Anda di halaman 1dari 10

ISOTERM ADSORBSI

FREUNLICH.

I. TUJUAN
Mempelajari proses Adsorbsi karbon aktif dengan larutan asam
organik.
Menentukan besarnya tetapan isoterm adsorbsi Freunlich.

II. PERINCIAN KERJA


Membuat larutan asam asetat dengan konsentrasi 0,2 M; 0,4 M; 0,6
M; 0,8 M dan 1M.
Melakukan titrasi dengan larutan NaOH
III. Alat yang DIPAKAI
- Labu takar 50 ml 5 Buah
- Erlenmeyer Asah 250 ml 5 Buah
- Erlenmeyer biasa 250 ml 7 Buah
- Corong kaca 5 Buah
- Pipet volume 10 ml+50 ml 1+1 Buah
- Pipet sukuran 10 ml 1 Buah
- Buret + Klem 1+1 Buah
- Selang dan Labu semprot 1+1 Buah
- Bola isap 1 Buah
- Kertas saring 5 Buah

IV. BAHAN yang DIGUNAKAN


- Aquades
- Asam Oksalat 1M
- NaOH 0,25 M
- Indikator PP
- Karbon aktif

V. DASAR TEORI
Adsorbsi adalah gejala mengumpulnya molekul-molekulsuatu zat (gas, cair)
pada permukaan zat lain (padatan) akibat adanya kesetimbangan gaya.
Zat yang mengadsorbsi disebut adsorben dan zat yang teradsorbsi disebut
adsorbat. Adsorben umumnya adalah padatan sedangkan adsorbatnya adalah
cairan atau gas.
Proses adsorbasi merupakan proses kesetimbangan baik adsorbsi gas maupun
cair. Contoh proses adsorbsi yang digunakan sehari-hari misalnya : Penyerapan
air oleh zat pengering, penghilangan warna dalam industri tekstil.
1. Pengeringan udara / pengambilan uap air dengan silikagel di laboratorium.
2. Penghilangan zat warna / bau.
3. Penghilangan zat warna pada pabrik gula.
Proses adsorbsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1. Konsentrasi, makin besar konsentrasi adsorbat maka jumlah yang
teradsorbsi makin banyak, begitu juga luas permukaan kontak.
Makin halus/makin besar luas permukaan kontak maka jumlah adsorbsi makin
banyak.
2. Temperatur, makin besar temperatur maka adsorbsi makin kecil karena
proses adsorbsi merupakan proses yang isotermal.
3. Sifat adsorben dan adsorbat.
Proses adsorbsi dibagi menjadi 2 bagian :
a. Proses adsorbsi Kimia, yaitu proses adsorbsi yang disertai dengan
reaksi kimia. Pada adsorbsi ini trjadi pembentukan senyawa kimia dan
umumnya terjadi pada adsorbsi yang multi lapisan.
Contoh :
CO 2 ( g )  NaOH ( p ) 
 Na2CO3  H 2O
H 2O( l )  CaCl2 ( p ) 
 Ca (OH )2  HCl

b. Proses adsorbsi Fisika, yaitu proses adsorbsi yang tidak disertai


reaksi kimia. Ikatan yang terjadi pada proses ini adalah ikatan Van der Waals
yang relatif lemah. Pada adsorbsi ini panas yang dilepaskan relatif kecil dan
umumnya terjadi pada satu lapis (monolayer)
Contoh :
Adsorbsi uap air dengan CaCl2 atau silika gel.
Adsorbsi asam asetat, asam oksalat oleh karbon aktif.
Efektifitas adsorbsi makin tinggi jika kedua zat adsorbat dan adsorben
mempunyai polarita yang sama.

Beberapa persamaan Isoterm Adsorbsi :


1. Isoterm Adsorbsi Freunlich
x
 kC1 / n (cair – padat) ………………. (1)
m
x = Jumlah zat (gr, mol) yang tradsorbsi oleh mgr adsorban.
C = Konsntrasi zat terlarut yang bebas
k dan n = Ttapan isoterm Freunlich
Persamaan ini berlaku untuk gas dan cair.
V  kP1 / n ……………… (2)
V = Jumlah gas teradsorbsi prsatuan massa adsorban pada tekanan P
k dan n = Tetapan Isotrm Freunlich
2. Isoterm Adsorbsi Langmuir
P P 1
  ……………… (3)
V Vm aVm

Vm = Volume gas yang dibutuhkan


V = Volume gas yang sebenarnya menutupi satu satuan massa adsorben pada
tekanan P.
3. Isoterm Adsorbsi BET (Brunauer, Emmett, Teller)
P 1 (C  1) P
  
V ( P0  P) Vm  C VmC P0

P0 = Tekanan uap jenuh


Vm = Kapasitas volume monolayer
C = Tetapan Isoterm Langmuir
VI. PROSEDUR PENGERJAAN
- Menyiapkan 5 buah erlenmeyer asah 50
ml.
- Menimbang sebanyak  0,5 gram
karbon aktif (sebanyak 5 kali) yang sebelumnya telah dipanaskan selama 
15 menit. Kemudian memasukkannya kedalam 5 buah erlenmeyer yang telah
disiapkan.
- Membuat larutan asam asetat dengan
konsntrasi 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M dan 1M. Kemudian memasukkannya
kedalam masing-masing erlenmeyer yang berisi karbon aktif
(memasukkannya secara bersamaan).
- Mengkocok kelima campuran tadi secara
bersamaan selama 10 menit, kemudian mendiamkannya selama 1 jam.
Mengkocok lagi selama 1 menit setiap 10 menit secara bersamaan.
- Menyaring masing-masing larutan
dengan menggunakan kertas saring kedalam erlenmeyer biasa scara
bersamaan.
- Memipet 10 ml dari setiap filtrat dari
kelima buah erlenmeyer (melakukan duplo)
- Mentitrasi filtrat dengan larutan NaOH
0,25 M dan indikator Fhenolphtalin sampai terjadi perubahan warna.
- Membuat grafik log (x/m) versus log C

VII. DATA PENGAMATAN


Volume sampel (ml) Volume NaOH (ml)
No. Massa karbon aktif Konsntrasi awal Konsentrasi
I II I II
(gram) (M) akhir (M)
1. 0,5010 0,2 10 10 7 7,1 0,17625
2. 0,5004 0,4 10 10 14,5 14,3 0,36
3. 0,5008 0,6 10 10 21,9 22 0,54875
4. 0,5011 0,8 10 10 29,8 29,5 0,74125
5. 0,5007 1,0 10 10 36,5 36,7 0,915

VIII. PERHITUNGAN
 Menentukan volume asam asetat 1M yang harus dipipet :
 Untuk membuat larutan asam asetat 0,2 M :
V1  M 1  V2  M 2

V1  1M  50ml  0,2 M
10mlM
V1   10ml
1M
 Untuk membuat larutan asam asetat 0,4 M :
V1  M 1  V2  M 2

V1  1M  50ml  0,4 M
20mlM
V1   20 ml
1M
 Untuk membuat larutan asam asetat 0,6 M :
V1  M 1  V2  M 2

V1  1M  50ml  0,6 M
30mlM
V1   30ml
1M
 Untuk membuat larutan asam asetat 0,8 M :
V1  M 1  V2  M 2

V1  1M  50ml  0,8M
40mlM
V1   40ml
1M
 Menghitung konsentrasi akhir :
 Untuk erlenmeyer 1:
V1  M 1  V2  M 2

10ml  M 1  7,05ml  0,25M


1,7625mlM
M1   0,17625M
10ml
 Untuk erlenmeyer 2:
V1  M 1  V2  M 2

10ml  M 1  14,4ml  0,25M


3,6mlM
M1   0,36 M
10ml
 Untuk erlenmeyer 3:
V1  M 1  V2  M 2

10ml  M 1  21,95ml  0,25M


5,4875mlM
M1   0,54875M
10ml
 Untuk erlenmeyer 4:
V1  M 1  V2  M 2

10ml  M 1  29,65ml  0,25M


7,4125mlM
M1   0,74125M
10ml
 Untuk erlenmeyer 5:
V1  M 1  V2  M 2

10ml  M 1  36,6ml  0,25M


9,15mlM
M1   0,915M
10ml
 Data Tabel :
Konsntrasi (M)
No. m(gr) Awal Akhir Terserap x(gr) (x/m) Log (x/m) Log C
1. 0,5010 0,2 0,17625 0,02375 0,07125 0,1422 -0,8471 -1,6243
2. 0,5004 0,4 0,36 0,04 0,12 0,2398 -0,6202 -1,3979
3. 0,5008 0,6 0,54875 0,05925 0,17775 0,3549 -0,4499 -1,2273
4. 0,5011 0,8 0,74125 0,05875 0,17625 0,3517 -0,4538 -1,2310
5. 0,5007 1,0 0,915 0,085 0,255 0,5093 -0,2930 -1,0706

 Untuk erlenmeyer 1 :
gr  M  BMCH 3COOH
 0,02375mol / liter  60 gr / mol
 1,425 gr / liter

x  gr  volume

 1,425 gr / liter  0,05liter

x  0,07125 gram

 Untuk erlenmeyer 2 :
gr  M  BMCH 3COOH
 0,04mol / liter  60 gr / mol
 2,4 gr / liter

x  gr  volume

 2,4 gr / liter  0,05liter

x  0,12 gram

 Untuk erlenmeyer 3 :
gr  M  BMCH 3COOH
 0,05925mol / liter  60 gr / mol
 3,555 gr / liter

x  gr  volume

 3,555 gr / liter  0,05liter

x  0,17775 gram

 Untuk erlenmeyer 4 :
gr  M  BMCH 3COOH
 0,05875mol / liter  60 gr / mol
 3,525 gr / liter

x  gr  volume

 3,525gr / liter  0,05liter

x  0,17625 gram

 Untuk erlenmeyer 5 :
gr  M  BMCH 3COOH
 0,085mol / liter  60 gr / mol
 5,1gr / liter

x  gr  volume
 5,1gr / liter  0,05liter

x  0,255 gram

 Menghitung nilai k :
x
 k  C1 / n
m
x 1
log  log k  log C
m n
Dari grafik diperoleh intersep = 0,81
Log k = 0,81
k = 100,81 = 6,4565

 Menghitung nilai n :
y (0,8471)  (0,2930)
Dari grafik diperoleh nilai slope = x  (1,6243)  (1,0706)  1,0007

1
Slope =
n
1
= 1,0007
n
1
n  0,9993
1,0007

IX. PEMBAHASAN HASIL PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan untuk mencari nilai tetapan isoterm adsorbsi
Freunlich yaitu nilai k dan n. Untuk mencari nilai kedua tetapan ini kita harus
menggambar grafik fungsi dari log (x/m) versus log C. Dari grafik diperoleh nilai
slope dan intersepnya sehingga nilai k dan n dapat diketahui.
Dilihat dari data percobaan terdapat sedikit kesalahan pada percobaan dengan
erlenmeyer antara nomor 4 dengan 3, kita dapat melihat bahwa konsentrasi dari
erlenmeyer 3 yang terserap lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi yang
terserap pada erlenmeyer nomor 4 yang memiliki konsentrasi awal lebih besar
dibandingkan dengan konsentrasi awal erlenmeyer 3. Padahal menurut teori
bahwa makin besar konsentrasi adsorbat maka jumlah yang teradsorbsi makin
banyak pula. Kesalahan ini mungkin diakibatkan karena kurang telitinya dalam
melakukan titrasi.

X. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini maka kami dapat menyimpulkan bahwa:
- Nilai tetapan freunlich untuk k = 6,4565
- Nilai tetapan freunlich untuk n = 0,9993

XI. DAFTAR PUSTAKA


- Tony Bird “Kimia Fisika Untuk
Universitas” P.T. Gramedia, edisi I, halaman 90 – 92.
- N. Glinka “Gneneral Chemistry” Peace
Publisher Moscow, hal. 400 – 407.
0
-0.1 -2 -1.3979 -1.2273 -1.0706
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
-0.8
y = 0.1833x - 1.0107
-0.9
R2 = 0.9922

Anda mungkin juga menyukai