan yang Transition. Perbedaan dalam penelitian ini,
relatif kecil terhadap APBD sehingga diantaranya: adanya penambahan variabel
dengan adanya kebijakan tersebut maka independen, yaitu variabel pemahaman
pemerintah daerah dapat lebih optimal wajib pajak mengenai peraturan perpajakan
dalam meningkatkan pendapatan asli dan variabel sanksi perpajakan. Perbedaan
daerahnya. selanjutnya mengenai lokasi penelitian,
Jenis pajak daerah yang baru salah dimana penelitian Alm, Vazquez, and
satunya yaitu mengenai Pajak Bumi dan Torgler (2005) dilakukan di Rusia
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan sedangkan penelitian kali ini akan
(PBB-P2). Pengelolaan pajak bumi dan dilakukan di Indonesia yang membahas
bangunan sektor perdesaan dan perkotaan mengenai kepatuhan wajib pajak dalam
sebelumnya dikelola oleh pemerintah pusat membayar PBB.
namun sekarang diserahkan kepada Penelitian ini akan dilakukan pada
pemerintah daerah. Berbagai upaya telah wajib pajak PBB-P2 di Kota Banjar, Jawa
dilakukan pemerintah daerah untuk Barat. Wacana penghapusan Pajak Bumi
memaksimalkan penerimaan pajak bumi dan Bangunan (PBB) non komersial yang
dan bangunan sektor perdesaan dan sebelumnya ramai diberitakan, membuat
perkotaan, namun hal tersebut tidak akan Kota Banjar menjadi resah karena hal
berarti apapun tanpa dukungan dari tersebut berdampak nyata menurunkan
masyarakat. Banyak faktor yang dapat tingkat kepatuhan wajib pajak menunaikan
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak kewajiban membayar PBB. Pada bulan
dalam membayar pajak bumi dan April 2015, dari sekitar 103.000 wajib
bangunan, diantaranya faktor pemahaman pajak di Kota Banjar, yang sudah
wajib pajak mengenai peraturan membayar PBB baru sekitar 19 persen.
perpajakan, sanksi perpajakan, tingkat Dibandingkan waktu yang sama pada tahun
kepercayaan pada pemerintah dan hukum, 2014, ada penurunan sekitar 11 persen,
serta nasionalisme (Alm, Vazquez, and pada saat itu pelunasan PBB mencapai 30
Torgler 2005; Jatmiko 2006; Fauziyah persen (Nurhandoko Wiyoso, 2015). Oleh
2008; Handayani, Faturokhman dan Pratiwi karena itu peneliti ingin meneliti apakah
2012). pemahaman wajib pajak mengenai

Jurnal Akuntansi dan Auditing


23
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
peraturan perpajakan; sanksi perpajakan; dalam melakukan suatu perilaku
tingkat kepercayaan pada pemerintah dan (Jogiyanto, 2007). Teori ini dikembangkan
hukum; serta nasionalisme mempengaruhi oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam (1980). Theory of Reasoned Action sangat
membayar PBB-P2. Adapun tujuan relevan dengan penelitian ini, karena
penelitian ini, antara lain adalah untuk seseorang dalam menentukan perilaku
menguji secara empiris pengaruh patuh atau tidak patuh dalam memenuhi
pemahaman wajib pajak mengenai kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh
peraturan perpajakan, sanksi perpajakan, rasionalitas dan juga pengaruh lingkungan
tingkat kepercayaan pada pemerintah, serta yang berhubungan dengan pembentukan
nasionalisme terhadap kepatuhan wajib norma subjektif yang mempengaruhi
pajak dalam membayar PBB-P2. keputusan perilaku wajib pajak (Imelda,
2014).
LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak
Teori Atribusi Mengenai Peraturan Perpajakan
Teori atribusi menyatakan bahwa bila Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
individu-individu mengamati perilaku Dalam Membayar PBB
seseorang, mereka mencoba untuk Pemahaman berasal dari kata
menentukan apakah itu ditimbulkan secara “Paham” yang artinya mengerti benar; tahu
internal atau eksternal (Robbins, 2001). benar akan tentang sesuatu hal. Pemahaman
Dalam kepatuhan wajib pajak sangat adalah proses, cara, perbuatan memahami
berkaitan dengan sikap wajib pajak dalam atau memahamkan (Kamus Besar Bahasa
membuat penilaian terhadap pajak itu Indonesia, 2015). Sedangkan menurut
sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat Soekidjo (2007) dalam Handayani,
penilaian mengenai orang lain sangat Faturokhman, dan Pratiwi (2012),
dipengaruhi oleh kondisi internal maupun memahami adalah suatu kemauan untuk
eksternal orang tersebut. Teori atribusi menjelaskan secara benar tentang objek
sangat relevan untuk menerangkan maksud yang diketahui dan dapat
tersebut. menginterprestasikan materi tersebut secara

Teori Tindakan Beralasan (Theory of benar. Berdasarkan teori atribusi,

Reasoned Action) pemahaman wajib pajak mengenai

Teori tindakan beralasan adalah suatu peraturan perpajakan merupakan penyebab

teori yang menjelaskan minat seseorang internal yang dapat mempengaruhi persepsi
PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
24 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
wajib pajak dalam membuat keputusan pelanggaran dalam memenuhi ketentuan
mengenai perilaku kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan
dalam melaksanakan kewajiban PBB (Jatmiko, 2006). Dengan kata lain
perpajakannya. sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
Perumusan hipotesis dalam penelitian agar wajib pajak tidak melanggar norma
ini lebih mengacu kepada penelitian perpajakan (Mardiasmo, 2011).
Handayani, Faturokhman, dan Pratiwi Berdasarkan teori atribusi, sanksi
(2012), Fauziyah (2008), dan Adiasa perpajakan merupakan penyebab eksternal
(2013) yang menyatakan bahwa pengaruh yang dapat mempengaruhi persepsi wajib
pemahaman wajib pajak mengenai pajak dalam membuat keputusan mengenai
peraturan perpajakan akan meningkatkan perilaku kepatuhan wajib pajak dalam
kepatuhan wajib pajak dalam membayar melaksanakan kewajiban perpajakannya.
PBB. Argumentasi yang dipakai adalah Perumusan hipotesis dalam penelitian
wajib pajak yang memiliki pemahaman ini lebih mengacu kepada penelitian
mengenai peraturan perpajakan akan lebih Permatasari dan Yaniartha (2012),
mengerti mengenai apa yang menjadi Rustiyaningsih (2011), Jatmiko (2006),
kewajibannya sebagai wajib pajak yang Wulandari dan Suyanto (2014) yang
baik sehingga kewajibannya tersebut akan menyimpulkan sanksi perpajakan
dipenuhi dan menyebabkan meningkatnya berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Argumentasi yang dipakai adalah
PBB. Berdasarkan penjelasan diatas dapat semakin berat sanksi perpajakan yang
diambil hipotesis sebagai berikut: dikenakan bagi wajib pajak yang
H1 : Pemahaman wajib pajak mengenai melanggar peraturan maka wajib pajak
peraturan perpajakan berpengaruh terhadap semakin takut untuk melanggar sehingga
kepatuhan wajib pajak dalam membayar akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak
PBB. dalam membayar PBB. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat diambil hipotesis
Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap sebagai berikut:
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam H2 : Sanksi perpajakan berpengaruh
Membayar PBB terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
Sanksi adalah hukuman negatif membayar PBB.
kepada orang yang melanggar peraturan.
Sanksi perpajakan yaitu persepsi Pengaruh Tingkat Kepercayaan Pada
masyarakat terhadap hukuman atas Pemerintah dan Hukum Terhadap

Jurnal Akuntansi dan Auditing


25
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam pajak yang memiliki tingkat kepercayaan
Membayar PBB pada sistem pemerintah dan hukum akan
Kepercayaan adalah (1) sesuatu yang percaya bahwa iuaran yang diberikannya
dipercayai: (2) harapan dan keyakinan kepada kas negara dipergunakan dengan
(akan kejujuran, kebaikan, dan sebagainya) baik untuk keperluan negara sehingga
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015). wajib pajak semakin percaya pada
Menurut Doney et al., (1998) dalam pemerintah dan hukum yang membuat
Handayani, Faturokhman, dan Pratiwi wajib pajak melaksanakan kewajiban
(2012), kepercayaan adalah sesuatu yang perpajakannya dan menyebakan
diharapkan dari kejujuran dan perilaku meningkatnya kepatuhan wajib pajak dalam
kooperif yang berdasarkan saling berbagi membayar PBB. Berdasarkan penjelasan
norma-norma dan nilai yang sama. diatas dapat diambil hipotesis sebagai
Kepercayaaan pada pemerintah dan hukum berikut:
merupakan wujud harapan wajib pajak H3 : Tingkat kepercayaan pada pemerintah
kepada aparat dalam menjalankan sistem dan hukum berpengaruh terhadap
pemerintahan dan hukum agar sesuai kepatuhan wajib pajak dalam membayar
dengan norma dan nilai yang berlaku. PBB.
Berdasarkan teori tindakan beralasan, wajib
pajak akan mempertimbangkan tindakan Pengaruh Nasionalisme Terhadap

yang harus diambilnya sesuai pikiran yang Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

rasional. Persepsi wajib pajak mengenai Membayar PBB

kepercayaannya pada pemerintah dan Nasionalisme adalah (1) paham

hukum merupakan alasan dari aksi yang (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara

dapat mempengaruhi wajib pajak dalam sendiri; sifat kenasionalan: makin menjiwai

membuat keputusan mengenai kepatuhan bangsa Indonesia; (2) kesadaran

wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban keanggotaan dalam suatu bangsa yang

perpajakannya. secara potensial atau aktual bersama-sama

Perumusan hipotesis ini mengacu mencapai, mempertahankan, dan

pada penelitian Alm, Vazquez, and Torgler mengabadikan identitas, integritas,

(2005) yang menyimpulkan bahwa tingkat kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu;

kepercayaan pada pemerintah dan hukum semangat kebangsaan (Kamus Besar

berpengaruh terhadap perilaku wajib pajak Bahasa Indonesia, 2015). Nasionalisme

untuk patuh pada kewajiban perpajakannya. adalah suatu paham, yang berpendapat

Argumentasi yang dipakai adalah wajib bahwa kesetiaan tertinggi individu harus
PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
26 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
diserahkan kepada negara kebangsaan kuantitatif dimana peneliti mengatur
(Kohn, 1984). Berdasarkan teori atribusi, pemeriksaan sampel atau untuk seluruh
nasionalisme merupakan penyebab internal populasi untuk menggambarkan sikap,
yang dapat mempengaruhi persepsi wajib pendapat, perilaku, atau karakteristik
pajak dalam membuat keputusan mengenai populasi (Creswell, 2012:376).
perilaku kepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Populasi dan Sampel

Perumusan hipotesis ini mengacu Populasi dalam penelitian ini adalah

pada penelitian Alm, Vazquez, and Torgler para wajib pajak PBB yang berada di Kota

(2005) dimana kebanggaan nasional Banjar. Populasi berjumlah 109.326 wajib

berpengaruh terhadap perilaku wajib pajak pajak PBB yang tercatat pada Dinas

untuk patuh pada kewajiban perpajakan. Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Argumentasi yang dipakai adalah wajib Aset Daerah per November 2015. Metode

pajak yang memiliki rasa nasionalisme pengambilan sampel yang digunakan

akan timbul rasa tanggungjawabnya untuk adalah menggunakan convenience sampling

membangun dan memajukan bangsa dan yaitu pengambilan sampel secara nyaman

negaranya sehingga wajib pajak akan dilakukan dengan memilih sampel bebas

melaksanakan kewajiban perpajakannya sekehendak peneliti (Jogiyanto, 2013).

dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak


Definisi Operasional dan Pengukuran
dalam membayar PBB. Berdasarkan
Variabel
penjelasan diatas dapat diambil hipotesis
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
sebagai berikut:
Kepatuhan wajib pajak adalah
H4 : Nasionalisme berpengaruh terhadap
ketaatan atau sikap patuh wajib pajak
kepatuhan wajib pajak dalam membayar
dalam membayar pajak bumi dan bangunan
PBB.
dengan benar secara tepat waktu dan

METODE PENELITIAN DAN TEKNIK jumlah yang tepat. Untuk mengukur


kepatuhan wajib pajak digunakan
ANALISIS DATA
instrumen berdasarkan Keputusan Menteri
Jenis Penelitian Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003
Jenis penelitian yang digunakan mengenai kategori wajib pajak yang
dalam penelitian ini adalah penelitian dikatakan patuh, terdiri dari sembilan item
kuantitatif dengan metode survei. Desain pertanyaan menggunakan skala likert 1-5.
survei adalah prosedur dalam penelitian

Jurnal Akuntansi dan Auditing


27
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
Pemahaman Wajib Pajak Mengenai terdiri dari delapan item pertanyaan
Peraturan Perpajakan (X1) menggunakan skala likert 1-5.
Pemahaman wajib pajak mengenai
Nasionalisme (X4)
peraturan perpajakan yaitu sejauh mana
Nasionalisme adalah persepsi wajib
tingkat pemahaman wajib pajak mengenai
pajak mengenai rasa cintanya pada tanah
peraturan perpajakan yang ada sehingga
air. Untuk mengukur tingkat kepercayaan
wajib sadar akan kewajibannya membayar
pada pemerintah dan hukum digunakan
pajak. Untuk mengukur pemahaman wajib
instrumen daftar pertanyaan Alm, Vazquez,
pajak digunakan instrumen daftar
and Torgler (2005) yang terdiri dari tujuh
pertanyaan Fauziyah (2008) yang terdiri
item pertanyaan menggunakan skala likert
dari tiga belas item pertanyaan
1-5.
menggunakan skala likert 1-5.
Skala Pengukuran
Sanksi Perpajakan (X2)
Untuk mengukur instrumen dalam
Sanksi perpajakan merupakan
variabel penelitian ini, digunakan skala
persepsi wajib pajak mengenai sanksi yang
Likert dengan rentang 1 sampai dengan 5.
diterima apabila melanggar peraturan
Kriteria yang digunakan antara lain sebagai
perpajakan. Untuk mengukur sanksi
berikut:
perpajakan digunakan instrumen daftar
a. Jawaban sangat setuju mendapat skor
pertanyaan Jatmiko (2006) yang terdiri dari
5
tujuh item pertanyaan menggunakan skala
b. Jawaban setuju mendapat skor 4
likert 1-5.
c. Jawaban ragu-ragu/netral mendapat
Tingkat Kepercayaan Pada Pemerintah skor 3
dan Hukum (X3) d. Jawaban tidak setuju mendapat skor 2
Kepercayaan pada pemerintah dan e. Jawaban sangat tidak setuju
hukum adalah mengukur mengenai sesuatu mendapat skor 1
yang diharapkan wajib pajak dari sistem
Analisis Regresi Berganda
pemerintah dan hukum yang berlaku
Analisis regresi berganda digunakan
berdasarkan norma dan nilai yang ada.
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
Untuk mengukur tingkat kepercayaan pada
variabel independen terhadap variabel
pemerintah dan hukum digunakan
dependen. Untuk menguji hipotesis 1
instrumen daftar pertanyaan Handayani,
sampai 4 digunakan analisis regresi
Faturokhman, dan Pratiwi (2012) yang

PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
28 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
berganda dengan model persamaan sebagai yaitu 31.071 wajib pajak di Kecamatan
berikut: Banjar, 11.758 wajib pajak di Kecamatan
Purwaharja, 35.198 di Kecamatan
Y= + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Pataruman, dan 31.299 di Kecamatan
Keterangan: Langensari.
Metode pengambilan sampel yang
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
digunakan adalah menggunakan
Dalam Membayar PBB
convenience sampling yaitu pengambilan
X1 = Pemahaman Wajib
sampel secara nyaman dilakukan dengan
Pajak Mengenai
Peraturan Perpajakan memilih sampel bebas sekehendak peneliti
(Jogiyanto, 2013:98). Jumlah responden
X2 = Sanksi Perpajakan
dalam penelitian berjumlah 100 responden.
X3 = Tingkat Kepercayaan
Kuesioner yang dapat diolah adalah
Pada Pemerintah dan
Hukum sebanyak 100 responden dengan respon
rate sebesar 100%. Sedangkan untuk
X4 = Nasionalisme
deskripsi responden dapat dilihat pada
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
lampiran 1.
 = Konstanta
Uji Kualitas Data
e = Variabel Gangguan
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
menguji keakuratan instrumen kuesioner.
Gambaran Umum Responden Item pertanyaan untuk masing-masing
Penelitian ini meneliti tentang variabel menunjukkan bahwa nilai rhitung
pengaruh pemahaman mengenai peraturan korelasi product moment > rtabel (0,374)
perpajakan, sanksi perpajakan, tingkat dengan tingkat kepercayaan 95% maka
kepercayaan pada pemerintah dan hukum untuk variabel pemahaman wajib pajak
serta nasionalisme terhadap kepatuhan mengenai peraturan perpajakan terdapat
wajib pajak dalam membayar PBB. tiga pertanyaan yang tidak valid, sedangkan
Responden dalam penelitian ini adalah para untuk variabel sanksi perpajakan terdapat
wajib pajak yang membayar pajak bumi satu pertanyaan yang tidak valid. Setelah
dan bangunan perdesaan dan perkotaan. pertanyaan didrop dan dilakukan pengujian
Populasi berjumlah 109.326 wajib pajak ulang maka semua item pertanyaan dalam
PBB yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan, kuesioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas

Jurnal Akuntansi dan Auditing


29
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
digunakan untuk menguji konsistensi data 4, diperoleh nilai signifikansi untuk semua
yang dikumpulkan. Pengujian reliabilitas variabel pada masing-masing persamaan >
kuesioner menggunakan rumus cronbach’s 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
alpha. Dari hasil perhitungan dalam tidak terjadi heteroskedastisitas.
penelitian ini setiap variabel memberikan
Uji Lineritas
nilai cronbach’s alpha> 0,60. Maka dapat
Berdasarkan tabel hasil uji linearitas
dikatakan reliable (Ghozali, 2006).
menggunakan SPSS 21.0 for Windows yang
Uji Asumsi Klasik ada pada lampiran 5, diperoleh besarnya
Uji Normalitas nilai Z1 adalah 0,579. Karena nilai Z1 lebih
Berdasarkan hasil analisis dengan dari 0,05 (0,579 > 0,05) maka hal ini
Kolmogorov-Smirnov dengan menunjukkan bahwa model dikatakan
menggunakan bantuan SPSS 21.0 for linear.
windows pada lampiran 2 dengan kriteria
Pengujian Hipotesis
pengujian nilai asympotic significant (two
Berdasarkan perhitungan regresi
tailed)>alpha (α = 0,05), maka nilai
linear berganda (lampiran 6) diperoleh nilai
residual memenuhi asumsi klasik atau
koefisien determinasi R2 sebesar 0,473
berdistribusi normal. Diperoleh nilai
menunjukkan bahwa keempat variabel
Assymp. Sig sebesar 0,083 atau lebih besar
independen (pemahaman mengenai
dari alphanya ( =0,05), sehingga distribusi
peraturan perpajakan, sanksi perpajakan,
data pada variabel penelitian adalah
tingkat kepercayaan pada pemerintah dan
normal, dan bisa dilanjutkan ke analisis
hukum, serta nasionalisme) mempengaruhi
selanjutnya.
kepatuhan wajib pajak dalam membayar
Uji Multikolinearitas PBB sebesar 47.3%. Dan sisanya sebesar
Berdasarkan hasil output SPSS 21.0 52.7% (diperoleh dari 100% - 47.3%)
for Windows pada lampiran 3 diketahui dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
bahwa nilai tolerance value ≥ 0,1 dan nilai tidak diteliti. Adapun persamaan yang
VIF < 10 yang berarti tidak terjadi gejala diperoleh adalah sebagai berikut:
multikolinearitas.
Y = 12,241 + 0,230X1 + 0,313X2 + 0,057
Uji Heteroskedastisitas X3 + 0,296 X4 + e
Berdasarkan tabel hasil uji
Nilai konstanta bernilai 12,241
heteroskedastisitas menggunakan SPSS
artinya kepatuhan wajib pajak dalam
21.0 for Windows yang ada pada lampiran
membayar PBB akan bernilai 12,241
PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
30 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
apabila pemahaman wajib pajak mengenai Nilai koefisien regresi variabel
peraturan perpajakan, sanksi perpajakan, nasionalisme sebesar 0,296 menyatakan
tingkat kepercayaan pada pemerintah dan apabila terjadi peningkatan nasionalisme
hukum, serta nasionalisme bernilai nol atau sebesar satu satuan sedangkan variabel lain
konstan. Selain itu, responden dalam tetap, maka akan meningkatkan kepatuhan
penelitian ini menunjukkan adanya wajib pajak dalam membayar PBB sebesar
kepatuhan wajib pajak dalam membayar 0,296
PBB, hal tersebut dapat diketahui dengan Berdasarkan hasil perhitungan regresi
nilai konstanta yang tidak bernilai nol atau pada lampiran 7 maka, hasil uji Goodness
negatif. of Fit dengan tingkat signifikasi (α) = 0,05
Nilai koefisien regresi untuk variabel diperoleh nilai Fhitung sebesar 23,185 ˃ nilai
pemahaman wajib pajak mengenai Ftabel sebesar 2,473 atau signifikasi sebesar
peraturan perpajakan sebesar 0,230 0,000 ˃ α (0,05). Dapat disimpulkan adalah
menyatakan apabila terjadi peningkatan apabila Fhitung> Ftabel atau Sig. ≤ α (0,05),
pemahaman wajib pada mengenai peraturan maka dapat dinyatakan bahwa keseluruhan
perpajakan sebesar satu satuan sedangkan variabel pemahaman wajib pajak mengenai
variabel lain tetap, maka akan peraturan perpajakan, sanksi perpajakan,
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam tingkat kepercayaan pada pemerintah dan
membayar PBB sebesar 0,230. hukum, serta nasionalisme memiliki
Nilai koefisien regresi variabel sanksi pengaruh terhadap variabel kepatuhan
perpajakan sebesar 0,313 menyatakan wajib pajak dalam membayar PBB, atau
apabila terjadi peningkatan penerapan dapat pula dinyatakan bahwa model regresi
sanksi perpajakan sebesar satu satuan yang terbentuk dinyatakan cocok atau fit.
sedangkan variabel lain tetap, maka akan Berdasarkan tingkat keyakinan 95
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam persen ( = 0,025) dan degree of freedom (n
membayar PBB sebesar 0,313.
– k) dimana n = 100 dan k = 5. Diperoleh
Nilai koefisien regresi variabel
nilai thitung sebesar 3,094 > nilai ttabel 1,987
tingkat kepercayaan terhadap pemerintah
atau nilai signifikansi 0,003 < (0,025).
dan hukum sebesar 0,057 menyatakan
Kesimpulannya adalah apabila nilai thitung>
apabila terjadi peningkatan kepercayaaan
pada pemerintah dan hukum sebesar satu ttabel atau Sig. ≤ (0,025), maka hipotesis

satuan sedangkan variabel lain tetap, maka pertama didukung dalam penelitian ini.
akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak Dengan demikian variabel pemahaman
dalam membayar PBB sebesar 0,057. wajib pajak mengenai peraturan perpajakan

Jurnal Akuntansi dan Auditing


31
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
berpengaruh positif signifikan terhadap ttabel 1,987 atau nilai signifikansi 0,026 ≥
kepatuhan wajib pajak dalam membayar (0,025). Kesimpulannya adalah apabila
PBB di Kota Banjar sehingga hipotesis
nilai thitung> ttabel atau Sig ≥ (0,025), maka
pertama (H1) diterima. Hal ini dikarenakan
hipotesis kedua didukung dalam penelitian
wajib pajak PBB di Kota Banjar rata-rata
ini. Dengan demikian variabel sanksi
memiliki pemahaman mengenai peraturan
perpajakan berpengaruh positif signifikan
perpajakan yang baik sehingga dapat
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
dikatakan tingkat kepatuhan wajib pajak
membayar PBB di Kota Banjar sehingga
menjadi tinggi. Umumnya wajib pajak telah
hipotesis kedua (H2) diterima. Hal ini
mengetahui dan memahami undang-undang
dikarenakan sanksi perpajakan bagi wajib
mengenai PBB, menghitung pajak sesuai
pajak PBB di Kota Banjar telah
peraturan, mengetahui hal-hal yang
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat
menyangkut SPPT, PBB untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
pembangunan daerah, dasar pengenaan
membayar PBB. Umumnya wajib pajak
PBB, pengajuan keberatan dan
merasa tarif denda yang dikenakan
pengurangan serta cara pembayaran yang
dianggap wajar, pelaksanaan sanksi denda
mudah dilakukan. Wajib pajak diharapkan
bagi wajib pajak yang lalai telah
semakin meningkatkan pemahaman tentang
dilaksanakan dengan tertib pada waktunya,
peraturan perpajakan yang berlaku
wajib pajak merasa bahwa pembayaran
sehingga dapat meningkatkan
setelah jatuh tempo akan dikenakan denda,
pembangunan daerah melalui perpajakan.
dan wajib pajak merasa wajar ketika
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
terjadi pelanggaran yang merugikan negara
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati,
secara material harus dikenai sanksi pidana.
Prasetyo dan Rinawati (2013), Adiasa
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
(2013) serta Imelda (2014) yang
penelitian Jatmiko (2006), Muliari dan
menyimpulkan bahwa pemahaman wajib
Setiawan (2010), Rustiyaningsih (2011),
pajak mengenai peraturan perpajakan
Kumiati dan Favriera (2011), Permatasari
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
dan Yaniartha (2012), Jotopurnomo dan
pajak.
Mangoting (2013),serta Wulandari dan
Berdasarkan tingkat keyakinan 95
Suyanto (2014) yang menyatakan sanksi
persen ( = 0,025) dan degree of freedom
perpajakan berpengaruh terhadap
(n – k) dimana n = 100 dan k = 5.
kepatuhan wajib pajak.
Diperoleh nilai thitung sebesar 2,256 > nilai

PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
32 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
Berdasarkan tingkat keyakinan 95 sehingga tidak berpengaruh pula terhadap
persen ( = 0,025) dan degree of freedom (n kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan tingkat keyakinan 95
– k) dimana n = 100 dan k = 5. Diperoleh
persen ( = 0,025) dan degree of freedom (n
nilai thitung sebesar 0,621 < nilai ttabel 1,987
atau nilai signifikansi 0,536 > (0,025). – k) dimana n = 100 dan k = 5. Diperoleh
nilai thitung sebesar 3,072 > nilai ttabel 1,987
Kesimpulannya adalah apabila nilai thitung<
atau nilai signifikansi 0,003 < (0,025).
ttabel atau Sig. > (0,025), maka hipotesis
Kesimpulannya adalah apabila nilai thitung>
ketiga tidak didukung dalam penelitian ini.
ttabel atau Sig. ≤ (0,025), maka hipotesis
Dengan demikian variabel adalah tingkat
kepercayaan pada pemerintah dan hukum keempat didukung dalam penelitian ini.
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Dengan demikian variabel adalah
wajib pajak dalam membayar PBB di Kota nasionalisme berpengaruh positif signifikan
Banjar sehingga hipotesis ketiga (H3) terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
ditolak. Hal ini dikarenakan adanya wajib membayar PBB di Kota Banjar sehingga
pajak yang belum percaya penuh terhadap hipotesis keempat (H4) diterima. Hal ini
aparat pemerintah maupun sistem hukum dikarenakan wajib pajak PBB di Kota
yang berjalan dikarenakan wajib pajak Banjar rata-rata memiliki rasa nasionalisme
merasa adanya pengeluaran yang yang tinggi sehingga dapat dikatakan
digunakan tidak sesuai dengan fungsi dan tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi
tugas pemerintah, kurangnya pemenuhan tinggi. Wajib pajak memiliki rasa
kesejahteraan bagi rakyat, masih ada kebanggaan menjadi bagian warga negara
perbedaan perlakuan dalam sistem hukum Indonesia, merasa bertanggungjawab dalam
sehingga dirasa adanya ketidakadilan. melaksanakan kewajiban membayar PBB,
Kemudian pernah adanya kasus merasa turut berperan dalam pembangunan.
penggelapan pajak yang dilakukan oleh Wajib pajak menyadari bahwa ketaatan
fiskus, serta terjadinya tindakan korupsi membayar pajak merupakan tindakan
yang dilakukan pejabat ataupun wakil sebagai warga negara yang baik serta
rakyat. Hasil ini sejalan dengan penelitian wujud cinta pada tanah air. Kemudian
yang dilakukan Handayani, Faturokhman, wajib pajak menyadari dengan membayar
dan Pratiwi (2012) yang menyimpulkan PBB membantu wujudkan tujuan negara.
bahwa tingkat kepercayaan pada Oleh sebab itu, wajib pajak diharapkan
pemerintah dan hukum tidak berpengaruh tetap memiliki rasa nasionalisme yang
terhadap kemauan membayar pajak tinggi sehingga dapat meningkatkan

Jurnal Akuntansi dan Auditing


33
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
pendapatan asli daerah yang dapat dan perbaikan sistem hukum yang ada
membantu terhadap pemenuhan dengan pemberantasan ketidakadilan
kesejahteraan masyarakat melalui sehingga mendorong kepercayaan wajib
pembayaran PBB. Hasil ini sejalan dengan pajak terhadap pemerintah dan hukum.
penelitian yang dilakukan oleh Alm, Penelitian ini hanya dilakukan di
Vazquez, and Torgler (2005) Kota Banjar, penelitian selanjutnya
menyimpulkan bahwa nasionalisme diharapkan dapat memperluas lingkup
berpengaruh terhadap perilaku wajib pajak penelitian agar dapat memberikan
dalam kepatuhan membayar pajak. kontribusi yang lebih berarti, seperti
melakukan perbandingan diantara dua
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI kota/kabupaten yang berbeda. Peneliti yang
Berdasarkan hasil penelitian maka tertarik untuk melakukan kajian di bidang
dapat disimpulkan: (1) Pemahaman wajib yang sama dapat menggunakan variabel-
pajak mengenai peraturan perpajakan variabel yang tidak digunakan dalam
berpengaruh posistif signifikan terhadap penelitian ini, hal ini dapat dilakukan
kepatuhan wajib pajak dalam membayar karena nilai koefisien determinasi dalam
PBB. (2) Sanksi perpajakan berpengaruh penelitian ini masih dapat ditingkatkan
positif signifikan terhadap kepatuhan wajib dengan adanya penambahan variabel
pajak dalam membayar PBB. (3) Tingkat independen seperti kesadaran wajib pajak,
kepercayaan pemerintah dan hukum tidak tingkat pendapatan, faktor demografi, dan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib kualitas pelayanan fiskus.
pajak dalam membayar PBB. (4)
Nasionalisme berpengaruh positif DAFTAR PUSTAKA
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Adiasa, Nirawan. 2013. Pengaruh
Pemahaman Peraturan Pajak
dalam membayar PBB.
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat Dengan Moderating Preferensi
Risiko. Accounting Analysis Journal.
ditarik garis besarnya bahwa tingkat
Vol. 2. No. 3.
kepercayaan pada pemerintah dan hukum
Creswell, John W. 2012. Educational
menunjukkan hasil yang tidak Research; Planning, Conducting and
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak Evaluating Quantitative and
Qualitative Research. Pearson.
dalam membayar PBB, sehingga perlu United States of America.
melakukan perbaikan sikap aparat
Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Realisasi
pemerintah dengan menegakkan Penerimaan Pajak per 31 Agustus
2015.
kedisplinan dan budaya berperilaku jujur
PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
34 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
http://www.pajak.go.id/content/realis Diponegoro: Tesis Megister
asi-penerimaan-pajak-31-agustus- Akuntansi
2015 diakses pada tanggal 2
November 2015. Jotopurnomo, Cindy., dan Yenni
Mangoting. 2013. Pengaruh
Fauziyah, Laily. 2008. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Karakteristik PadaWajib Pajak Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan,
TerhadapKeberhasilan Lingkungan Wajib Pajak Berada
PenerimaanPBB di Kantor Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
PBB JakartaSelatanSatu. Skripsi Orang Pribadi di Surabaya. Tax &
Jakarta: UIN SyarifHidayatullah. Accounting Review. Vol.1 No.1.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015.
Multivariate dengan program SPSS. http://kbbi.web.id/patuh, diakses pada
Badan Penerbit Universitas tanggal 06 Desember 2015.
Diponegoro. Semarang.
2015. http://kbbi.web.id/paham,
Handayani, Sapti Wuri., Agus diakses pada tanggal 06 Desember
Faturokhman., dan Umi Pratiwi. 2015.
2012. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kemauan Membayar 2015. http://kbbi.web.id/sanksi,
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi diakses pada tanggal 06 Desember
Yang Melakukan Pekerjaan Bebas. 2015.
Simposium Nasional Akuntansi XV
2015. http://kbbi.web.id/percaya,
Banjarmasin. diakses pada tanggal 06 Desember
Hartono, Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi 2015.
Keperilakuan. Penerbit ANDI.
2015.
Yogyakarta.
http://kbbi.web.id/nasionalisme,
Imelda, Bona. 2014. Analisis Faktor-Faktor diakses pada tanggal 06 Desember
Yang Mempengaruhi Kepatuhan 2015.
wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
Kementerian Keuangan. 2015. Realisasi
Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pendapatan Negara Tahun 2014
Pratama Semarang). Skripsi Program
Capai Rp1.537,2
Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas
Triliun.http://www.kemenkeu.go.id/B
Ekonomika dan Bisnis Universitas
erita/realisasi-pendapatan-negara-
Diponegoro Semarang.
tahun-2014-capai-rp15372-triliun
2013. Metodelogi Penelitian Bisnis; diakses pada tanggal 22 November
Salah Kaprah dan Pengalaman- 2015.
Pengalaman. BPFE-Yogyakarta.
Kurniati, Amalia., dan Sotya Fevriera.
Yogyakarta. 2011. Analisis Pengaruh Sosialisasi,
Jatmiko, Agus. 2006. Pengaruh Sikap Sanksi dan Faktor-Faktor Demografi
Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Denda,Pelayanan Fiskus, dan PBB di Surakarta. Jurnal Bisnis dan
Kesadaran Perpajakan Terhadap Ekonomi. Vol. 15. No.2.
Kepatuhan Wajib PajakStudi Empiris
Kohn, Hans.1984. Nasionalisme: Arti dan
Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi
Sejarahnya. Erlangga. Jakarta.
di Kota Semarang.Universitas

Jurnal Akuntansi dan Auditing


35
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi WP Dan Sanksi Perpajakan Pada
Revisi. Penerbit ANDI. Jakarta. Kepatuhan WP Dalam Membayar
PBB. Jurnal Univeristas Udayana
Muliari, Ni Ketut., dan Putu Ery Setiawan. Bali.
2010. Pengaruh Persepsi Tentang
Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Rahmawati, Lusi., Prasetyo dan Yuni
Wajib Pajak Pada Kepatuhan Rinawati. 2013. Pengaruh Sosialisasi
Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Pengetahuan Perpajakan
Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Terhadap Tingkat Kesadaran dan
Denpasar Timur. Jurnal Universitas Kepatuhan Wajib Pajak. Prosiding
Udayana Bali. Simposium Nasional Perpajakan 4.
Nurhandoko Wiyoso. 2015. PBB Kota Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku
Banjar Baru Lunas 19 Organisasi : Konsep, Kontroversi
Persen.http://www.pikiran- dan Aplikasi. Versi Bahasa Indonesia.
rakyat.com/jawa- Prenhallindo. Jakarta.
barat/2015/04/09/322857/pbb-kota-
banjar-baru-lunas-19-persen diakses Rustiyaningsih, Sri. 2011. Faktor-Faktor
pada tanggal 05 Desember 2015. Yang Menpengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak. Jurnal Widya Warta.
Pemerintahan Republik Indonesia. Undang- No. 02. Tahun XXXV.
Undang Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Wulandari, Tika dan Suyanto. 2014.
Ketiga Atas Undang-Undang Nomor Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Tingkat Pendidikan, dan Sanksi
Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Administrasi Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Melakukan
Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Pembayaran Pajak Bumi dan
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Bangunan. Jurnal Akuntansi. Vol. 2.
Daerah. No. 2.
Permatasari, Aprilia., dan P. D’yan
Yaniartha. 2012. Pengaruh Kesadaran

PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
36 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
Lampiran 1. Deskripsi Responden

No Informasi Keterangan Jumlah %


1 Usia 20 tahun 2 2
21-30 tahun 25 25
31-40 tahun 39 39
41-50 tahun 29 29
50 tahun 15 15

Jumlah 100 100


2 Jenis Kelamin Pria 60 60
Wanita 40 40

Jumlah 100 100


3 Tingkat D1 1 1
Pendidikan
D2 2 2
D3 7 7
S1 34 34
S2 6 6
Lainnya 50 50
(SMA
Sederajat)

Jumlah 100 100

Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz Standardized
ed Residual Residual
N 100 100
Mean ,0000000 ,0000000
Normal Parametersa,b Std. 2,82647032 ,97958969
Deviation
Absolute ,126 ,126
Most Extreme
Positive ,126 ,126
Differences
Negative -,064 -,064
Kolmogorov-Smirnov Z 1,262 1,262
Asymp. Sig. (2-tailed) ,083 ,083
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Jurnal Akuntansi dan Auditing


37
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39
Lampiran 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Correlations Collinearity
Statistics
Zero- Partial Part Tolerance VIF
order
Pemahaman ,636 ,303 ,226 ,455 2,195
Sanksi ,516 ,226 ,165 ,573 1,746
1
Kepercayaan ,493 ,064 ,045 ,514 1,945
Nasionalisme ,521 ,301 ,224 ,720 1,389
a. Dependent Variable: Kepatuhan

Lampiran 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,961 ,627 1,532 ,129
Pemahaman -,007 ,015 -,069 -,465 ,643
1 Sanksi -,023 ,029 -,105 -,787 ,433
Kepercayaan -,008 ,019 -,059 -,418 ,677
Nasionalisme ,025 ,020 ,151 1,270 ,207
a. Dependent Variable: abres

Lampiran 5. Hasil Uji Linearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 18,802 9,892 1,901 ,065
Pemahaman ,272 ,154 ,302 1,768 ,085
Sanksi ,286 ,235 ,248 1,219 ,230
1
Kepercayaan -,007 ,149 -,009 -,044 ,965
Nasionalisme ,160 ,227 ,104 ,706 ,484
Z1 ,494 ,883 ,091 ,560 ,579
a. Dependent Variable: Kepatuhan

PENGARUH PEMAHAMAN, SANKSI PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH DAN HUKUM, SERTA
38 NASIONALISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PBB-P2
(Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar)
Apriani Purnamasari
Umi Pratiwi, S.E., M.Si., Ak
Drs. Sukirman, M.Si., Ak
Universitas Jenderal Soedirman
Lampiran 6. Hasil Regresi Berganda

Variables Entered/Removeda
Model Variables Variables Method
Entered Removed
Nasionalisme . Enter
, Sanksi,
1
Kepercayaan,
Pemahamanb
a. Dependent Variable: Kepatuhan
b. All requested variables entered.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,703 ,494 ,473 2,88536
a. Predictors: (Constant), Nasionalisme, Sanksi,
Kepercayaan, Pemahaman

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 772,085 4 193,021 23,185 ,000b
1 Residual 790,905 95 8,325
Total 1562,990 99
a. Dependent Variable: Kepatuhan
b. Predictors: (Constant), Nasionalisme, Sanksi, Kepercayaan, Pemahaman

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 12,241 3,031 4,038 ,000
Pemahaman ,230 ,074 ,335 3,094 ,003
Sanksi ,313 ,139 ,218 2,256 ,026
Kepercayaan ,057 ,092 ,063 ,621 ,536
Nasionalisme ,296 ,096 ,264 3,072 ,003
a. Dependent Variable: Kepatuhan

Jurnal Akuntansi dan Auditing


39
Volume 14/ No. 1 Tahun 2017: 22-39

Anda mungkin juga menyukai