Anda di halaman 1dari 13

Usai Cabuli Anak Tiri, Pria Riau Kabur Sambil

Sandera Bayi
Oleh M Syukur pada 25 Jul 2017, 14:01 WIB

Liputan6.com, Pekanbaru - Tahu dilaporkan sang istri karena mencabuli anak tirinya,
TL kabur sambil menyandera anak perempuannya yang masih berumur 6 bulan.
Beberapa hari dalam pelarian, suami dari IK itu akhirnya ditangkap petugas dari Polres
Kampar.

"Saat ini tersangka sudah di Mapolres untuk pengusutan lebih lanjut," kata Kabid
Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo, Senin petang, 24 Juli 2017.

Guntur menerangkan, pencabulan itu diketahui IK ketika melihat anaknya EL (13)


pulang ke rumah. Kepada sang ibu, korban menyebut telah dicabuli oleh bapak tirinya
tersebut.

"Kepada saksi, korban juga mengaku telah dicabuli oleh 10 kali," kata mantan Kapolres
Pelalawan ini.
Tak lama setelah pengakuan mengejutkan ini, suami IK pulang ke rumah. Ia langsung
diberondong pertanyaan oleh sang istri perihal pengakuan anaknya. Karena didesak,
pria itu mengakui perbuatannya tetapi ia mengancam akan membunuh istri dan anak
tirinya jika pencabulan itu dilaporkan ke polisi.
BACA JUGA

 Jadi Tersangka Pencabulan, Nenek 61 Tahun Siap Nikahi Bocah SD


 Diduga Cabuli Anak Polisi, Pembina Pramuka di Sumut Ditangkap

 Misteri Bayangan Hitam di Rumah Pengasingan Bung Karno

"Katanya mau memotong kaki dan tangan korban jika kejadian ini dilaporkan ke polisi,"
ucap Guntur.

Ketakutan, istri TL lalu membawa pergi putrinya dari rumah dan menemui keluarga
supaya kasus ini dilaporkan ke Polres Kampar. Mendapat laporan, petugas langsung
menyelidiki dan menetapkan pelaku sebagai tersangka untuk selanjutnya ditangkap.

Tahu dirinya dilaporkan, pria Riau itu langsung kabur dari rumah dengan membawa
anak perempuannya yang masih berusia 6 bulan sebagai sandera. Dia pun lari ke arah
Kecamatan Tapung menaiki kendaraan roda empat.

"Pelaku juga melarikan anak paling kecil dari istrinya yang masih berumur 6 bulan,"
ucap Guntur.

Jejak pelaku akhirnya terlacak setelah warga setempat melihatnya berada di salah satu
pasar kecamatan tersebut. Petugas langsung menyisir lokasi dan pelaku akhirnya
ditangkap serta dibawa ke Mapolres Kampar untuk diproses.

Atas perbuatannya, ayah tiri cabul itu dijerat Pasal 81 jo 82 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 285 KUHP.
Miris, Ibu Belia 15 Tahun Ini Harus Urus Anak dan 2
Adiknya
Oleh Karmin Winarta pada 25 Jul 2017, 13:50 WIB

Liputan6.com, Jakarta Demi memperbaiki nasib hidup, banyak warga Indonesia


memilih menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Salah satunya adalah Ibunya
Ari. Perempuan ini terpaksa meninggalkan Ari dan menitipkan pada kakaknya Siti yang
telah menikah. Padahal usianya baru 15 tahun. Mereka tinggal di Desa Nyur Lembang
Daye Lombok Barat

Cita- cita untuk memperbaiki nasib tak kunjung menjadi kenyataan, justru di
kampung anak-anaknya hidup serba kekurangan. Karena itu Rumah Yatim NTB
berkunjung dan memberikan santunan sembako kepada mereka.
BACA JUGA

 5 Meme Nostalgia yang Bikin Kangen Era 90-an


 Penampakan Emoji Senyum Tertua di Dunia, Usianya 3.700 Tahun

 Personel Band Repvblik Ramai-Ramai Botakin Rambut, Ada Apa?


Mereka adalah Siti, perempuan yang menikah di usia sangat belia, 15 tahun. Suaminya,
seorang pemuda yang bekerja serabutan. Pernikahan mereka di karuniai 1 orang anak.
Namun entah karena kurang gizi atau sebab lain, berat badan bayi kecil itu jauh dari
normal.

Di usianya yang 6 bulan dia hanya memiliki berat badan 3 kg. Di tengah kesulitannya
membesarkan buah hatinya Siti pun harus terbebani dengan mengurus kedua adiknya
yang masih di bawah umur yakni Ari (8) dan adik perempuannya yang masih 6 tahun.

Mereka hidup di rumah yang kurang layak, bukan karena kecilnya rumah yang dimiliki
dan segala bentuk aktifitas hanya disatu ruangan tapi rumah ini pun berdekatan dengan
kandang sapi yang setiap harinya mengeluarkan bau yang tidak sedap sedangkan
penghuninya adalah anak-anak di bawah umur yang perlu dijaga kesehatannya.

Untuk makan sehari-hari jika tak ada bantuan dari para tetangga, 3 bersaudara ini
terpaksa harus mencari dedaunan di kebun orang untuk dijadikan bahan masakan, agar
mereka tidak kelaparan maka tak heran bayi Siti pun mengalami gizi buruk.

Kondisi-kondisi memprihatinkan tersebut menggerakan Rumah Yatim NTB yang diwakili


Salma Hasanah, Ibu Asrama untuk mengajak mereka tinggal di asrama, dan ajakan
tersebut sontak membuat kakak beradik senang, tapi hal itu tak begitu mudah karena
mereka di bawah umur dan tentu harus mendapatkan persetujuan dari ibu atau walinya
di NTB selain Siti dan suaminya.

“Mereka sangat bahagia, dan mudah-mudahan Allah melancarkan semuanya sehingga


kami bisa membantu dan menyelamatkan mereka.” Papar Salma

Penulis:

Sinta Guslia
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Cikarang
Oleh INDOSIAR pada 25 Jul 2017, 12:20 WIB

Patroli Indosiar, Cikarang - Pembunuh kekasih warga negara Jepang di rumah kontrakan
korban, berhasil diringkus aparat Satreskrim Polres Kabupaten Bekasi. Pelaku mengaku
melakukan hal tersebut lantaran sakit hati
Seperti ditayangkan Patroli Siang Indosiar, Selasa (25/7/2017), pelaku bernama Darwin
Purba ditembak saat ditangkap polisi Polres Bekasi pada Senin, 24 Juli 2017 siang. Pria
yang bekerja sebagai petugas keamanan perumahan tersebut mengaku membunuh Cindy
alias Siti Qona’ah karena emosi dan sakit hati.
BACA JUGA

 Puluhan Pengendara Motor Terobos JLNT Casablanca Kena Razia


 Keluarga Ahli IT Hermansyah Penasaran Pisau yang Digunakan Pelaku

 Cek Kepadatan Lalu Lintas Jakarta Selasa Pagi Ini

Menurut pelaku, Cindy menghina dirinya saat diminta mengeluarkan kartu akses
perumahan korban yang hendak melintasi gerbang komplek, justru melontarkan cercaan.
Tersangka kemudian mendatangi rumah korban yang disewa oleh kekasihnya yang
berwarganegara Jepang tersebut di perumahan Meadow Green, Cikarang Selatan.
Di lokasi kejadian keduanya terlibat cekcok, pelaku yang emosi memukuli sekaligus
membekap wajah korban hingga meregang nyawa. Setelah mengetahui korban tidak
bernyawa, pelaku kabur sambil membawa mobil dan telepon genggam korban. Polisi yang
menerima laporan tidak menemukan jejak persetubuhan meski korban ditemukan tanpa
busana.
Cindy ditemukan tewas terbunuh dalam rumah kontrakannya dengan kondisi tanpa busana
pada Jumat, 21 Juli 2017. Pada sejumlah tubuh wanita yang bekerja di tempat hiburan
malam tersebut dipenuhi luka lebam dan mulut mengeluarkan darah.
Bisikan Gaib Tuntun Temuan Tengkorak
Perempuan di Gunung Ciremai
Oleh Panji Prayitno pada 25 Jul 2017, 10:32 WIB

Liputan6.com, Cirebon - Warga Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten


Majalengka, Jawa Barat, menemukan sebuah tengkorak diduga berjenis kelamin
perempuan di kawasan Gunung Ciremai jalur Apuy pada Minggu, 23 Juli 2017.

Toto Suarto, salah seorang warga mengatakan, saat ditemukan, tengkorak perempuan
itu tinggal tulang belulang dan hanya menyisakan sedikit daging. Mayat tersebut diduga
sudah lebih dari setahun meninggal dunia.

Dari pengamatan Toto, mayat tersebut diduga seorang pendaki yang kesasar. Saat
ditemukan, tengkorak tersebut berada jauh dari jalur pendakian Apuy Majalengka.

"Pas di bawah Kawah Bulung di tengah-tengah Ciremai sejajar dengan jatuhnya


pesawat di jalur Majalengka, beberapa tahun lalu. Kami belum berani mengevakuasi,
khawatir ada yang salah dan tidak sesuai prosedur, tapi sudah kami laporkan ke TNGC
dan polisi," ujar dia, Senin, 24 Juli 2017.
Toto mengaku, awal mula temuan mayat tersebut dari bisikan gaib yang diduga berasal
dari salah seorang penjaga Gunung Ciremai. Bisikan tersebut selain disampaikan
kepada Toto, juga kepada anak-anaknya.
BACA JUGA

 Tengkorak Manusia Bercincin Emas di Hutan Angker


 Misteri Menara Tengkorak Manusia Aztec di Meksiko

 Misteri Bayangan Hitam di Rumah Pengasingan Bung Karno

Sosok pemberi bisikan gaib tersebut diyakini bernama Prabu Sangkanwisesa. Bisikan
tersebut berisi petunjuk ada tiga mayat yang meminta agar meninggalnya
disempurnakan.

Toto kemudian memutuskan berangkat mengikuti petunjuk Mbah Prabu Sangkanwisesa


itu pada 23 Juli 2017. Saat ditemukan, posisi tengkorak seperti telentang dengan
bagian kepala di atas, tangan di bawah dan kaki tertutup oleh sampah pohon dan
lumpur.

"Tulang belulang sudah ada yang terpisah. Kebetulan kita coba ambil pakai alat
sederhana. Kulit dan rambut masih tertutup jaket. Badan masih ada dagingnya tapi
sedikit. Dua mayat lagi belum ketemu karena hujan lebat," ujar dia.

Setelah penemuan tengkorak pertama, kondisi cuaca di lokasi kejadian mendadak


hujan lebat. Dia bersama 17 orang yang lain memutuskan untuk menghentikan
sementara proses pencarian dan melaporkan hasil temuan tersebut kepada polisi
maupun pihak Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus mengatakan, ciri-ciri tengkorak yang
diduga sudah lama berada di Gunung Ciremai tersebut adalah di bagian badan korban
terdapat baju kaos biru polet hitam dan berlapis jaket warna hitam polet merah.

Di bagian bawah rok menyerupai selimut warna biru, dan di samping mayat tersebut
ada tas warna hitam bercorak pink. Dari hasil penelusuran sementara, tidak ditemukan
identitas korban.
"Sementara korban diduga adalah berjenis kelamin perempuan karena ada rok," ujar
dia.

Tengkorak tersebut hingga saat ini masih di kawasan Gunung Ciremai di ketinggian
2500 mdpl. Dia mengaku, saat ini posisi tengkorak masih berada di TKP. Warga
maupun polisi sudah berkoordinasi dengan pihak TNI maupun Taman Nasional Gunung
Ciremai (TNGC) untuk dievakuasi.

Koordinasi tersebut diprediksi tim akan mengalami kesulitan dalam mengevakuasi


korban lantaran medan yang berbahaya, hutan lebat, dan terdapat banyak jurang terjal.

"Kami juga sudah koordinasi dengan kepala UPTD Puskesmas Argapura agar pihak
dokter puskesmas ikut serta dalam team di TKP tersebut,"
kata dia.

Salah seorang pengelola TNGC Agus Yudhantara mengakui adanya laporan terkait
temuan mayat yang sudah menjadi tengkorak. Pihaknya langsung memberangkatkan
tim untuk mengecek kebenarannya.

"Masih kami kroscek dulu mas dan kami menunggu kabar dari tim karena lokasinya
jauh," kata Agus.
Meningkatnya Jumlah Perokok Anak Jadi Catatan
HAN 2017
Oleh Ika DefiantiYusron Fahmi pada 25 Jul 2017, 05:17 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Puncak perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2017 yang
berlangsung 23 Juli lalu di Pekanbaru, menyisakan pekerjaan rumah bagi sejumlah
pihak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut perokok pemula (anak-anak) di Asia


Tenggara, termasuk Indonesia jumlahnya terus meningkat. Itu disebabkan oleh harga
rokok yang masih terlalu murah.
BACA JUGA

 2 Cara Pemerintah Atasi Masalah Stunting


 Kata Polri soal Negara Rugi Ratusan Triliun Kasus Beras PT IBU

 Pihak BPJS Angkat Bicara Usai Temuan Kartu KIS yang Dibuang ke Sungai

Oleh sebab itu, WHO menyarankan ada pengendalian penggunaan tembakau dengan
meningkatkan pajak tembakau.
WHO dalam situs resminya www.searo.who.int menyebutkan, rokok sudah membunuh
7 juta orang tiap tahunnya di dunia. Khusus di Asia Tenggara, disebutnya mencapai 1,3
juta orang per tahun.

Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh mengatakan,
laporan terbaru mengenai epidemi tembakau global, sebanyak 63 persen populasi
dunia sudah berada di bawah payung hukum satu ukuran pengendalian tembakau
komprehensif yang dimandatkan oleh Framework Convention on Tobacco Control
(FCTC).

Dia lantas mencontohkan Nepal yang pada 2015 sudah memperkenalkan peringatan
kesehatan grafis terbesar di dunia soal peringatan tembakau. Pada 2016, India
meluncurkan program penghentian tembakau secara nasional serta meningkatkan
peringatan kesehatan grafis.

WHO yakin, kebijakan menekan iklan tembakau ditambah dengan meningkatkan pajak
produk tembakau bisa menekan jumlah pengguna.

Meski, peningkatan pajak tembakau akan berdampak pada naiknya harga rokok.
Periklanan, promosi dan sponsor tembakau juga menjadi faktor pendorong jumlah
pengguna.

’’Semua bentuk iklan langsung dan tidak langsung harus diakhiri. Tidak perlu lagi
pemasaran karena menimbulkan kecanduan penyakit dan kematian di Wilayah Asia
Tenggara," tegas Poonam.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yambise


menyatakan, ada lima perhatian utama yang dilakukan pihaknya saat ini. Salah satunya
adalah meningkatnya jumlah perokok anak.

Dia beralasan rokok menjadi awal mula anak dapat melakukan tindak kekerasan.

"Karena saat kita melakukan kunjungan ke Lapas, awalnya mereka itu merokok, terus
mencoba minuman keras, pakai narkoba hingga pornografi, dan akhirnya melakukan
kekerasan jadi pelaku," ucap Yohana di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta Pusat,
Senin 18 Juli 2017.
Yohana Yambise mengatakan, rokok dapat merugikan tumbuh kembang anak. Karena
itu, masalah rokok, termasuk rencana kenaikan harganya menjadi Rp 50 ribu per
bungkus perlu dipikirkan bersama.

Menurut Yohana, penjualan rokok perlu dibatasi. Sebab selama ini anak-anak mudah
mendapatkan rokok, terutama di warung-warung.

"Bila perlu penjualan rokok di warung perlu dibatasi supaya anak-anak sulit membeli,"
ucap Yohana.

Tidak hanya membatasi penjualan, Yohana juga mengusulkan untuk mengontrol dan
memperketat penjualan rokok untuk memudahkan memantau peredarannya.

"Penjualan rokok seharusnya di supermarket, sehingga pembeli menjadi terbatas," ujar


Yohana.

Anda mungkin juga menyukai