Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH SISTEM PENGISIAN

MATA KULIAH TEKNIK LISTRIK OTOMOTIF

Disusun Oleh :

Sulthan Zanky Naufal NIM: 1841220069


Fabiano Dwika Irfa NIM: 1841220011

1A D-IV TOE
PRODI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan Anugerah Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
PENGISIAN” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Listrik Otomotif. Isi dari makalah ini adalah
pemaparan pengetahuan tentang Sistem Pengapian. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari Dosen mata kuliah yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu untuk penyusunan makalah ini.

Malang, April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB 1 Pendahuluan ............................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah ............................................................................................................ 2

BAB 2 Teori Dasar.............................................................................................................. 3


2.1 Pengertian ...................................................................................................................... 3
2.2 Fungsi ............................................................................................................................ 3
2.3 Komponen dan Fungsi Sistem Pengisian ...................................................................... 4

BAB 3 Pembahasan............................................................................................................. 8
3.1 Skema dan Cara Kerja Sistem Pengisian ...................................................................... 8

BAB 4 Penutup.......................................................................................................11
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
4.2 Saran................................................................................................................11

Daftar Pustaka.........................................................................................................12

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kendaraan dibutuhkan sumber arus yang digunakan untuk mensuplai
sistem tambahan dan perlengkapannya kendaraan seperti dalam sistem pengapian,
system kelistrikan dan aksesoris lainnya. Alat yang digunakan sebagai sumber
arus tersebut adalah Baterai. Baterai adalah sumber tenaga yang diperlukan untuk
mengadakan pembakaran pada campuran bahan bakar, udara, penerangan atau lampu-
lampu, menghidupkan mesin, dan sistem lainnya pada motor bakar ataupun kendaraan
lainnya. Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik
pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor stater, lampu-
lampu besar,aksesoris, pendingin ruangan,wiper. Namun demikian kapasitas baterei
sangatlah terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus
menerus. Dengan demikian, baterei harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai
kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik.
Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik agar
baterei selalu terisi penuh.
Sistem pengisian (charging sistem) akan memproduksi listrik untuk mengisi kembali
baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat motor
hidup. Sebagian besar kendaraan dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan
arus bolak-balik yang lebih baik dari pada dinamo ynag menghasilkan arus searah
dalam hal tenaga listrik yang dihasilkan maupun daya tahanannya. Arus bolak-balik
yang dihasilkan alternator harus diserahkan menjadi arus searah oleh diode sebelum
dikeluarkan dan mobil yang menggunakan arus searah tersebut.
Dengan kata lain Sistem Pengisian membantu memberikan tenaga listrik kepada
komponen-komponen pemakai tenaga listrik pada waktu kendaraan bekerja dan
dengan tenaga cadangan, tenaga listrik yang dihasilkan akan mengisi baterai selalu
dalam keadaan penuh. Sistem pengisian ini terdiri atas alternator, regulator, baterai,
dan perlengkapan kabelnya.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
 Mengetahui pengertian dari Sistem Pengisian.
 Memahami fungsi dari Sistem Pengisian pada kendaraan.
 Mengetahui komponen dan fungsinya dari Sistem Pengisian.
 Memahami cara kerja dari Sistem Pengisian.

1.3 Rumusan Masalah


 Apa pengertian dari Sistem Pengisian?
 Apa fungsi dari Sistem Pengisian pada kendaraan?
 Apa saja komponen dan fungsinya dari Sistem Pengisian?
 Bagaimana cara kerja dari Sistem Pengisian?

1.4 Manfaat
Orang umum dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pengisian pada
kendaraan, apa saja komponen pada Sistem Pengisian dan bagaimana cara kerja dari
Sistem Pengisian.

1.5 Batasan Masalah


Pada makalah ini hanya akan membahas Sistem Pengisian pada kendaraan ringan.

2
BAB 2
TEORI DASAR

2.1 Pengertian
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik
yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan
sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai
pada automobile berfungsi untuk menyuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang
cukup besar pada bagian-bagian kelistrikan. Akan tetapi, kapasitas baterai tebatas dan
tidak mampu memberikan semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus oleh
mobil.
Sistem pengapian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk
memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian-bagian kelistrikan yang cukup selama
mesin bekerja. Sistem pengapian bekerja apabila mesin dalam keadaan menyala,
selama mesin menyala, sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua
komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan
ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian
baterai akan selalu penuh muatan listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil
akan dapat terpenuhi.

2.2 Fungsi
Sistem pengisian pada kendaraan secara umum berfungsi untuk mengisi kembali
muatan baterai yang telah digunakan oleh beban pemakai. Sistem pengisian bekerja
pada tiap 3 tahap :
a. Pada saat menjalankan awal mesin, baterai menyuplai seluruh beban pemakai.
b. Selama operasi puncak : Baterai membantu alternator menyuplai arus.
c. Selama operasi normal : Alternator menyuplai kebutuhan arus dan pengisian
kembali muatan baterai.

3
2.3 Komponen Sistem Pengisian

A. Alternator
Fungsi alternator adalah untuk merubah energi mekanis yang didapatkan dari motor
menjadi tenaga listrik. Energi mekanik dari motor disalurkan oleh sebuah pully yang
memutarkan rotor dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik
bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode.
Komponen utama alternator adalah rotor yang menghasilkan magnet listrik, stator
yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang menyearahkan
arus. Komponen tambahan yang lain adalah sikat-sikat yang berfungsi menyuplai arus
listrik ke rotor untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing yang
memungkinkan rotor daoar berputar dengan lembut. Sebuah kipas untuk
mendinginkan rotor,stator dan diode.

Gambar Alternator

Kontruksi bagian-bagian dari Alternator terdiri dari :


a. Pully
Pully berfungsi untuk tempat belt untuk menggerakkan rotor pada alternator.
b. Kipas
Berfungsi untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada alternator.
c. Rumah bagian depan dan belakang
Dibuat dari bahan alumunium tuang. Rumah bagian depan berfungsi sebagai
batalan depan, dudukan pemasangan alternator pada mesin dan dudukan penyetel
kekencangan sabuk penggerak. Rumah bagian belakang berfungsi sebagai tempat

4
dudukan bantalan belakang, dudukan terminal-terminal keluaran, dudukan plat-plat
diode dan dudukan rumah sikat.
d. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar didalam alternator, pada rotor terdapat
kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan.
Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, 2 slip
ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik ke kumparan
rotor.

Gambar Rotor

e. Stator
Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari 3 kumparan yang pada
salah satu ujungnya dijadikan satu.

Gambar Stator

f. Diode
Digunakan sebagai penyearah tegangan. Diode mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC sehingga aki menerima listrik yang besar. Rangkaian diode
bertanggung jawab atas konversinya tegangan AC ke tegangan DC. 6 sampai 8
diode digunakan untuk mengubah tegangan stator AC ketegangan DC. Setengah

5
dari diode tersebut digunakan dalam kutub posistif dan setengahnya lagi dalam
kutub negatif.

g. Carbon Brush
Carbon brush berhubungan dengan cincin-cincin gesek yang dipasangkan pada
rumah bagian belakang, atau menyatu dengan regulator tegangan di dalam
alternator yang dipasangkan pada plat dudukan diode.

Gambar Carbon Brush

B. Regulator
Regulator berfungsi untuk mempertahankan tegangan yang dibangkitkan oleh
alternator agar berada pada tingkat yang konstan. Sebenarnya disebabkan oleh
karakteristik generator, tegangan tidak akan konstan tetapi naik dan turun. Untuk
regulator tipe titik kontak (tirril) ada berbagai alasan mengapa tegangan naik dan
turun, tetapi penyebab utamanya adalah karakteristik hysteresis dan temperatur dan
hal ini perlu disadari sebelum melakukan penyetelan pada regulator.

Gambar Regulator

6
C. Baterai
Fungsi baterai pada sistem pengisian adalah sebagai sumber tegangan yang mesuplai
arus ke rotor coil dan menyimpan arus yang keluar (output) alternator.

Gambar Baterai

7
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Skema dan Cara Kerja Sistem Pengisian

1. Saat Kunci kontak "ON"

Dari baterai, arus mengalir melewati fuseble link dan karena kunci kontak terhubung
maka arus mengalir ke rangkaian regulator. Ada dua cabang yang dialiri arus listrik,
yakni :

 Cabang rangkaian Lampu CHG

 Cabang Rangkaian induksi Rotor

Pada cabang yang pertama, arus dari kunci kontak melalui fuse, kemudian melewati
lampu CHG dan masuk ke terminal L Regulator. Didalam regulator, arus dari terminal
L dialirkan ke kontak P0, pada posisi normal Kontak P0 terhubung dengan kontak P1
yang merupakan kontak masa. Sehingga lampu CHG hidup. Pada cabang lainnya,
arus dari kunci kontak melewati fuse kemudian masuk ke terminal IG regulator.
Didalam regulator terminal IG terhubung ke kontak PL1 Voltage regulator. Pada
posisi normal, Kontak PL1 dan PL0 terhubung, sehingga arus dari PL1 diteruskan ke
kontak PL0. Sementara kontak PL0 terhubung ke terminal F yang merupakan

8
sambungan terminal pada Rotor Altenator, yang sudah tersambung dengan masa.
Sehingga terjadi kemagnetan pada rotor altenator.

2. Saat Mesin Dihidupkan

Saat mesin dihidupkan, maka pulley altenator akan berputar sehingga rotor yang
sudah memiliki kemagnetan akan berputar didalam kumparan akibatnya timbul
pergerakan elektron pada kumparan stator. Akibatnya arus pun mengalir dari
altenator menuju output altenator. Arus yang keluar dari altenator bersifat bolak-
balik (AC) sementara kelistrikan mobil memerlukan arus searah (DC). Sehingga
sebelum disalurkan ke output altenator dihubungkan, terlebih dahulu arus di
lewatkan ke dioda bridge. Baru bisa disalurkan secara langsung ke baterai. Output
altenator ada dua, yakni pada terminal N dan terminal B. terminal N masih bersifat
AC yang digunakan untuk menonaktifkan lampu CHG, rangkaiannya dari altenator
masuk ke terminal N regulator. Didalam regulator arus dari terminal N disalurkan
ke kumparan Voltage relay, sehingga terjadilah kemagnetan yang menarik kontak
P0 ke kontak P2.

Sementara itu, kontak P2 merupakan arus positif dari altenator namun lampu CHG
akan tetap menyala karena memperleh masa dari kumparan voltage regulator.
Sementara itu, pengaturan tegangan output altenator akan dilakukan oleh voltage
regulator yang dimulai ketika kontak P0 terhubung dengan kontak P2. Kontak P0
yang terhubung dengan rangkaian lampu CHG juga terhubung dengan kumparan
pada voltage regulator, sehingga saat kontak P0 terhubung dengan kontak P2
otomatis arus yang mengalir ke kumparan voltage regulator akan semakin besar.
Dalam pengaturannya, regulator tidak mengatur arus output altenator melainkan
arus input rotor coil. Dengan kata lain, besar kecil arus rotor akan mempengaruhi
kemagnetan rotor yang berimbas pada kekuatan aliran atau tegangan output
altenator.

1. Saat kecepatan idle

Pada kecepatan idle atau stationer, output yang dihasilkan altenator itu relatif kecil
yakni antara 10 sampai 12 volt. Sehingga kemagnetan pada voltage regulator
cenderung kecil. Hal ini menyebabkan kontak PL0 tetap terhubung dengan kontak
PL1, sehingga arus input ke rotor bisa maksimal hingga 12 volt.

9
2. Saat kecepatan sedang

Ketika RPM mesin bertambah, putaran altenator juga bertambah sehingga arus
output semakin besar. Hal ini menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator
juga semakin besar sehingga kontak PL0 tertarik kearah bawah yang membuat
terputusnya hubungan kontak PL1 dan PL0. Hal itu menyebabkan arus dari
terminal IG tersalur ke sebuah resistor sebelum dihubungkan ke rotor coil
altenator, sehingga arus yang masuk ke rotor tidak sampai 12 volt yakni sekitar 8 -
10 volt. Hal itu menyebabkan arus output altenator bisa lebih kecil meski RPM
rotor lebih cepat.

3. Saat RPM mesin tinggi

Ketika RPM mesin tinggi, secara otomatis arus yang keluar dari altenatyor juga
semakin besar. Hal itu menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator semakin
besar sehingga kontak PL0 bjsa tertarik sepenuhnya hingga menyentuh kontak
PL2. Sementara itu kontak PL2 terhubung dengan massa. Sehingga arus dari
terminal IG langsung di hubungkan ke masa. Hal itu akan menyebabkan drop
voltage pada rangkaian Rotor, karena arus listrik akan selalu mengalir ke masa.
Memang arus rotor masih ada namun tegangannya drop karena arus tersebut sudah
digiring ke massa, akubatnya arus output altenator bisa lebih kecil maksimal 14
volt meski mesin berada pada top speed. Hal itu berjalan secara berkelanjutan
selama mesin hidup, sehingga kontak PL0 akan selalu bergerak menjauhi dan
mendekati kontak PL2 sesuai dengan kondisi RPM mesin.

10
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pengisian pada kendaraan.


 Mengetahui apa fungsi dari Sistem Pengisian pada kendaraan.
 Mengetahui komponen-komponen dan fungsinya dari Sistem Pengisian.
 Mengetahui bagaimana cara kerja dari Sistem Pengisian pada kendaraan.

4.2 Saran
Sistem pengisian sangat perlu pada kendaraan di zaman sekarang, pada makalah ini
sudah membahas tentang apa saja yang dimaksud dengan Sistem Pengisian pada
kendaraan. Para pembaca diharap setelah membaca makalah ini dapat memahami apa
itu yang dimaksud dengan Sistem Pengisian pada kendaraan.

11
DAFTAR PUSTAKA

 https://dokumen.tips/documents/makalah-sistem-pengisian.html
 https://www.autoexpose.org/2018/02/sistem-pengisian-mobil.html

12

Anda mungkin juga menyukai