TUJUAN PRATIKUM
1. Untuk mengetahui dan memahami teknik sterilisasi dengan menggunakan
autoklaf.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan media yang tepat.
3. Untuk mengetahui dan memahami teknik pemindahan mikroba secara
aseptis.
4. Untuk mengetahui dan memahami teknik isolasi dan penanaman mikroba.
B. Teknik Sterilisasi
1. Dasar Teori
1.1 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau
memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah
benda atau lingkungan. Peranan sterilisasi pada pembuatan makanan
yaitu berfungsi untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
mikroorganisme dan memperpanjang waktu simpan (Purnawijayanti,
2001). Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan
bahan pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di
dalamnya. Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya
dapat mencemari produk pangan dan membuat makanan lebih cepat
basi. Mikroorganisme pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, khamir
(yeast) dan kapang (jamur) (Hiasinta, 2001).
Menurut Machmud (2008) terdapat tiga macam sterilisasi, yaitu
fisik, kimia, dan mekanik.
1) Sterilisasi Secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan &
pemijaran.
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L dan
lain-lain.
Sterilisasi panas kering : sterilisasi dengan oven umumnya pada
suhu 160-1700C selama 1-2 jam. Sterilisasi panas kering cocok
untuk sterilisasi serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, alat
yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan
lain-lain.
Sterilisasi uap panas: konsep ini mirip dengan mengukus.
Sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan
dengan menggunakan autoklaf. Pada sterilisasi ini umumnya
dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 15 menit dengan suhu
1210C.
2) Sterilisasi Kimia
Sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan
menguap seperti halnya alkohol. Proses sterilisasi antiseptik kimia
ini biasanya dilakukan dengan cara langsung memberikan pada alat
atau media yang akan disterilisasi. Pemilihan antiseptik terutama
tergantung pada kebutuhan dari tujuan tertentu serta efek yang
dikehendaki.
3) Sterilisasi Mekanik (Filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan serum, enzim,
toksin kuman, ekstrak sel dan lain-lain. (Fauzi, 2013)
1.2 Autoclave
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan
tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan
pada autoclave tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,
melainkan meningkatkan suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi inilah
yang akan membunuh microorganisme.
Autoclave ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel
resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Perhitungan waktu sterilisasi autoclave
dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang
disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam
autoclave akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu
pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu.
Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan
tekanan dari uap air. Biasanya untuk mensterilkan media menggunakan
temperatur 121ºC dengan tekanan 2 bar selama 15 menit. Alasan
mengapa digunakan temperatur 121ºC karena pada saat itu
menunjukkan tekanan 2 bar yang akan membantu membunuh
mikroorganisme dalam suatu benda.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air yang ada di dalam
autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan
mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam
autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan
temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber
panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga tercapai
tekanan normal. (Anggari, Catur Putri, 2008)
2. Alat dan Bahan
Autoklaf
3. Cara Kerja
Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoklaf.
4. Hasil Pengamatan
5. Daftar Pustaka
http://eprints.undip.ac.id/58579/6/Bab_II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/58687/5/BAB_II.pdf
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-
722-drafseminar.pdf
3. Cara Kerja
Timbang media NA (Oxoid) dan NB (Oxoid) sesuai prosedur di
kemasan. (Catatan : Buatlah 50 ml media NA untuk setiap kelompok
kecil praktikum dan 50 ml media NB untuk satu golongan praktikum).
Penimbangan media dilakukan secara teliti, kemudian serbuk media
dimasukkan secara hati-hati ke dalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk
Panaskan dengan hati-hati menggunakan penangas/elemen pemanas
sampai media tercampur homogen (ditunjukkan dengan warna yang
kuning jernih). Perhatian :pada saat pemanasan jangan sampai terbentuk
buih berlebihan sampai meluap!)
Sebelum diautoklaf, tuangkan media NA dengan volume tertentu
menggunakan pipet volume : 5 ml ke dalam tabung reaksi untuk NA
miring, 10 ml ke dalam tabung reaksi untuk NA tegak, dan sisanya
diamkan dalam erlemeyer yang nantinya akan digunakan untuk NA
dalam cawan petri. Tutup tabung reaksi dan erlemeyer dengan penutup
tabung atau kapas.
Sebelum diautoklaf,tuangkan NB ke dalam tabung reaksi. Tutup
tabung reaksi penutup tabung atau kapas
Sterilkan seluruh media dalam tabung reaksi tersebut dengan
menggunakan autoklaf selama 15 menit, tekanan 1 atm suhu 1210C.
Setelah diautoklaf : media NA 10 ml dalam tabung reaksi diletakkan
tegak pada rak tabung dan biarkan memadat, media NA 5 ml
inkubasikan miring dan biarkan memadat. Media sisa NA tuangkan
dalam cawan petri secara aspetis dan biarkan memadat.
Media NB dibiarkan mendingin. Seluruh media akan digunakan pada
praktikum selanjutnya.
4. Hasil Pengamatan
5. Daftar Pustaka
https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/PanduMikroBio.pdf
http://eprints.ums.ac.id/38854/2/BAB%20I.pdf
Modul Mikrobiologi IIKMP Bali
Pegang jarum ose pada tangan kanan dan bakar di atas nyala lampu bunsen
hingga kawat memijar. Perhatian : pemanasan jarum ose dilakukan dari
pangkal ke ujung sampai memijar, sebelum digunakan kawat didinginkan
beberapa saat kira kira sekitar 30 detik!
Pegang ose menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, gunakan jari kelingking
untuk membuka tutup tabung reaksi (tutup tabung reaksi tetap dipegang
seperti posisi semula).
Bakar mulut tabung reaksi, masukkan jarum ose dan ambil 1 ose biakan
bakteri.
Bakar kembali mulut tabung reaksi dan tutup tabung reaksi kembali.
Ambillah tabung reaksi yang akan diinokulasi dengan tangan kiri,
dengan cara yang sama buka tutup tabung reaksi, dan bakar mulut tabung
reaksi
Bakar mulut tabung reaksi dan tutup tabung reaksi kembali, kemudian
bakar ose.
Beri label : tanggal percobaan, nama bakteri, teknik pemindahan dan nama
kelompok.
4. Hasil Pengamatan
5. Daftar Pustaka
Modul Mikrobiologi IIKMP Bali
ii. Goresan T
Teknik ini biasanya bertujuan untuk meremajakan koloni sekaligus
untuk mendapatkan koloni tungal. Teknik ini dilakukan dengan
membagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker,
inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag. Panaskan jarum ose dan
tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2.
Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna. Lakukan
hal yang sama pada daerah 3. . Gambar skematis teknik T dapat
dilihat pada gambar 4 sebagai berikut :
Gambar 4. Goresan T
4. Hasil Pengamatan
5. Daftar Pustaka
https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/PanduMikroBio.pdf
Modul Mikrobiologi IIKMP Bali
F. Tabel Hasil Pengamatan
Lembar pengamatan pembuatan media dan teknik aseptis
Media PENGAMATAN KETERANGAN
Sebelum Inokulasi Setealah
inokulasi
NA tegak
NA miring
NA cawan
petri
NB
Streak plate
(kuadran)
Pour Plate