Anda di halaman 1dari 25

BAB V

ANALISIS BALOK T

1. PENGANTAR

Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis dan desain balok T, serta perincian
pembahasan yang mencakup :
 Analisis Balok T
 Pembatasan Penulangan Tarik Balok T

Pemahaman materi pada bab pengenalan ini bermanfaat untuk memberikan


pengetahuan kepada mahasiswa tentang teori dan perhitungan dalam analisis balok T
sehingga dapat diaplikasikan dalam analisis maupun desain struktur bangunan nantinya.

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti dan menyelesaikan materi pada bab keempat ini, mahasiswa
dapat menganalisis struktur balok T.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah menyelesaikan Bab V ini mahasiswa mampu untuk menjelaskan tentang


hal-hal berikut :
1. Pengertian balok T
2. Analisis balok T
3. Pembatasan Penulangan Tarik Balok T
Bahan Ajar Struktur Beton I

2. PENYAJIAN
2.1. Pendahuluan
Dipohusodo, I, (1994), menyatakan komponen lantai atau atap bangunan gedung
struktur beton bertulang dapat berupa plat dengan seluruh beban yang didukung langsung
dilimpahkan ke kolom dan selanjutnya ke fondasi bangunan. Bentangan struktur plat yang
demikian tidak dapat panjang karena pada ketebalan tertentu akan menghasilkan struktur
yang tidak hemat dan praktis. Oleh karena itu telah dikembangkan jenis struktur plat yang
bertujuan untuk memperoleh bentangan sepanjang mungkin dengan beban mati yang
sekecil mungkin.
Salah satu diantaranya dengan menggunakan sistem Balok Anak dan Balok Induk,
terdiri dari plat yang bertumpu pada balok anak yang membentuk rangka dengan balok
induk serta kolom sebagai penopang struktur secara keseluruhan. Pada sistem seperti ini,
umumnya balok induk dan balok anak dicetak menjadi satu kesatuan monolit dengan plat.
Sistem berbeda dapat juga dilaksanakan, dimana hubungan plat dan balok bukan
merupakan satu kesatuan monolit, baik dengan cara pracetak maupun cetak di tempat.
Gambar 5.1. menunjukkan sistem monolitik tipikal. Pada umumnya balok anak membagi
bentangan balok induk menjadi setengah, sepertiga, seperempat seperti pada gambar 5.2.

Gambar 5.1. Sistem balok dan balok induk lantai

Gambar 5.2. Tata letak balok anak dan balok induk

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 2


Bahan Ajar Struktur Beton I

Analisis dan perencanaan balok yang dicetak menjadi satu kesatuan monolit dengan
plat lantai atau atap, didasarkan pada anggapan bahwa antara plat dengan balok-balok
terjadi interaksi saat menahan momen lentur positif yang bekerja pada balok. Interaksi
antara plat dan balok-balok yang menjadi satu kesatuan pada penampangnya membentuk
huruf T tipikal, dan oleh karena itulah balok-balok dinamakan balok T.

Gambar 5.3. Balok T sebagai bagian sistem lantai

Seperti tampak pada gambar 5.3, plat akan berlaku sebagai lapis sayap (flens) tekan
dan balok-sebagai badan. Plat yang berfungsi sebagai flens dari balok T juga harus di
rencana dan diperhitungkan tersendiri terhadap lenturan pada arah melintang terhadap
balok-balok pendukungnya. Dengan demikian plat yang berfungsi sebagai flens tersebut
akan berperilaku sebagai komponen struktur yang bekerja pada dua arah lenturan yang
saling tegak lurus. Pada perpotongan antar-balok T, struktur akan mendukung momen
lentur negatif dimana tepi atas plat berada dalam keadaan tertarik sedangkan badan balok
di bagian bawah dalam keadaan terdesak.
Untuk keperluan perencanaan dan analisis, serta penyederhanaan perilaku plat
terlentur pada dua arah rumit, standar SK SNI menetapkan kriteria lebar efektif tertentu
untuk plat (flens) yang diperhitungkan bekerjasama dengan balok-balok dalam rangka
menahan momen lentur yang bekerja pada balok.
Standar SK SNI memberikan pembatasan lebar flens efektif balok T sebagai
berikut :
1). Lebar flens efektif yang diperhitungkan tidak lebih besar dari seperempat panjang
bentang balok, sedangkan lebar efektif bagian plat yang menonjol di kedua sisi dari
balok tidak lebih dari delapan kali tebal plat, dan juga tidak lebih besar dari separuh
jarak bersih dengan balok di sebelahnya.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 3


Bahan Ajar Struktur Beton I

Lebar flens efektif yang diperhitungkan tidak lebih besar dan diambil nilai terkecil
dari nilai-nilai berikut :
a. Seperempat panjang bentang balok
b. bw + 16 hf
c. jarak dari pusat ke pusat antar balok
2). untuk balok yang hanya mempunyai flens pada satu sisi, lebar efektif bagian plat
yang menonjol yang diperhitungkan tidak lebih besar dari :
a. 1/12 panjang bentang balok
b. 6 kali tebal pelat = 6 hf
c. ½ jarak bersih dengan balok disebelahnya
3). Untuk balok yang khusus dibentuk sebagai balok T dengan maksud untuk
mendapatkan tambahan luas daerah tekan, ketebalan flens tidak boleh lebih besar
dari separoh lebar balok, dan lebar flens total tidak boleh lebih dari empat kali lebar
balok.

2.2. Analisis Balok T Terlentur

Persyaratan daktilitas balok T sama dengan yang disyaratkan bagi balok persegi
dimana rasio penulangan maksimum tidak boleh lebih besar dari 0,75 b. Tetapi nilai
tersebut tidaklah sama dengan nilai-nilai yang tercantum dalam tabel untuk balok persegi,
karena bentuk balok T memberikan daerah tekan khusus yang cenderung lebih luas.
Sedangkan rasio penulangan minimum ditetapkan sesuai dengan :
1,4
 min 
fy

Sesuai dengan ketentuan SK SNI, rasio penulangan aktual ditentukan dengan


menggunakan lebar badan balok (bw) dan bukannya lebar flens efektif (b). Ketentuan
tersebut berlaku apabila badan balok dalam keadaan tertarik. Karena flens balok T
menyediakan daerah tekan yang relatif luas, pada umumnya kapasitas momen tahanan
ditentukan oleh luluhnya baja tulangan tarik. Maka dari itu, cukup aman bila dilakukan
anggapan bahwa baja tulangan tarik akan meluluh sebelum beton mencapai regangan tekan
batas dan kemudian hancur.

Gaya tarik total Ts pada keadaan batas (ultimit) dihitung dengan menggunakan
persamaan :

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 4


Bahan Ajar Struktur Beton I

Ts = As . fy

Untuk proses analisis harus diketahui terlebih dahulu bentuk blok tegangan tekan.
Gaya tekan total Cc harus seimbang dan sama dengan gaya tarik total Ts. Bentuk blok
tegangan tekan harus sesuai dengan luasan daerah beton tekan.
Dengan demikian terdapat dua kemungkinan keadaan yang akan terjadi, blok
tegangan tekan seluruhnya masuk di dalam daerah flens atau meliputi seluruh daerah flens
ditambah sebagian lagi masuk di badan balok.

Gambar 5.4. Analisis balok T

Berdasarkan dua kemungkinan tersebut, ditetapkan dua terminologi analisis :


1. Balok T Persegi, dengan lebar flens efektif b dilakukan analisis dengan cara yang sama
seperti balok persegi dengan lebar b (lebar flens) dengan mengabaikan daerah beton
tarik.
Kondisi 1, bila garis netral terletak dalam flens (sayap) c < hf, maka analisa
penampang dapat dilakukan sama dengan balok persegi dengan lebar balok = lebar
efektif b.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 5


Bahan Ajar Struktur Beton I

b
c = 0,003 fc ‘
hf c a = 1. c ND

a
d z d
2

As NT
s

bw

Gambar 5.5. Diagram Tegangan Regangan Balok T Persegi

Asumsikan bahwa garis netral terletak pada sayap (flange) ; c < hf. Juga asumsikan fs
= fy untuk menjamin keruntuhan yang terjadi adalah tension failure.
Cc = 0,85 . fc’ . a . b
Ts = As . fy

Dan syarat keseimbangan :  H = 0


Cc = Ts
0,85. fc’. a . b = As . fy
As . f y
a =
0,85. f c '.b
a
c =
1

Jika c < hf, maka garis netral terletak di dalam sayap (flens), sehingga :
 a
Mn = C c . d  
 2
 a
= 0,85 f c '.b.a. d  
 2
Atau :
 a
Mn = Ts . d  
 2
 a
= A s .f y . d  
 2
Dengan : Mu =  Mn = 0,8 Mn
Untuk kontrol daktilitas tulangan, caranya sama dengan balok persegi bertulangan
tunggal.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 6


Bahan Ajar Struktur Beton I

2. Balok T Murni, dilaksanakan dengan memperhitungkan blok tegangan tekan


mencakup daerah kerja berbentuk huruf T.
Kondisi 2, bila garis netral memotong badan (web) c > hf, maka analisa penampang
diperlakukan sebagai balok T murni
Ada 2 cara dalam menganalisis balok T murni, yaitu :
a. Perhitungan balok T murni secara terpisah, yaitu :

hf a
d d
2 2

Gambar 5.6. Diagram Tegangan Regangan Balok T Murni (secara terpisah)

1). Balok Sayap (gambar 1)


Luas zona tekan = (be – bw). hf
Syarat keseimbangan :  H = 0
Ccf = Tsf
0,85. fc’. (be – bw) . hf = Asf . fy
0,85. f c '.be  bw .h f
Asf =
fy

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 7


Bahan Ajar Struktur Beton I

Sehingga :
 h 
Mnf = C cf . d  f 
 2 

 h 
= 0,85 f c '.b e - b w .h f . d  f 
 2 
Atau :
 h 
Mnf = Tsf . d  f 
 2 

 h 
= A sf .f y . d  f 
 2 

2). Balok Badan (gambar 2)


Luas tulangan tarik pada badan, Asw = As total – Asf
Syarat keseimbangan :  H = 0
Ccw = Tsw
0,85. fc’. bw . a = Asw . fy
A sw .f y
a =
0,85.f c '.b w

Sehingga :
 a
Mnw = C cw . d  
 2
 a
= 0,85 f c '.b w .a. d  
 2
Atau :
 a
Mnw = Tsw . d  
 2
 a
= A sw .f y . d  
 2

Jadi momen nominal dan momen ultimate balok T adalah :


Mn = Mnf + Mnw
 h   a
= A sf .f y . d  f  + A sw .f y . d  
 2   2
Syarat supaya balok kuat Mu   Mn

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 8


Bahan Ajar Struktur Beton I

3). Batasan tulangan minimum untuk balok T adalah :


ρ = ρmin
A s total
ρ =
b w .d
1,4
ρmin =
fy

4). Batasan tulangan maksimum untuk balok T adalah :


ρ < ρmax
ρ < 0,75 . ρb
 0,85 f c '.1 600 
ρb =  .   ρf
 fy 600  f y 
A sf
ρf =
b w .d

b. Perhitungan balok T murni secara gabungan, yaitu :


Syarat keseimbangan :  H = 0
Cc = Ts
0,85.fc’ (a . bw + hf ( b - bw )) = As.fy
As .f y  0,85.f c '.hf (b - b w )
a =
0,85. f c '.bw

Momen nominal, Mn :
a h
Mn = 0,85.fc’.a.bw. ( d  ) + 0,85.fc’.(b-bw).hf ( d  f )
2 2

Seperti pada penampang segiempat, kondisi leleh tulangan harus diperiksa


d c fy
s = 0,003  y =
c Es

Menurut Istimawan Dipohusodo (1994), Tahapan analisis penampang balok T terlentur,


sebagai berikut :
1. Tentukan lebar flens efektif menggunakan sesuai dengan ketentuan SK SNI.
2. Gunakan anggapan bahwa tulangan baja tarik telah meleleh, untuk kemudian
menghitung gaya tarik total, Ts = As . fy

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 9


Bahan Ajar Struktur Beton I

3. Hitung gaya tekan yang tersedia apabila hanya daerah flens saja yang menyediakan
daerah tekan, Cc = 0,85 fc’. b . hf
4. Apabila Ts > Cc, balok berperilaku sebagai balok T murni dan selisih gaya tekan akan
ditampung di sebagian daerah badan balok di bawah flens. Sedangkan bila
Ts < Cc, balok berperilaku sebagai balok persegi dengan lebar b, atau balok T persegi.

Apabila dihitung sebagai balok T murni, langkah selanjutnya adalah sebagai


berikut :
5. Tentukan letak batas tepi bawah blok tegangan tekan di daerah badan balok di bawah
flens.
Ts  C c
a  hf
0,85f c '.b w

6. Periksa min,
1,4 As
 min  dan  aktual 
fy b w .d

Nilai aktual harus lebih besar dari min.


7. Tentukan letak titik pusat daerah tekan total dengan menggunakan hubungan atau
persamaan berikut :

y
 A.y
A
Kemudian, z = d - y
8. Hitung momen tahanan, MR =  . Cc . (z) atau =  . Ts . (z)
9. Pemeriksaan persyaratan daktilitas menggunakan ungkapan As (maks) dari daftar 5.1
harus lebih besar dari As aktual.

Sedangkan apabila dihitung sebagai balok T persegi, langkah selanjutnya adalah


sebagai berikut :
5. Periksa min,
1,4 As
 min  dan  aktual 
fy b w .d

Nilai aktual harus lebih besar dari min.


6. Hitung rasio penulangan untuk kemudian menentukan k

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 10


Bahan Ajar Struktur Beton I

As

b.d
7. Mengacu pada tabel Appendiks A dalam Dipohusodo, I (1994), didapatkan nilai k
yang diperlukan untuk nilai  yang didapat dari langkah (6).
8. Hitung momen tahanan, MR = .b.d2.k
9. Pemeriksaan persyaratan daktilitas dengan menggunakan ungkapan As (maks) dari daftar
5.1 harus lebih besar dari As aktual.

Apabila pemeriksaan batasan tulangan maksimum (langkah 9) menghasilkan As


lebih besar dari As (maks), momen tahanan MR dihitung dengan menggunakan As (maks) yang
dalam hal ini disebut sebagai As efektif.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 11


Bahan Ajar Struktur Beton I

Contoh Soal Analisis Balok T:


1. Hitunglah berapa momen ultimate yang dapat dipikul oleh balok bila diketahui fy =
400 MPa, fc’=20 MPa dan As = 3000 mm2

Gambar 5.7. Sketsa contoh 1


Penyelesaian :
a. Menghitung a, zona tekan diasumsikan berbentuk persegi
Syarat keseimbangan :  H = 0
Cc = Ts
0,85. fc’. a . b = As . fy
As . f y
a =
0,85. f c '.b
3000. 400
0,85.20 
. 500 
=

= 141,177 mm
a
c =
1
141,177
=
0,85
= 166,09 mm

Ternyata diperoleh c = 166,09 mm > hf = 125 mm, sehingga balok harus dianalisis
sebagai balok T murni.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 12


Bahan Ajar Struktur Beton I

b. Analisa balok T
Balok Sayap
Luas zona tekan = (be – bw). hf
Syarat keseimbangan :  H = 0
Ccf = Tsf
0,85. fc’. (be – bw) . hf = Asf . fy
0,85. f c '.be  bw .h f
Asf =
fy
0,85.20 
. 500  250 
. 125
=
400
= 1328,125 mm2

Sehingga :
 h 
Mnf = Tsf . d  f 
 2 

 h 
= A sf .f y . d  f 
 2 

= 1328,125. 400. 610  125 


 2 
= 290,859 kN.m

Balok Badan
Luas tulangan tarik pada badan,
Asw = As total – Asf = 3000 – 1328,125 = 1671,875 mm2
Syarat keseimbangan :  H = 0
Ccw = Tsw
0,85. fc’. bw . a = Asw . fy
A sw .f y
a =
0,85.f c '.b w
1671,875. 400
0,85.20
. 250
=

= 157,353 mm

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 13


Bahan Ajar Struktur Beton I

Sehingga :
 a
Mnw = Tsw . d  
 2
 a
= A sw .f y . d  
 2

= 1671,875. 400. 610  157,353 


 2 
= 355,323 kN.m

Jadi momen nominal dan momen ultimate balok T adalah :


Mn = Mnf + Mnw
= 290,859 + 355,323
= 646,182 kN.m
Mu = Mn
= (0,8).(646,182)
= 516,946 kN.m
Momen yang dipikul oleh balok T tersebut adalah 516, 946 kN.m

c. Kontrol daktilitas tulangan


ρ > ρmin
A s total 3000
 0,01967
ρ =
b w .d
=
250. 610
1,4 1,4
ρmin = =  0,0035
f y 400

ρ < ρmax
ρ < 0,75 . ρb
 0,85 f c '.1 600 
ρb =  .   ρf
 fy 600  f y 

 0,85. 20 
. 0,85 600  1328,125
 . 
600  400  250 
. 610
=
 400
= 0,030396
ρmax = 0,75 . ρb
= (0,75) . (0,030396)
= 0,022797

ρmin < ρ < ρmax ,yaitu 0,0035 < 0,01967 < 0,022797 ..............OK

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 14


Bahan Ajar Struktur Beton I

2. Suatu balok T seperti pada gambar mempunyai fy = 400 MPa dan fc’=20 MPa,
Es = 200000 MPa dan As=2000 mm2.

Gambar 5.8. Sketsa contoh 2

Tentukan Mn untuk :
a. hf = 100 mm
b. hf = 30 mm

Penyelesaian :
a. hf = 100 mm
Asumsikan fs = fy dan c < hf
As . f y
a = 0,85. f c '.b
2.000 x 400
a = 0,85 x 20 x 800
a = 58,82 mm

a 58,82
c =   69,20 mm
β1 0,85

c < hf
69,20 < 100 mm ..... Garis netral terletak pada flange !

Momen nominal :
Mn = As. fy (d-0,5a)
= 2.000 x 400 x (300 – (0,5 x 58,82))
= 216.472.000 N.mm  216,47 kN.m

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 15


Bahan Ajar Struktur Beton I

Periksa kondisi tulangan :


d c  300  69,20 
s = 0,003 = 0,003   = 0,010
c  69,20 
fy 400
y = = = 0,002
Es 200.000

s > y

0,010 > 0,002 ..... Baja tulangan telah leleh, OK !

b. hf = 30 mm
Asumsikan fs = fy dan c < hf
As . f y
a = 0,85. f c '.b
2.000 x 400
a = 0,85 x 20 x 800
a = 58,82 mm

a 58,82
c =   69,20 mm
β1 0,85

c > hf
69,20 > 30 mm ..... Garis netral terletak pada web !

Maka blok tegangan ekuivalen, a :


a = As .fy  0,85.f c '.h f (b - b w )
0,85. f c ' bw
a = 2.000 x 400  0,85 x 20 x 30 x (800 - 200)
0,85 x 20 x 200
a = 145,29 mm

a 145,29
c =   170,93 mm
β1 0,85

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 16


Bahan Ajar Struktur Beton I

Momen ultimit, Mu :
 h 
Mn
= c

w
a
2 c
 w f

0 ,85 f '.a .b  d    0 ,85 f '. b  b h  d 
f 
2 
 
  145 , 29  
=  0 ,85 x 20 x 145 , 29 x 200  300  2   
  
  30  
 0 ,85 x 20 800  200  30  300  2  
  
= 199.520.187 N.mm  199,520 kN.m

Periksa kondisi tulangan :


d c  300  170,93 
s = 0,003 = 0,003   = 0,0023
c  170,93 
fy 400
y = = = 0,002
Es 200.000

s > y
0,0023 > 0,002 ..... Baja tulangan telah leleh, OK !

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 17


Bahan Ajar Struktur Beton I

3. Balok T merupakan bagian dari suatu sistem lantai dengan jarak spasi antar balok
800 mm, b = 800 mm, bw = 250 mm, hf = 50 mm, d = 300 mm, As = 3D29. Hitunglah
kuat momen tahanan MR apabila fy = 400 MPa dan fc’=20 MPa.

Gambar 5.9. Sketsa contoh 1

Penyelesaian :
- Karena panjang bentangan tidak diketahui, lebar flens efektif ditentukan berdasarkan
tebal flens dan jarak antara balok satu dengan lainnya.
bw + 16 hf = 250 + 16 (50) = 1050 mm
Jarak antara balok ke balok = 800 mm
Maka dipilih nilai yang terkecil, yaitu b yang digunakan = 800 mm
- Dianggap bahwa tulangan baja tarik mencapai tegangan luluhnya, untuk kemudian
menghitung Ts :
Dari Tabel A-4, Luas Penampang Tulangan Baja :
Dia. Luas Penampang (mm2)
batang Jumlah Batang
(mm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 28,3 56,6 84,9 113,1 141,4 169,6 197,9 226,2 254,5
8 50,3 100,6 150,9 201,1 251,4 301,6 351,9 402,2 452,4
9 63,6 127,2 190,8 254,5 318,1 381,6 445,2 509,0 572,6
10 78,5 157,0 235,6 314,2 392,7 471,2 549,8 628,3 760,9
12 113,1 226,2 339,3 452,4 565,5 678,6 791,7 904,8 1017,9
13 132,7 265,4 398,2 630,9 663,7 796,4 929,1 1061,8 1194,6
14 154,0 308,0 462,0 616,0 770,0 924,0 1078,0 1232,0 1386,0
16 201,1 402,2 603,2 804,2 1005,3 1206,4 1407,4 1608,5 1809,5
18 254,5 509,0 763,4 957,9 1272,4 1526,8 1781,3 2035,8 2290,2
19 283,5 567,0 850,5 1134,0 1417,5 1701,0 1984,5 2268,0 2551,5
20 314,2 628,4 942,5 1256,6 1570,8 1885,0 2199,1 2513,3 2827,4
22 380,1 760,2 1140,4 1520,5 1900,7 2280,8 2660,9 3041,0 3421,2
25 490,9 981,8 1472,6 1963,5 2454,8 2945,2 3436,1 3927,0 4418,1
28 615,7 1231,5 1847,3 2463,0 3078,7 3694,6 4310,3 4926,0 5541,7
29 660,5 1321,0 1981,6 2642,1 3302,6 3963,2 4623,7 5284,0 5944,5
32 804,3 1608,6 2412,8 3217,0 4021,3 4825,5 5629,8 6434,0 7238,3
36 1017,9 2035,8 3053,6 4071,5 5089,4 6107,2 7125,1 8143,0 9160,9
40 1256,6 2513,3 3769,9 5026,6 6283,2 7539,8 8796,6 10053 11309
50 1963,5 3927,0 5890,5 7854,0 9817,5 11781 13745 15708 17672

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 18


Bahan Ajar Struktur Beton I

Ts = As . fy
= (1982) . (400)
= 792.800 N
= 792,8 kN

- Seandainya flens ditegangkan penuh seluruhnya hingga mencapai 0,85 fc’, akan
memberikan gaya tekan total :
Cc = 0,85 fc‘ . hf . b
= 0,85 . (20) . (50) . (800)
= 680.000 N
= 680,0 kN

- Karena Ts > Cc yaitu 792,8 kN > 680,0 kN, daerah blok tegangan tekan akan meliputi
flens seluruhnya ditambah sebagian masuk ke daerah balok di bawah flens, dengan
sisa gaya tekan yang bekerja adalah :
Cc = 792,8 – 680
= 112,8 kN

Tampak bahwa daerah blok tegangan tekan masuk ke daerah balok di bawah
flens, oleh karenanya dilakukan analisis balok T murni.

- Sisa gaya tekan tersebut di atas (Ts – Cc) bekerja di daerah badan balok di bawah flens:
Ts - Cc = 0,85 fc’ . bw . (a - hf)

- Penyelesaian untuk a akan didapat :


Ts  C c
a =  hf
0,85f c '.b w

 50 
112.800
0,8520 
. 250 
=

= 76,5 mm

- Pemeriksaan min :
1,4 1,4
min =   0,0035
f y 400
As 1982
aktual   0,0264
b w .d 250
. 300
=

Diperoleh, aktual > min yaitu 0,0264 > 0,0035

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 19


Bahan Ajar Struktur Beton I

- Untuk menghitung besarnya kopel momen dalam, perlu diketahui terlebih dahulu jarak
lengan antara gaya Cc dan Ts. Kedudukan Ts adalah tepat pada titik pusat luas tulangan
tarik sedangkan Cc pada titik pusat luasan daerah tekan. Dengan mengacu pada garis
tepi sisi atas penampang, letak titik pusat luasan terhadap tepi atas dapat ditetapkan
sebagai berikut :

 A.y
A
y =

Gambar 5.10. Daerah Tekan Balok T


Dimana :
A1 = (800) . (50) = 40.000 mm2
A2 = (250) . (26,5) = 6.625 mm2
Sehingga diperoleh :
40000 25  6625 50  13,25
y =
40000   6625 
= 30,4 mm

- Dengan demikian kedudukan ND telah ditentukan, maka lengan kopel momen :


z = d–y = 300 – 30,4 = 269,6 mm

- Momen tahanan dalam nominal (ideal) dapat ditentukan :


Mn = Ts . z = (793,2) . (0,2696) = 213,8 kN.m

- Dengan demikian momen tahanan MR adalah :


MR =  Mn = 0,8 . (213,8) = 171 kN.m

- Selanjutnya dilakukan pemeriksaan anggapan bahwa penampang akan hancur liat


(daktail), dimana tulangan baja akan meluluh terlebih dahulu.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 20


Bahan Ajar Struktur Beton I

- Untuk balok T penyelesaian akan lebih mudah dengan cara membandingkan jumlah
luas tulangan tarik aktual terhadap 75% tulangan tarik perlu untuk mencapai keadaan
seimbang (0,75 Asb).

- Kedudukan garis netral pada keadaan seimbang didapat sebagai berikut :

.d 
600
cb =
f y  600

.300 
600
=
400  600
= 180 mm

- Dengan menggunakan hubungan yang sudah dikenal pada balok persegi a = 0,85 c,
yang kurang lebih dapat juga diterapkan untuk balok T :
Ab = 0,85 . (180) = 153 mm

- Maka gaya tekan total dalam keadaan seimbang Ccb, adalah :


Ccb = 0,85 fc’ {b . hf + bw (ab – hf)}
= 0,85 (20) {(800) . (50) + (250). (153 – 50)}
= 1.117.750 N
= 1.117,75 kN

- Juga dikarenakan Tsb = Asb . fy, maka :


1117,75
Asb = = 2794 mm2
400
Yang mana adalah jumlah luas tulangan baja tarik yang dibutuhkan untuk mencapai
keadaan seimbang.

- Sedangkan :
As(maks) = 0,75 Asb = 0,75 . (2794) = 2096 mm2

Diperoleh As (maks) > As yaitu 2096 mm2 > 1982 mm2

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 21


Bahan Ajar Struktur Beton I

2.3. Pembatasan Penulangan Tarik Balok T


Apabila diamati langkah-langkah analisis pada pemeriksaan hancur daktail (liat)
didasarkan pada hubungan-hubungan berikut :

.d 
600
1. c b 
f y  600

2. a b  0,85 c b (dimana 1 = 0,85)


3. Ccb = 0,85 fc’ {b . hf + bw (ab – hf)}
4. Ccb = Tsb = Asb . fy
5. As (maks) = 0,75 Asb
Untuk mencari As (maks) dengan kombinasi persamaan-persamaan di atas, didapatkan
persamaan sebagai berikut :
0,75 C cb
A s maks 
fy

0,85 f c 'b.h f   β1 .600d   h f .b w 


0,75    

fy   600  f y  

0,638f c '.h f   β  600d  


  b  b w  1   1 
 
fy   h f  600  f y 

Dengan memasukkan berbagai pasangan nilai kombinasi fc’ dan fy, didapat nilai
As (maks) dalam bentuk daftar seperti pada daftar 5.1.
Sesuai dengan contoh 1, dengan menggunakan persamaan tersebut di atas dihitung
As (maks) yang diijinkan oleh peraturan :
  0,51d   
A s maks  0,0319.h f b  b w    bw 
  hf  
  0,51300   
 0,0319.50 800  250   250
  50  
 1,595 800  515 
 2097 mm 2  2096 mm 2

Nilai tersebut adalah luas penampang tulangan tarik yang diijinkan dipasang sehubungan
dengan persyaratan daktilitas struktur. Karena nilainya masik lebih besar dari luas
penampang tulangan aktual As terpasang (2097 > 1982), dijamin akan tercapai persyaratan
hancur liat (daktail) sesuai dengan peraturan. Tampak bahwa nilai As (maks) yang didapat
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan nilai 0,75 Asb.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 22


Bahan Ajar Struktur Beton I

Contoh Soal Analisis Balok T:


4. Balok T dengan spasi jarak 1500 mm, bw = 250 mm, d = 610 mm, hf = 100 mm,
hitunglah kuat momen tahanan MR, apabila fc’=20 MPa, fy = 300 MPa, As = 6D29
(dua lapis). Panjang bentangan balok 8 m.
Penyelesaian :
- Hitung lebar flens efektif :
Seperempat panjang bentang = ¼ . (8) = 2 m = 2000 mm
bw + 16 hf = 250 + 16 (100) = 1850 mm
Jarak antar balok ke balok = 1500 mm
Maka digunakan yang terkecil, b = 1500 mm
- Gaya tarik Ts,
Ts = As . fy
= (3963) . (300)
= 1.188.900 N
= 1188,9 kN

- Berdasarkan luasnya, flens mampu menyediakan gaya tekan sebesar :


Cc = 0,85 fc‘ . hf . b
= 0,85 . (20) . (100) . (1500)
= 2.550.000 N
= 2.550 kN

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 23


Bahan Ajar Struktur Beton I

- Karena 2550 > 1188,9, maka flens menyediakan daerah tekan cukup luas sedemikian
sehingga blok tegangan tekan seluruhnya masih berada didalamnya. Maka balok
berlaku sebagai balok T persegi dengan lebar b = 1500 mm
- Untuk balok demikian, meskipun untuk menentukan MR dianggap sebagai balok T
persegi, ada kemungkinan pada waktu melakukan pemeriksaan As maksimum, balok
tersebut berperilaku sebagai balok T murni pada keadaan seimbang.
- Pemeriksaan min :
1,4 1,4
min =   0,0047
f y 300
As 3963
aktual   0,0260
b w .d 250
. 610
=

Diperoleh, aktual > min yaitu 0,0260 > 0,0047

- Rasio penulangan aktual yang akan digunakan untuk menghitung k :


As 3963
   0,0043
b.d 1500
. 610
=

- Harap menjadikan perhatian, dalam kasus ini diperlukan sikap hati-hati untuk tidak
mencampur-adukkan dua pengertian yang berbeda antara rasio penulangan aktual
yang digunakan untuk menghitung kuat momen dan yang digunakan untuk
membandingkannya dengan min. Kedua rasio penulangan dihitung dengan cara dan
penggunaan yang berbeda.

- Dengan hasil  = 0,0043 gunakalah tabel A-15 untuk mendapatkan milai k


Dari tabel didapat k perlu = 1,2409 MPa
MR =  b d2 k = 0,8 . (1500) . (610)2 . (1,2409) = 554,1 kN.m

- Periksalah daktilitas balok dengan membandingkan antara nilai As dengan As aktual


  0,567d  
A s maks  0,0425h f b  b w   1
  hf 
  0,567610  
 0,0425.100 1500  250  1
  100 
 8987 mm 2

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 24


Bahan Ajar Struktur Beton I

- As aktual =3963 mm2, karena 8987 > 3963 balok akan berperilaku daktail (liat) dan
seperti anggapan pada awal perhitungan bahwa tulangan baja tarik sudah meluluh
pada waktu terjadi momen ultimit.

3. DAFTAR PUSTAKA
a. Asroni, A, 2010, “Balok dan Pelat Beton Bertulang”, Yogyakarta, Graha Ilmu.
b. Dipohusodo, I, 1994, “Struktur Beton Bertulang”, Jakarta, PT. Gramedia.
c. Pratikno, “Diktat Konstruksi Beton I”, Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta
d. Wahyudi, L dan Rahim, S.A, 1999, “Struktur Beton Bertulang; Standar SNI T-15-
1991-03”, Jakarta, PT. Gramedia.
e. Standar Nasional Indonesia (SNI) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), 2007, Surabaya, ITP Press.

Shanti Wahyuni Megasari, ST. M. Eng 25

Anda mungkin juga menyukai