LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konstruktivisme
a. Pengertian Konstruktivisme
sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak
6
7
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan
b. Tujuan Konstruktivisme
awal siswa guna menanamkan konsep yang benar, dan (3) sebagai proses
mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan mungkin salah (Karfi,
Berdasarkan uraian di atas maka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
baik dalam tujuan intruksional umum maupun tujuan intruksional khusus, diperlukan
penggunaan metode yang tepat yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dalam
menyampaikan materi pelajaran, seorang guru harus menggunakan metode yang tepat
agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk itu
seorang guru harus dapat memilih metode yang benar-benar sesuai dan mampu
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang
c. Langkah-Langkah Konstruktivisme
tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan
peserta didik dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya,
telah ditetapkan. Guru juga memberikan arahan atau solusi yang tepat dalam
dan teori belajar kognitivisme lebih memperhatikan tingkah laku belajar dalam
memproses informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari peserta didik tanpa
dipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada peserta didik. Artinya, bahwa
didik tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap di isi dengan
kesuksesan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan
dilakukan oleh guru, dengan kata lain peserta didik lebih didorong untuk
suatu cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru dalam
pencapaian tujuan yang diharapkan. Metode adalah cara yang fungsinya adalah
alat untuk mencapai tujuan, makin baik metode makin baik pula pencapaian
materi pengajaran secara baik dan optimal. Oleh karena itu seorang guru dapat
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
(Abimanyu,2008:22).
melaksanakan dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa
inquiry dan sosial. Jadi ciri model ini adalah kerja kelompok yang didasarkan
2. Aktivitas Belajar
peranan penting dalam proses belajar karena dengan aktivitas belajar akan
menghasilkan perubahan. Setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa
ada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Hal ini sesuai
dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara
belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. aktivitas dalam belajar
melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab
kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam
aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman,
keinginan untuk belajar secara mandiri. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai
siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif di dalam kegiatan belajar mengajar
mengajar yang mempunyai arti dan ruang lingkup yang lebih mendalam.
adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan komponen lainnya
dalam proses pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam
(Russeffendi, 1980:148).
mendua arti, karena itulah simbol, notasi dan semacamnya yang padat
matematika lama membingungkan, tidak jelas, keliru atau mendua arti, dalam
matematika modern hal itu diperjelas, misalnya saja, beda antara bilangan
dan lambangnya, beda antara sisi yang sama dengan sisi ekivalen, beda antara
garis dan ruas garis, beda antara bentuk geometri dengan bendanya, beda
antara notasi garis dengan notasi ruas garis, beda antara konsep dan
yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi
matematika apabila telah didasari pada apa yang telah dipelajari orang itu
gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung,
eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model
pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol,
metode Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus
terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaa, tahap tindakan, tahap observasi,
dan tahap refleksi. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Hasil penelitian
hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika yaitu dengan adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada nilai awal diperoleh nilai rata- rata kelas
yaitu 52. Setelah dilakukan tindakan siklus I terjadi peningkatan menjadi 63,2 dan
dengan tindakan siklus II terjadi peningkatan kembali menjadi 80, sedangkan pada
siklusIII terjadi peningkatan kembali menjadi 90. Perbedaan dengan penelitian yang
Konsep Cahaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir. Data instrumen tes dianalisis
menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai thitung sebesar 3,15
dan ttabel adalah 2,00. Dengan demikian, terlihat bahwa nilai thitung >ttabel,
sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Nilai posttest
kelompok eksperimen lebih besar 5,83 dibanding kelompok kontrol. Maka dapat
B. Kerangka Pikir
Teknik pengumpulan data Teknik analisis data Teori yang digunakan dalam
dalam penelitian ini, yaitu dalam penelitian ini, penelitian ini yaitu tentang
pedoman observasi, yaitu reduksi data, kontruktivisme, aktivitas
pedoman wawancara, dan penyajian data, dan belajar dan pembelajaran
pedoman dokumentasi. penyimpulan. matematika.